Home / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Konglomerat: Chapter 291 - Chapter 300

395 Chapters

Part 290. Sesuai Kebiasaan Hambanya

"Eemmaakkk....!Kendaraan yang dikemudikan Tohir belum juga berhenti sempurna, Ela dan Samsiyah langsung melompat turun, menghambur berlari cepat menaiki tangga menuju teras rumah. Semua mata memandang ke arah mereka berdua, tidak lagi mereka hiraukan. Teringat semua dosa-dosa yang telah dilakukan terhadap ibu kandung mereka di masa lalu. Walaupun beberapa tahun terakhir ini setelah mereka mulai sadar, sikap mereka pun mulai berubah, tetapi tidak dapat menghilangkan rasa sesal di dalam hati. Keduanya berhenti sewaktu-waktu di depan pintu yang terbuka lebar, sehingga suasana ruang tamu terlihat jelas. Beberapa warga yang melihat kedatangan Ela dan Samsiyah sedikit menyingkir seperti membuka jalan. Terlihat oleh mereka berdua jasad sang ibunda ditutup oleh kain batik berwarna coklat tua, dengan sebagian kain putih menutupi wajah. Terbaring di ruang tamu, dengan beberapa warga duduk bersila di sisi jenazah sambil membacakan kitab suci. Risma yang sedang bersama Riswan, melihat ke arah
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

Part 291. Dibuat Menderita

Umi Hasanah sudah selesai mengkhafani bagian tubuh Emak Sawiyah, tinggal menutup bagian wajahnya saja. Istri dari Ustadz Arief tersebut lantas berbicara, “Sebelum wajah almarhumah emak ditutup kain kafan, dipersilakan kepada keluarga dan saudaranya bagi yang ingin mengucapkan salam perpisahan untuk yang terakhir kalinya. "Tapi diharapkan, jangan sampai air mata mengenai wajah almarhumah," pesan Umi Hasanah mewanti-wanti, dia lantas menggeser tubuhnya, memberikan kesempatan dan tempat kepada anak-anak dan cucu-cucu almarhumah untuk berpamitan sebelum kain kafan menutupi seluruh tubuh secara sempurna. Amran yang terlebih dahulu duduk di samping jenazah, sambil sesekali menatap wajah emak yang tenang, kelelahan mungkin menahan agar udara di matanya tidak terjatuh. Berucap pelan sebelum mencium kening almarhumah. "Bismillah... Insya Allah Amran ikhlas, Mak. Maafkan segala kesalahan Amran jika ada perbuatan atau kata-kata yang menyakiti Emak. Do'akan Amran di sana ya Mak, semoga kita bi
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

Part 292. Membalas Dendam

Orang kepercayaan itu masih diam berdiri, menyaksikan bos-nya bicara sendiri. Bertahun-tahun dia menjadi kaki tangan si pengusaha licik ini. Dan sudah paham betul dengan wataknya yang pendendam dengan orang yang dianggapnya musuh. "Rencana selanjutnya bagaimana, Bos?" tanya orang kepercayaan itu yang bernama Jefri kepada sang big bos, Tuan Soebroto. "Di Fakultas mana putri dari si Riswan itu kuliah di Trisakti?" tanya Subroto mulai mendalami informasi yang didapat oleh anak buahnya. "Informasi yang saya dapat, di Fakultas Ekonomi, Bos?" "Elu punya orang dalam di sana?" tanya Soebroto lagi. Tatapannya tajam fokus menatap Jefri. "Di sana di mana maksudnya, Bos?" tanya Jefri sedikit bingung. "Di kampus itu goblok! Masa di terminal!" bentak Subroto keras sambil menggebrak meja, dan Jefri langsung terlihat pucat. "Ti-tidak ada, Bos?" jawab Jefri terbata. Bosnya itu memang jika sedang marah terlihat sangat menakutkan baginya. Terus, informasi tentang anaknya si Riswan itu elu dapat
last updateLast Updated : 2023-01-27
Read more

Part 293. Rasa Kekeluargaan

Darman dan istrinya, Uni, berbincang-bincang dengan Riswan, Risma, dan Yuli. Sementara dua anaknya yang lain bermain dengan cucu-cucunya Kang Darman di ruangan rumah yang lebih dalam. Mereka membicarakan tentang rencana kuliah Yuli selama akan tinggal di Jakarta, di ruang tamu kediamannya Kang Darman."Saya dan Risma titip Yuli ya, Kang. Ibunya ini tidak tenang jika putri sulungnya ini tinggal sendiri di apartemen atau di rumah saya yang di Pantai Indah Kapuk. Biar ada yang mengawasi katanya," ucap Risma, sembari menoleh ke arah Risma yang duduk di sampingnya. "Iya, Kang. Jika tinggal sama Akang dan Uni, Risma bisa jauh lebih tenang. Apalagi di kota besar seperti ini. Takut Risma, Kang, jika melepaskan Yuli begitu saja tanpa pengawasan." Risma membenarkan ucapan Riswan. "Iya, tidak apa-apa. Akang dan Uni senang kok, jika Yuli mau tinggal di sini. Buat nemanin kami berdua. Ini kebetulan saja sedang hari libur, jadi cucu-cucu bisa main ke sini. Biasanya, sepi. Kasihan Uni, ditinggal s
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more

294. Risma Bersikap Aneh

"Insyaallah, ospek sekarang tidak sama dengan jaman Ayah dan Uwa Uni dulu, tidak ada kontak fisik. Paling-paling cuma disuruh-suruh saja," jawab Yuli menerapkan tujuan dari ospek. Dia memang tidak menyebutkan Darman dan Risma, karena memang keduanya tidak pernah merasakan berkuliah. Juragan Hasyim dulu tidak terlalu peduli dengan pendidikan anak-anaknya, jika sedang punya uang banyak, lebih memilih dia habiskan untuk menyawer penari jaipong, atau untuk mencari perempuan. "Oh, iya, Riswan Risma, kalian menginap 'kan malam ini, tidak langsung pulang ke desa?" Kembali Darman yang bertanya. "Iya, Kang. Kami sekeluarga ingin menginap di sini. Tuh, ibunya, ingin malam ini merasakan tidur bersama si sulung, karena besok-besok mungkin Yuli baru pulang jika sedang liburan kuliah saja." Riswan yang menjawab, sambil menepuk lembut dengkul istrinya. Kembali Risma tersenyum, lalu berucap. "Entahlah, Kang Darman, Uni. Apa Risma kuat jauh dari anak." Matanya sudah berkaca-kaca. Suaranya pun ter
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

Part 295 Disimpan Sendiri

Part 295 Riswan kembali merengkuh bahu istrinya dan mendekatkan ke dalam pelukannya, mengusap-usap punggungnya, berucap pelan dekat telinga bidadari dunia dan akhiratnya. "Sebenarnya ada apa sih, Sayang ... ada yang ingin Eneng bicarakan sama, Abang? Atau Eneng ada menyembunyikan sesuatu dari, Abang?" Risma langsung tersenyum, menatap wajah Riswan lekat. Dia merasa bersalah, sudah membuat suaminya khawatir karena ucapannya. "Tidak kok, Bang. Tidak ada apa-apa. Eneng hanya jadi baper melihat putri sulung kita harus terpisah rumah dengan kita. Maafin Eneng ya, Bang. Kang Darman, Uni, jadi bikin suasana obrolan kita jadi tidak enak." Risma mulai tertawa, maksudnya untuk mencairkan kembali suasana. "Bukannya tidak enak, Ris. Hanya kamu tuh tidak biasa-biasanya membahas soal kematian terus. Tinggal terpisah dari anak itu memang sudah menjadi bagian hidup dari orang tua seperti kita. Nanti juga di saat-saat tertentu mereka akan datang mengunjungi. Dan itu adalah saat-saat yang paling d
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

Part 296 Target Sasaran

Marcel langsung masuk ke dalam ruang kerjanya. Kantor agency model miliknya tidak seperti kantor pada umumnya yang banyak meja, bangku, ataupun peralatan komputer. Kantornya lebih mirip ruang untuk kursus menari ataupun aerobik. Tempat untuk anak-anak asuhnya belajar modeling, ataupun berlatih peran.Tidak mudah menjalankan bisnis penyedia tenaga model seperti ini karena ketatnya persaingan di dunia showbiz dan hiburan. Saling sikut dan saling jegal pun berlaku di bisnis yang dekat dengan dunia gemerlap ini. Makanya, janji Subroto yang akan menjadikan agency miliknya menjadi satu-satunya partner di salah satu media televisi milik pengusaha media itu benar-benar penawaran besar yang mungkin tidak akan pernah datang lagi.Terbayang oleh Marcel jika itu terwujudkan, maka agency miliknya akan jadi terkenal dan paling dicari oleh para artis dan model papan atas. Dia tidak perlu lagi susah payah mencari bakat-bakat baru, karena otomatis akan banyak yang datang kepadanya untuk menawarkan dir
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more

Part 297 Organisasi Tersembunyi

"Tapi sepertinya gadis ini perempuan baik-baik," ucap Rey seperti bergumam, namun Marcel bisa ikut mendengarkan. "Makanya, Ai bilang you harus buat team. Tidak bisa kerja sendiri. Semua harus direncanakan sebaik mungkin agar rencana kita berhasil.""Saya memang tidak pernah kerja sendiri, bukannya Bos sudah tahu?""Iya, ai tahu you punya team. Ai cuma ingin misi ini jangan sampai gagal, karena ini sangat penting untuk berjalannya bisnis ai ke depannya."Rey terdiam, ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Sudah berkali-kali Marcel mengatakan jangan sampai gagal, seolah-olah gadis yang akan menjadi target mereka harus benar-benar dibuat hancur. Dan dia putuskan untuk langsung menanyakan saja. "Kenapa kita harus menghancurkan gadis ini, apa alasannya? Siapa pemesannya?" tanya Rey kepada Marcel, walaupun dari raut wajahnya terlihat jika dia tidak terlalu suka kalau Rey menanyakan alasannya karena apa? "You mau ambil tidak pekerjaan ini, tidak perlu you tahu pemesannya siapa?" jawab
last updateLast Updated : 2023-02-23
Read more

Part 298 Misi Jahat Disepakati

298"Subroto Mangkudirejo, yang bos media itu?" Marcel mengangguk membenarkan. "Jadi dia yang meminta pada bos untuk kita mengerjai putri dari konglomerat itu?" Sekali lagi Marcel hanya mengangguk. "Apa alasannya, bukannya saat peristiwa itu gadis ini masih kecil?" tanya Rey lagi penasaran. "Soal alasannya kenapa, ai tidak tahu. Mungkin saja untuk membalas dendam," jawab Marcel, kembali meminum minuman beralkohol miliknya, sementara Rey sendiri belum meminumnya sama sekali. "Diminum dulu itu pesananmu, es-nya nanti keburu mencair," ucap Marcel mengingatkan, dan Rey pun mulai meminum minumannya. Beberapa saat, mulai kembali bicara. "Apa untungnya bagi Subroto melakukan itu, apa yang dia dapat jika seandainya putri sulung dari konglomerasi itu mampu kita hancurkan," ucap Rey, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Subroto. "Itulah yang namanya dendam, Rey. Tidak butuh alasan untuk itu. Yang diutamakan adalah membalaskan rasa sakit hatinya, walaupun tidak ke orang
last updateLast Updated : 2023-02-24
Read more

Part 299 Kenangan Yang Tersisa

GNKedua anaknya Risma, Neti dan Aditya merasa senang sekali saat mengetahui jika ibunya kali ini ikut mengantarkan mereka sampai ke sekolah, yang biasanya hanya selalu bersama sopir pribadi. Perbincangan terus terdengar sepanjang perjalanan, masing-masing bercerita tentang kawan-kawan mereka di sekolah. Soal pelajaran, juga cerita-cerita lucu lainnya. Dalam hati Risma mengucapkan rasa syukur kepada Allah, jika ketiga anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik, berbeda dengan dirinya yang hanya mengenyam pendidikan sampai SMP saja. Selepas mengantarkan anaknya, sang sopir pribadi yang biasanya ikut menunggu hingga kedua anaknya pulang sekolah, kali ini Risma meminta untuk mengantarkan dirinya ke rumah mendiang ibu kandungnya dahulu yang sekarang masih ditempati oleh Samsiah dan suaminya, juga pekerja rumah tangga yang setia dengan almarhumah ibunya, Bik Junah. Sementara Ela, walaupun masih mengurusi loundry milik Risma, sekarang sudah memiliki rumah sendiri bersama Tohir, masih di
last updateLast Updated : 2023-02-25
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status