Semua Bab Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna: Bab 141 - Bab 150

330 Bab

Rencana Minaki memamerkan hubungan kami

Setelah menenangkan Minaki dari perdebatannya dengan Harumi, aku segera menuju Yokoha Club untuk memenuhi kewajibanku disana. Hingga lewat tengah malam, musik yang kuputar dari hasil kerja sama dengan Rinto kemarin menghasilkan kepuasan yang luar biasa di wajah pengunjung. Beberapa perempuan muda mengajakku foto bersama hingga ada yang nekat mencium pipiku. Aku tertawa geli dikelilingi perempuan-perempuan cantik. Beruntung Harumi tidak datang karena tugas kuliah yang menumpuk. Dari kejauhan aku melihat Matsushima sedang sendirian di kursi baru, lalu aku mendatanginya. "Bir Jay?" "Air mineral saja." "Wow... Apa kamu menuju miskin Jay?" Aku meliriknya tajam. "Manajer melarangku minum alkohol. Atau aku akan mendapat cacian jika melanggarnya." Matsushima terkekeh. "Shima, aku ingin bercerita." "Apa? Katakan." Malam itu aku menjelaskan segalanya, tentang Harumi dan Minaki yang ternyata bermusuhan. Bukannya memberi solusi, Matsushima malah meledekku. "Jika aku jadi kamu Jay, a
Baca selengkapnya

Kejutan ulang tahun yang terlupakan

"Apa baunya harum Jay?" Aku tengah membantu Minaki membuat kue di dapur apartemen selepas menyantap sarapan setengah siang yang ia belikan. "Ya, harum sekali. Kamu mau membuat kue apa?" Tanyaku sambil memecah telur lalu memisahkan antara kuning dan putihnya. Lucu sekali, biasanya aku akan memegang piringan hitam yang ada di DJ player. Tapi kini aku malah memegang telur dan alat pengocok telur. Sejujurnya ini hal baru yang cukup membuat tawaku tidak berhenti sejak tadi. "Kamu kenapa Jay?" Akhirnya aku tertawa lepas sambil memegangi perut. Sedang Minaki menatapku dengan raut bingung. "Aku khawatir kamu kerasukan Jay." "Maaf maaf. Aku merasa lucu." "Apakah aku lupa belum memberi sesaji di dalam apartemen ini? Sepertinya belum. Ah... Aku akan menelfon paman dulu." Aku malah tertawa makin keras ketika Minaki mengangkat ponselnya. Karena kelucuan yang kualami murni karena merasa lucu dengan diriku sendiri. Bukan karena hal gaib yang Minaki pikirkan. "Paman akan datang membaw
Baca selengkapnya

Kejutan yang membebaniku

Lambaian tangan Harumi menyadarkanku dari lamunan. Lalu beberapa pasang mata disebelahnya ikut menatapku dengan tatapan tak terduga. Dengan langkah berat aku menghampirinya dengan perasaan penuh tanya. 'Siapa mereka?' Batinku. Setahuku Harumi tidak mengatakan apa-apa ketika mengabariku untuk datang makan malam merayakan ulang tahunku. Tapi mengapa harus ada dua orang paruh baya dan lelaki lebih muda dari Harumi duduk di meja bundar itu? Mungkin tidak sabar dengan langkahku yang lamban, Harumi menghampiriku dengan senyum cantiknya. Bagaimanapun penampilannya malam ini luar biasa memukau. Sangat pantas dibandingkan denganku. Tapi kecantikannya tidak membuat kerisauanku memudar. "Duduk lah Jay." Harumi menempatkanku di sebelah pria paruh baya yang aku belum tahu siapa namanya. Sebagai tanda hormat aku sedikit membungkuk dengan senyum kaku. Ini diluar prediksi dan sangat mengejutkan. Well! Aku sungguh amat sangat tidak menyangka! Harumi memilih duduk di sampingku. Untung saja, an
Baca selengkapnya

Harta atau Jayka?

Tidak ada bir atau minuman beralkohol di dalam kulkas apartemen. Ragaku yang semula sangat lelah kini berubah terjaga karena aku tidak menemukan selir simpanan kaya rayaku, Minaki. Apartemen mewah ini begitu nyaman namun nyatanya tetap saja sunyi jika hanya dihuni seorang diri. Padahal seharusnya ini akan menjadi malam pertama aku dan Minaki menginap di apartemen ini. Bukannya hidup bersama, Minaki malah tidak tidur disini, membiarkanku berkawan dengan kesunyian dan kesepian yang mencekam. Sungguh, aku lebih menyukai Minaki ada disini menemaniku dari pada seperti ini. Aku beralih mengambil segelas kopi hitam buatan pabrikan Indonesia yang diekspor ke Jepang. Sengaja tidak banyak gula demi menjaga bentuk badanku. Cukup pahit tapi tidak sepahit malam ini. Potongan kue ulang tahunku masih ada dan disimpan baik oleh Minaki. Aku mengambil seiris namun tidak habis. "Nggak enak makan sendirian. Dimana kamu Minaki?" Gumamku sambil menumpukan tangan di pagar balkon. Bukannya pusing mem
Baca selengkapnya

Keberanian Minaki dibalik kemenangan Yamada

Aku menatap Minaki tidak percaya jika ia mengetahui pertemuanku dengan Harumi. Lebih tepatnya saat makan malam tadi bersama kedua orang tuanya. "K...kamu? Tahu?" Minaki mengusap air matanya kasar seraya mengangguk. Itu artinya sekelebat kursi roda yang menghilang di balik tembok tadi adalah benar-benar Minaki. Pantas saja firasatku tidak baik-baik saja setelahnya karena dugaanku tidak meleset. Kini, apa yang bisa kulakukan setelah Minaki melihat apa yang terjadi? "Kamu bersama kekasihmu, makan malam bersama. Membahas apa Jayka?" Tanya Yamada dengan senyum kemenangannya. Aku menatapnya sinis penuh amarah ingin sekali menenggelamkannya ke dalam neraka paling bawah. "Diam kamu Yamada!!" "Untuk apa aku diam? Untuk menyembunyikan jati dirimu? Berapa banyak kebohongan yang kamu rangkai untuk menjebak adikku heh?! Dengan ketampananmu? Kegagahanmu? Pesonamu? Oh ayolah Jayka, jangan membodohi gadis lemah seperti adikku dengan penampilanmu itu." Aku bergegas menghampiri Yamada yang terl
Baca selengkapnya

Mengapa hatiku sakit mendengarnya?

"Pergi dari sini bajingan!" Wow! Untuk pertama kalinya aku melihat kilat amarah di mata Minaki begitu jelas. Nafasnya yang sarat akan emosi bergerak naik turun seakan ingin memasukkanku ke dalam galian kubur. "Jangan dekati aku brengsek! Pergi!" Bentaknya sekali lagi sambil menunjuk pintu kamar. Aku menggeleng tanda tidak mau pergi. "Apa lagi yang mau kamu katakan? Semua sudah kamu jawab! Intinya sama, kamu dan Yamada sama! Sama-sama bajingan! Kalian menghisap ketulusanku demi kepentingan kalian sendiri! Kamu tahu Jay, itu teramat menyakitkan." Aku menatapnya lekat. Jelas sekali bulir air matanya berderai karena emosi dan kesedihan yang dialami terlalu dalam untuk perempuan selemah Minaki. Dia berharta namun limpahan kekayaan itu malah membuatnya terluka karena dikelilingi lelaki haus harta seperti kakaknya sendiri dan ...... aku. "Kakakku, Yamada, dia mengincar hartaku dengan alibi aku tidak bisa mengolah asetku sendiri. Tidak tahukah dia jika aku sedang berjuang berdiri di ka
Baca selengkapnya

Terasa nyaman tapi kesepian

"Apa aku masih ada jadwal lain?" Manajerku menggeleng sambil mengecek ponselnya. "Besok kamu diundang perform di club Kamikazhi pukul 9 malam. Kamu mau diantar sopir atau aku kembali menjemputmu?" Hari ini ketika aku mengisi acara undangan, aku meminta bantuan manajer untuk menjemputku sekalian. Alasannya, aku tidak sampai hati menggunakan sopir atau mobil Minaki untuk mobilitasku. Juga, Yosuke begitu mudah untuk diperdaya oleh para tuannya. Aku menyadari, dia hanya seorang sopir dan sudah seharusnya menurut dan patuh pada majikan. Sedang aku, masih memiliki malu untuk tidak memakai fasilitas milik Minaki setelah perdebatan kami beberapa hari yang lalu. Yeah, aku meninggalkannya di rumah orang tuanya seperti yang ia minta. Lalu aku tidur di apartemen sendirian. Andai Rinto mau, aku akan mengajaknya tidur disini bersamaku. Harumi? Entahlah aku tidak memiliki keinginan untuk membawanya tidur di apartemen yang seyogyanya ditiduri olehku dan Minaki. Ah sudahlah, lebih baik Harumi t
Baca selengkapnya

Minaki mengucap cinta padaku

Aku menyambar hoodie hitam yang tergantung di balik pintu kamar apartemen. Memakainya tergesa-gesa lalu keluar apartemen. Memasukkan kuncinya ke dalam saku celana sambil berlarian menuju lift. Memakai masker dengan segera lalu menutupkan topi hoodie untuk mengaburkan wajah. Alasannya simple, aku tidak mau dikenali orang-orang saat melakukan tindakan bodoh ini karena namaku tengah naik daun sebagai seorang DJ. Menerobos derasnya hujan di malam hari demi menyelamatkan perempuan 'gila' yang tengah berhujan-hujan di pinggiran jalanan utama kota Miyazaki. Aku heran, apa yang dipikirkan perempuan itu hingga tidak takut dengan petir yang menggelegar. Tanpa mau repot memesan taksi, aku memilih berlari secepat mungkin ke titik dimana perempuan itu berada. Sekitar 15 menit akhirnya aku sampai dengan nafas terengah-engah. "Awas saja kamu!" Geramku lalu berjalan ke arahnya yang kini dikerumuni empat orang. Dia seperti anjing kecil yang baru saja terlepas dari ikatan sang majikan. Konyol se
Baca selengkapnya

Aku benci ungkapan cinta darinya

Ucapan Minaki yang menyebut jika ia mencintaiku seperti gelegar petir yang baru saja menyambar. Aku tidak menyangka jika kedekatan kami yang selama ini hanya sebatas terapis dan klien bisa menumbuhkan benih-benih cinta di hatinya. "Cinta itu tidak statis Jay. Cinta itu seperti tepung. Jika dipadukan dengan mentega, telur, dan bahan lainnya sesuai resep lalu dibuat oleh ahlinya, ia akan menjadi kue paling lezat dan disukai banyak orang." "Awalnya, aku pikir bersamamu seperti memiliki sahabat. Tapi seiring dengan perhatian dan sentuhan yang kerap kita lakukan, bohong jika aku tidak memiliki getaran apapun." Minaki menatapku dengan sorot sendu. Seperti tengah membawa banyak beban dalam hidupnya. Termasuk pengalaman asmaranya yang tidak pernah beruntung. "Bersamamu, aku merasa hidup, dicintai, dan dibahagiakan. Aku merasa memiliki arti ketika menjalani hidup yang entah sampai usia berapa aku mampu menjalaninya dalam ketebatasan ini. Meski aku tahu uang-uang yang kuberikan kerap kamu
Baca selengkapnya

Sepinya tanpa Minaki

Yamada menyugar rambutnya. "Biarkan aku menjemput Minaki. Paham?" "Minaki menghubungimu untuk menjemputnya?" Tanyaku tidak yakin. "Lalu? Apa kamu pikir aku sudi datang kemari tanpa pesan darinya? Terlalu sayang jika waktu yang kumiliki habis untuk melihat drama receh kalian berdua." Aku menggeser tubuh lalu mempersilahkan Yamada memasuki apartemen kami. Dia mengangguk puas melihat isi apartemen. "Apa kamu sudah puas mengatakan segalanya pada Minaki? Tentang Harumi? Dan jangan sok tidak tahu apa-apa Yamada. Karena aku tahu niat busukmu itu." Yamada terkekeh lalu menatapku tegas. "Tentu saja aku puas. Lagi pula kehadiranmu dalan kehidupan keluargaku hanya membuat Minaki tidak bisa kuatur." "Mata duitan!" "Terserah. Itu adalah harta keluargaku dan aku tidak akan membiarkan kamu makin banyak mengambilnya dari Minaki. Jadi kupikir dengan mengatakan segalanya pada Minaki tentang hubunganmu dengan Harumi adalah hal yang tepat." Tawa bahagianya menguar dengan sangat sialan. Dia menggu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
33
DMCA.com Protection Status