แชร์

Part 279. Undangan Pernikahan

ผู้แต่ง: Pena Asmara
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-10-29 19:42:56

279

Riswan tersenyum, merengkuh pinggul istrinya mendekatkan lebih erat ke tubuhnya. “Neng sayang, setiap manusia boleh saja punya keinginan, punya kemauan, tapi tetap harus bisa menerima dengan ikhlas jika nanti tidak seperti yang kita harapkan.

"Apapun memberikan kepada Allah nanti, baik anak perempuan ataupun laki-laki, itu adalah yang terbaik yang sudah Allah berikan. Tugas kita hanya menjaga amanah yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya, karena nanti akan dimintakan pertanggungjawaban di alam sana." Riswan mencium lembut kening Risma.

"Terima kasih ya, Sayang. Sudah mengumumkan kabar gembira ini. Anak ini adalah anugerah yang harus kita syukuri, kita rawat dan kita didik sebaik-baiknya. Semoga, akan menjadi cahaya kebaikan buat kita di alam nanti."

"Aamiin ya Allah. Maafkan eneng ya, Bang. Eneng takut Abang kecewa."

"Istri abang ini, kaya tidak kenal abang saja." gurau Riswan, genggaman erat tangan Risma. Tidak sedikit lama terlihat oleh mereka berdua, salah satu pekerja ruma
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application
ความคิดเห็น (2)
goodnovel comment avatar
Alai Syahrul Nizam
aduhhhhhh.... kok pendek babnya thorrrr..
goodnovel comment avatar
Elisabeth Diana
waaaaw akhirnya Bayu ktmu Risman
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 280. Seperti Berkaca

    280Risma masih diam, kemiripan Bayu dengan suaminya tidak ada yang terbuang sama sekali. Sehingga ucapan Bayu pun seperti tidak terdengar. Jujur saja, dia seperti benar-benar terkesima. Apakah pria ini kembaran dari suaminya? "Mbak Risma kenapa?" tanya Bayu lagi, walaupun sebenarnya dia tahu alasannya mengapa Risma terkejut seperti itu, tetapi dia berpura-pura tidak tahu saja. "Eh, maaf Mas, maaf." Risma tersadar, matanya mengerjap cepat. Malu juga rasanya sampai terkesima seperti itu. "Silakan duduk Mas Bayu, Mbak Maharani." Mereka berdua mengikuti permintaan Risma, kembali duduk di tempat semula. Sofa-sofa mewah berwarna merah marron, sangat padu dengan semua perabotan yang ada di ruang tamu. "Mbak Risma keget ya, melihat Mas Bayu mirip sekali dengan Mas Aries?" Maharani langsung saja tanpa banyak basa-basi menanyakan tentang keterkejutan Risma. Karena itu pun dialaminya dulu saat pertama kali bertemu. "Iya, Mbak Rani. Mas Bayu ini kok bisa mirip sekali dengan Bang Riswan, bah

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 281. Menyimpan Rahasia

    281Bayu sudah menduga, jika Riswan pasti akan terkejut saat melihatnya nanti dan itu terbukti. Dia sendiri sudah tahu tentang Riswan sejak lama, semenjak sang mami bercerita tentang jati diri dia yang sebenarnya. Bayu sudah mempersiapkan ini. Dari dahulu dia memang sudah berjanji jika akan menemui Riswan suatu saat nanti, minimal Riswan bisa melihat wajahnya secara berhadapan, dan perkenalan juga kedekatannya dengan Maharani ternyata bisa membawanya bertemu Riswan sedekat ini. Saudara sebapak yang tidak mengetahui jika dirinya ada. Bayu mengambil sikap menyodorkan tangannya terlebih dahulu, karena Riswan masih diam terpaku. Riswan seperti melihat dirinya terbelah menjadi dua. Dari tinggi badan, postur tubuh, wajah, bahkan model rambut. Mengapa ada orang yang bisa semirip ini, ucapnya di dalam hati. "Perkenalkan nama saya Bayu Sagara, Bang," ucap Bayu, tangannya menggantung di udara, menunggu Riswan menyambut. Dan ucapan Bayu membuat Riswan tersadar dari keterkejutannya, langsung me

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 282. Dalam Dilema

    282Bayu tersenyum mendengar perkataan calon istrinya tersebut, lalu menjawab pelan. "Kita lihat saja nanti, Dek. Semoga ada waktu yang tepat buat bicara berdua dengan Bang Riswan.""Ya sudah, Rani ikut Mas saja." Maharani kembali mengajak Bayu untuk ke tempat Riswan dan Risma duduk di pendopo. Masih terlihat oleh mereka pekerjaan rumah tangga sedangkan meletakkan minuman dan kue-kue hidangan buat mereka berdua. Namun baru beberapa langkah, Maharani menarik pelan kemeja Bayu, memintanya untuk berhenti sebentar. "Kenapa, Dek Rani?""Jika bicara di depan Mbak Risma juga tidak apa-apa, Mas? Mbak Risma pun sama seperti Mas Aries, orangnya baik kok?" Bayu menatap dalam mata Maharani, senyumnya mengembang. Bayu merasakan jika perempuan di depannya ini selalu mendatangkan kedamaian bila ada di dekatnya. Dia sudah benar-benar sangat yakin tentang kesungguhan rasanya terhadap Maharani. "Yang bilang Mbak Risma itu jahat siapa, Dek?" ujar Bayu, mengajak bercanda dan Maharani jadi tersenyum gel

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 283 Tidak Akan Memaksa

    “Benar apa maksudnya, Mas?” Ucapan Bayu tentu saja membuat Riswan menjadi penasaran, begitu pun dengan Risma. Perkataannya yang menyatakan tentang kemiripan antara mereka berdua tentunya hanya untuk candaan saja. Maharani pun sepertinya menyadari jika calon suaminya itu akan mulai membuka jati dirinya di hadapan Riswan. Perempuan itu lalu dengan cepat mengambil keputusan. "Mas Aries, Mbak Risma, saya ijin ke mobil sebentar. Ada sesuatu yang ketinggalan."“Oh iya, Mbak Rani, silahkan,” jawab Risma, Maharani mulai beringsut ingin turun dari pendopo yang berbentuk panggung itu. Melewati belakang Bayu yang sedang duduk bersila. "Mau saya temani, Dek Rani?" ujar Bayu menawarkan diri untuk menemani. "Tidak usah, Mas. Mas lanjutkan saja pembicaraannya, ya?" pinta Maharani dengan suara pelan, lalu mulai kembali ke dalam rumah. Maharani menghela nafas, sejujurnya dia memang berbohong. Tidak ada barang penting yang tertinggal di mobilnya, dia memilih untuk tidak berada bersama mereka ketika

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 284. Akhir Yang Bahagia

    284 Risma ternyata menemukan Maharani sedang duduk di ruang tamu rumahnya. Sedang fokus dengan handphone-nya dan tidak mengetahui kehadiran Risma. Risma sendiri pun mengetahui, jika tujuan Maharani meninggalkan Bayu adalah untuk memberikan calon suaminya itu kesempatan untuk bercerita tanpa merasa terganggu akan keberadaannya. Risma sudah berdiri di depan Maharani, tetapi gadis itu masih belum juga menyadarinya. Entah benar sedang fokus dengan hapenya atau pun mungkin sedang melamun, karena Risma melihat layar handphone milik Maharani tidak berganti, jarinya pun tidak melakukan scrooling. "Mbak Rani?" tegur Risma pelan tidak ingin mengejutkan. Tetapi karena memang Maharani sedang seperti di alam lain, tidak ayal dia pun sedikit terkaget juga. Mendongah ke Risma, lalu cepat tersenyum. "Eh, Mbak Risma. Maaf Mbak, saya tidak tahu ada Mbak." Maharani hendak bangun dari tempat duduknya tetapi dicegah oleh Risma, memintanya untuk duduk kembali dan Risma pun duduk di depan Maharani. "M

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 285. Season 2

    Suami Miskinku Ternyata Konglomerat. Season 213 tahun kemudian. Desa Cibungah sudah banyak mengalami perubahan. Kehadiran masjid dan pesantren yang dibangun oleh Riswan membuat banyak warga pendatang yang ikut mencari peruntungan di desa ini. Sebagian dari mereka ada yang membeli tanah-tanah milik warga untuk dibuat kios ataupun toko, dan sebagian warga pun ada juga yang membuat untuk mereka pergunakan sendiri atau disewakan kepada warga pendatang. Peluang itu dimanfaatkan oleh Rohani, pemilik toko sembako terbesar di Desa Cibungah. Perempuan itu pandai membaca peluang setelah pembangunan masjid dan pesantren selesai waktu itu. Dia banyak membeli tanah warga, terutama di sisi jalan raya dan membangun kios-kios untuk dia sewakan. Pak Sukardi, kades Desa Cibungah sudah meninggal dunia tiga tahun yang lalu karena sakit. Putri bungsunya sudah menikah dengan seiman, dan dia yang merawat dan merawat sang bapak saat sedang sakit. Amran, kakak dari Risma yang menjadi kepala desa Cibunga

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 286. Kabar yang Mengejutkan.

    Season 2Bagian 286Riswan yang mendengar Risma berbicara dengan nada panik langsung cepat bertanya, "Ada apa, Neng, emak kenapa?" Risma seperti mengindahkan, dia terus mencecar Bude Ajeng, sempat terdengar juga olehnya suara-suara seperti teriakan orang-orang. "Bude? Emak kenapa?" tanya Risma lagi. Ada jawaban dari sang kepala pekerja rumah tapi masih terdengar samar. Suara dari atas panggung sedikit banyak mengganggu pendengarnya. Risma berdiri dan berinisiatif untuk keluar ruangan. "Risma keluar sebentar ya, Bang?" ucapnya kepada Riswan, dan tanpa menunggu suaminya memberikan persetujuan Risma berdiri dan langsung keluar gedung audiotorium dengan langkah cepat, handphone-nya terus dia dekatkan dengan telinga. Sementara itu acara wisuda kelulusan akan segera dimulai. “Bude Ajeng, emak kenapa?” tanya Risma cepat dengan suara lebih keras setelah melewati pintu keluar autotorium. Dan suasana tidak seberisik di dalam gedung. “Emak tidak sadarkan diri Bu selesai Sholat Istiqharoh, te

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 287. Husnul Khatimah

    Terlihat oleh Riswan sang istri sedang duduk termenung sendiri, wajahnya terlihat sedih dengan kedua matanya yang berkaca-kaca. Andika berlari mendahului Riswan untuk mendekati Risma. "Ayuk Bu kita pulang lihat nenek," ucapnya cepat sembari menyodorkan tangannya, berharap sang ibu menyambut uluran tangannya. Risma mendongah cepat, lantas berdiri sambil memegang tangan si bungsu Andika. "Yuli bagaimana, Bang. Marah tidak?" tanya Risma saat mereka berjalan bersisian menuju tempat parkir kendaraan. "Tidak, Neng. Putri kita mau mengerti kok. Bahkan jika bukan acara kelulusannya, mungkin akan ikut pulang dengan kita," jawab Riswan, jemarinya mengetik nomor telepon seseorang yang ingin dia hubungi. Dan langsung terhubung cepat. [ Mas Parto langsung ke sekolah Yuli, ya. Saya pulang lebih dulu jadi, Mas Parto tungguin hingga acara selesai. ] [ Baik, Pak. Saya segera ke sana ] Riswan ternyata menghubungi sopir pribadinya yang lain, dan langsung mematikan sambungan telepon. Sesampainya di

บทล่าสุด

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 394 Waktu Terbaik

    Dli, Aku mau ijin ke kamar kecil sebentar?" ucap Irma langsung berdiri dari tempat duduknya. "Lurus saja, Ma. Pintu kedua di sebelah kanan, kamar mandi buat tamu," jawab Fadli, wajahnya mengarah ke lorong dalam rumah. "Saya permisi sebentar, Tante." Si nyonya besar hanya mengangguk saja, dan Irma pun langsung berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Fadli.Sebenarnya, Irma tidak ingin buang air kecil ataupun besar. Dia hanya ingin menghindar sebentar. Ucapan dan pertanyaan dari ibunya Fadli dan Fadlan sungguh membuatnya sangat tidak nyaman. Dirinya merasa direndahkan dan tidak dihargai hanya karena seragam dan pekerjaannya yang sekarang. Irma sangat mencintai pekerjaannya, karena dari hasil kerjanya dia bisa membantu perekonomian keluarganya. Biaya sekolah ketiga adiknya, juga untuk merenovasi rumah. Walaupun tidak sekaya jika dibandingkan dengan Fadli, tetapi Irma adalah wanita yang mandiri. Kekayaan atau harta yang dimiliki pria bukanlah prioritasnya sekarang ini dalam mencari pas

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 393 Seperti Terdakwa

    Irma bisa melihat, jika tatapan Fadli yang berdiri di sampingnya banyak menyimpan kemarahan terhadap saudara kembarnya, Fadlan. Kegeraman terlihat jelas pada wajahnya. Irma sungguh tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan, ditambah lagi ada ibu dari mereka berdua.Irma berucap pelan kepada Fadli, dan tidak ingin Fadlan ikut mendengarkan."Jika kamu sampai berkelahi dengan Fadlan, jangan harap aku akan sudi bertemu denganmu lagi, Dli? ucapnya tegas, lalu tersenyum manis kepada Fadli. Sesaat Fadli diam tertegun, lalu dia mengangguk."Yuk, masuk, Ma," ajaknya lagi kepada Irma, sambil tangan kanannya menuntun Niken sang keponakan. Fadli langsung masuk ke dalam rumah tanpa menegur Fadlan, berpura-pura sibuk berbicara dengan Niken sambil berjalan. Sementara Irma berhenti tepat di depan Fadlan, menegur terlebih dahulu."Bagaimana kabarmu, Fad?" tegur Irma, dan entah kenapa, hatinya mulai merasakan tidak nyaman dengan Fadlan. Mungkin penyebab utamanya karena fitnah yang dia lak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 392 Pernah Menggugat Tuhan

    Siapa yang sudah berbohong terhadap dirinya, Fadli ataukah Fadlan? Siapa pula yang harus dia percaya di antara keduanya? Jika memang Fadlan yang sudah berbohong, apa maksud dan tujuannya? Irma benar-benar dibuat bingung setelah mendengarkan penjelasan versi Fadli. Namun, jika ternyata Fadlan yang sudah berbohong dan sengaja untuk menjelekkan juga memfitnah saudara kembarnya tersebut, betapa Irma akan sangat kecewa terhadapnya. Fadlan bilang jika Fadli sudah berkeluarga dan juga memiliki satu anak perempuan yang seumuran dengan putrinya, namun Fadli bilang jika istri sudah meninggal dunia, bahkan menjelaskannya dengan mata yang berkaca-kaca. "Istrimu sudah meninggal, Dli?" tanya Irma, dia memutuskan untuk tidak lagi membahas tentang perbedaan keterangan antara Fadli dan Fadlan. Siapa yang sudah berbohong dan siapa yang sudah berbicara jujur di antara mereka. Fadli mengangguk, membenarkan pertanyaan Irma. "Meninggal bersama dengan anakku di dalam kandungan," jelas Fadli, raut kesedi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 391 Siapa yang Harus Dipercaya

    Fadli malah terlihat seperti orang bingung, macam tidak paham apa yang sudah diucapkan oleh Irma. "Kamu sebenarnya bicara apa sih, Ma? Beneran, aku nggak paham," jawab Fadli, menatap wajah Irma dalam. Kembali dia lanjut bicara. "Benci? Musuhan? Sama siapa? Aku musuhan dan benci sama Fadlan gitu maksudnya, kamu?" tanyanya ke Irma. "Maaf, jika aku salah dan dianggap kegeeran, tapi menurut Fadlan seperti itu."Fadli menatap Irma dalam, bukan maksudnya untuk tidak mengakui, tapi itu peristiwa sudah beberapa tahun yang lalu, yang bahkan usia mereka waktu itu masih berumur belasan. "Dulu saat kita masih satu sekolah, iya, Korma. Aku memang sempat marah dengan Fadlan, karena aku yang dekat denganmu dari kelas satu, Tiba-tiba saat kelas tiga, dia main serobot aja." Fadli tertawa, ingatannya seperti sedang kembali ke masa lalu. Kembali dia bicara. "Saat dulu itu memang bukan salah kamu, bukan juga salah Fadlan. Aku saja yang dulu tidak punya keberanian untuk bicara langsung terhadapmu. "

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 390 Masa Lalu yang Belum Selesai

    Pria yang ingin bertemu dengannya jelas memang Fadli. Karena, memang hanya Fadli yang dulu memanggilnya dengan sebutan korma. Entah kenapa, badan Irma langsung terasa gemetar."Irma, kenapa bengong saja di dekat pintu, Masuk? itu temui Pak Fadli," teguran dari Pak Benny menyadarkan Irma dari terkesima. Kehadiran saudara kembar dari Fadlan ini jelas di luar perkiraannya. Dari mana Fadli bisa tahu jika Irma bekerja di pabrik ini? Terus, darimana Fadli bisa kenal pemilik perusahaan ini. Sampai-sampai Pak Benny pun sangat respect terhadapnya. "Ba-baik, Pak?" jawab Irma atas teguran atasannya itu, namun sebelum mendekati Fadli, justru Fadli yang langsung berbicara dengan Pak Benny. "Pak Benny, saya ijin mau ajak teman SMA saya ini, Irma, untuk makan siang.""Boleh, Pak, silakan," jawab kepala pabrik itu cepat, langsung memperbolehkan. Perlakuan Pak Benny terhadap Fadli cukup membuat Irma heran, betapa sangat hormatnya atasannya itu kepada Fadli. "Irma, kamu diajak makan siang sama Pak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 389 Tamu Yang Ingin Bertemu

    [ Assalamu'alaikum, Fad. Aku sudah memutuskan, sebelum urusan dengan istrimu selesai, aku minta, jangan temui aku dulu. Aku harap, kamu bisa memahami dan mengerti dengan keputusan yang sudah kuambil ini.]Selesai mengirimkan pesan, Irma lantas memblokir nomor Fadlan di aplikasi WA miliknya, bahkan memblokirnya juga di kontak teleponnya. Padahal, baru hari ini Irma memiliki nomor handphone mantan cinta pertamanya itu. Meletakkan hapenya di atas meja rias samping tempat tidurnya, lalu membaringkan tubuhnya di dipan tidur miliknya. Kembali teringat peristiwa saat di ropang tadi, betapa hatinya sangat sakit dianggap sebagai penyebab rusaknya rumah tangga seseorang. Pelakor, demi Tuhan Irma bukan seperti itu, dia lebih baik tetap menyendiri seperti ini daripada jadi perusak rumah tangga orang. Dalam perasaan yang resah, rasa kantuk mulai datang menyergap, karena Irma memang tidak terbiasa tidur terlalu telat. ÷÷÷Tiga hari setelah peristiwa penyiraman kopi oleh Agnes, dan akhirnya beru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 388 Tangisan Seorang Ibu

    "Mengapa sampai saat ini kamu belum juga menikah, Ir. Apakah itu semua karena aku?"Udara malam di pantai ini semakin dingin, ditambah lagi dengan anginnya yang kencang. Irma sampai mensidakepkan kedua tangannya karena hawa dingin tersebut, ditambah terkena basahan cokelat tadi, walaupun dia sudah berganti pakaian. Setelah cukup lama terdiam, Irma mulai menjawab pertanyaan Fadlan. "Aku harus menjawab apa, Fad? Jika aku bilang mungkin memang sudah garis hidupku dari Allah seperti ini, salah tidak?"Sesaat Fadlan terdiam, karena memang apa yang Irma katakan itu benar adanya. "Tidak, Ir, kamu tidak salah. Hidup, mati, dan jodoh memang urusan Allah 'kan?" "Hmm ... hanya satu hal yang bisa aku jawab dengan jujur dan sebenarnya. Dan itu sudah kujawab saat di rumah tadi. Apa aku harus mengulanginya lagi?" tanya Irma lagi. "Jika kamu tidak keberatan?""Kamu adalah kekasih yang pertama, Fad, dan sampai saat ini aku belum pernah berteman dekat lagi dengan pria lain," jawab Irma, ada nada get

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 387 Sudah Berselingkuh

    Part 12Fadlan terdiam, mendengar pertanyaan Irma, tatapannya masih menghadap ke tengah lautan yang terlihat temaram, terkena pantulan cahaya rembulan. Angin laut masih berembus kencang. Terlihat Fadlan menarik nafasnya sejenak, sembari matanya terpejam, lalu dilepaskan perlahan."Agnes sudah berselingkuh," jawabnya singkat.Lalu mengambil kopinya, dan menghirupnya perlahan."Kamu menyaksikan sendiri?" tanya Irma."Maksudnya?" jawab Fadlan"Maksudku, kamu menyaksikan sendiri perselingkuhan tersebut?" tanya Irma lagi."Tidak," jawab Fadlan, masih singkat. Tatapannya lalu beralih ke arah Irma."Aku menemukan chat-chat pribadinya dengan pria lain," jelas Fadlan."Maksud chat pribadi, seperti apa?""Chat-chat mesranya dengan pria lain." Jemarinya mengusap pelan wajahnya."Kamu kenal, siapa pria yang kamu maksud?" Irma masih terus mengejar. Bukannya Irma ingin kepo dengan masalah orang lain, tetapi ... Fadlan sendiri yang sudah berjanji, ingin menceritakan tentang masalah keluarganya."Ya,

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 386 Menyimpan Amarah

    Terlihat dari raut wajah dan tatapan matanya, jika wanita yang menganggap Irma sebagai perempuan gatel itu sedang menyimpan amarah, ada dua wanita lagi di belakangnya, sepertinya kawan dari calon mantan istrinya Fadlan.Irma hanya diam termangu, saat perempuan itu melabraknya. Fadlan langsung berdiri."Udah, Nes. Perempuan perusak mah, jambak aja rambutnya," ucap salah satu kawannya."Iya, ga usah takut, apa perlu gue bantuin hajar nih pelakor," tuduh kawannya yang satu lagi kepada Irma. Dua orang kawan-kawannya, malah memanas-manasi calon mantan Fadlan tersebut."Hai ... hai, kerjaan kalian jangan bisanya manas-manasin ya. Hai ... Agnes! Irma tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi kita, aku bertemu Irma, baru seminggu ini. Sedangkan masalah di antara kita berdua, sudah berjalan berbulan-bulan. Jadi jika kamu menuduh Irma sebagai orang ke tiga di antara hubungan kita, kamu salah alamat," ucap Fadlan tegas. Irma tetap terdiam, dia bingung, harus bersikap seperti apa."Gue seperti

DMCA.com Protection Status