Home / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Konglomerat: Chapter 271 - Chapter 280

395 Chapters

Part 270. Digunjingkan di belakang

270Baru berjalan beberapa langkah, Risma kembali menengok ke belakang, ke arah kedua security tersebut yang masih berdiri memperhatikannya. "Tolong jangan ada yang memberitahukan kedatangan saya dengan orang-orang yang ada di gedung sana ya, Pak?""Iya, Bu," jawab keduanya, hampir berbarengan sembari mengangguk. Risma kembali melanjutkan langkahnya. Yang terlihat hanya tembok berwarna hijau, sepertinya gedung itu menghadap ke arah membelakangi pos security. Semakin dekat, semakin jelas terlihat jika tempat pertemuan itu satu ruangan besar memanjang dengan kantin perusahaan. Tempat makan di saat memasuki jam istirahat. Risma sengaja tidak langsung masuk ke ruangan tersebut, karena melihat ada beberapa karyawan berpakaian rapih sedang berkumpul di samping tempat pertemuan. Dari pakaian yang mereka kenakan, sepertinya orang-orang yang memiliki jabatan lumayan di pabrik ini. Ada sekitar tujuh orang yang kesemuanya pria, mereka tidak menyadari kehadiran Risma. Mereka sedang asyik berbin
last updateLast Updated : 2022-10-30
Read more

Part 271. Parasit Penghisap

271"Ya memang seharusnya Akang sih yang pantas menggantikan posisi Pak Julius, Akang kan kerja sudah lama di sini, dari pertama pabrik ini didirikan?""Benar tuh, Kang. Pantas saja Akang tidak mau diatur sama Pak Toni, apalagi mengakui kepemimpinannya." Orang yang dipanggil akang itu terdengar menjawab. "Ya memang harusnya saya yang jadi kepala pabrik di sini. Saya ikut membangun pabrik ini menjadi besar seperti sekarang," ucapnya, terdengar jumawa. "Tetapi Akang 'kan dapat lebih banyak dari kami, coba seandainya dari dulu kami ikut Akang, mungkin hidup kami sudah sejahtera seperti Akang?" Mereka masih saling bersahut-sahutan. "Memangnya Pak Julius dulu tidak tahu jika Akang "main" barang-barang di gudang?""Dia tahu, tetapi dia tidak berani melarang, karena kartunya sudah saya pegang.""Dipegang bagaimana maksudnya, Kang?""Jadi gini, semisal saya pesan barang sama suplier, kan disetorkan ke Julius dulu. Nah, sama dia nilai barangnya di mark-up?""Mark- up itu apa, Kang?""Mark-u
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

Part 272. Mencari Informasi Penting

272Risma mulai melangkah mendekati mereka, tetapi tidak menghampiri, dia melanjutkan langkah menuju kantin. Dia hanya ingin melihat wajah-wajah orang itu satu per satu, ingin lebih memastikan seperti apa sosok orang yang dipanggil akang. Masker yang menutupi wajahnya sangat membantu buat Risma untuk menutupi identitas dirinya yang sebenarnya. Enam orang yang sedang berbincang itu melihat dan memperhatikan dirinya, dan itu membuat Risma lebih mudah untuk mengenali mereka satu per satu. Seorang penjaga kantin terlihat sedang merapihkan barang dagangannya. Dari cerita Toni, Risma baru tahu jika kantin di pabrik ini di isi oleh orang luar pabrik. Ada beberapa kantin yang menjual makanan yang berbeda-beda. Para karyawan hanya mendapatkan kupon untuk makan siang, yang bisa ditukar dengan makanan di kantin ini, dan pihak kantin nanti yang menukar kupon tersebut dengan uang kepada pabrik. Pembelian secara cash pun diperbolehkan di kantin ini, semisal dengan kupon dia masih merasakan kurang
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more

Part 273 Dalam Satu Perintah

273Kembali melewati sekumpulan pekerjaan pembangkang tersebut, Risma sudah mengetahui nama-nama mereka satu persatu, masih asyik berbincang, dengan sesekali diiringi oleh gelak tawa. Membuka pintu ruangan rapat, langsung terlihat meja penerima tamu, dan terlihat ada satu orang di situ, petugas security wanita dan Risma langsung menghampiri. Petugas keamanan perempuan itu langsung berdiri, meja penerima tamu menutupi hampir separuh tubuhnya. "Selamat pagi, Bu. Ada yang bisa saya bantu?""Pagi, Mbak. Saya ingin bertemu dengan Pak Toni?" ucap Risma, menjelaskan maksud tujuannya. "Pak Toni sedang rapat, Bu? Ibu sudah ada janji sebelumnya?" tanya security perempuan tersebut, masih dengan nada yang sopan. "Sudah Mbak, saya sudah buat janji sebelumnya." Risma pun tetap bersikap mengikuti aturan, walaupun sebenarnya dia bisa saja langsung mengakui jika pabrik ini adalah milik suaminya. "Oh, baik Bu. Boleh saya tahu nama Ibu, biar saya catat dahulu nama Ibu?" tanyanya lagi, tangannya sud
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

Part 274 Karena Faktor Keserakahan

Tidak menunggu lama setelah Risma selesai memberikan pengarahan kepada para staff yang mengikuti rapat, para peserta yang hadir lantas membubarkan diri selepas Toni menutup pertemuan tersebut. Satu per satu para pekerja menyalami Risma, karena baru kali ini mereka bisa bertemu lagi sedekat ini, saat pengenalan dahulu Risma hanya terlihat di atas panggung. Risma yang sekarang bukan lagi perempuan kampung seperti yang dulu, penampilannya sudah berubah walaupun tidak berlebihan dikarenakan sekarang kemampuannya sudah bisa untuk membeli pakaian, hijab, yang berkualitas. Perjalanan hidup dalam mendampingi Riswan yang kini, membuat Risma kini lebih percaya diri berhadapan dengan siapa pun, namun bukan berarti angkuh dan sombong, dirinya yang kini sudah tahu cara menempatkan diri berhadapan dengan siapa pun. "Mas Toni, bisa bicara sebentar?" tanya Risma, setelah semua karyawan sudah keluar ruangan, Risma memang sengaja menunggu dan hanya ingin berbicara berdua dengan Toni. “Pastinya bisa,
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

Part 275 Menghadiri Sidang Perdana

Malam ini rumah Risma yang di atas bukit nan indah terlihat di penuhi oleh warga Desa Cibungah, terutama kaum pria baik yang dewasa maupun anak-anak. Suara tahlil dan tahmid memenuhi seluruh udara di atas bukit, Tanda-tanda besar sengaja dipasang untuk menampung para warga yang datang. Lampu-lampu bersinar terang, dan hampir semua warga pria desa ini datang menghadiri acara tahlilan ini, sebagian warga wanita pun ikut datang untuk membantu. Acara besar pertama kali yang Risma selenggarakan di rumahnya ini. Samsiah, Ela, juga Amran pun datang. Masyarakat desa sepertinya sudah memaafkan dan tidak mempermasalahkan lagi kehadiran Samsiah di desa ini. Penampilan kedua adik perempuan Risma itupun sekarang sudah berubah, mereka sekarang mulai berhijab. Besok pagi terjadwal di jam sembilan, sidang perdana suaminya akan segera dimulai. Risma sengaja menggelar acara tahlilan sekaligus pembacaan surah Yassin yang dipimpin oleh Ustadz Arif. Selain untuk mengirimkan doa kepada almarhum Juragan H
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Part 276 Hidup Dan Mati

Waktu terus berjalan. Dengan sabar Risma mengikuti proses persidangan suaminya. Liputan tentang jalannya persidangan selalu diliput oleh berbagai macam media, baik televisi maupun media online. Banyaknya keterlibatan tokoh-tokoh penting petinggi di negeri ini, juga melibatkan dua tokoh konglomerat ternama membuat kasus ini sangat menarik perhatian. Hampir setiap hari, para pengacara dari tokoh-tokoh yang dianggap terlibat diwawancara oleh pihak televisi, termasuk juga penyangkalan beberapa pejabat yang namanya tertulis di dalam dokumen. Beberapa kali beberapa televisi nasional pun mengundang dan meminta Risma untuk diajak wawancara, tetapi Risma menolaknya sesuai anjuran Riswan, bahwa sudah menyerahkan kasus ini secara penuh kepada media, dan Risma sendiri pun tidak suka popularitas atau agar dikenal oleh banyak orang, dia hanya ingin agar masalah suaminya cepat selesai dan kembali berkumpul bersama keluarga. Informasi yang dia dapat dari team pengacaranya. Jika memang dalam sidang
last updateLast Updated : 2022-11-17
Read more

Partai 277. Kembali Pulang

Kabar tentang vonis bebas yang dijatuhkan kepada Riswan pun sudah sampai ke Desa Cibungah tempat mereka tinggal. Seluruh keluarga Risma di sana menyambut dengan gembira, begitupun dengan seluruh warga desa. Kebaikan Riswan selama ini kepada mereka membuat warga desa pun ikut bersukacita. Riswan banyak membantu membuat fasilitas umum yang bisa dinikmati bersama, memperbaiki kondisi jalan desa hingga membangun fasilitas air bersih yang bisa dinikmati seluruh warga desa secara gratis dan cuma-cuma. Bahkan membantu merenovasi rumah-rumah warga yang tidak layak huni menjadi tempat tinggal yang nyaman untuk ditempati. Saat Riswan masih berpura-pura susah dulu pun tidak ada warga desa yang menghina ataupun merendahkannya. Hal-hal seperti itu hanya dilakukan oleh keluarga besar Risma, kecuali emak dan Kang Darman. Sesampainya Riswan dan Risma di perbatasan desa, masyarakat sudah tumpah ruah menyambut kedatangan mereka, layaknya menyambut kedatangan seorang pahlawan. Warga desa yang masih p
last updateLast Updated : 2022-11-19
Read more

Part 278. Kabar Gembira

278Risma keluar dari kamar mandi dengan wajah yang ceria, langsung mencari-cari keberadaan suaminya, Riswan. Ditangannya menggenggam suatu benda, senyumnya mengembang. Seminggu sudah setelah kepulangan mereka dari umroh bersama, Riswan belum juga memulai aktivitasnya. Otomatis setelah persidangan selesai, Riswan hanya di rumah saja. Sekarang dia lebih memilih untuk menerima hasil laporan dan memimpin rapat lewat online. Dia ingin menghabiskan dan mengganti waktunya yang hilang dalam penahanan dengan bersama istri dan anak-anaknya. "Bude, bude lihat bapak, tidak?" tanya Risma kepada Bude Ajeng, kepala pekerja rumah tangganya setelah mencari Riswan ke sebagian pelosok rumah tetapi tidak juga dia temui. "Bapak sedang di taman buah-buahan, Bu," jawab si bude menjelaskan posisi Riswan sekarang. "Sama anak-anak, Bude?""Tidak Bu, anak-anak sama emak dan para pengasuhnya lagi jalan-jalan ke desa. Emak bilang mau ngajak cucu-cucunya ke rumah Kang Amran, ibu memang tidak tahu?" Risma meng
last updateLast Updated : 2022-11-22
Read more

Part 279. Undangan Pernikahan

279Riswan tersenyum, merengkuh pinggul istrinya mendekatkan lebih erat ke tubuhnya. “Neng sayang, setiap manusia boleh saja punya keinginan, punya kemauan, tapi tetap harus bisa menerima dengan ikhlas jika nanti tidak seperti yang kita harapkan. "Apapun memberikan kepada Allah nanti, baik anak perempuan ataupun laki-laki, itu adalah yang terbaik yang sudah Allah berikan. Tugas kita hanya menjaga amanah yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya, karena nanti akan dimintakan pertanggungjawaban di alam sana." Riswan mencium lembut kening Risma. "Terima kasih ya, Sayang. Sudah mengumumkan kabar gembira ini. Anak ini adalah anugerah yang harus kita syukuri, kita rawat dan kita didik sebaik-baiknya. Semoga, akan menjadi cahaya kebaikan buat kita di alam nanti.""Aamiin ya Allah. Maafkan eneng ya, Bang. Eneng takut Abang kecewa.""Istri abang ini, kaya tidak kenal abang saja." gurau Riswan, genggaman erat tangan Risma. Tidak sedikit lama terlihat oleh mereka berdua, salah satu pekerja ruma
last updateLast Updated : 2022-11-24
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status