Home / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / Part 292. Membalas Dendam

Share

Part 292. Membalas Dendam

Author: Pena Asmara
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Orang kepercayaan itu masih diam berdiri, menyaksikan bos-nya bicara sendiri. Bertahun-tahun dia menjadi kaki tangan si pengusaha licik ini. Dan sudah paham betul dengan wataknya yang pendendam dengan orang yang dianggapnya musuh.

"Rencana selanjutnya bagaimana, Bos?" tanya orang kepercayaan itu yang bernama Jefri kepada sang big bos, Tuan Soebroto.

"Di Fakultas mana putri dari si Riswan itu kuliah di Trisakti?" tanya Subroto mulai mendalami informasi yang didapat oleh anak buahnya.

"Informasi yang saya dapat, di Fakultas Ekonomi, Bos?"

"Elu punya orang dalam di sana?" tanya Soebroto lagi. Tatapannya tajam fokus menatap Jefri.

"Di sana di mana maksudnya, Bos?" tanya Jefri sedikit bingung.

"Di kampus itu goblok! Masa di terminal!" bentak Subroto keras sambil menggebrak meja, dan Jefri langsung terlihat pucat.

"Ti-tidak ada, Bos?" jawab Jefri terbata. Bosnya itu memang jika sedang marah terlihat sangat menakutkan baginya.

Terus, informasi tentang anaknya si Riswan itu elu dapat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ahmad Santi Lambe
sdah ga mampu ngarang kali
goodnovel comment avatar
Alai Syahrul Nizam
sepertinya ngak ada lanjutan lg ya..
goodnovel comment avatar
Ismail Ismail
Kok tdk bisa dibuka lagi. Apa sudah tamat ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 293. Rasa Kekeluargaan

    Darman dan istrinya, Uni, berbincang-bincang dengan Riswan, Risma, dan Yuli. Sementara dua anaknya yang lain bermain dengan cucu-cucunya Kang Darman di ruangan rumah yang lebih dalam. Mereka membicarakan tentang rencana kuliah Yuli selama akan tinggal di Jakarta, di ruang tamu kediamannya Kang Darman."Saya dan Risma titip Yuli ya, Kang. Ibunya ini tidak tenang jika putri sulungnya ini tinggal sendiri di apartemen atau di rumah saya yang di Pantai Indah Kapuk. Biar ada yang mengawasi katanya," ucap Risma, sembari menoleh ke arah Risma yang duduk di sampingnya. "Iya, Kang. Jika tinggal sama Akang dan Uni, Risma bisa jauh lebih tenang. Apalagi di kota besar seperti ini. Takut Risma, Kang, jika melepaskan Yuli begitu saja tanpa pengawasan." Risma membenarkan ucapan Riswan. "Iya, tidak apa-apa. Akang dan Uni senang kok, jika Yuli mau tinggal di sini. Buat nemanin kami berdua. Ini kebetulan saja sedang hari libur, jadi cucu-cucu bisa main ke sini. Biasanya, sepi. Kasihan Uni, ditinggal s

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   294. Risma Bersikap Aneh

    "Insyaallah, ospek sekarang tidak sama dengan jaman Ayah dan Uwa Uni dulu, tidak ada kontak fisik. Paling-paling cuma disuruh-suruh saja," jawab Yuli menerapkan tujuan dari ospek. Dia memang tidak menyebutkan Darman dan Risma, karena memang keduanya tidak pernah merasakan berkuliah. Juragan Hasyim dulu tidak terlalu peduli dengan pendidikan anak-anaknya, jika sedang punya uang banyak, lebih memilih dia habiskan untuk menyawer penari jaipong, atau untuk mencari perempuan. "Oh, iya, Riswan Risma, kalian menginap 'kan malam ini, tidak langsung pulang ke desa?" Kembali Darman yang bertanya. "Iya, Kang. Kami sekeluarga ingin menginap di sini. Tuh, ibunya, ingin malam ini merasakan tidur bersama si sulung, karena besok-besok mungkin Yuli baru pulang jika sedang liburan kuliah saja." Riswan yang menjawab, sambil menepuk lembut dengkul istrinya. Kembali Risma tersenyum, lalu berucap. "Entahlah, Kang Darman, Uni. Apa Risma kuat jauh dari anak." Matanya sudah berkaca-kaca. Suaranya pun ter

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 295 Disimpan Sendiri

    Part 295 Riswan kembali merengkuh bahu istrinya dan mendekatkan ke dalam pelukannya, mengusap-usap punggungnya, berucap pelan dekat telinga bidadari dunia dan akhiratnya. "Sebenarnya ada apa sih, Sayang ... ada yang ingin Eneng bicarakan sama, Abang? Atau Eneng ada menyembunyikan sesuatu dari, Abang?" Risma langsung tersenyum, menatap wajah Riswan lekat. Dia merasa bersalah, sudah membuat suaminya khawatir karena ucapannya. "Tidak kok, Bang. Tidak ada apa-apa. Eneng hanya jadi baper melihat putri sulung kita harus terpisah rumah dengan kita. Maafin Eneng ya, Bang. Kang Darman, Uni, jadi bikin suasana obrolan kita jadi tidak enak." Risma mulai tertawa, maksudnya untuk mencairkan kembali suasana. "Bukannya tidak enak, Ris. Hanya kamu tuh tidak biasa-biasanya membahas soal kematian terus. Tinggal terpisah dari anak itu memang sudah menjadi bagian hidup dari orang tua seperti kita. Nanti juga di saat-saat tertentu mereka akan datang mengunjungi. Dan itu adalah saat-saat yang paling d

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 296 Target Sasaran

    Marcel langsung masuk ke dalam ruang kerjanya. Kantor agency model miliknya tidak seperti kantor pada umumnya yang banyak meja, bangku, ataupun peralatan komputer. Kantornya lebih mirip ruang untuk kursus menari ataupun aerobik. Tempat untuk anak-anak asuhnya belajar modeling, ataupun berlatih peran.Tidak mudah menjalankan bisnis penyedia tenaga model seperti ini karena ketatnya persaingan di dunia showbiz dan hiburan. Saling sikut dan saling jegal pun berlaku di bisnis yang dekat dengan dunia gemerlap ini. Makanya, janji Subroto yang akan menjadikan agency miliknya menjadi satu-satunya partner di salah satu media televisi milik pengusaha media itu benar-benar penawaran besar yang mungkin tidak akan pernah datang lagi.Terbayang oleh Marcel jika itu terwujudkan, maka agency miliknya akan jadi terkenal dan paling dicari oleh para artis dan model papan atas. Dia tidak perlu lagi susah payah mencari bakat-bakat baru, karena otomatis akan banyak yang datang kepadanya untuk menawarkan dir

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 297 Organisasi Tersembunyi

    "Tapi sepertinya gadis ini perempuan baik-baik," ucap Rey seperti bergumam, namun Marcel bisa ikut mendengarkan. "Makanya, Ai bilang you harus buat team. Tidak bisa kerja sendiri. Semua harus direncanakan sebaik mungkin agar rencana kita berhasil.""Saya memang tidak pernah kerja sendiri, bukannya Bos sudah tahu?""Iya, ai tahu you punya team. Ai cuma ingin misi ini jangan sampai gagal, karena ini sangat penting untuk berjalannya bisnis ai ke depannya."Rey terdiam, ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Sudah berkali-kali Marcel mengatakan jangan sampai gagal, seolah-olah gadis yang akan menjadi target mereka harus benar-benar dibuat hancur. Dan dia putuskan untuk langsung menanyakan saja. "Kenapa kita harus menghancurkan gadis ini, apa alasannya? Siapa pemesannya?" tanya Rey kepada Marcel, walaupun dari raut wajahnya terlihat jika dia tidak terlalu suka kalau Rey menanyakan alasannya karena apa? "You mau ambil tidak pekerjaan ini, tidak perlu you tahu pemesannya siapa?" jawab

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 298 Misi Jahat Disepakati

    298"Subroto Mangkudirejo, yang bos media itu?" Marcel mengangguk membenarkan. "Jadi dia yang meminta pada bos untuk kita mengerjai putri dari konglomerat itu?" Sekali lagi Marcel hanya mengangguk. "Apa alasannya, bukannya saat peristiwa itu gadis ini masih kecil?" tanya Rey lagi penasaran. "Soal alasannya kenapa, ai tidak tahu. Mungkin saja untuk membalas dendam," jawab Marcel, kembali meminum minuman beralkohol miliknya, sementara Rey sendiri belum meminumnya sama sekali. "Diminum dulu itu pesananmu, es-nya nanti keburu mencair," ucap Marcel mengingatkan, dan Rey pun mulai meminum minumannya. Beberapa saat, mulai kembali bicara. "Apa untungnya bagi Subroto melakukan itu, apa yang dia dapat jika seandainya putri sulung dari konglomerasi itu mampu kita hancurkan," ucap Rey, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Subroto. "Itulah yang namanya dendam, Rey. Tidak butuh alasan untuk itu. Yang diutamakan adalah membalaskan rasa sakit hatinya, walaupun tidak ke orang

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 299 Kenangan Yang Tersisa

    GNKedua anaknya Risma, Neti dan Aditya merasa senang sekali saat mengetahui jika ibunya kali ini ikut mengantarkan mereka sampai ke sekolah, yang biasanya hanya selalu bersama sopir pribadi. Perbincangan terus terdengar sepanjang perjalanan, masing-masing bercerita tentang kawan-kawan mereka di sekolah. Soal pelajaran, juga cerita-cerita lucu lainnya. Dalam hati Risma mengucapkan rasa syukur kepada Allah, jika ketiga anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik, berbeda dengan dirinya yang hanya mengenyam pendidikan sampai SMP saja. Selepas mengantarkan anaknya, sang sopir pribadi yang biasanya ikut menunggu hingga kedua anaknya pulang sekolah, kali ini Risma meminta untuk mengantarkan dirinya ke rumah mendiang ibu kandungnya dahulu yang sekarang masih ditempati oleh Samsiah dan suaminya, juga pekerja rumah tangga yang setia dengan almarhumah ibunya, Bik Junah. Sementara Ela, walaupun masih mengurusi loundry milik Risma, sekarang sudah memiliki rumah sendiri bersama Tohir, masih di

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 300 Merindukan Hingga Ajal Datang

    GN "Non Risma, mau nanya apa, Non?" Risma tidak langsung bicara, dia merapihkan gaya duduknya dahulu biar lebih nyaman, sembari di dalam hatinya berharap jika dugaannya ini adalah salah. "Sebelum Risma bertanya, Risma ingin Bibik bicara apa adanya, jangan ada yang disembunyikan. Bibik bersedia 'kan?" tanya Risma kepada Bik Junah yang cuma mengangguk tanda mengerti. Namun, sebelum Risma melanjutkan bicara, si bibik sudah bertanya terlebih dahulu. "Ada apa sih, Non. Kok, Bik Junah jadi takut, ya, Non?" tanyanya, wajahnya terlihat was-was. Risma tertawa geli melihat raut wajah si bibik. Telapak tangan Risma menepuk-nepuk lembut punggung tangan Bik Junah, untuk menenangkan. "Bibik jangan seperti itu lah, Bik. Tidak ada apa-apa, kok. Bibik jangan paranoid deh, Samsiah bilang jika berhubungan dengan Risma, Bik Junah selalu ketakutan. Memangnya Risma jahat ya, Bik?" tanya Risma, setelah mendapatkan laporan dari Samsiah, jika Bik Junah takut padanya. "Tidak, Non. Bik Junah takut b

Latest chapter

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 394 Waktu Terbaik

    Dli, Aku mau ijin ke kamar kecil sebentar?" ucap Irma langsung berdiri dari tempat duduknya. "Lurus saja, Ma. Pintu kedua di sebelah kanan, kamar mandi buat tamu," jawab Fadli, wajahnya mengarah ke lorong dalam rumah. "Saya permisi sebentar, Tante." Si nyonya besar hanya mengangguk saja, dan Irma pun langsung berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Fadli.Sebenarnya, Irma tidak ingin buang air kecil ataupun besar. Dia hanya ingin menghindar sebentar. Ucapan dan pertanyaan dari ibunya Fadli dan Fadlan sungguh membuatnya sangat tidak nyaman. Dirinya merasa direndahkan dan tidak dihargai hanya karena seragam dan pekerjaannya yang sekarang. Irma sangat mencintai pekerjaannya, karena dari hasil kerjanya dia bisa membantu perekonomian keluarganya. Biaya sekolah ketiga adiknya, juga untuk merenovasi rumah. Walaupun tidak sekaya jika dibandingkan dengan Fadli, tetapi Irma adalah wanita yang mandiri. Kekayaan atau harta yang dimiliki pria bukanlah prioritasnya sekarang ini dalam mencari pas

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 393 Seperti Terdakwa

    Irma bisa melihat, jika tatapan Fadli yang berdiri di sampingnya banyak menyimpan kemarahan terhadap saudara kembarnya, Fadlan. Kegeraman terlihat jelas pada wajahnya. Irma sungguh tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan, ditambah lagi ada ibu dari mereka berdua.Irma berucap pelan kepada Fadli, dan tidak ingin Fadlan ikut mendengarkan."Jika kamu sampai berkelahi dengan Fadlan, jangan harap aku akan sudi bertemu denganmu lagi, Dli? ucapnya tegas, lalu tersenyum manis kepada Fadli. Sesaat Fadli diam tertegun, lalu dia mengangguk."Yuk, masuk, Ma," ajaknya lagi kepada Irma, sambil tangan kanannya menuntun Niken sang keponakan. Fadli langsung masuk ke dalam rumah tanpa menegur Fadlan, berpura-pura sibuk berbicara dengan Niken sambil berjalan. Sementara Irma berhenti tepat di depan Fadlan, menegur terlebih dahulu."Bagaimana kabarmu, Fad?" tegur Irma, dan entah kenapa, hatinya mulai merasakan tidak nyaman dengan Fadlan. Mungkin penyebab utamanya karena fitnah yang dia lak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 392 Pernah Menggugat Tuhan

    Siapa yang sudah berbohong terhadap dirinya, Fadli ataukah Fadlan? Siapa pula yang harus dia percaya di antara keduanya? Jika memang Fadlan yang sudah berbohong, apa maksud dan tujuannya? Irma benar-benar dibuat bingung setelah mendengarkan penjelasan versi Fadli. Namun, jika ternyata Fadlan yang sudah berbohong dan sengaja untuk menjelekkan juga memfitnah saudara kembarnya tersebut, betapa Irma akan sangat kecewa terhadapnya. Fadlan bilang jika Fadli sudah berkeluarga dan juga memiliki satu anak perempuan yang seumuran dengan putrinya, namun Fadli bilang jika istri sudah meninggal dunia, bahkan menjelaskannya dengan mata yang berkaca-kaca. "Istrimu sudah meninggal, Dli?" tanya Irma, dia memutuskan untuk tidak lagi membahas tentang perbedaan keterangan antara Fadli dan Fadlan. Siapa yang sudah berbohong dan siapa yang sudah berbicara jujur di antara mereka. Fadli mengangguk, membenarkan pertanyaan Irma. "Meninggal bersama dengan anakku di dalam kandungan," jelas Fadli, raut kesedi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 391 Siapa yang Harus Dipercaya

    Fadli malah terlihat seperti orang bingung, macam tidak paham apa yang sudah diucapkan oleh Irma. "Kamu sebenarnya bicara apa sih, Ma? Beneran, aku nggak paham," jawab Fadli, menatap wajah Irma dalam. Kembali dia lanjut bicara. "Benci? Musuhan? Sama siapa? Aku musuhan dan benci sama Fadlan gitu maksudnya, kamu?" tanyanya ke Irma. "Maaf, jika aku salah dan dianggap kegeeran, tapi menurut Fadlan seperti itu."Fadli menatap Irma dalam, bukan maksudnya untuk tidak mengakui, tapi itu peristiwa sudah beberapa tahun yang lalu, yang bahkan usia mereka waktu itu masih berumur belasan. "Dulu saat kita masih satu sekolah, iya, Korma. Aku memang sempat marah dengan Fadlan, karena aku yang dekat denganmu dari kelas satu, Tiba-tiba saat kelas tiga, dia main serobot aja." Fadli tertawa, ingatannya seperti sedang kembali ke masa lalu. Kembali dia bicara. "Saat dulu itu memang bukan salah kamu, bukan juga salah Fadlan. Aku saja yang dulu tidak punya keberanian untuk bicara langsung terhadapmu. "

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 390 Masa Lalu yang Belum Selesai

    Pria yang ingin bertemu dengannya jelas memang Fadli. Karena, memang hanya Fadli yang dulu memanggilnya dengan sebutan korma. Entah kenapa, badan Irma langsung terasa gemetar."Irma, kenapa bengong saja di dekat pintu, Masuk? itu temui Pak Fadli," teguran dari Pak Benny menyadarkan Irma dari terkesima. Kehadiran saudara kembar dari Fadlan ini jelas di luar perkiraannya. Dari mana Fadli bisa tahu jika Irma bekerja di pabrik ini? Terus, darimana Fadli bisa kenal pemilik perusahaan ini. Sampai-sampai Pak Benny pun sangat respect terhadapnya. "Ba-baik, Pak?" jawab Irma atas teguran atasannya itu, namun sebelum mendekati Fadli, justru Fadli yang langsung berbicara dengan Pak Benny. "Pak Benny, saya ijin mau ajak teman SMA saya ini, Irma, untuk makan siang.""Boleh, Pak, silakan," jawab kepala pabrik itu cepat, langsung memperbolehkan. Perlakuan Pak Benny terhadap Fadli cukup membuat Irma heran, betapa sangat hormatnya atasannya itu kepada Fadli. "Irma, kamu diajak makan siang sama Pak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 389 Tamu Yang Ingin Bertemu

    [ Assalamu'alaikum, Fad. Aku sudah memutuskan, sebelum urusan dengan istrimu selesai, aku minta, jangan temui aku dulu. Aku harap, kamu bisa memahami dan mengerti dengan keputusan yang sudah kuambil ini.]Selesai mengirimkan pesan, Irma lantas memblokir nomor Fadlan di aplikasi WA miliknya, bahkan memblokirnya juga di kontak teleponnya. Padahal, baru hari ini Irma memiliki nomor handphone mantan cinta pertamanya itu. Meletakkan hapenya di atas meja rias samping tempat tidurnya, lalu membaringkan tubuhnya di dipan tidur miliknya. Kembali teringat peristiwa saat di ropang tadi, betapa hatinya sangat sakit dianggap sebagai penyebab rusaknya rumah tangga seseorang. Pelakor, demi Tuhan Irma bukan seperti itu, dia lebih baik tetap menyendiri seperti ini daripada jadi perusak rumah tangga orang. Dalam perasaan yang resah, rasa kantuk mulai datang menyergap, karena Irma memang tidak terbiasa tidur terlalu telat. ÷÷÷Tiga hari setelah peristiwa penyiraman kopi oleh Agnes, dan akhirnya beru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 388 Tangisan Seorang Ibu

    "Mengapa sampai saat ini kamu belum juga menikah, Ir. Apakah itu semua karena aku?"Udara malam di pantai ini semakin dingin, ditambah lagi dengan anginnya yang kencang. Irma sampai mensidakepkan kedua tangannya karena hawa dingin tersebut, ditambah terkena basahan cokelat tadi, walaupun dia sudah berganti pakaian. Setelah cukup lama terdiam, Irma mulai menjawab pertanyaan Fadlan. "Aku harus menjawab apa, Fad? Jika aku bilang mungkin memang sudah garis hidupku dari Allah seperti ini, salah tidak?"Sesaat Fadlan terdiam, karena memang apa yang Irma katakan itu benar adanya. "Tidak, Ir, kamu tidak salah. Hidup, mati, dan jodoh memang urusan Allah 'kan?" "Hmm ... hanya satu hal yang bisa aku jawab dengan jujur dan sebenarnya. Dan itu sudah kujawab saat di rumah tadi. Apa aku harus mengulanginya lagi?" tanya Irma lagi. "Jika kamu tidak keberatan?""Kamu adalah kekasih yang pertama, Fad, dan sampai saat ini aku belum pernah berteman dekat lagi dengan pria lain," jawab Irma, ada nada get

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 387 Sudah Berselingkuh

    Part 12Fadlan terdiam, mendengar pertanyaan Irma, tatapannya masih menghadap ke tengah lautan yang terlihat temaram, terkena pantulan cahaya rembulan. Angin laut masih berembus kencang. Terlihat Fadlan menarik nafasnya sejenak, sembari matanya terpejam, lalu dilepaskan perlahan."Agnes sudah berselingkuh," jawabnya singkat.Lalu mengambil kopinya, dan menghirupnya perlahan."Kamu menyaksikan sendiri?" tanya Irma."Maksudnya?" jawab Fadlan"Maksudku, kamu menyaksikan sendiri perselingkuhan tersebut?" tanya Irma lagi."Tidak," jawab Fadlan, masih singkat. Tatapannya lalu beralih ke arah Irma."Aku menemukan chat-chat pribadinya dengan pria lain," jelas Fadlan."Maksud chat pribadi, seperti apa?""Chat-chat mesranya dengan pria lain." Jemarinya mengusap pelan wajahnya."Kamu kenal, siapa pria yang kamu maksud?" Irma masih terus mengejar. Bukannya Irma ingin kepo dengan masalah orang lain, tetapi ... Fadlan sendiri yang sudah berjanji, ingin menceritakan tentang masalah keluarganya."Ya,

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 386 Menyimpan Amarah

    Terlihat dari raut wajah dan tatapan matanya, jika wanita yang menganggap Irma sebagai perempuan gatel itu sedang menyimpan amarah, ada dua wanita lagi di belakangnya, sepertinya kawan dari calon mantan istrinya Fadlan.Irma hanya diam termangu, saat perempuan itu melabraknya. Fadlan langsung berdiri."Udah, Nes. Perempuan perusak mah, jambak aja rambutnya," ucap salah satu kawannya."Iya, ga usah takut, apa perlu gue bantuin hajar nih pelakor," tuduh kawannya yang satu lagi kepada Irma. Dua orang kawan-kawannya, malah memanas-manasi calon mantan Fadlan tersebut."Hai ... hai, kerjaan kalian jangan bisanya manas-manasin ya. Hai ... Agnes! Irma tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi kita, aku bertemu Irma, baru seminggu ini. Sedangkan masalah di antara kita berdua, sudah berjalan berbulan-bulan. Jadi jika kamu menuduh Irma sebagai orang ke tiga di antara hubungan kita, kamu salah alamat," ucap Fadlan tegas. Irma tetap terdiam, dia bingung, harus bersikap seperti apa."Gue seperti

DMCA.com Protection Status