Beranda / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / Part 297 Organisasi Tersembunyi

Share

Part 297 Organisasi Tersembunyi

Penulis: Pena Asmara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tapi sepertinya gadis ini perempuan baik-baik," ucap Rey seperti bergumam, namun Marcel bisa ikut mendengarkan.

"Makanya, Ai bilang you harus buat team. Tidak bisa kerja sendiri. Semua harus direncanakan sebaik mungkin agar rencana kita berhasil."

"Saya memang tidak pernah kerja sendiri, bukannya Bos sudah tahu?"

"Iya, ai tahu you punya team. Ai cuma ingin misi ini jangan sampai gagal, karena ini sangat penting untuk berjalannya bisnis ai ke depannya."

Rey terdiam, ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Sudah berkali-kali Marcel mengatakan jangan sampai gagal, seolah-olah gadis yang akan menjadi target mereka harus benar-benar dibuat hancur. Dan dia putuskan untuk langsung menanyakan saja.

"Kenapa kita harus menghancurkan gadis ini, apa alasannya? Siapa pemesannya?" tanya Rey kepada Marcel, walaupun dari raut wajahnya terlihat jika dia tidak terlalu suka kalau Rey menanyakan alasannya karena apa?

"You mau ambil tidak pekerjaan ini, tidak perlu you tahu pemesannya siapa?" jawab
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 298 Misi Jahat Disepakati

    298"Subroto Mangkudirejo, yang bos media itu?" Marcel mengangguk membenarkan. "Jadi dia yang meminta pada bos untuk kita mengerjai putri dari konglomerat itu?" Sekali lagi Marcel hanya mengangguk. "Apa alasannya, bukannya saat peristiwa itu gadis ini masih kecil?" tanya Rey lagi penasaran. "Soal alasannya kenapa, ai tidak tahu. Mungkin saja untuk membalas dendam," jawab Marcel, kembali meminum minuman beralkohol miliknya, sementara Rey sendiri belum meminumnya sama sekali. "Diminum dulu itu pesananmu, es-nya nanti keburu mencair," ucap Marcel mengingatkan, dan Rey pun mulai meminum minumannya. Beberapa saat, mulai kembali bicara. "Apa untungnya bagi Subroto melakukan itu, apa yang dia dapat jika seandainya putri sulung dari konglomerasi itu mampu kita hancurkan," ucap Rey, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Subroto. "Itulah yang namanya dendam, Rey. Tidak butuh alasan untuk itu. Yang diutamakan adalah membalaskan rasa sakit hatinya, walaupun tidak ke orang

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 299 Kenangan Yang Tersisa

    GNKedua anaknya Risma, Neti dan Aditya merasa senang sekali saat mengetahui jika ibunya kali ini ikut mengantarkan mereka sampai ke sekolah, yang biasanya hanya selalu bersama sopir pribadi. Perbincangan terus terdengar sepanjang perjalanan, masing-masing bercerita tentang kawan-kawan mereka di sekolah. Soal pelajaran, juga cerita-cerita lucu lainnya. Dalam hati Risma mengucapkan rasa syukur kepada Allah, jika ketiga anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik, berbeda dengan dirinya yang hanya mengenyam pendidikan sampai SMP saja. Selepas mengantarkan anaknya, sang sopir pribadi yang biasanya ikut menunggu hingga kedua anaknya pulang sekolah, kali ini Risma meminta untuk mengantarkan dirinya ke rumah mendiang ibu kandungnya dahulu yang sekarang masih ditempati oleh Samsiah dan suaminya, juga pekerja rumah tangga yang setia dengan almarhumah ibunya, Bik Junah. Sementara Ela, walaupun masih mengurusi loundry milik Risma, sekarang sudah memiliki rumah sendiri bersama Tohir, masih di

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 300 Merindukan Hingga Ajal Datang

    GN "Non Risma, mau nanya apa, Non?" Risma tidak langsung bicara, dia merapihkan gaya duduknya dahulu biar lebih nyaman, sembari di dalam hatinya berharap jika dugaannya ini adalah salah. "Sebelum Risma bertanya, Risma ingin Bibik bicara apa adanya, jangan ada yang disembunyikan. Bibik bersedia 'kan?" tanya Risma kepada Bik Junah yang cuma mengangguk tanda mengerti. Namun, sebelum Risma melanjutkan bicara, si bibik sudah bertanya terlebih dahulu. "Ada apa sih, Non. Kok, Bik Junah jadi takut, ya, Non?" tanyanya, wajahnya terlihat was-was. Risma tertawa geli melihat raut wajah si bibik. Telapak tangan Risma menepuk-nepuk lembut punggung tangan Bik Junah, untuk menenangkan. "Bibik jangan seperti itu lah, Bik. Tidak ada apa-apa, kok. Bibik jangan paranoid deh, Samsiah bilang jika berhubungan dengan Risma, Bik Junah selalu ketakutan. Memangnya Risma jahat ya, Bik?" tanya Risma, setelah mendapatkan laporan dari Samsiah, jika Bik Junah takut padanya. "Tidak, Non. Bik Junah takut b

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 301 Rindu yang Terlampiaskan

    Part 152Gadis yang bekerja di rumah bekas mendiang ibu kandungnya Risma itu datang membawakan segelas minuman dan snack kue-kue kering, berhenti sejenak di batas ruang tamu dan ruangan dalam karena melihat Risma sedang menangis, dia jadi ragu-ragu untuk lebih mendekat.Bik Junah lantas memberikan isyarat agar gadis itu menaruh apa yang dibawanya di atas meja, dan segera diikuti. Sementara itu Risma mulai membersihkan wajahnya dari basahan sisa air mata dengan menggunakan tissue yang selalu dia bawa di dalam tasnya. Gadis muda itu segera kembali masuk ke dalam ruangan rumah yang lebih dalam, tidak ingin jika kehadirannya dianggap mengganggu sang nyonya pemilik rumah. "Diminum dulu, Non, teh manisnya. Biar si Non tenang," saran Bik Junah kepada Risma, dan seperti mendengarkan perintah dari orangtuanya, Risma pun menurutinya. Hatinya merasa sesak, kenapa dia baru menyadari selama ini, dan sedikit pun tidak pernah terpikirkan olehnya peristiwa 15 tahun yang lalu, jika almarhumah ibu kan

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 302 Kotak Rahasia

    GN 302Semua perasaan rindu, rasa sayang, rasa sesal, segala rasa bercampur menjadi satu, Risma lampiaskan semuanya ke dalam pelukan Bik Junah. Sampai terisak-isak tangisannya. Perempuan tua itu adalah pengganti semua rasa kerinduan serta cintanya yang tidak pernah terlampiaskan. Tidak pernah tahu tentang siapa ibu kandungnya, karena semua yang tahu sengaja menyembunyikannya. Namun, setelah dia tahu hal yang sebenarnya, untuk sekedar ingin memeluk saja dia sudah tidak bisa. "Sudah, Non Risma, sudah ... Ikhlaskan, Non, ikhlaskan. Semuanya sudah garisan takdir. Jangan disesali, Non." Nasehat Bik Junah pelan, karena Risma masih saja memeluknya erat sambil menangis. Si bibik sangat bisa memahami apa yang sedang Risma rasakan saat ini. Risma mengendurkan pelukannya, wajahnya sudah basah dengan air mata. "Apakah almarhumah ibu akan memaafkan, Risma, Bik. Yang sudah membiarkan beliau terlalu lama menunggu," ucap Risma, punggung dan telapak tangannya sedang sibuk menghapus mata dan wajahnya

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 303 Hidup yang Tidak Mudah

    "Bismillah."Risma lantas membuka kotak kayu tersebut. Kotak kayu yang sederhana, tidak membutuhkan alat untuk membukanya. Layaknya seperti kotak sepatu saja, bisa tinggal langsung buka, dan tidak ada dikunci sama sekali. Sebenarnya, sama seperti penyimpanan kotak, hanya oleh almarhumah yang disembunyikan dan dirahasiakan. Hal pertama yang Risma lihat adalah beberapa lembar foto, yang ditaruh paling atas di atas tumpukan tersebut. Dia ambil beberapa lembar foto tersebut, dan langsung diam tertegun. Dalam diam, buka kembali matanya berkaca-kaca. Foto tua, gambarnya pun sudah ada sedikit bercak-bercak pertanda foto itu sudah lama dibuat. Tampak foto seorang gadis muda, bahkan bisa dibilang sangat muda, sedang menggendong bayi yang masih merah. Usia wanita muda di dalam foto tersebut, bahkan jika nilai Risma masih lebih muda dari putri keduanya, Neti, yang kini sudah 16 tahun. Dan itu foto almarhumah sang ibu sedang menggendong dirinya saat masih bayi. Tanpa terasa, air mata mulai men

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 304 Sejarah Perjalanan Hidup

    Part 154Risma masih terus memperhatikan lembar demi lembar dari buku diary almarhumah ibunya. Dia merasa tidak perlu terburu-buru untuk mengecek satu per satu berkas yang masih berada di dalam box kayu. Dia lebih ingin mengenal tentang sosok pribadi sang ibu. Puluhan tahun, bahkan sampai setelah memiliki dua anak dari Riswan, dan setelah itu dia baru tahu jika Emak Sawiyah bukanlah ibu kandung dia yang sebenarnya, jelas sangat membuat dirinya terkejut, dan tidak semudah itu bisa menerima begitu saja. Risma waktu itu masih butuh waktu untuk menenangkan dan memahami tentang perasaannya, juga kesiapannya dalam menerima kenyataan, bahwa emak yang sudah mengurus juga merawatnya ternyata bukan orang yang melahirkannya. Walaupun pada akhirnya emak sendiri yang bercerita padanya tentang sebuah kebenaran, bahwa dirinya adalah anak dari madunya tidak langsung begitu saja dia bisa menerima kenyataannya. Makanya dia butuh waktu saat itu, tidak langsung cepat-cepat menemui ibu kandungnya. Pemi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 305 Belum Semua Terungkap

    GN 306Amplop itu terasa berat, sepertinya berisi benda-benda padat, dan bukan lagi lembaran kertas. Sudah terasa di telapak tangannya saat mengangkat dan memegang amplop tersebut. Pantas saja, jika kotak ini terlihat terisi penuh. Risma lantas membuka amplop ditumpukan paling atas. Dia tersenyum saat amplop itu dia buka, dan sudah terlihat olehnya, apa isi di dalam amplop tersebut, walaupun belum dia keluarkan benda di dalamnya. Terdapat empat emas seperti plat tipis, seukuran seperti kotak korek api dengan logo Antam pada tiap pembungkusnya. Masing-masing tertulis 25 gram. Almarhumah ibunya ternyata berinvestasi dengan membeli logam mulia. Risma tersenyum, karena sang ibu menanamkan duitnya dengan cara yang cerdas, bukan berinvestasi pada sesuatu yang tidak jelas yang hanya menawarkan keuntungan besar, namun ternyata hanya kedok untuk penipuan, investasi bodong. Amplop ke dua dan ke tiga pun semua berisi logam mulia, walaupun dalam bentuk perhiasan dua buah kalung, satu gelang, d

Bab terbaru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 394 Waktu Terbaik

    Dli, Aku mau ijin ke kamar kecil sebentar?" ucap Irma langsung berdiri dari tempat duduknya. "Lurus saja, Ma. Pintu kedua di sebelah kanan, kamar mandi buat tamu," jawab Fadli, wajahnya mengarah ke lorong dalam rumah. "Saya permisi sebentar, Tante." Si nyonya besar hanya mengangguk saja, dan Irma pun langsung berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Fadli.Sebenarnya, Irma tidak ingin buang air kecil ataupun besar. Dia hanya ingin menghindar sebentar. Ucapan dan pertanyaan dari ibunya Fadli dan Fadlan sungguh membuatnya sangat tidak nyaman. Dirinya merasa direndahkan dan tidak dihargai hanya karena seragam dan pekerjaannya yang sekarang. Irma sangat mencintai pekerjaannya, karena dari hasil kerjanya dia bisa membantu perekonomian keluarganya. Biaya sekolah ketiga adiknya, juga untuk merenovasi rumah. Walaupun tidak sekaya jika dibandingkan dengan Fadli, tetapi Irma adalah wanita yang mandiri. Kekayaan atau harta yang dimiliki pria bukanlah prioritasnya sekarang ini dalam mencari pas

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 393 Seperti Terdakwa

    Irma bisa melihat, jika tatapan Fadli yang berdiri di sampingnya banyak menyimpan kemarahan terhadap saudara kembarnya, Fadlan. Kegeraman terlihat jelas pada wajahnya. Irma sungguh tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan, ditambah lagi ada ibu dari mereka berdua.Irma berucap pelan kepada Fadli, dan tidak ingin Fadlan ikut mendengarkan."Jika kamu sampai berkelahi dengan Fadlan, jangan harap aku akan sudi bertemu denganmu lagi, Dli? ucapnya tegas, lalu tersenyum manis kepada Fadli. Sesaat Fadli diam tertegun, lalu dia mengangguk."Yuk, masuk, Ma," ajaknya lagi kepada Irma, sambil tangan kanannya menuntun Niken sang keponakan. Fadli langsung masuk ke dalam rumah tanpa menegur Fadlan, berpura-pura sibuk berbicara dengan Niken sambil berjalan. Sementara Irma berhenti tepat di depan Fadlan, menegur terlebih dahulu."Bagaimana kabarmu, Fad?" tegur Irma, dan entah kenapa, hatinya mulai merasakan tidak nyaman dengan Fadlan. Mungkin penyebab utamanya karena fitnah yang dia lak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 392 Pernah Menggugat Tuhan

    Siapa yang sudah berbohong terhadap dirinya, Fadli ataukah Fadlan? Siapa pula yang harus dia percaya di antara keduanya? Jika memang Fadlan yang sudah berbohong, apa maksud dan tujuannya? Irma benar-benar dibuat bingung setelah mendengarkan penjelasan versi Fadli. Namun, jika ternyata Fadlan yang sudah berbohong dan sengaja untuk menjelekkan juga memfitnah saudara kembarnya tersebut, betapa Irma akan sangat kecewa terhadapnya. Fadlan bilang jika Fadli sudah berkeluarga dan juga memiliki satu anak perempuan yang seumuran dengan putrinya, namun Fadli bilang jika istri sudah meninggal dunia, bahkan menjelaskannya dengan mata yang berkaca-kaca. "Istrimu sudah meninggal, Dli?" tanya Irma, dia memutuskan untuk tidak lagi membahas tentang perbedaan keterangan antara Fadli dan Fadlan. Siapa yang sudah berbohong dan siapa yang sudah berbicara jujur di antara mereka. Fadli mengangguk, membenarkan pertanyaan Irma. "Meninggal bersama dengan anakku di dalam kandungan," jelas Fadli, raut kesedi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 391 Siapa yang Harus Dipercaya

    Fadli malah terlihat seperti orang bingung, macam tidak paham apa yang sudah diucapkan oleh Irma. "Kamu sebenarnya bicara apa sih, Ma? Beneran, aku nggak paham," jawab Fadli, menatap wajah Irma dalam. Kembali dia lanjut bicara. "Benci? Musuhan? Sama siapa? Aku musuhan dan benci sama Fadlan gitu maksudnya, kamu?" tanyanya ke Irma. "Maaf, jika aku salah dan dianggap kegeeran, tapi menurut Fadlan seperti itu."Fadli menatap Irma dalam, bukan maksudnya untuk tidak mengakui, tapi itu peristiwa sudah beberapa tahun yang lalu, yang bahkan usia mereka waktu itu masih berumur belasan. "Dulu saat kita masih satu sekolah, iya, Korma. Aku memang sempat marah dengan Fadlan, karena aku yang dekat denganmu dari kelas satu, Tiba-tiba saat kelas tiga, dia main serobot aja." Fadli tertawa, ingatannya seperti sedang kembali ke masa lalu. Kembali dia bicara. "Saat dulu itu memang bukan salah kamu, bukan juga salah Fadlan. Aku saja yang dulu tidak punya keberanian untuk bicara langsung terhadapmu. "

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 390 Masa Lalu yang Belum Selesai

    Pria yang ingin bertemu dengannya jelas memang Fadli. Karena, memang hanya Fadli yang dulu memanggilnya dengan sebutan korma. Entah kenapa, badan Irma langsung terasa gemetar."Irma, kenapa bengong saja di dekat pintu, Masuk? itu temui Pak Fadli," teguran dari Pak Benny menyadarkan Irma dari terkesima. Kehadiran saudara kembar dari Fadlan ini jelas di luar perkiraannya. Dari mana Fadli bisa tahu jika Irma bekerja di pabrik ini? Terus, darimana Fadli bisa kenal pemilik perusahaan ini. Sampai-sampai Pak Benny pun sangat respect terhadapnya. "Ba-baik, Pak?" jawab Irma atas teguran atasannya itu, namun sebelum mendekati Fadli, justru Fadli yang langsung berbicara dengan Pak Benny. "Pak Benny, saya ijin mau ajak teman SMA saya ini, Irma, untuk makan siang.""Boleh, Pak, silakan," jawab kepala pabrik itu cepat, langsung memperbolehkan. Perlakuan Pak Benny terhadap Fadli cukup membuat Irma heran, betapa sangat hormatnya atasannya itu kepada Fadli. "Irma, kamu diajak makan siang sama Pak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 389 Tamu Yang Ingin Bertemu

    [ Assalamu'alaikum, Fad. Aku sudah memutuskan, sebelum urusan dengan istrimu selesai, aku minta, jangan temui aku dulu. Aku harap, kamu bisa memahami dan mengerti dengan keputusan yang sudah kuambil ini.]Selesai mengirimkan pesan, Irma lantas memblokir nomor Fadlan di aplikasi WA miliknya, bahkan memblokirnya juga di kontak teleponnya. Padahal, baru hari ini Irma memiliki nomor handphone mantan cinta pertamanya itu. Meletakkan hapenya di atas meja rias samping tempat tidurnya, lalu membaringkan tubuhnya di dipan tidur miliknya. Kembali teringat peristiwa saat di ropang tadi, betapa hatinya sangat sakit dianggap sebagai penyebab rusaknya rumah tangga seseorang. Pelakor, demi Tuhan Irma bukan seperti itu, dia lebih baik tetap menyendiri seperti ini daripada jadi perusak rumah tangga orang. Dalam perasaan yang resah, rasa kantuk mulai datang menyergap, karena Irma memang tidak terbiasa tidur terlalu telat. ÷÷÷Tiga hari setelah peristiwa penyiraman kopi oleh Agnes, dan akhirnya beru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 388 Tangisan Seorang Ibu

    "Mengapa sampai saat ini kamu belum juga menikah, Ir. Apakah itu semua karena aku?"Udara malam di pantai ini semakin dingin, ditambah lagi dengan anginnya yang kencang. Irma sampai mensidakepkan kedua tangannya karena hawa dingin tersebut, ditambah terkena basahan cokelat tadi, walaupun dia sudah berganti pakaian. Setelah cukup lama terdiam, Irma mulai menjawab pertanyaan Fadlan. "Aku harus menjawab apa, Fad? Jika aku bilang mungkin memang sudah garis hidupku dari Allah seperti ini, salah tidak?"Sesaat Fadlan terdiam, karena memang apa yang Irma katakan itu benar adanya. "Tidak, Ir, kamu tidak salah. Hidup, mati, dan jodoh memang urusan Allah 'kan?" "Hmm ... hanya satu hal yang bisa aku jawab dengan jujur dan sebenarnya. Dan itu sudah kujawab saat di rumah tadi. Apa aku harus mengulanginya lagi?" tanya Irma lagi. "Jika kamu tidak keberatan?""Kamu adalah kekasih yang pertama, Fad, dan sampai saat ini aku belum pernah berteman dekat lagi dengan pria lain," jawab Irma, ada nada get

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 387 Sudah Berselingkuh

    Part 12Fadlan terdiam, mendengar pertanyaan Irma, tatapannya masih menghadap ke tengah lautan yang terlihat temaram, terkena pantulan cahaya rembulan. Angin laut masih berembus kencang. Terlihat Fadlan menarik nafasnya sejenak, sembari matanya terpejam, lalu dilepaskan perlahan."Agnes sudah berselingkuh," jawabnya singkat.Lalu mengambil kopinya, dan menghirupnya perlahan."Kamu menyaksikan sendiri?" tanya Irma."Maksudnya?" jawab Fadlan"Maksudku, kamu menyaksikan sendiri perselingkuhan tersebut?" tanya Irma lagi."Tidak," jawab Fadlan, masih singkat. Tatapannya lalu beralih ke arah Irma."Aku menemukan chat-chat pribadinya dengan pria lain," jelas Fadlan."Maksud chat pribadi, seperti apa?""Chat-chat mesranya dengan pria lain." Jemarinya mengusap pelan wajahnya."Kamu kenal, siapa pria yang kamu maksud?" Irma masih terus mengejar. Bukannya Irma ingin kepo dengan masalah orang lain, tetapi ... Fadlan sendiri yang sudah berjanji, ingin menceritakan tentang masalah keluarganya."Ya,

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 386 Menyimpan Amarah

    Terlihat dari raut wajah dan tatapan matanya, jika wanita yang menganggap Irma sebagai perempuan gatel itu sedang menyimpan amarah, ada dua wanita lagi di belakangnya, sepertinya kawan dari calon mantan istrinya Fadlan.Irma hanya diam termangu, saat perempuan itu melabraknya. Fadlan langsung berdiri."Udah, Nes. Perempuan perusak mah, jambak aja rambutnya," ucap salah satu kawannya."Iya, ga usah takut, apa perlu gue bantuin hajar nih pelakor," tuduh kawannya yang satu lagi kepada Irma. Dua orang kawan-kawannya, malah memanas-manasi calon mantan Fadlan tersebut."Hai ... hai, kerjaan kalian jangan bisanya manas-manasin ya. Hai ... Agnes! Irma tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi kita, aku bertemu Irma, baru seminggu ini. Sedangkan masalah di antara kita berdua, sudah berjalan berbulan-bulan. Jadi jika kamu menuduh Irma sebagai orang ke tiga di antara hubungan kita, kamu salah alamat," ucap Fadlan tegas. Irma tetap terdiam, dia bingung, harus bersikap seperti apa."Gue seperti

DMCA.com Protection Status