Semua Bab Suami Miskinku Ternyata Konglomerat: Bab 251 - Bab 260

395 Bab

Part 251. Hati Yang Menghitam

Jujur saja, Maharani merasakan bulu kuduk nya merinding melihat tatapan mata Farida. Ada aura seram di sana, terlihat menakutkan. Maharani yakin jika Farida memang sedang sakit jiwanya, banyak mahluk ghoib di dalam tubuhnya. Maharani bisa merasakan itu. "Maaf Bu Ida, tidak bermaksud mengatakan jika ibu menderita gangguan jiwa. Saya hanya bilang jika jiwa ibu sedang sakit, bukan gila," jelas Maharani dengan perlahan. "Saya tidak merasakan sakit, jiwa saya baik-baik saja," jawab Farida dengan ketus, terlihat masih tersinggung dengan ucapan Maharani. "Sekali lagi maaf, Bu. Saya hanya menyampaikan sebatas yang saya ketahui. Saya hanya tidak ingin semua masalah ibu tidak bisa lagi diperbaiki, karena penyakit yang ada di dalam tubuh, Ibu."Farida kembali menatap ke Maharani, masih dengan tatapan mata yang menghujam. Mencondongkan tubuhnya lebih mendekati Maharani. "Sudah saya bilang, kondisi badan saya sehat-sehat saja. Kamu ini nggak konsisten, tadi bilang jiwa yang sakit sekarang badan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-07
Baca selengkapnya

Part 252. Sesuai Batas Kemampuan

252Setelah mendapatkan kepastian dari pengacaranya tentang kesediaan orang yang sedang dicarinya selama ini untuk bisa bertemu, Risma lantas mencoba untuk menghubungi Amran. Orang yang dulu sudah diusir oleh almarhum bapaknya ternyata sudah menjadi orang penting di kabupaten ini. Munandar namanya, sekarang diangkat menjadi bupati untuk menggantikan bupati yang sebelumnya karena tertangkap tangan oleh KPK. Sehingga menyeret Riswan ke dalam persoalan hukum. Lumayan menunggu lama, hingga mencoba menghubungi beberapa kali sampai akhirnya telepon Risma tersambung dengan Amran. Dengan didahului saling mengucapkan dan menjawab salam. "Maaf Ris, jika lama tidak diangkat. Akang sedang berada di masjid, dan baru saja selesai Sholat Dhuha.""Tidak apa-apa, Kang. Alhamdulillah jika Akang sekarang rajin sholat sunah-nya?" ujar Risma sedikit menggoda. Amran terdengar tertawa. "Minta doanya ya, Ris, semoga akang selalu istiqomah.""Aamiin, Kang. Insya Allah Risma selalu mendoakan semua saudara-sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-10
Baca selengkapnya

Part 253 Abang Rindu Kalian

"Iya, Bang. Eneng juga percaya jika ujian dari Allah pasti sesuai dengan kemampuan hambanya.""Oh iya, Neng. Emak mana?""Emak sedang tidak enak badan, Bang. Sekarang lagi istirahat di kamar.""Bawa berobat atuh, Neng?""Emak bilang nggak usah, Bang. Cuma masuk angin biasa.""Oh iya, Neng, itu progres pembangunan masjid dan pesantren sudah sejauh mana?""Masjid alhamdulillah sudah selesai, Bang. Sudah digunakan warga untuk sholat. Kang Amran yang jadi marbotnya. Untuk pesantren sudah hampir 90% menurut ustaz Arief. Insya Allah semua bisa diresmikan berbarengan setelah abang bebas dari pengadilan."Sesaat pembicaraan mereka lewat video call terjeda sebentar, terlihat Riswan sedang berbicara dengan si pemilik handphone. Salah seorang penjaga yang bersedia meminjamkan. Lalu Riswan kembali bicara. "Neng?""Iya, Bang.""Jika seandainya abang di-vonis bersalah dan harus melewati masa tahanan di penjara bagaimana, Sayang?""Kok Abang bicara seperti itu? Kan Abang nggak salah? Abang hanya ko
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-12
Baca selengkapnya

Par 254. Tidak Dihargai

254 "Tamu siapa, Ris?" tanya Emak Sawiyah, sembari merapihkan piring bekas makannya, lantas dihampiri oleh pelayan yang tadi berbicara dengan Risma, mengambil alih. "Saya saja, Nek, yang mengerjakan." Satu pelayan yang lain ikut menghampiri, membantu membereskan. Kehidupan Risma dan Emak memang sudah layaknya seperti ratu. Semua pekerjaan sudah ada yang mengerjakan, Riswan sudah mempersiapkan semuanya dari semenjak mereka mulai tinggal di rumah ini. Bude Ajeng sendiri, sebagai kepala pelayan di rumah ini sedang meminta ijin cuti beberapa hari untuk menemui keluarganya, dan Risma langsung memperbolehkan. Semua pekerja di rumah ini merasa kerasan, karena perlakuan si pemilik rumah yang baik, tidak membedakan antara majikan dan pembantu, semua diperlakukan layaknya keluarga, seperti saudara sendiri. "Risma belum tahu, Mak. Ya sudah, Risma mau menemui tamunya dahulu," ucap Risma sembari berdiri dari tempat duduknya, dan emak hanya mengangguk. Risma lantas menuju ke ruang tamu. Sembari
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-15
Baca selengkapnya

Part 255. Bertindak Hati-Hati

"Ada lagi yang ingin didiskusikan, Mas?""Oh, ini, Bu. Saya ingin melaporkan keuntungan perusahaan per tiga bulan kemarin." Toni menyerahkan peta berwarna biru yang terletak di atas meja kepada Risma, dan Risma pun segera mengambilnya, membaca dan melihat tabel pemasukan, pengeluaran, dan keuntungan bersih perusahaan. Risma memang hanya lulusan SMP, dia memiliki otak yang cerdas dan cepat untuk memahami juga mempelajari sesuatu yang baru. Dan dalam hal urusan keuangan perusahaan dan cara menjalankan bisnis, Tante Sartika adalah gurunya. Tante Sartika mendidik Risma secara detail tentang mengelola perusahaan, Riswan dan Maharani pun sama, hanya Tante Sartika lebih intens mengajarinya, apa lagi saat sang tante tinggal di rumahnya waktu itu karena kecewa dengan perilaku suami dan anak lelakinya. Alhamdulillah, Bu, keuntungan perusahaan naik sekitar 10% dari laporan keuangan triwulanan kemarin. Kerja sama sebelumnya dengan pabrik minuman yang meminta kita sebagai pemasok tehnya sebagai
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-17
Baca selengkapnya

Part 256. Orang Kepercayaan

256"Fasilitas apa yang sudah Mas Toni dapat selama beberapa bulan ini memimpin di sana? Mas Toni dapat gaji berapa?"Sesaat Toni terdiam, tidak menyangka jika Risma akan bertanya seperti itu, entah istri dari bosnya ini benar-benar tidak tahu atau berpura-pura tidak tahu. Dan jika Toni menilainya dari selama dia mengenal, Risma bukanlah tipe orang yang berpura-pura. "Tidak apa-apa jika saya bicara apa adanya, Bu?" tanya Toni hati-hati, walau bagaimana pun perempuan desa yang ada di depannya ini adalah bosnya juga sekarang. "Bicara saja, Mas, saya pun benar-benar ingin tahu. Karena jujur saja, saya dulu yang meminta Mas Toni untuk memegang pabrik teh ini tetapi selanjutnya saya lepas begitu saja."Toni masih terlihat serba salah, dia terlihat seperti tidak nyaman jika harus mengatakan besaran gaji yang dia Terima, karena sebagai istri bos dengan mudahnya Risma bisa melihat berapa besar pendapatnya di Niskala. "Kenapa Mas Toni? Bicara saja. Saya benar-benar tidak tahu dan ingin tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-18
Baca selengkapnya

Part 257. Semua Ikut Mendoakan

257"Loh tadi kata Amran, Neng Risma bilangnya habis Ashar baru kita ke rumah Pak Munandar?" tanya Pak Kardi setelah mereka sudah saling berdiri berhadapan. Risma tersenyum, setelah mensidakepkan kedua tangannya kepada Pak Kardi dan Toni, lantas mencium tangan kakaknya Amran. Sebagai tanda penghormatan sebagai saudara yang lebih muda. Walaupun usia mereka berdua hanya berbeda satu tahun. Ada rasa keharuan dalam diri Amran, Risma masih memperlakukannya dengan sangat baik. Dia sangat menyadari, renggang dan jauhnya hubungan mereka dahulu semua karena sikap dan perlakuannya sendiri kepada adik beda ibu tersebut. Dia yang jahat, dia yang selalu menghina, meremehkan, dan memanfaatkan kemiskinan Risma dan Riswan. Dan Justru Risma dan Riswan membalas kejahatan mereka dengan kebaikan. Seperti juga terhadap Ela dan Samsiah. Risma malah merangkul dan menolong mereka keluar dari kesulitan dan permasalahan hidup. Jika mengingat semua itu, Amran jadi merasa malu sendiri."Tadinya ingin seperti it
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-19
Baca selengkapnya

Part 258. Bagai Malaikat

"Saudara itu harus saling membantu, Ceu. Tidak ada balas budi di sini, semua sudah menjadi kewajiban. Jika bukan saudara terdekat yang membantu siapa, lagi? mengetahui darah lebih kental daripada air?" Nengsih menatap Risma dalam, ada terbersit kekaguman di dirinya terhadap adik iparnya tersebut. Teringat juga dulu, jika dia juga ikut meremehkan dan memandang rendah Risma dan Riswan, hanya karena merasa taraf hidupnya lebih baik dari keduanya "Hatimu bagai malaikat, Ris. Sedikit pun tidak ada menyimpan rasa dendam terhadap kami semua. Padahal eceu tahu sendiri, bagaimana sikap dan perlakuan kami semua terhadapmu. Sekali lagi eceu minta maaf ya, Ris," ucap Nengsih lagi, mengakui semua kesalahannya di masa lalu. Risma kembali tersenyum, mengusap-usap bahu kakak iparnya tersebut. "Rasa dendam tidak membuat hidup kita menjadi lebih baik, Ceu. Membalas kejahatan tidak membuat kita menjadi lebih tinggi. Saling memaafkan dan melupakan kejadian yang tidak mengenakkan di masa lalu justru mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-20
Baca selengkapnya

Part 259. Apa Alasannya

Mereka masih bercakap sesekali berhenti berjalan ke arah mobil, terlihat jika Amran sudah mulai masuk kendaraan, sementara Toni berdiri di sisi mobil memandangi Risma dan Pak Kardi."Kata-kata yang di film viral itu benar, Pak, jika kita berbuat baik, insya Allah kebaikan pun akan datang pada kita, walaupun mungkin bukan kita sendiri yang merasakan.""Maksudnya apa, Neng Risma?""Maksudnya begini, Pak. Terkadang, perbuatan baik itu dilakukan oleh orang tua kita semisal menolong orang yang sedang kesusahan, tetapi dibalas oleh Allah, kebaikan itu bisa datang kepada anak cucunya. Emak pun suka bilang begitu jika menolong orang, semoga Tuhan juga akan memberikan pertolongan kepada anak cucunya nanti.""Jika itu, bapak pun berpendapat sama, Neng. Tidak pernah meminta Allah membalas amal kebaikan kita, tetapi berharap agar anak cucu bapak diberikan kemudahan di mana pun berada.""Doa yang sama yang sering diucapkan suami saya, Bang Riswan," ucap Risma, kembali melangkah menuju mobil."Tet
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-06
Baca selengkapnya

260. Merasa Sendiri

260"Alasan Riswan apa sih, Neng? Karena seperti tidak masuk di akal bapak, kok ada yang seperti suami Eneng?"Risma menoleh ke belakang, ke tempat Pak Kardi yang duduk bersama Amran dan Toni, tersenyum tipis saja. "Saya harus menanyakan dahulu nanti dengan Bang Riswan, Pak. Boleh tidak bercerita tentang alasannya mengapa dahulu harus berpura-pura miskin," jawab Risma, lalu tertawa kecil. "Tetapi yang jelas, dahulu ada sedikit masalah di dalam masa lalunya, sehingga Bang Riswan memutuskan untuk mencoba kehidupan yang baru," jelas Risma lagi, dan Pak Kardi mengangguk-angguk tanda memahami, tidak terus-terusan mencecar Risma dengan banyak pertanyaan. "Mungkin memang itu cara Allah, agar dapat menemui takdir hidupnya." Pak Kardi berucap pelan, tetapi semua yang di dalam mobil pastinya bisa mendengar. "Maksud dari menemui takdir hidupnya itu apa, Pak?" tanya Risma, kembali menoleh ke kursi belakang. "Maksudnya, Neng Risma. Jika Riswan dahulu tidak ada masalah dengan lingkungannya yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
40
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status