***Semua orang yang ada di ruang tamu seketika terkejut mendengar teriakan Halimah. Terlebih Vano, dia sampai hampir menabrak tubuh Karim karena melesat terlalu cepat menghampiri Sang Istri."Kamu kenapa, Dek? Sakit perutnya?" tanya Vano cemas. Berkali-kali dia mengusap perut Halimah yang sudah membuncit. Halimah menggeleng. Dia menutup wajah dengan menggunakan dua tangan. Tubuhnya bergetar karena menangis dan ketakutan. Vano segera memeluk Halimah dengan erat, disusul dengan Leha yang mulai mengusap-usap lembut lengan putrinya itu."Kenapa, Hal? Kita ke rumah sakit ya," ajak Tomi ikutan resah. "Ngomong, jangan diem aja. Kalau sakit bilang, Halimah!"Telunjuk Halimah menunjuk pada ponselnya yang terjatuh. "Li-- lihat disana, Mas. Ada pesan entah dari siapa."Tomi memungut ponsel yang tergeletak di bawah meja sementara Leha dan Karim menatap putrinya dengan cemas. Bukan tanpa alasan, keduanya sudah menanti kehadiran bayi kecil di keluarga ini sejak lama. Mereka takut jika Halimah ken
Read more