Home / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Konglomerat: Chapter 301 - Chapter 310

395 Chapters

Part 300 Merindukan Hingga Ajal Datang

GN "Non Risma, mau nanya apa, Non?" Risma tidak langsung bicara, dia merapihkan gaya duduknya dahulu biar lebih nyaman, sembari di dalam hatinya berharap jika dugaannya ini adalah salah. "Sebelum Risma bertanya, Risma ingin Bibik bicara apa adanya, jangan ada yang disembunyikan. Bibik bersedia 'kan?" tanya Risma kepada Bik Junah yang cuma mengangguk tanda mengerti. Namun, sebelum Risma melanjutkan bicara, si bibik sudah bertanya terlebih dahulu. "Ada apa sih, Non. Kok, Bik Junah jadi takut, ya, Non?" tanyanya, wajahnya terlihat was-was. Risma tertawa geli melihat raut wajah si bibik. Telapak tangan Risma menepuk-nepuk lembut punggung tangan Bik Junah, untuk menenangkan. "Bibik jangan seperti itu lah, Bik. Tidak ada apa-apa, kok. Bibik jangan paranoid deh, Samsiah bilang jika berhubungan dengan Risma, Bik Junah selalu ketakutan. Memangnya Risma jahat ya, Bik?" tanya Risma, setelah mendapatkan laporan dari Samsiah, jika Bik Junah takut padanya. "Tidak, Non. Bik Junah takut b
last updateLast Updated : 2023-02-26
Read more

Part 301 Rindu yang Terlampiaskan

Part 152Gadis yang bekerja di rumah bekas mendiang ibu kandungnya Risma itu datang membawakan segelas minuman dan snack kue-kue kering, berhenti sejenak di batas ruang tamu dan ruangan dalam karena melihat Risma sedang menangis, dia jadi ragu-ragu untuk lebih mendekat.Bik Junah lantas memberikan isyarat agar gadis itu menaruh apa yang dibawanya di atas meja, dan segera diikuti. Sementara itu Risma mulai membersihkan wajahnya dari basahan sisa air mata dengan menggunakan tissue yang selalu dia bawa di dalam tasnya. Gadis muda itu segera kembali masuk ke dalam ruangan rumah yang lebih dalam, tidak ingin jika kehadirannya dianggap mengganggu sang nyonya pemilik rumah. "Diminum dulu, Non, teh manisnya. Biar si Non tenang," saran Bik Junah kepada Risma, dan seperti mendengarkan perintah dari orangtuanya, Risma pun menurutinya. Hatinya merasa sesak, kenapa dia baru menyadari selama ini, dan sedikit pun tidak pernah terpikirkan olehnya peristiwa 15 tahun yang lalu, jika almarhumah ibu kan
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Part 302 Kotak Rahasia

GN 302Semua perasaan rindu, rasa sayang, rasa sesal, segala rasa bercampur menjadi satu, Risma lampiaskan semuanya ke dalam pelukan Bik Junah. Sampai terisak-isak tangisannya. Perempuan tua itu adalah pengganti semua rasa kerinduan serta cintanya yang tidak pernah terlampiaskan. Tidak pernah tahu tentang siapa ibu kandungnya, karena semua yang tahu sengaja menyembunyikannya. Namun, setelah dia tahu hal yang sebenarnya, untuk sekedar ingin memeluk saja dia sudah tidak bisa. "Sudah, Non Risma, sudah ... Ikhlaskan, Non, ikhlaskan. Semuanya sudah garisan takdir. Jangan disesali, Non." Nasehat Bik Junah pelan, karena Risma masih saja memeluknya erat sambil menangis. Si bibik sangat bisa memahami apa yang sedang Risma rasakan saat ini. Risma mengendurkan pelukannya, wajahnya sudah basah dengan air mata. "Apakah almarhumah ibu akan memaafkan, Risma, Bik. Yang sudah membiarkan beliau terlalu lama menunggu," ucap Risma, punggung dan telapak tangannya sedang sibuk menghapus mata dan wajahnya
last updateLast Updated : 2023-03-05
Read more

Part 303 Hidup yang Tidak Mudah

"Bismillah."Risma lantas membuka kotak kayu tersebut. Kotak kayu yang sederhana, tidak membutuhkan alat untuk membukanya. Layaknya seperti kotak sepatu saja, bisa tinggal langsung buka, dan tidak ada dikunci sama sekali. Sebenarnya, sama seperti penyimpanan kotak, hanya oleh almarhumah yang disembunyikan dan dirahasiakan. Hal pertama yang Risma lihat adalah beberapa lembar foto, yang ditaruh paling atas di atas tumpukan tersebut. Dia ambil beberapa lembar foto tersebut, dan langsung diam tertegun. Dalam diam, buka kembali matanya berkaca-kaca. Foto tua, gambarnya pun sudah ada sedikit bercak-bercak pertanda foto itu sudah lama dibuat. Tampak foto seorang gadis muda, bahkan bisa dibilang sangat muda, sedang menggendong bayi yang masih merah. Usia wanita muda di dalam foto tersebut, bahkan jika nilai Risma masih lebih muda dari putri keduanya, Neti, yang kini sudah 16 tahun. Dan itu foto almarhumah sang ibu sedang menggendong dirinya saat masih bayi. Tanpa terasa, air mata mulai men
last updateLast Updated : 2023-03-05
Read more

Part 304 Sejarah Perjalanan Hidup

Part 154Risma masih terus memperhatikan lembar demi lembar dari buku diary almarhumah ibunya. Dia merasa tidak perlu terburu-buru untuk mengecek satu per satu berkas yang masih berada di dalam box kayu. Dia lebih ingin mengenal tentang sosok pribadi sang ibu. Puluhan tahun, bahkan sampai setelah memiliki dua anak dari Riswan, dan setelah itu dia baru tahu jika Emak Sawiyah bukanlah ibu kandung dia yang sebenarnya, jelas sangat membuat dirinya terkejut, dan tidak semudah itu bisa menerima begitu saja. Risma waktu itu masih butuh waktu untuk menenangkan dan memahami tentang perasaannya, juga kesiapannya dalam menerima kenyataan, bahwa emak yang sudah mengurus juga merawatnya ternyata bukan orang yang melahirkannya. Walaupun pada akhirnya emak sendiri yang bercerita padanya tentang sebuah kebenaran, bahwa dirinya adalah anak dari madunya tidak langsung begitu saja dia bisa menerima kenyataannya. Makanya dia butuh waktu saat itu, tidak langsung cepat-cepat menemui ibu kandungnya. Pemi
last updateLast Updated : 2023-03-07
Read more

Part 305 Belum Semua Terungkap

GN 306Amplop itu terasa berat, sepertinya berisi benda-benda padat, dan bukan lagi lembaran kertas. Sudah terasa di telapak tangannya saat mengangkat dan memegang amplop tersebut. Pantas saja, jika kotak ini terlihat terisi penuh. Risma lantas membuka amplop ditumpukan paling atas. Dia tersenyum saat amplop itu dia buka, dan sudah terlihat olehnya, apa isi di dalam amplop tersebut, walaupun belum dia keluarkan benda di dalamnya. Terdapat empat emas seperti plat tipis, seukuran seperti kotak korek api dengan logo Antam pada tiap pembungkusnya. Masing-masing tertulis 25 gram. Almarhumah ibunya ternyata berinvestasi dengan membeli logam mulia. Risma tersenyum, karena sang ibu menanamkan duitnya dengan cara yang cerdas, bukan berinvestasi pada sesuatu yang tidak jelas yang hanya menawarkan keuntungan besar, namun ternyata hanya kedok untuk penipuan, investasi bodong. Amplop ke dua dan ke tiga pun semua berisi logam mulia, walaupun dalam bentuk perhiasan dua buah kalung, satu gelang, d
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

Part 306 Kepanikan Samsiah

GN 307"Tetehhh ...?""Hai, Iyah, yuk, temenin Teteh makan?" ajak Risma kepada anak bungsu di keluarga mereka. Samsiah tidak menghiraukan ajakan Risma, dia langsung saja menghampiri tetehnya tersebut, mencium tangannya lalu memeluk. Dia sangat bahagia melihat kedatangan Risma. Setelah apa yang dia lakukan dulu terhadap saudara satu bapak beda ibu itu, Risma malah tulus menolongnya, tidak pernah sedikitpun menaruh dendam atas sikap jahatnya dulu, yang sering menghina dan merendahkan. "Teteh kok tidak ngabarin, Iyah, jika mau datang?" tanyanya, lalu duduk di samping Risma yang sedang menyendok nasi di piringnya. "Mendadak, Yah. Sudah, ambil piring dulu, temani Teteh makan?""Siap, Tetehku yang paling baik," jawab Samsiah, lalu segera ke tempat rak menyimpan piring dan gelas, kembali dan mulai menyendok nasi, sedangkan Risma sudah mulai makan. "Oh, iya, Deswita mana, Yah?" tanya Risma menanyakan keberadaan putri Samsiah dengan pernikahannya yang kedua setelah kematian suaminya yang
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

Part 307 Bagian Dalam Jiwa

"Teteh harus periksa, Teh. Samsiah takut jika kankernya sudah semakin menyebar, sehingga sulit buat diobati." Maaf, Teh, bukan maksud Iyah untuk nakut-nakutin, tapi kanker itu penyakit yang paling berbahaya, Teh? Jangan dianggap enteng." Samsiah terus saja bicara, sepertinya dia sedang dalam keadaan panik. "Iya, yah, iya. Tapi kamu tenang dulu, jangan bikin teteh jadi lebih panik." Mereka masih saling berhadapan, kedua tangan Risma menempel di bahu Samsiah. "Maaf, Teh. Tapi Iyah takut Teteh kenapa-kenapa?""Bantu doa saja, Yah?" pinta Risma kepada adik bungsunya, Samsiah. Dia benar-benar tidak ingin merepotkan siapa pun. "Tapi untuk sekarang ini, doa saja tidak cukup, Teh. Pokoknya Teteh harus periksa. Samsiah siap nemenin. Kalau perlu kita ke Jakarta, ke rumah sakit yang khusus buat kanker itu." Samsiah tetap ngotot, memaksa Risma untuk memeriksa kesehatannya. Risma lantas membuka kotak peninggalan almarhumah ibunya, mengambil beberapa kertas yang dilihat paling terakhir, menyer
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

Part 308 Ospek Mahasiswa Baru

157Pagi-pagi sekali di hari senin awal bulan, setelah ibadah sholat subuh, Yuli terlihat sangat sibuk sekali mempersiapkan segala perlengkapan yang harus dia bawa pagi ini. Hari ini adalah hari pertamanya mengikuti masa pengenalan orientasi mahasiswa baru, atau ospek, yang akan dia ikuti sampai sepekan ke depan. Dahulu, banyak cerita seram yang menyertai setiap kegiatan ini dilaksanakan. Pembullyan, kekerasan secara fisik ataupun verbal, bahkan ada yang berujung penganiayaan. Namun di era sekarang, pihak kampus sudah memberlakukan hukum yang tegas. Akan memberikan hukuman dikeluarkan dari kampus, ataupun dibawa ke kantor polisi jika terindikasi ditemukan adanya kekerasan kepada para peserta ospek oleh panitia, yang kebanyakan adalah kakak kelas yang lebih senior. Sering disebut dengan Kating, singkatan dari Kakak Tingkat. Ospek ini semua dijadikan satu, tidak dipisahkan per fakultas, jadi, acara ospek pasti berlangsung meriah, karena hampir semua mahasiswa dan mahasiswi baru ikut s
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more

Part 309 Tidak Masuk Logika

"Seberapa yakin kamu bisa menaklukkannya?" Pemuda yang baru datang itu terus melihat ke arah barisan mahasiswa baru, fokus sekali tatapannya hanya ke satu orang target utamanya, Yuli putri dari Riswan Kusumateja. "Heii? Yakin nggak lu?" tanya orang yang meminta dia datang tadi. Pemuda itu kembali bertanya. "Elu yakin gadis itu putri dari konglomerat inceran kita?" tanyanya masih ragu-ragu. "Yakin lah, informasi dari "pusat" tidak pernah salah 'kan? Kenapa elu nanya begitu?" "Coba elu perhatiin deh, penampilan biasa saja, nggak ada yang istimewa. Outfit-nya coba lu lihat? Sepatunya aja yang banyak dijual di pasar?" tanyanya lagi, dia masih belum yakin benar. "Elu tahu kisah tentang bapaknya dulu nggak?" "Kisah apa? Trus dipersalahkan sama target kita apa? "Jelas ada hubungannya lah, terutama prilakunya. Tidak hedonis, tidak suka pamer kemewahan seperti anak Sultan yang lain." "Jujur, gue masih belum nyambung nih?" Pemuda yang berwajah tampan dan mempunyai bentuk tubuh yang p
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more
PREV
1
...
2930313233
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status