"Iya, Neng," ucap Riswan pelan, saat Risma meminta lebih mendekati jazad emak. Riswan membimbing langkah Risma, matanya sudah terlihat sembab. Diam terpaku sewaktu-waktu di sisi tempat tidur. Perlahan, Risma menguatkan dirinya untuk membuka kain putih penutup wajah sang ibu tercinta. Ibu yang sudah merawat dan menyayanginya dengan tulus, tanpa membedakan dirinya yang bahkan anak dari madunya. Air mata Risma kembali luruh, saat kain putih itu mulai tersingkap. Seraut wajah tua dengan kulit pucat yang memutih, menjembatani yang membekukan menyiratkan seperti sedang tersenyum. Risma sudah tidak bisa lagi membendung air matanya. Matanya terus saja menatap wajah emak. "Makk, maafkan Risma jika belum bisa berbakti sepenuhnya kepada, Emak. Tapi Risma selalu untuk berbakti kepada Emak. Kenapa sih Emak pergi tanpa menunggu Risma terlebih dahulu," ucapnya sembari terisak, semua yang menyaksikan ikut menangis, termasuk Dokter Hermawan."Sudah ya Neng, Insya Allah emak udah tenang sekarang," uc
Terakhir Diperbarui : 2023-01-07 Baca selengkapnya