“Sepertinya aku harus meminta bantuanmu lagi.” Ujar Bora, Elard terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut kepadanya.
“Meminta tolong apa?” Tanya Elard, lalu Bora pindah duduk lebih dekat dengan Elard. Elard pun terdiam saat Bora duduk sangat dekat dengannya
“Aku yakin kau pasti akan terkejut dengan apa yang aku lakukan, aku minta maaf.” Ujar Bora, lalu Bora mencium Bibir Elard dan saat Bora melakukan hal tersebut, Elard benar benar terkejut saat Bora menciumnya secara tiba tiba.
Elard langsung membalas ciuman tersebut dan sambil memegang Wajah Bora. Mereka berciuman dengan penuh gairah yang panas dan saat yang bersamaan Aarav langsung membuka pintu dan masuk kedalam. Saat ia sudah didalam Aarav terdiam saat melihat Bora sedang Berciuman dengan Elard. Elard memandangi Aarav yang sudah berdiri didepannya. Elard menyudahi Ciuman panasnya dengan Bora. Bora terdiam saat Elard berhenti menciumnya, “Kenapa kau melakukan i
Bora terdiam sejenak dan ia memandangi Tira dan juga Clea “Elard.” Ujar Bora. Tira dan Clea langsung terkejut saat Bora mengatakan menyukai Elard “Aku ingin melanjutkan perjodohan dengan Elard. Jadi ayah bisakah kau membuat janji temu dengan keluarga mereka.” Ujar Bora, Tira langsung berdiri sambil memandangi Bora yang berada di hadapannya. Wina memandangi Tira yang begitu kaget saat mendengar keputusan Bora. “Itu yang kau inginkan Nak.” Ujar Josep “Benar, itu yang aku inginkan.” ujar Bora “Tunggu sebentar, tunggu sebentar. Bora apa yang barusan kau katakan itu.” ujar Tira, Bora langsung melirik kearah Tira dengan tatapan tajam “Kau tidak dengar apa yang aku katakan barusan, Aku akan meneruskan pernikahan dengan Elard.” ujar Bora dengan penuh percaya diri “Bora kenapa kau memutuskan hal ini secara mendadak, kau tidak mendiskusikan hal ini.” ujar Clea “Baiklah, ayah akan meminta keluarga Elard untuk mempersiapkannya.” uj
Pagi harinya, Aarav sudah berada di tempat tidur, disana Ia masih tertidur sangat pulas sampai Bela tidak tega untuk membangunkannya. Saat ini Bela sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Aarav. Tak lama Hito menghubungi Bela untuk mengecek keadaan Aarav “Apa dia sudah bangun?” tanya Hito“Dia belum bangun dari tadi.” ujar Bela“Nampaknya dia benar benar terguncang dengan apa yang terjadi pada hidupnya.” ujar Hito“Ya aku tidak bisa menyalahkan Bora untuk masalah ini. Aku yakin pasti dia punya alasan tersendiri.” Ujar Bela“Oh ya Hari ini bukankah kau akan pergi ke luar kota?” Tanya Bela“hmmm rencananya nanti jam 10 pesawatku akan berangkat dan ini aku sedang dalam perjalanan.” ujar Hito“Aku tidak bisa mengantarmu kebandara, maafkan aku.” ujar Bela“Tidak masalah, kau jaga saja Aarav sepertinya dia yang lebih membutuhkan teman untuk sharing
“Aarav adalah tipe yang suka menyalahkan dirinya jika ada seorang yang berkorban demi dirinya.” ujar Bela“Maka dari itu, aku tidak mau sampai dia tahu. Jadi aku mohon kepadamu untuk tetap merahasiakannya ya kak.”Ujar Bora sambil memandangi Bela yang berada dihadapannya. Setelah Bela bertemu dengan Bora, Bela masih terduduk di tempatnya, saat itu Bela mengenggam tangannya seakan dia masih gemetar saat Bora mengatakan hal tersebut. Flashback dimulaai dimana Sebelum Bora pergi, Bora memandangi Bela “Aku akan berbuat apa saja untuk melindungi Aarav, meski mati untuk menebus semua yang hilang dari Aarav aku rela.” ujar Bora“Jadi aku mohon kepadamu untuk jangan memberitahunya.” ujar Bora, lalu Bela hanya terdiam dan seketika Tangannya langsung gemetar saat mendengar apa yang Bora ucapkan. Flashback berakhir dimana Bela masih terdiam dan ia benar benar menyadari bahwa cinta yang ia berikan kepada Aarav tidak ada apa apanya ket
“Wahhh kebetulan sekali kau disini.” ujar Chika, lalu Elard membalikan badan, kemudian ia memandang Chika, Bela dan Aarav yang berada di sana“Kalian berada disini?” Tanya Elard“Ahhh aku ingin mengajak Tuan Aarav dan Bela untuk Dinner bersama, ya hitung hitung sebagai kebersamaan karena Aarav sedang melakukan projek untuk perusahaanku. Apa tidak masalah jika aku mengajak Pelukis ternamamu?” Tanya Chika“Hmmm tidak masalah, sama sekali tidak masalah.” ujar Elard, lalu Elard hanya memandang Aarav yang hanya bersikap biasa biasa saja“Lalu kau sendiri mengapa disini? Dan ditambah pakaianmu sangat formal sekali.” ujar Chika, Bela hanya memandang Elard dan Aarav yang sedikit canggung. Dan tak lama kemudian Bora melangkah menuju restoran tersebut, langkahnya berhenti saat melihat Aarav berada disana.Elard memandangi Bora yang sudah tiba disana, “Kau sudah disini.” ujar Elard, Panda
Dalam perjalanan Aarav terus memandangi Jalanan dan sesekali ia memejamkan matanya dan merasakan hembusan angin malam yang menyejukan, namun saat itu hatinya tidak enak dan terus kepikiran dengan Bora. Saat itu Aarav langsung melihat kearah Ponselnya yang sudah menunjukan pukul 9 malam. “Bela.” ujar Aarav“Ada apa.” ujar Bela“Mohon maaf, bisa kau hentikan mobilnya?” tanya Aarav,“Apa!” Seru Bela, lalu Mobil tersebut menepi dan Aarav langsung keluar dari mobil dan sebelum pergi ia memandangi Bela“Ada hal yang harus aku urus, kau pulang saja duluan aku bisa naik taksi.” ujar Aarav, lalu Aarav keluar dari mobil dan menyetopkan Taksi yang melintas di hadapannya.“Kau mau kemana, Aarav.” ujar Bela yang terus memanggil Aarav namun Aarav tidak merespon, malah dia masuk kedalam taksi dan pergi dari sana. Selama perjalanan Aarav terus melihat ponselnya untuk melihat jam. Setibanya ia
Pagi Harinya, Aarav baru saja tiba di Galery dimana ia hendak menuju ke Studionya untuk melanjutkan Projek Lukisannya. Namun saat itu Ia melihat Murni dan Wika sedang mengobrol diujung sana. ”Aku tidak menyangka bahwa tuan Elard akan Bertunangan dengan Bu Bora.” ujar Murni“Aku sudah menduga bahwa mereka akan berakhir seperti ini.” ujar Wika, mendengar hal tersebut Aarav hanya terdiam dan ia melanjutkan langkahnya. Sesampainya di Studio, hampir 30 Menit ia termenung sambil memandangi Canvas yang masih kosong di hadapannya. Ia tidak bisa berkonsentrasi dan terus memikirkan mengenai Pertunangan Elard dan Bora yang akan di gelar lusa. Disisi lain Elard, Bora dan Josep sedang berada di sebuah Butik, disana Bora sedang memilih Gaun yang cocok untuknya. Bora keluar bersama Staf Butik, dimana Elard sangat terkesima melihat Kecantikan Bora yang begitu mengagumkan. “Wahhhh Sayang, kau sangat cantik sekali. Ayah benar benar pangling.” ujar Jose
Beberapa Hari Pertunangan Bora dan Elard, dimana Josep benar benar merancang pertunangan putri Kesayangannya dengan sangat megah dan mewah. Dimana undangan serta dekorasi dihiasai dengan cristal dan bunga bunga yang cantik. “Letakan disana, jangan sampai bunga tersebut layu.” ujar Josep, Clea Datang bersama dengan Wina.“Ayah, kau sudah berjam jam disini,bahkan selama berhari hari ayah tidak pernah mengurusi kantor.” ujar Wina“Bagaimana mengurusi kantor, ayah benar benar semangat untuk menghadirkan Pertunangan termewah dan termegah dalam tahun ini. Kau tahu ayah sangat mendambakan putri ayah menikah dengan orang yang tepat.” ujar JosepClea hanya terdiam dengan ucapan yang Josep katakan. Lalu Clea teringat dengan perkataan Tira yang saat itu baru saja pulang. Beberapa Hari yang lalu dimana Tira pulang larut malam, saat itu Clea memergokinya saat hendak menuju ke lantai atas. “Kenapa kau baru pulang sekarang?” Tany
Semua mata tertuju kearah Video yang sedang berjalan di monitor tersebut, melihat hal itu Elard sedikit ketakutan dan ia langsung memandangi Bora “Video Apa itu, Mengapa Video seperti itu.” ujar Bora, lalu Bora melihat Sosok pria dan wanita tersebut sangat Familiar dengan dirinya. Bora langsung memandangi Elard yang sedari tadi memandangi dirinya Josep langsung menyuruh Teknisi untuk mengakhiri Video tersebut. Tekinisi tersebut langsung menstop video tersebut. “Ahhh sepertinya ada kesalahan disini, Mohon maaf atas ketidak nyamanan anda.” ujar MC Tira langsung berdiri dan memandangi Elard, “Video itu merupakan Video Dari pria yang ada didepan sana.” ujar Tira sambil menunjuk kearah Elard. Bora dan Elard langsung memandangi Tira Josep yang mendengar hal itu langsung memandangI Tira, “Seperti yang kalian tahu, Video Tersebut adalah Video asli dari pria yang hari ini akan bertunangan dengan Adikku tercinta.” ujar Tira, lalu Tira hendak melangkah namun Clea memega