Ucapan Minaki yang menyebut jika ia mencintaiku seperti gelegar petir yang baru saja menyambar. Aku tidak menyangka jika kedekatan kami yang selama ini hanya sebatas terapis dan klien bisa menumbuhkan benih-benih cinta di hatinya. "Cinta itu tidak statis Jay. Cinta itu seperti tepung. Jika dipadukan dengan mentega, telur, dan bahan lainnya sesuai resep lalu dibuat oleh ahlinya, ia akan menjadi kue paling lezat dan disukai banyak orang." "Awalnya, aku pikir bersamamu seperti memiliki sahabat. Tapi seiring dengan perhatian dan sentuhan yang kerap kita lakukan, bohong jika aku tidak memiliki getaran apapun." Minaki menatapku dengan sorot sendu. Seperti tengah membawa banyak beban dalam hidupnya. Termasuk pengalaman asmaranya yang tidak pernah beruntung. "Bersamamu, aku merasa hidup, dicintai, dan dibahagiakan. Aku merasa memiliki arti ketika menjalani hidup yang entah sampai usia berapa aku mampu menjalaninya dalam ketebatasan ini. Meski aku tahu uang-uang yang kuberikan kerap kamu
Baca selengkapnya