Beranda / Romansa / Ditikam CInta 2 / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Ditikam CInta 2: Bab 21 - Bab 30

98 Bab

Perayaan

Sementara itu Aarav sedang bersama dengan Bora, dimana Mereka meluangkan waktu bersama sama dan menikmati hari hari mereka. Aarav memasakan Bora hidangan yang mewah bahkan Mereka berdua selalu bersama seharian sambil menikmati Indahnya pemandangan di Kota bandung. Bora duduk di depan Aarav sementara Aarav duduk dibelakang Bora sambil memeluknya dari belakang. “Apa kau senang hari ini bisa bersenang senang denganku.” Ujar Aarav“Tentu saja aku sangat senang, beberapa hari ini kau dan aku menikmati moment indah bersama sama. Terima kasih karena kau sudah meluangkan waktumu untukku.” Ujar Bora sambil mengelus tangan Aarav“Aku akan melakukan segala cara untukmu. Sejujurnya aku ingin selalu bersamamu setiap detik, menit dan selamanya.” Ujar AaravBora terdiam saat Aarav mengatakan hal tersebut. “Ohh ya, sebentar lagi kita akan merayakan hari jadi kita yang 1 tahun. Kau bisa menyempatkan diri untuk bersamaku saat hari perayaa
Baca selengkapnya

Dia Bukan Barang

Glesa mendatangi Galery tempat Bora bekerja, saat itu Salah Satu Staf mendatangi Glesa. “Selamat Pagi, ada yang bisa saya bantu.” Ujar Wika, lalu Glesa melepaskan kaca mata dan memandangi Wika. Wika menyadari bahwa wanita yang berada dihadapannya adalah Pelukis Glesa. “Nona Glesa.” Ujar Wika “Ternyata masih ada yang menandai saya.” Ujar Glesa “Mengapa anda disini?” Tanya Wika “Memang tidak boleh saya mampir ke Galery ternama di Jakarta ini.” Ujar Glesa “Aku dengar dia mempekerjakan pelukis ternama disini.” Ujar Glesa yang memandangi Lukisan Karya Aarav yang terpajak di hadapannya “Apa anda ingin bertemu dengan Pelukis Aarav?” Tanya Wika “Namun sangat disayangkan dia tidak berada disini.” Ujar Wika “Saya ingin bertemu dengan Bora, bukankah dia creator disini.” Ujar Glesa “Bu Bora sudah lama Mengundurkan diri dan saya mengantikan posisinya.” Ujar Wika Glesa terdiam saat mendengar bahwa Bora tidak bekerja s
Baca selengkapnya

Putus

Bora melangkah kearah Aarav dan Glesa. Aarav memandangi Bora yang melangkah kearah mereka.“Bora.” Ujar Aarav, Bora berhenti di tengah tengah mereka, “Apa aku menganggu kalian.” Ujar Bora sambil memandangi Aarav kemudian ia langsung memandangi Glesa.“Kau baru saja datang, aku menunggumu dari tadi.” Ujar Aarav sambil memegang tangan Bora“Aku tidak tahu kau disini kak Glesa, apa perkataanku belum cukup kemarin.” Ujar BoraGlesa terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut, “Aku tidak tahu mengapa kau terobsesi dengan Aarav, namun yang harus kau sadar bahwa Saat ini Aarav sedang menata hidupnya kembali setelah apa yang sudah ia lewati selama ini.” Ujar Bora“Aku harap kau mengerti dan memahaminya.” Ujar Bora sambil memandangi Glesa. Bora memandangi Aarav“Sayang bagaimana kalau kita ubah tempat saja.” Ujar Bora“Baiklah, ayo kita pergi.” Ujar A
Baca selengkapnya

Menegaskan

Bora masih duduk di Halte dan beberapa menit kemudian, Sebuah Mobil BMW berhenti dihadapan Bora. Bora langsung memandangi Elard yang keluar dari mobil tersebut. Dimana Elard langsung melangkah kearah Bora dengan melepaskan Jas yang ia kenakan. Elard langsung memasangkan Jasnya ke badan Bora. “Terima kasih karena kau sudah membantu.” Ujar Bora Elard terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut. Flashback dimulai dimana Saat dimana Bora melihat Aarav berciuman dengan Glesa, lalu Bora langsung mundur dan pergi. Saat itu Bora langsung menghubungi Elard yang saat itu sedang dirumah. Elard langsung terdiam saat Bora menghubunginya. Elard langsung mengangkat panggilan telepon dari Bora. “Ya Bora.” Ujar Elard “Bisa aku minta bantuanmu.” Ujar Bora Elard terdiam saat Bora ingin meminta bantuannya. Lalu Elard langsung menghubungi Manager Restoran yang merupakan kenalannya untuk menyiapkan makan malam semewah mungkin. Saat itu Para Pelayan menata Meja dan mendekor tempat te
Baca selengkapnya

Kecewa

“Sepertinya aku harus meminta bantuanmu lagi.” Ujar Bora, Elard terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut kepadanya.“Meminta tolong apa?” Tanya Elard, lalu Bora pindah duduk lebih dekat dengan Elard. Elard pun terdiam saat Bora duduk sangat dekat dengannya“Aku yakin kau pasti akan terkejut dengan apa yang aku lakukan, aku minta maaf.” Ujar Bora, lalu Bora mencium Bibir Elard dan saat Bora melakukan hal tersebut, Elard benar benar terkejut saat Bora menciumnya secara tiba tiba.Elard langsung membalas ciuman tersebut dan sambil memegang Wajah Bora. Mereka berciuman dengan penuh gairah yang panas dan saat yang bersamaan Aarav langsung membuka pintu dan masuk kedalam. Saat ia sudah didalam Aarav terdiam saat melihat Bora sedang Berciuman dengan Elard.  Elard memandangi Aarav yang sudah berdiri didepannya. Elard menyudahi Ciuman panasnya dengan Bora. Bora terdiam saat Elard berhenti menciumnya, “Kenapa kau melakukan i
Baca selengkapnya

Pertengkaran Kakak Dan Adik

Bora terdiam sejenak dan ia memandangi Tira dan juga Clea “Elard.” Ujar Bora. Tira dan Clea langsung terkejut saat Bora mengatakan menyukai Elard “Aku ingin melanjutkan perjodohan dengan Elard. Jadi ayah bisakah kau membuat janji temu dengan keluarga mereka.” Ujar Bora, Tira langsung berdiri sambil memandangi Bora yang berada di hadapannya. Wina memandangi Tira yang begitu kaget saat mendengar keputusan Bora. “Itu yang kau inginkan Nak.” Ujar Josep “Benar, itu yang aku inginkan.” ujar Bora “Tunggu sebentar, tunggu sebentar. Bora apa yang barusan kau katakan itu.” ujar Tira, Bora langsung melirik kearah Tira dengan tatapan tajam “Kau tidak dengar apa yang aku katakan barusan, Aku akan meneruskan pernikahan dengan Elard.” ujar Bora dengan penuh percaya diri “Bora kenapa kau memutuskan hal ini secara mendadak, kau tidak mendiskusikan hal ini.” ujar Clea “Baiklah, ayah akan meminta keluarga Elard untuk mempersiapkannya.” uj
Baca selengkapnya

Mabuk

Pagi harinya, Aarav sudah berada di tempat tidur, disana Ia masih tertidur sangat pulas sampai Bela tidak tega untuk membangunkannya. Saat ini Bela sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Aarav. Tak lama Hito menghubungi Bela untuk mengecek keadaan Aarav “Apa dia sudah bangun?” tanya Hito“Dia belum bangun dari tadi.” ujar Bela“Nampaknya dia benar benar terguncang dengan apa yang terjadi pada hidupnya.” ujar Hito“Ya aku tidak bisa menyalahkan Bora untuk masalah ini. Aku yakin pasti dia punya alasan tersendiri.” Ujar Bela“Oh ya Hari ini bukankah kau akan pergi ke luar kota?” Tanya Bela“hmmm rencananya nanti jam 10 pesawatku akan berangkat dan ini aku sedang dalam perjalanan.” ujar Hito“Aku tidak bisa mengantarmu kebandara, maafkan aku.” ujar Bela“Tidak masalah, kau jaga saja Aarav sepertinya dia yang lebih membutuhkan teman untuk sharing
Baca selengkapnya

Kencan Pertama

“Aarav adalah tipe yang suka menyalahkan dirinya jika ada seorang yang berkorban demi dirinya.” ujar Bela“Maka dari itu, aku tidak mau sampai dia tahu. Jadi aku mohon kepadamu untuk tetap merahasiakannya ya kak.”Ujar Bora sambil memandangi Bela yang berada dihadapannya. Setelah Bela bertemu dengan Bora, Bela masih terduduk di tempatnya, saat itu Bela mengenggam tangannya seakan dia masih gemetar saat Bora mengatakan hal tersebut. Flashback dimulaai dimana Sebelum Bora pergi, Bora memandangi Bela “Aku akan berbuat apa saja untuk melindungi Aarav, meski mati untuk menebus semua yang hilang dari Aarav aku rela.” ujar Bora“Jadi aku mohon kepadamu untuk jangan memberitahunya.” ujar Bora, lalu Bela hanya terdiam dan seketika Tangannya langsung gemetar saat mendengar apa yang Bora ucapkan. Flashback berakhir dimana Bela masih terdiam dan ia benar benar menyadari bahwa cinta yang ia berikan kepada Aarav tidak ada apa apanya ket
Baca selengkapnya

Makan Malam

“Wahhh kebetulan sekali kau disini.” ujar Chika, lalu Elard membalikan badan, kemudian ia memandang Chika, Bela dan Aarav yang berada di sana“Kalian berada disini?” Tanya Elard“Ahhh aku ingin mengajak Tuan Aarav dan Bela untuk Dinner bersama, ya hitung hitung sebagai kebersamaan karena Aarav sedang melakukan projek untuk perusahaanku. Apa tidak masalah jika aku mengajak Pelukis ternamamu?” Tanya Chika“Hmmm tidak masalah, sama sekali tidak masalah.” ujar Elard, lalu Elard hanya memandang Aarav yang hanya bersikap biasa biasa saja“Lalu kau sendiri mengapa disini? Dan ditambah pakaianmu sangat formal sekali.” ujar Chika, Bela hanya memandang Elard dan Aarav yang sedikit canggung. Dan tak lama kemudian Bora melangkah menuju restoran tersebut, langkahnya berhenti saat melihat Aarav berada disana.Elard memandangi Bora yang sudah tiba disana, “Kau sudah disini.” ujar Elard, Panda
Baca selengkapnya

Perhatian

Dalam perjalanan Aarav terus memandangi Jalanan dan sesekali ia memejamkan matanya dan merasakan hembusan angin malam yang menyejukan, namun saat itu hatinya tidak enak dan terus kepikiran dengan Bora. Saat itu Aarav langsung melihat kearah Ponselnya yang sudah menunjukan pukul 9 malam. “Bela.” ujar Aarav“Ada apa.” ujar Bela“Mohon maaf, bisa kau hentikan mobilnya?” tanya Aarav,“Apa!” Seru Bela, lalu Mobil tersebut menepi dan Aarav langsung keluar dari mobil dan sebelum pergi ia memandangi Bela“Ada hal yang harus aku urus, kau pulang saja duluan aku bisa naik taksi.” ujar Aarav, lalu Aarav keluar dari mobil dan menyetopkan Taksi yang melintas di hadapannya.“Kau mau kemana, Aarav.” ujar Bela yang terus memanggil Aarav namun Aarav tidak merespon, malah dia masuk kedalam taksi dan pergi dari sana. Selama perjalanan Aarav terus melihat ponselnya untuk melihat jam. Setibanya ia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status