"Jay, kita baru saja melakukannya. Apa kamu tidak lelah?""Iya, tapi aku mau lagi. Belum tuntas." Ucapku sambil terus menggendong Minaki menuju kamar kami. Rasanya, pelepasan tadi belum cukup untukku. Buktinya, kini aku berhasrat lagi dan sudah terasa menggeliat tegang. Entah karena aku kecanduan dengan tubuh perawan Minaki yang telah sah menjadi istriku, atau aku yang sudah lama tidak bercinta. Ah, bukan! Aku masih ingat di hari terakhir bertemu Harumi seminggu yang lalu, aku bercinta hingga puas bersamanya. "Jay, apa semakin sering berhubungan semakin cepat untukku segera hamil?"Pertanyaan yang Minaki lontarkan berbarengan dengan aku yang baru saja membuka pintu kamar. Setelah memasukkan diri, aku mendorong pintu dengan satu kaki hingga tertutup. Langkahku kembali bersemangat menuju ranjang kami yang masih penuh dengan hiasan bunga mawar merah dengan sprei putih bersih. Dengan hati-hati kurebahkan tubuh istriku lalu dengan sekali tekan, lampu kamar berubah remang-remang."Jay,
Baca selengkapnya