124PoV PrisaAku turun dari tempat tidur sangat hati-hati. Takut membangunkan Darren. Gedoran di pintu belum berhenti. Sudah bisa ditebak siapa pelakunya. Kukuak pintu sedikit, lalu keluar diantara celah yang sedikit itu. Sengaja tidak kubuka lebar agar Darren tidak terganggu. Buru-buru kututup lagi lalu menghadap si penggedor yang sedang bertolak pinggang. Aku melipat tangan di dada. Kita lihat, apa maunya. "Mana anakku?" tanyanya masih bertolak pinggang. Matanya melotot. Di ruang tamu, terdengar Nino masih berdebat dengan kakaknya."Anakmu? Maksudnya Darren?" tanyaku santai. "Iyalah, siapa lagi?" Dia sewot. "Ada tuh, lagi tidur. Dia manis banget, cuma aku peluk aja langsung tidur.""Bangunkan dia, aku mau bawa pulang!" perintahnya tak tahu diri. "Bawa pulang? Enak banget ya, setelah diberikan begitu saja, sekarang mau diambil lagi? Oh, betapa tidak tahu dirinya anda," ucapku masih dengan santai tetapi sukses membuatnya meradang. "Jangan banyak omong ya, cepat bangunkan anakk
Baca selengkapnya