Home / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / Part 288. Kesaksian Risma

Share

Part 288. Kesaksian Risma

Author: Pena Asmara
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Iya, Neng," ucap Riswan pelan, saat Risma meminta lebih mendekati jazad emak. Riswan membimbing langkah Risma, matanya sudah terlihat sembab. Diam terpaku sewaktu-waktu di sisi tempat tidur. Perlahan, Risma menguatkan dirinya untuk membuka kain putih penutup wajah sang ibu tercinta. Ibu yang sudah merawat dan menyayanginya dengan tulus, tanpa membedakan dirinya yang bahkan anak dari madunya.

Air mata Risma kembali luruh, saat kain putih itu mulai tersingkap. Seraut wajah tua dengan kulit pucat yang memutih, menjembatani yang membekukan menyiratkan seperti sedang tersenyum. Risma sudah tidak bisa lagi membendung air matanya. Matanya terus saja menatap wajah emak.

"Makk, maafkan Risma jika belum bisa berbakti sepenuhnya kepada, Emak. Tapi Risma selalu untuk berbakti kepada Emak. Kenapa sih Emak pergi tanpa menunggu Risma terlebih dahulu," ucapnya sembari terisak, semua yang menyaksikan ikut menangis, termasuk Dokter Hermawan.

"Sudah ya Neng, Insya Allah emak udah tenang sekarang," uc
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Isabella
aamiin ya Allah . smg authoer juga begitu
goodnovel comment avatar
Alai Syahrul Nizam
kapan kok updatenya?
goodnovel comment avatar
Bekti Agung
lama banget sih updatenya............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 289. Bagai Petir Di Siang Hari.

    289Suara pemberitahuan tentang meninggalnya Mak Sawiyah mulai diumumkan melalui pengeras suara masjid yang Riswan bangun. Amran sang anak yang sekarang sudah menjadi kepala Desa Cibungah sendiri yang mengumumkannya. Ada serak dan sedikit parau di dalam nada suaranya, sembari meminta kepada warga permintaan maaf apabila almarhum emak memiliki kesalahan kepada masyarakat. Juga seandainya apabila almarhumah memiliki masalah hutang piutang yang belum terbayarkan, dan tidak diketahui oleh keluarga, agar menemui dirinya. Matanya sudah basah, teringat akan segala kesalahan dirinya di masa lalu. Hampir seluruh masyarakat Desa Cibungah berbondong-bondong datang menyelawat ke Rumah atas bukit. Ratusan warga datang beriringan dari segala golongan masyarakat, baik muda ataupun tua, kaya dan miskin, berjalan kaki bersama-sama untuk menyampaikan rasa turut berdukacita atas kepergian Emak Sawiyah. Walaupun dalam beberapa tahun terakhir mereka sudah tidak lagi melihat keberadaan si emak di desa m

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 290. Sesuai Kebiasaan Hambanya

    "Eemmaakkk....!Kendaraan yang dikemudikan Tohir belum juga berhenti sempurna, Ela dan Samsiyah langsung melompat turun, menghambur berlari cepat menaiki tangga menuju teras rumah. Semua mata memandang ke arah mereka berdua, tidak lagi mereka hiraukan. Teringat semua dosa-dosa yang telah dilakukan terhadap ibu kandung mereka di masa lalu. Walaupun beberapa tahun terakhir ini setelah mereka mulai sadar, sikap mereka pun mulai berubah, tetapi tidak dapat menghilangkan rasa sesal di dalam hati. Keduanya berhenti sewaktu-waktu di depan pintu yang terbuka lebar, sehingga suasana ruang tamu terlihat jelas. Beberapa warga yang melihat kedatangan Ela dan Samsiyah sedikit menyingkir seperti membuka jalan. Terlihat oleh mereka berdua jasad sang ibunda ditutup oleh kain batik berwarna coklat tua, dengan sebagian kain putih menutupi wajah. Terbaring di ruang tamu, dengan beberapa warga duduk bersila di sisi jenazah sambil membacakan kitab suci. Risma yang sedang bersama Riswan, melihat ke arah

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 291. Dibuat Menderita

    Umi Hasanah sudah selesai mengkhafani bagian tubuh Emak Sawiyah, tinggal menutup bagian wajahnya saja. Istri dari Ustadz Arief tersebut lantas berbicara, “Sebelum wajah almarhumah emak ditutup kain kafan, dipersilakan kepada keluarga dan saudaranya bagi yang ingin mengucapkan salam perpisahan untuk yang terakhir kalinya. "Tapi diharapkan, jangan sampai air mata mengenai wajah almarhumah," pesan Umi Hasanah mewanti-wanti, dia lantas menggeser tubuhnya, memberikan kesempatan dan tempat kepada anak-anak dan cucu-cucu almarhumah untuk berpamitan sebelum kain kafan menutupi seluruh tubuh secara sempurna. Amran yang terlebih dahulu duduk di samping jenazah, sambil sesekali menatap wajah emak yang tenang, kelelahan mungkin menahan agar udara di matanya tidak terjatuh. Berucap pelan sebelum mencium kening almarhumah. "Bismillah... Insya Allah Amran ikhlas, Mak. Maafkan segala kesalahan Amran jika ada perbuatan atau kata-kata yang menyakiti Emak. Do'akan Amran di sana ya Mak, semoga kita bi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 292. Membalas Dendam

    Orang kepercayaan itu masih diam berdiri, menyaksikan bos-nya bicara sendiri. Bertahun-tahun dia menjadi kaki tangan si pengusaha licik ini. Dan sudah paham betul dengan wataknya yang pendendam dengan orang yang dianggapnya musuh. "Rencana selanjutnya bagaimana, Bos?" tanya orang kepercayaan itu yang bernama Jefri kepada sang big bos, Tuan Soebroto. "Di Fakultas mana putri dari si Riswan itu kuliah di Trisakti?" tanya Subroto mulai mendalami informasi yang didapat oleh anak buahnya. "Informasi yang saya dapat, di Fakultas Ekonomi, Bos?" "Elu punya orang dalam di sana?" tanya Soebroto lagi. Tatapannya tajam fokus menatap Jefri. "Di sana di mana maksudnya, Bos?" tanya Jefri sedikit bingung. "Di kampus itu goblok! Masa di terminal!" bentak Subroto keras sambil menggebrak meja, dan Jefri langsung terlihat pucat. "Ti-tidak ada, Bos?" jawab Jefri terbata. Bosnya itu memang jika sedang marah terlihat sangat menakutkan baginya. Terus, informasi tentang anaknya si Riswan itu elu dapat

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 293. Rasa Kekeluargaan

    Darman dan istrinya, Uni, berbincang-bincang dengan Riswan, Risma, dan Yuli. Sementara dua anaknya yang lain bermain dengan cucu-cucunya Kang Darman di ruangan rumah yang lebih dalam. Mereka membicarakan tentang rencana kuliah Yuli selama akan tinggal di Jakarta, di ruang tamu kediamannya Kang Darman."Saya dan Risma titip Yuli ya, Kang. Ibunya ini tidak tenang jika putri sulungnya ini tinggal sendiri di apartemen atau di rumah saya yang di Pantai Indah Kapuk. Biar ada yang mengawasi katanya," ucap Risma, sembari menoleh ke arah Risma yang duduk di sampingnya. "Iya, Kang. Jika tinggal sama Akang dan Uni, Risma bisa jauh lebih tenang. Apalagi di kota besar seperti ini. Takut Risma, Kang, jika melepaskan Yuli begitu saja tanpa pengawasan." Risma membenarkan ucapan Riswan. "Iya, tidak apa-apa. Akang dan Uni senang kok, jika Yuli mau tinggal di sini. Buat nemanin kami berdua. Ini kebetulan saja sedang hari libur, jadi cucu-cucu bisa main ke sini. Biasanya, sepi. Kasihan Uni, ditinggal s

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   294. Risma Bersikap Aneh

    "Insyaallah, ospek sekarang tidak sama dengan jaman Ayah dan Uwa Uni dulu, tidak ada kontak fisik. Paling-paling cuma disuruh-suruh saja," jawab Yuli menerapkan tujuan dari ospek. Dia memang tidak menyebutkan Darman dan Risma, karena memang keduanya tidak pernah merasakan berkuliah. Juragan Hasyim dulu tidak terlalu peduli dengan pendidikan anak-anaknya, jika sedang punya uang banyak, lebih memilih dia habiskan untuk menyawer penari jaipong, atau untuk mencari perempuan. "Oh, iya, Riswan Risma, kalian menginap 'kan malam ini, tidak langsung pulang ke desa?" Kembali Darman yang bertanya. "Iya, Kang. Kami sekeluarga ingin menginap di sini. Tuh, ibunya, ingin malam ini merasakan tidur bersama si sulung, karena besok-besok mungkin Yuli baru pulang jika sedang liburan kuliah saja." Riswan yang menjawab, sambil menepuk lembut dengkul istrinya. Kembali Risma tersenyum, lalu berucap. "Entahlah, Kang Darman, Uni. Apa Risma kuat jauh dari anak." Matanya sudah berkaca-kaca. Suaranya pun ter

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 295 Disimpan Sendiri

    Part 295 Riswan kembali merengkuh bahu istrinya dan mendekatkan ke dalam pelukannya, mengusap-usap punggungnya, berucap pelan dekat telinga bidadari dunia dan akhiratnya. "Sebenarnya ada apa sih, Sayang ... ada yang ingin Eneng bicarakan sama, Abang? Atau Eneng ada menyembunyikan sesuatu dari, Abang?" Risma langsung tersenyum, menatap wajah Riswan lekat. Dia merasa bersalah, sudah membuat suaminya khawatir karena ucapannya. "Tidak kok, Bang. Tidak ada apa-apa. Eneng hanya jadi baper melihat putri sulung kita harus terpisah rumah dengan kita. Maafin Eneng ya, Bang. Kang Darman, Uni, jadi bikin suasana obrolan kita jadi tidak enak." Risma mulai tertawa, maksudnya untuk mencairkan kembali suasana. "Bukannya tidak enak, Ris. Hanya kamu tuh tidak biasa-biasanya membahas soal kematian terus. Tinggal terpisah dari anak itu memang sudah menjadi bagian hidup dari orang tua seperti kita. Nanti juga di saat-saat tertentu mereka akan datang mengunjungi. Dan itu adalah saat-saat yang paling d

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 296 Target Sasaran

    Marcel langsung masuk ke dalam ruang kerjanya. Kantor agency model miliknya tidak seperti kantor pada umumnya yang banyak meja, bangku, ataupun peralatan komputer. Kantornya lebih mirip ruang untuk kursus menari ataupun aerobik. Tempat untuk anak-anak asuhnya belajar modeling, ataupun berlatih peran.Tidak mudah menjalankan bisnis penyedia tenaga model seperti ini karena ketatnya persaingan di dunia showbiz dan hiburan. Saling sikut dan saling jegal pun berlaku di bisnis yang dekat dengan dunia gemerlap ini. Makanya, janji Subroto yang akan menjadikan agency miliknya menjadi satu-satunya partner di salah satu media televisi milik pengusaha media itu benar-benar penawaran besar yang mungkin tidak akan pernah datang lagi.Terbayang oleh Marcel jika itu terwujudkan, maka agency miliknya akan jadi terkenal dan paling dicari oleh para artis dan model papan atas. Dia tidak perlu lagi susah payah mencari bakat-bakat baru, karena otomatis akan banyak yang datang kepadanya untuk menawarkan dir

Latest chapter

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 394 Waktu Terbaik

    Dli, Aku mau ijin ke kamar kecil sebentar?" ucap Irma langsung berdiri dari tempat duduknya. "Lurus saja, Ma. Pintu kedua di sebelah kanan, kamar mandi buat tamu," jawab Fadli, wajahnya mengarah ke lorong dalam rumah. "Saya permisi sebentar, Tante." Si nyonya besar hanya mengangguk saja, dan Irma pun langsung berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Fadli.Sebenarnya, Irma tidak ingin buang air kecil ataupun besar. Dia hanya ingin menghindar sebentar. Ucapan dan pertanyaan dari ibunya Fadli dan Fadlan sungguh membuatnya sangat tidak nyaman. Dirinya merasa direndahkan dan tidak dihargai hanya karena seragam dan pekerjaannya yang sekarang. Irma sangat mencintai pekerjaannya, karena dari hasil kerjanya dia bisa membantu perekonomian keluarganya. Biaya sekolah ketiga adiknya, juga untuk merenovasi rumah. Walaupun tidak sekaya jika dibandingkan dengan Fadli, tetapi Irma adalah wanita yang mandiri. Kekayaan atau harta yang dimiliki pria bukanlah prioritasnya sekarang ini dalam mencari pas

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 393 Seperti Terdakwa

    Irma bisa melihat, jika tatapan Fadli yang berdiri di sampingnya banyak menyimpan kemarahan terhadap saudara kembarnya, Fadlan. Kegeraman terlihat jelas pada wajahnya. Irma sungguh tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan, ditambah lagi ada ibu dari mereka berdua.Irma berucap pelan kepada Fadli, dan tidak ingin Fadlan ikut mendengarkan."Jika kamu sampai berkelahi dengan Fadlan, jangan harap aku akan sudi bertemu denganmu lagi, Dli? ucapnya tegas, lalu tersenyum manis kepada Fadli. Sesaat Fadli diam tertegun, lalu dia mengangguk."Yuk, masuk, Ma," ajaknya lagi kepada Irma, sambil tangan kanannya menuntun Niken sang keponakan. Fadli langsung masuk ke dalam rumah tanpa menegur Fadlan, berpura-pura sibuk berbicara dengan Niken sambil berjalan. Sementara Irma berhenti tepat di depan Fadlan, menegur terlebih dahulu."Bagaimana kabarmu, Fad?" tegur Irma, dan entah kenapa, hatinya mulai merasakan tidak nyaman dengan Fadlan. Mungkin penyebab utamanya karena fitnah yang dia lak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 392 Pernah Menggugat Tuhan

    Siapa yang sudah berbohong terhadap dirinya, Fadli ataukah Fadlan? Siapa pula yang harus dia percaya di antara keduanya? Jika memang Fadlan yang sudah berbohong, apa maksud dan tujuannya? Irma benar-benar dibuat bingung setelah mendengarkan penjelasan versi Fadli. Namun, jika ternyata Fadlan yang sudah berbohong dan sengaja untuk menjelekkan juga memfitnah saudara kembarnya tersebut, betapa Irma akan sangat kecewa terhadapnya. Fadlan bilang jika Fadli sudah berkeluarga dan juga memiliki satu anak perempuan yang seumuran dengan putrinya, namun Fadli bilang jika istri sudah meninggal dunia, bahkan menjelaskannya dengan mata yang berkaca-kaca. "Istrimu sudah meninggal, Dli?" tanya Irma, dia memutuskan untuk tidak lagi membahas tentang perbedaan keterangan antara Fadli dan Fadlan. Siapa yang sudah berbohong dan siapa yang sudah berbicara jujur di antara mereka. Fadli mengangguk, membenarkan pertanyaan Irma. "Meninggal bersama dengan anakku di dalam kandungan," jelas Fadli, raut kesedi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 391 Siapa yang Harus Dipercaya

    Fadli malah terlihat seperti orang bingung, macam tidak paham apa yang sudah diucapkan oleh Irma. "Kamu sebenarnya bicara apa sih, Ma? Beneran, aku nggak paham," jawab Fadli, menatap wajah Irma dalam. Kembali dia lanjut bicara. "Benci? Musuhan? Sama siapa? Aku musuhan dan benci sama Fadlan gitu maksudnya, kamu?" tanyanya ke Irma. "Maaf, jika aku salah dan dianggap kegeeran, tapi menurut Fadlan seperti itu."Fadli menatap Irma dalam, bukan maksudnya untuk tidak mengakui, tapi itu peristiwa sudah beberapa tahun yang lalu, yang bahkan usia mereka waktu itu masih berumur belasan. "Dulu saat kita masih satu sekolah, iya, Korma. Aku memang sempat marah dengan Fadlan, karena aku yang dekat denganmu dari kelas satu, Tiba-tiba saat kelas tiga, dia main serobot aja." Fadli tertawa, ingatannya seperti sedang kembali ke masa lalu. Kembali dia bicara. "Saat dulu itu memang bukan salah kamu, bukan juga salah Fadlan. Aku saja yang dulu tidak punya keberanian untuk bicara langsung terhadapmu. "

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 390 Masa Lalu yang Belum Selesai

    Pria yang ingin bertemu dengannya jelas memang Fadli. Karena, memang hanya Fadli yang dulu memanggilnya dengan sebutan korma. Entah kenapa, badan Irma langsung terasa gemetar."Irma, kenapa bengong saja di dekat pintu, Masuk? itu temui Pak Fadli," teguran dari Pak Benny menyadarkan Irma dari terkesima. Kehadiran saudara kembar dari Fadlan ini jelas di luar perkiraannya. Dari mana Fadli bisa tahu jika Irma bekerja di pabrik ini? Terus, darimana Fadli bisa kenal pemilik perusahaan ini. Sampai-sampai Pak Benny pun sangat respect terhadapnya. "Ba-baik, Pak?" jawab Irma atas teguran atasannya itu, namun sebelum mendekati Fadli, justru Fadli yang langsung berbicara dengan Pak Benny. "Pak Benny, saya ijin mau ajak teman SMA saya ini, Irma, untuk makan siang.""Boleh, Pak, silakan," jawab kepala pabrik itu cepat, langsung memperbolehkan. Perlakuan Pak Benny terhadap Fadli cukup membuat Irma heran, betapa sangat hormatnya atasannya itu kepada Fadli. "Irma, kamu diajak makan siang sama Pak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 389 Tamu Yang Ingin Bertemu

    [ Assalamu'alaikum, Fad. Aku sudah memutuskan, sebelum urusan dengan istrimu selesai, aku minta, jangan temui aku dulu. Aku harap, kamu bisa memahami dan mengerti dengan keputusan yang sudah kuambil ini.]Selesai mengirimkan pesan, Irma lantas memblokir nomor Fadlan di aplikasi WA miliknya, bahkan memblokirnya juga di kontak teleponnya. Padahal, baru hari ini Irma memiliki nomor handphone mantan cinta pertamanya itu. Meletakkan hapenya di atas meja rias samping tempat tidurnya, lalu membaringkan tubuhnya di dipan tidur miliknya. Kembali teringat peristiwa saat di ropang tadi, betapa hatinya sangat sakit dianggap sebagai penyebab rusaknya rumah tangga seseorang. Pelakor, demi Tuhan Irma bukan seperti itu, dia lebih baik tetap menyendiri seperti ini daripada jadi perusak rumah tangga orang. Dalam perasaan yang resah, rasa kantuk mulai datang menyergap, karena Irma memang tidak terbiasa tidur terlalu telat. ÷÷÷Tiga hari setelah peristiwa penyiraman kopi oleh Agnes, dan akhirnya beru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 388 Tangisan Seorang Ibu

    "Mengapa sampai saat ini kamu belum juga menikah, Ir. Apakah itu semua karena aku?"Udara malam di pantai ini semakin dingin, ditambah lagi dengan anginnya yang kencang. Irma sampai mensidakepkan kedua tangannya karena hawa dingin tersebut, ditambah terkena basahan cokelat tadi, walaupun dia sudah berganti pakaian. Setelah cukup lama terdiam, Irma mulai menjawab pertanyaan Fadlan. "Aku harus menjawab apa, Fad? Jika aku bilang mungkin memang sudah garis hidupku dari Allah seperti ini, salah tidak?"Sesaat Fadlan terdiam, karena memang apa yang Irma katakan itu benar adanya. "Tidak, Ir, kamu tidak salah. Hidup, mati, dan jodoh memang urusan Allah 'kan?" "Hmm ... hanya satu hal yang bisa aku jawab dengan jujur dan sebenarnya. Dan itu sudah kujawab saat di rumah tadi. Apa aku harus mengulanginya lagi?" tanya Irma lagi. "Jika kamu tidak keberatan?""Kamu adalah kekasih yang pertama, Fad, dan sampai saat ini aku belum pernah berteman dekat lagi dengan pria lain," jawab Irma, ada nada get

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 387 Sudah Berselingkuh

    Part 12Fadlan terdiam, mendengar pertanyaan Irma, tatapannya masih menghadap ke tengah lautan yang terlihat temaram, terkena pantulan cahaya rembulan. Angin laut masih berembus kencang. Terlihat Fadlan menarik nafasnya sejenak, sembari matanya terpejam, lalu dilepaskan perlahan."Agnes sudah berselingkuh," jawabnya singkat.Lalu mengambil kopinya, dan menghirupnya perlahan."Kamu menyaksikan sendiri?" tanya Irma."Maksudnya?" jawab Fadlan"Maksudku, kamu menyaksikan sendiri perselingkuhan tersebut?" tanya Irma lagi."Tidak," jawab Fadlan, masih singkat. Tatapannya lalu beralih ke arah Irma."Aku menemukan chat-chat pribadinya dengan pria lain," jelas Fadlan."Maksud chat pribadi, seperti apa?""Chat-chat mesranya dengan pria lain." Jemarinya mengusap pelan wajahnya."Kamu kenal, siapa pria yang kamu maksud?" Irma masih terus mengejar. Bukannya Irma ingin kepo dengan masalah orang lain, tetapi ... Fadlan sendiri yang sudah berjanji, ingin menceritakan tentang masalah keluarganya."Ya,

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 386 Menyimpan Amarah

    Terlihat dari raut wajah dan tatapan matanya, jika wanita yang menganggap Irma sebagai perempuan gatel itu sedang menyimpan amarah, ada dua wanita lagi di belakangnya, sepertinya kawan dari calon mantan istrinya Fadlan.Irma hanya diam termangu, saat perempuan itu melabraknya. Fadlan langsung berdiri."Udah, Nes. Perempuan perusak mah, jambak aja rambutnya," ucap salah satu kawannya."Iya, ga usah takut, apa perlu gue bantuin hajar nih pelakor," tuduh kawannya yang satu lagi kepada Irma. Dua orang kawan-kawannya, malah memanas-manasi calon mantan Fadlan tersebut."Hai ... hai, kerjaan kalian jangan bisanya manas-manasin ya. Hai ... Agnes! Irma tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi kita, aku bertemu Irma, baru seminggu ini. Sedangkan masalah di antara kita berdua, sudah berjalan berbulan-bulan. Jadi jika kamu menuduh Irma sebagai orang ke tiga di antara hubungan kita, kamu salah alamat," ucap Fadlan tegas. Irma tetap terdiam, dia bingung, harus bersikap seperti apa."Gue seperti

DMCA.com Protection Status