Semua Bab Suami Miskinku Ternyata Konglomerat: Bab 281 - Bab 290

395 Bab

Part 280. Seperti Berkaca

280Risma masih diam, kemiripan Bayu dengan suaminya tidak ada yang terbuang sama sekali. Sehingga ucapan Bayu pun seperti tidak terdengar. Jujur saja, dia seperti benar-benar terkesima. Apakah pria ini kembaran dari suaminya? "Mbak Risma kenapa?" tanya Bayu lagi, walaupun sebenarnya dia tahu alasannya mengapa Risma terkejut seperti itu, tetapi dia berpura-pura tidak tahu saja. "Eh, maaf Mas, maaf." Risma tersadar, matanya mengerjap cepat. Malu juga rasanya sampai terkesima seperti itu. "Silakan duduk Mas Bayu, Mbak Maharani." Mereka berdua mengikuti permintaan Risma, kembali duduk di tempat semula. Sofa-sofa mewah berwarna merah marron, sangat padu dengan semua perabotan yang ada di ruang tamu. "Mbak Risma keget ya, melihat Mas Bayu mirip sekali dengan Mas Aries?" Maharani langsung saja tanpa banyak basa-basi menanyakan tentang keterkejutan Risma. Karena itu pun dialaminya dulu saat pertama kali bertemu. "Iya, Mbak Rani. Mas Bayu ini kok bisa mirip sekali dengan Bang Riswan, bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-26
Baca selengkapnya

Part 281. Menyimpan Rahasia

281Bayu sudah menduga, jika Riswan pasti akan terkejut saat melihatnya nanti dan itu terbukti. Dia sendiri sudah tahu tentang Riswan sejak lama, semenjak sang mami bercerita tentang jati diri dia yang sebenarnya. Bayu sudah mempersiapkan ini. Dari dahulu dia memang sudah berjanji jika akan menemui Riswan suatu saat nanti, minimal Riswan bisa melihat wajahnya secara berhadapan, dan perkenalan juga kedekatannya dengan Maharani ternyata bisa membawanya bertemu Riswan sedekat ini. Saudara sebapak yang tidak mengetahui jika dirinya ada. Bayu mengambil sikap menyodorkan tangannya terlebih dahulu, karena Riswan masih diam terpaku. Riswan seperti melihat dirinya terbelah menjadi dua. Dari tinggi badan, postur tubuh, wajah, bahkan model rambut. Mengapa ada orang yang bisa semirip ini, ucapnya di dalam hati. "Perkenalkan nama saya Bayu Sagara, Bang," ucap Bayu, tangannya menggantung di udara, menunggu Riswan menyambut. Dan ucapan Bayu membuat Riswan tersadar dari keterkejutannya, langsung me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-30
Baca selengkapnya

Part 282. Dalam Dilema

282Bayu tersenyum mendengar perkataan calon istrinya tersebut, lalu menjawab pelan. "Kita lihat saja nanti, Dek. Semoga ada waktu yang tepat buat bicara berdua dengan Bang Riswan.""Ya sudah, Rani ikut Mas saja." Maharani kembali mengajak Bayu untuk ke tempat Riswan dan Risma duduk di pendopo. Masih terlihat oleh mereka pekerjaan rumah tangga sedangkan meletakkan minuman dan kue-kue hidangan buat mereka berdua. Namun baru beberapa langkah, Maharani menarik pelan kemeja Bayu, memintanya untuk berhenti sebentar. "Kenapa, Dek Rani?""Jika bicara di depan Mbak Risma juga tidak apa-apa, Mas? Mbak Risma pun sama seperti Mas Aries, orangnya baik kok?" Bayu menatap dalam mata Maharani, senyumnya mengembang. Bayu merasakan jika perempuan di depannya ini selalu mendatangkan kedamaian bila ada di dekatnya. Dia sudah benar-benar sangat yakin tentang kesungguhan rasanya terhadap Maharani. "Yang bilang Mbak Risma itu jahat siapa, Dek?" ujar Bayu, mengajak bercanda dan Maharani jadi tersenyum gel
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-01
Baca selengkapnya

Part 283 Tidak Akan Memaksa

“Benar apa maksudnya, Mas?” Ucapan Bayu tentu saja membuat Riswan menjadi penasaran, begitu pun dengan Risma. Perkataannya yang menyatakan tentang kemiripan antara mereka berdua tentunya hanya untuk candaan saja. Maharani pun sepertinya menyadari jika calon suaminya itu akan mulai membuka jati dirinya di hadapan Riswan. Perempuan itu lalu dengan cepat mengambil keputusan. "Mas Aries, Mbak Risma, saya ijin ke mobil sebentar. Ada sesuatu yang ketinggalan."“Oh iya, Mbak Rani, silahkan,” jawab Risma, Maharani mulai beringsut ingin turun dari pendopo yang berbentuk panggung itu. Melewati belakang Bayu yang sedang duduk bersila. "Mau saya temani, Dek Rani?" ujar Bayu menawarkan diri untuk menemani. "Tidak usah, Mas. Mas lanjutkan saja pembicaraannya, ya?" pinta Maharani dengan suara pelan, lalu mulai kembali ke dalam rumah. Maharani menghela nafas, sejujurnya dia memang berbohong. Tidak ada barang penting yang tertinggal di mobilnya, dia memilih untuk tidak berada bersama mereka ketika
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-03
Baca selengkapnya

Part 284. Akhir Yang Bahagia

284 Risma ternyata menemukan Maharani sedang duduk di ruang tamu rumahnya. Sedang fokus dengan handphone-nya dan tidak mengetahui kehadiran Risma. Risma sendiri pun mengetahui, jika tujuan Maharani meninggalkan Bayu adalah untuk memberikan calon suaminya itu kesempatan untuk bercerita tanpa merasa terganggu akan keberadaannya. Risma sudah berdiri di depan Maharani, tetapi gadis itu masih belum juga menyadarinya. Entah benar sedang fokus dengan hapenya atau pun mungkin sedang melamun, karena Risma melihat layar handphone milik Maharani tidak berganti, jarinya pun tidak melakukan scrooling. "Mbak Rani?" tegur Risma pelan tidak ingin mengejutkan. Tetapi karena memang Maharani sedang seperti di alam lain, tidak ayal dia pun sedikit terkaget juga. Mendongah ke Risma, lalu cepat tersenyum. "Eh, Mbak Risma. Maaf Mbak, saya tidak tahu ada Mbak." Maharani hendak bangun dari tempat duduknya tetapi dicegah oleh Risma, memintanya untuk duduk kembali dan Risma pun duduk di depan Maharani. "M
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-11
Baca selengkapnya

Part 285. Season 2

Suami Miskinku Ternyata Konglomerat. Season 213 tahun kemudian. Desa Cibungah sudah banyak mengalami perubahan. Kehadiran masjid dan pesantren yang dibangun oleh Riswan membuat banyak warga pendatang yang ikut mencari peruntungan di desa ini. Sebagian dari mereka ada yang membeli tanah-tanah milik warga untuk dibuat kios ataupun toko, dan sebagian warga pun ada juga yang membuat untuk mereka pergunakan sendiri atau disewakan kepada warga pendatang. Peluang itu dimanfaatkan oleh Rohani, pemilik toko sembako terbesar di Desa Cibungah. Perempuan itu pandai membaca peluang setelah pembangunan masjid dan pesantren selesai waktu itu. Dia banyak membeli tanah warga, terutama di sisi jalan raya dan membangun kios-kios untuk dia sewakan. Pak Sukardi, kades Desa Cibungah sudah meninggal dunia tiga tahun yang lalu karena sakit. Putri bungsunya sudah menikah dengan seiman, dan dia yang merawat dan merawat sang bapak saat sedang sakit. Amran, kakak dari Risma yang menjadi kepala desa Cibunga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-27
Baca selengkapnya

Part 286. Kabar yang Mengejutkan.

Season 2Bagian 286Riswan yang mendengar Risma berbicara dengan nada panik langsung cepat bertanya, "Ada apa, Neng, emak kenapa?" Risma seperti mengindahkan, dia terus mencecar Bude Ajeng, sempat terdengar juga olehnya suara-suara seperti teriakan orang-orang. "Bude? Emak kenapa?" tanya Risma lagi. Ada jawaban dari sang kepala pekerja rumah tapi masih terdengar samar. Suara dari atas panggung sedikit banyak mengganggu pendengarnya. Risma berdiri dan berinisiatif untuk keluar ruangan. "Risma keluar sebentar ya, Bang?" ucapnya kepada Riswan, dan tanpa menunggu suaminya memberikan persetujuan Risma berdiri dan langsung keluar gedung audiotorium dengan langkah cepat, handphone-nya terus dia dekatkan dengan telinga. Sementara itu acara wisuda kelulusan akan segera dimulai. “Bude Ajeng, emak kenapa?” tanya Risma cepat dengan suara lebih keras setelah melewati pintu keluar autotorium. Dan suasana tidak seberisik di dalam gedung. “Emak tidak sadarkan diri Bu selesai Sholat Istiqharoh, te
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-29
Baca selengkapnya

Part 287. Husnul Khatimah

Terlihat oleh Riswan sang istri sedang duduk termenung sendiri, wajahnya terlihat sedih dengan kedua matanya yang berkaca-kaca. Andika berlari mendahului Riswan untuk mendekati Risma. "Ayuk Bu kita pulang lihat nenek," ucapnya cepat sembari menyodorkan tangannya, berharap sang ibu menyambut uluran tangannya. Risma mendongah cepat, lantas berdiri sambil memegang tangan si bungsu Andika. "Yuli bagaimana, Bang. Marah tidak?" tanya Risma saat mereka berjalan bersisian menuju tempat parkir kendaraan. "Tidak, Neng. Putri kita mau mengerti kok. Bahkan jika bukan acara kelulusannya, mungkin akan ikut pulang dengan kita," jawab Riswan, jemarinya mengetik nomor telepon seseorang yang ingin dia hubungi. Dan langsung terhubung cepat. [ Mas Parto langsung ke sekolah Yuli, ya. Saya pulang lebih dulu jadi, Mas Parto tungguin hingga acara selesai. ] [ Baik, Pak. Saya segera ke sana ] Riswan ternyata menghubungi sopir pribadinya yang lain, dan langsung mematikan sambungan telepon. Sesampainya di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-06
Baca selengkapnya

Part 288. Kesaksian Risma

"Iya, Neng," ucap Riswan pelan, saat Risma meminta lebih mendekati jazad emak. Riswan membimbing langkah Risma, matanya sudah terlihat sembab. Diam terpaku sewaktu-waktu di sisi tempat tidur. Perlahan, Risma menguatkan dirinya untuk membuka kain putih penutup wajah sang ibu tercinta. Ibu yang sudah merawat dan menyayanginya dengan tulus, tanpa membedakan dirinya yang bahkan anak dari madunya. Air mata Risma kembali luruh, saat kain putih itu mulai tersingkap. Seraut wajah tua dengan kulit pucat yang memutih, menjembatani yang membekukan menyiratkan seperti sedang tersenyum. Risma sudah tidak bisa lagi membendung air matanya. Matanya terus saja menatap wajah emak. "Makk, maafkan Risma jika belum bisa berbakti sepenuhnya kepada, Emak. Tapi Risma selalu untuk berbakti kepada Emak. Kenapa sih Emak pergi tanpa menunggu Risma terlebih dahulu," ucapnya sembari terisak, semua yang menyaksikan ikut menangis, termasuk Dokter Hermawan."Sudah ya Neng, Insya Allah emak udah tenang sekarang," uc
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-07
Baca selengkapnya

Part 289. Bagai Petir Di Siang Hari.

289Suara pemberitahuan tentang meninggalnya Mak Sawiyah mulai diumumkan melalui pengeras suara masjid yang Riswan bangun. Amran sang anak yang sekarang sudah menjadi kepala Desa Cibungah sendiri yang mengumumkannya. Ada serak dan sedikit parau di dalam nada suaranya, sembari meminta kepada warga permintaan maaf apabila almarhum emak memiliki kesalahan kepada masyarakat. Juga seandainya apabila almarhumah memiliki masalah hutang piutang yang belum terbayarkan, dan tidak diketahui oleh keluarga, agar menemui dirinya. Matanya sudah basah, teringat akan segala kesalahan dirinya di masa lalu. Hampir seluruh masyarakat Desa Cibungah berbondong-bondong datang menyelawat ke Rumah atas bukit. Ratusan warga datang beriringan dari segala golongan masyarakat, baik muda ataupun tua, kaya dan miskin, berjalan kaki bersama-sama untuk menyampaikan rasa turut berdukacita atas kepergian Emak Sawiyah. Walaupun dalam beberapa tahun terakhir mereka sudah tidak lagi melihat keberadaan si emak di desa m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2728293031
...
40
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status