Dalam perjalanan Aarav terus memandangi Jalanan dan sesekali ia memejamkan matanya dan merasakan hembusan angin malam yang menyejukan, namun saat itu hatinya tidak enak dan terus kepikiran dengan Bora. Saat itu Aarav langsung melihat kearah Ponselnya yang sudah menunjukan pukul 9 malam. “Bela.” ujar Aarav
“Ada apa.” ujar Bela
“Mohon maaf, bisa kau hentikan mobilnya?” tanya Aarav,
“Apa!” Seru Bela, lalu Mobil tersebut menepi dan Aarav langsung keluar dari mobil dan sebelum pergi ia memandangi Bela
“Ada hal yang harus aku urus, kau pulang saja duluan aku bisa naik taksi.” ujar Aarav, lalu Aarav keluar dari mobil dan menyetopkan Taksi yang melintas di hadapannya.
“Kau mau kemana, Aarav.” ujar Bela yang terus memanggil Aarav namun Aarav tidak merespon, malah dia masuk kedalam taksi dan pergi dari sana. Selama perjalanan Aarav terus melihat ponselnya untuk melihat jam. Setibanya ia
Pagi Harinya, Aarav baru saja tiba di Galery dimana ia hendak menuju ke Studionya untuk melanjutkan Projek Lukisannya. Namun saat itu Ia melihat Murni dan Wika sedang mengobrol diujung sana. ”Aku tidak menyangka bahwa tuan Elard akan Bertunangan dengan Bu Bora.” ujar Murni“Aku sudah menduga bahwa mereka akan berakhir seperti ini.” ujar Wika, mendengar hal tersebut Aarav hanya terdiam dan ia melanjutkan langkahnya. Sesampainya di Studio, hampir 30 Menit ia termenung sambil memandangi Canvas yang masih kosong di hadapannya. Ia tidak bisa berkonsentrasi dan terus memikirkan mengenai Pertunangan Elard dan Bora yang akan di gelar lusa. Disisi lain Elard, Bora dan Josep sedang berada di sebuah Butik, disana Bora sedang memilih Gaun yang cocok untuknya. Bora keluar bersama Staf Butik, dimana Elard sangat terkesima melihat Kecantikan Bora yang begitu mengagumkan. “Wahhhh Sayang, kau sangat cantik sekali. Ayah benar benar pangling.” ujar Jose
Beberapa Hari Pertunangan Bora dan Elard, dimana Josep benar benar merancang pertunangan putri Kesayangannya dengan sangat megah dan mewah. Dimana undangan serta dekorasi dihiasai dengan cristal dan bunga bunga yang cantik. “Letakan disana, jangan sampai bunga tersebut layu.” ujar Josep, Clea Datang bersama dengan Wina.“Ayah, kau sudah berjam jam disini,bahkan selama berhari hari ayah tidak pernah mengurusi kantor.” ujar Wina“Bagaimana mengurusi kantor, ayah benar benar semangat untuk menghadirkan Pertunangan termewah dan termegah dalam tahun ini. Kau tahu ayah sangat mendambakan putri ayah menikah dengan orang yang tepat.” ujar JosepClea hanya terdiam dengan ucapan yang Josep katakan. Lalu Clea teringat dengan perkataan Tira yang saat itu baru saja pulang. Beberapa Hari yang lalu dimana Tira pulang larut malam, saat itu Clea memergokinya saat hendak menuju ke lantai atas. “Kenapa kau baru pulang sekarang?” Tany
Semua mata tertuju kearah Video yang sedang berjalan di monitor tersebut, melihat hal itu Elard sedikit ketakutan dan ia langsung memandangi Bora “Video Apa itu, Mengapa Video seperti itu.” ujar Bora, lalu Bora melihat Sosok pria dan wanita tersebut sangat Familiar dengan dirinya. Bora langsung memandangi Elard yang sedari tadi memandangi dirinya Josep langsung menyuruh Teknisi untuk mengakhiri Video tersebut. Tekinisi tersebut langsung menstop video tersebut. “Ahhh sepertinya ada kesalahan disini, Mohon maaf atas ketidak nyamanan anda.” ujar MC Tira langsung berdiri dan memandangi Elard, “Video itu merupakan Video Dari pria yang ada didepan sana.” ujar Tira sambil menunjuk kearah Elard. Bora dan Elard langsung memandangi Tira Josep yang mendengar hal itu langsung memandangI Tira, “Seperti yang kalian tahu, Video Tersebut adalah Video asli dari pria yang hari ini akan bertunangan dengan Adikku tercinta.” ujar Tira, lalu Tira hendak melangkah namun Clea memega
Setelah Acara Pertunangan Elard dan Bora di Gelar, Pitra dan Bela memilih untuk makan bersama di Salah satu Cafe tak jauh dari lokasi Pertunangan elard dan Bora. Pitra memesan Burger dan juga Kentang goreng sebagai makanan mereka. “Terima Kasih.” Ujar Pitra, Bela yang melihat Pitra memesan makanan sangat banyak hanya terdiam, “Kau tidak kenyang, barusan kau makan loh di acara pertunangan Bora dan Elard.” ujar Bela “Aku tidak nafsu makan, kau tahu jataah makan laki laki dan perempuan itu berbeda tahu.” Ujar Pitra “Astaga Kau Ini ya.” Ujar Bela, lalu Pitra mengingat apa yang terjadi disaat pertunangan Elard dan Bora digelar, dimana Sebuah Video Vulgar Elard dan Tira di putar ditengah tengah acara, “Aku tidak menyangka bagaimana bisa Elard bercinta dengan Kakaknya Bora, disaat dia tahu bahwa Bora adalah calon istrinya.” Ujar Pitra “Dia memang mata keranjang, dia sama seperti kakaknya yang tak tahu diri.” ujar Pitra “Saat aku melihat Wajah Owen ya
Glesa memasuki Galery, dimana ia melihat semua Lukisan yang terpajang di setiap dinding Galery. Saat itu Salah Satu Staf menghampiri Glesa. “Ini adalah Karya Pelukis Utama kami, dimana Karya ini adalah bentuk rasa cinta dimana pria tersebut tidak mau meninggalkan wanita itu.” Ujar Staf 1, Glesa terkesan dengan penjelasan Dari Staf tersebut“Indah sekali, kira kira berapa aku harus mendapatkan Lukisan ini. Sejujurnya lukisan ini memiliki makna yang begitu dalam dan aku ingin memilikinya.” ujar Glesa“Untuk lukisan ini kami harus meminta persetujuan Pelukisnya terlebih dahulu. Kira kira beberapa menit lagi dia akan tiba kesini.” Ujar Staf 1, Glesa langsung menoleh kearah Staf“Dia akan datang?” Tanya Glesa. Langkah Kaki Aarav sudah hampir menuju ke Studio pribadinya dan saat ia masuk kedalam, ia melihat Glesa yang sudah berada didalam studionya. Aarav terdiam dan ia memandangi Glesa dengan tatapan datar. Glesa langsu
Josep dan Elard sedang menyambut Para Tamu yang hadir dalam Acara Pernikahan Elard dan Bora. “Ahhh Tuan Josep, sekali lagi selamat atas pernikahan Putrimu.” Ujar Kolega 1,“senang pak Broto bisa hadir di acara ini, Semoga anda menikmati acara ini.” ujar Josep, Elard hanya tersenyum saat menyambut para tamu. Disisi lain Clea tidak bersemangat untuk mendampingi Josep yang sedang menyambut Para Tamu yang hadir dalam acara tersebut. Clea benar benar khawatir dengan Tira yang tak kunjung kembali. Elard masih bersama dengan Josep, dan saat mereka sedang menyambut para tamu Vian menghampiri Josep. “Tuan Josep.” ujar Vian“Astaga, kenapa kau masih memanggilku dengan sebutan itu. Saat ini kau sudah menjadi Menantuku, masih juga kau memanggilku dengan sebutan itu.” ujar Josep“Benar, kau sudah menjadi Suami dari Wina, sebaiknya kau membiasakan diri memanggil Paman Josep dengan sebutan Ayah.” ujar Elard&ld
Elard masih memandangi Aarav yang masih bersalaman dengan Bora, “aku pikir kau tidak akan datang ke pernikahan kami.” Ujar Elard. Lalu Aarav melepaskan tangannya, kemudian ia memandangi Elard “Aku pasti akan datang, karena kalian mengundangku.”Ujar Aarav, lalu Saat mengatakan hal tersebut Bora langsung memandangi Elard. Dari kejauhan Chika hanya memandang Momenmt saat Aarav bertemu dengan Elard dan Bora di atas pelaminan. ‘Sepertinya ada hal yang aneh, namun apa.’ Ujar Chika dalam hati. Bela, Putra dan Hito hanya terdiam saat melihat hal tersebut, “Aku tidak percaya kalau dia benar benar hadir dalam acara ini?” Tanya Pitra“Dia harus terbiasa, dia harus menerima semua ini.” ujar Hito“Meski tidak mudah, namun dia harus bisa melalui ini.” Ujar Hito, Bela hanya diam saat melihat Aarav yang tampak hancur saat berjabat tangan dengan Bora.“Kau sangat cantik hari ini, Kau pantas menda
Clea memandangi Tira yang berada di hadapannya“Tira.. Jawab Ibu, Apa kau menusuk Bora Nak?” Tanya CleaTira terdiam dan ia menundukan kepalanya, “JAWAB IBU!!!” Bentak Clea, Tira hanya diam membisu saat Clea menanyakan hal tersebut kepadanya.“Ibu Aku minta maaf.” ujar Tira, Mendengar hal itu Clea tertegun dan tak percaya apa yang ia dengar. Tira langsung dibawa ke Mobil tahanan dan mereka pergi dari lokasi acara.Clea masih tidak menyangka apa yang di perbuat anaknya, “Tidak mungkin, Ini tidak mungkin terjadi.” ujar Clea“Sayangnya ini benar benar terjadi Tante.” ujar Elard, Clea terdiam lalu perlahan ia memandangi Elard“Saat ini Bora sedang dibawa kerumah sakit terdekat, Kemungkinan saat ini dia sedang berada di ruang Operasi.” ujar Elard“Elard.” ujar Clea yang langsung mengenggam tangan Elard“Apa Josep tahu bahwa yang menikam Bora ad
“Untuk itu, disini aku ingin izin untuk Meminang Bora jika kau memberikan Restu.” ujar Aarav, Josep terdiam saat Aarav dengan lantang meminta restu Josep untuk meminang Bora. Saat itu Josep hanya diam sambil memandangi Aarav yang berada dihadapannya.“Kau Ingin Meminang anak ku.” ujar Josep“Benar, Saya tahu hubungan kita berdua kurang baik, namun saya hanya ingin membuat Bora bahagia.” ujar Aarav“Selama ini, Aku melihat Bora tidak bahagia dimana dia selalu menjadi Prisai untuk keluarganya, dan kau juga mungkin menyadari hal tersebut.” ujar Aarav, Josep terdiam saat Aarav mengatakan hal tersebut“Maka dari itu, saya ingin.” ujar Aarav“Akan aku pertimbangkan.” ujar Josep, Aarav terdiam saat Josep mengatakan akan mempertimbangkan apa yang Aarav inginkan. Flashback berakhir dimana Aarav dan Bora sudah tiba di depan kediaman Josep. Dimana Bora sedikit gugup untuk menemui Ayahnya sendiri, melihat hal itu Aarav langsung meraih tangan Bora dan mengenggamnya.“Kita akan menghadapinya dengan
“Aku Minta Maaf kak.. Aku minta maaf.” ujar Wina yang mengenggam tangan Bora dan memohon ampun kepada Bora, Bora hanya terdiam saat Wina mencium tangannya memohon ampunannya karena sudah gagal melindungi Lily. “Kau tidak perlu meminta maaf kepadaku, Aku sudah Ikhlas dengan apa yang terjadi, lagian ini sudah lama berlalu.” ujar Bora, Lalu Bora menepuk Tangan Wina sambil tersenyum kearahnya.“Kita Mulai Lembaran baru, dimana Kakak mau kau dan Vian kembali kerumah dan berkumpul bersama.” ujar Bora, Wina sangat terharu dengan kebaikan hati Bora, lalu Wina memeluk Bora dan Bora langsung membalas pelukannya.Bora melangkah ditemani oleh Aarav. “Apa kau mau bertemu dengan ayahmu, Aku lihat Ayahmu sedang dirumah bersama dengan ibumu.” ujar Aarav“Dari ayah keluar dari penjara aku sama sekali belum menemuinya.” ujar Bora, Bora langsung menghentikan langkah kakinya,“Meski sudah berlalu entah mengapa saat aku memiliki keinginan untuk bertemu dengan ayah, hatiku masih berat.” ujar Bora, Aarav la
Setelah Dari Makam Lily, Aarav mengajak Bora untuk Jalan Jalan mengelilingi Kota Jakarta, Saat itu Bora Menatap kearah Aarav yang mengajaknya Pergi Makan Ke Warung yang dulu ia singahi Dengannya. “Bukankah ini.” ujar Bora“Kau masih ingat dulu kita pernah makan disini, Aku ingin mengajakmu makan Siang sebelum kau Bertemu dengan ayahmu.” ujar AaravBora hanya menatap kearah Aarav yang hendak mempertemukan Bora dengan Josep, Aarav memparkirkan Mobilnya terlebih dahulu, dan saat itu Aarav menatap kearah Bora“Kenapa kau menatapku seperti itu.” ujar Aarav“Aku belum siap menemuinya.” ujar Bora, Aarav hanya diam dan ia mengenggam tangan Bora,“Aku tahu mau masih kecewa dengan ayahmu, Tapi dia tetap ayahmu.” ujar Aarav“Kau tahu, saat dia meminta maaf kepadaku. Saat itu aku melihat Sosok Josep yang Gagah, Angkuh dan Dingin seketika Hancur.” ujar Aarav“Kau tahu, D
“Dan… Jika Aarav tahu bahwa kau akan bertindak bodoh seperti ini, Aku yakin dia akan terpuruk.” ujar Tira, Bora hanya terdiam saat mendengar kata kata Tira. Elard dan Aarav Sama sama Menaiki Tangga menuju Ke Atap gedung untuk mencegah Bora. Mereka berdua terus menaiki tangga dan Saat itu Aarav melihat Elard yang ternyata juga berada disana. Aarav langsung berlari dan meraih tangan Elard. Elard langsung berhenti melangkah“Sedang apa kau disini.” Ujar Aarav“Apa kau tidak salah menanyakan hal itu, Aku kesini ingin menghentikan Istriku.” ujar Elard“Kau sendiri apa hak mu datang kesini.” ujar Elard, lalu Aarav menaiki anak tangga supaya setara tingginya dengan Elard.“Aku lebih punya Hak karena aku Kekasih Bora.” ujar Aarav“Kekasih? Lebih tinggi mana statusmu denganku yang Suami Sah Bora.” ujar Elard“Memang kau suami Bora, Tapi Bora adalah Ibu dari Anakku.&r
Selama Dalam perjalanan, Aarav terus memikirkan apa yang ingin Josep bicarakan sampai ia ingin bertemu 4 mata dengannya. Josep sedang dalam perjalanan menuju Cafe yang tak jauh dari Rumahsakit, Josep mengingat apa yang Bora katakan kepadanya.Flashback dimulaiBora menatap kearah Josep, “Ayah sudah menghubunginya, Apa yang harus ayah katakan kepada pria itu.” ujar Josep“Ayah masih belum paham dengan semua kesalahan ayah.” Ujar Bora“Ayah sama sekali tidak salah, Ayah tidak pernah salah justru kamu yang salah sampai Menyembunyikan Anak mu ditambah kamu Hamil dengan Pria tua itu.” Ujar Josep“Mas, ini di ruang ICU sebaiknya kau jangan meninggikan suaramu.” ujar Clea“Karena Keangkuhan ayah, Ke otoriteran ayah semua orang yang care dan perduli kepada ayah Meninggalkan ayah dan membenci ayah, termasuk aku.” ujar Bora, Josep terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut.&ldquo
“Selamat ayah, Karena Keangkuhan dan Keotoritermu Kau sudah membunuh cucu mu sendiri.” ujar Bora“Maksudmu?” Tanya Clea“Lily Adalah Anakku dan Juga anak Pria yang selama ini ayah benci.” ujar Bora, Josep terkejut saat mendengar kenyataan bahwa Lily adalah Anak dari Bora dan Aarav.“Lihat… Kau sudah mengkorbankan Putri Kecilku karena semua Ke egoisanmu yang sudah mendarah daging.” ujar Bora”Bahkan Kau juga menempatkan Wina dan Vian atas Keangkuhanmu ayah.” ujar BoraClea langsung melangkah kearah Bora, “Nak, Ini bukan salah ayahmu, Ini murni kecelakaan.” ujar Clea“Aku Tahu ini semua kecelakaan, Tapi Jika Bukan karena Ayah aku tidak akan menitipkan Anakku kepada Wina.” ujar Bora, lalu Bora memegang Bahu Josep“Apa yang ayah mau dariku, apa yang ayah inginkan dariku.” ujar Bora“Kau sudah memisahkan aku dengan Aarav, Lalu
”Katakan dimana anakmu.” ujar ElardBora masih terdiam saat Elard bertanya kepadanya, “Kenapa kau masih diam, Apa kau tidak bisa menjawabnya.” ujar Elard“Kau sudah pernah menemuinya.” ujar Bora, Elard terdiam saat Bora mengatakan bahwa ia pernah bertemu anaknya. Lalu Elard memgingat kembali siapa anak yang Bora maksud, dan Saat itu Elard memikirkan Lily, dimana Bora sangat perduli bahkan saat Lily di gendong oleh Bora, ia langsung terdiam dan merasa tenang. Elard langsung mengingat saat Lily di gendong oleh Aarav pun sama dimana Lily benar benar senang saat Aarav mengendongnya saat ia berulang tahun beberapa Minggu yang lalu.“Apa dia,” ujar Elard sambil menatap kearah Bora“Benar, dia adalah Lily. Dia adalah Putriku dan Aarav.” ujar Bora, Elard benar benar terkejut mengetahui bahwa Selama ini Anak Wina adalah anak kandung Bora dan juga Aarav.“Dia adalah Putri yang aku lahirkan 1 t
”Kau benar benar ingin tahu apa benar Aku dan Aarav sudah memiliki Seorang anak yang mengikat Takdir kami berdua.” ujar Bora, Elard terdiam dan ia mengepalkan tangannya untuk menahan semua emosi yang berkecambung didalam dirinya. Lalu Bora melangkah kearah Elard yang masih membelakanginya, lalu Bora berhenti tepat di belakang Elard, “Aku Pernah melahirkan anak Aarav 1 tahun yang lalu, dan Anak itu.” Ujar Bora“CUKUP!!” Seru Elard, Bora terdiam dan Elard langsung membalikan badan sambil menatap kearah Bora. ”Aku bilang Cukup, aku tidak mau dengar apa apa darimu.” ujar ElardBora hanya bisa terdiam saat melihat Elard yang begitu sedih, “Meski kau punya anak dari Aarav, aku tidak akan melepaskanmu.” ujar Elard“Sampai kapanpun kau adalah istriku.” ujar Elard, Bora langsung meraih tangan Elard dan mengenggamnya,“Kau bahagia dengan Hal ini.” Sambil menatap kearah Elard y
“Aku sudah mengambil keputusan ini, dan Apa yang di atur dalam Peraturan Perusahaan, jika Seluruh Dewan Direksi Setuju dan menandatangani Petisi tersebut maka Keputusan itu adalah SAH.” ujar Bora, Josep menatap kearah Bora sambil memegang Dokumen petisi yang sudah di tanda tangani oleh 20 Dewan Direksi“Jadi, Aku Harap… ayah akan menerima semua keputusan ini, suka atau tidak suka Tira akan kembali ke posisinya meski ayah berpisah dengan ibu.” ujar Bora yang menatap kearah Josep yang berada di hadapannya.Josep Langsung Menyobek Petisi Yang Bora Berikan Kepadanya, “Kau Pikir Ayah akan memenuhi Semua Keputusan dari Petisi ini?” Tanya Josep“Tidak akan.” ujar Josep“Selama Ayah masih hidup didunia, Ayah tidak akan memberikan Perusahaan yang ayah sudah kembangkan kepada orang lain.” ujar Josep“Ayah Tidak akan Rela.” ujar Josep,Bora menatap kearah Josep yang masih be