Semua Bab Istri Tawanan CEO: Bab 211 - Bab 220

662 Bab

Panggilan ke Sekolah

“ Nyonya sebaik datang ke sini. Orang tua anak itu memprotes dan ingin bertemu dengan Anda untuk menuntut ganti rugi dan mengeluarkan Delin dari sekolah. Saya tidak bisa menanganinya dan Delin bersikeras tidak mau minta maaf untuk menyelesaikan masalah. Maafkan saya karena tidak kompeten mengurus masalah ini Nyonya,” kata Bibi pengasuh meminta maaf.Aria mengurutkan pangkal hidung mulai merasakan sakit kepala.Sejak malam itu Delin menjadi pemberontak dan merajuk berhari-hari. Dia membuat masalah mogok makan, tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah, merajuk pada Aria setiap saat.Aria telah membujuknya dengan lembut maupun keras, anak itu tetap keras kepala dan berteriak sepanjang hari ingin bertemu dengan Dario. Puncaknya dia berkelahi dengan teman sekolahnya.“Baiklah aku mengerti. Aku akan segera ke sana sekarang,” kata Aria menutup teleponnya dan berdiri dari kursi. Dia mengambil barang-barang pribadinya dan memasukkan ke dalam tasnya sebelum keluar dari kantornya.Jenny mendongak d
Baca selengkapnya

Konflik

Dixon menoleh dengan cepat. Wajah berbinar melihat Aria. “Ibu!” Dia berlari memeluknya eratnya. Aria balas memeluknya untuk menenangkannya sebelum membungkuk untuk melihat putranya. “Apa kamu baik-baik saja? Kamu terlibat perkelahian Delin juga?” Dixon meringis dan menggelengkan kepalanya. “Aku tidak berkelahi Bu. Itu Delin yang berkelahi.” Aria menghela napas lega putranya tidak ikut berkelahi. Namun dia tetap menegur Dixon. “Mengapa kamu membiarkan adikmu berkelahi? Kamu seharusnya mengawasinya,” tegur Aria lembut. Dixon cemberut. “Mereka berkelahi di taman. Saat itu aku sedang ke kamar kecil. Saat aku tiba di taman, Delin sudah berkelahi dengan teman sekelasnya. Aku terlambat menghentikan Delin karena guru sudah menghentikan Delin.” Aria ingin mengatakan sesuatu ketika tiba-tiba terdengar suara keras dari dalam ruang guru. “Aku tidak peduli. Aku tidak ingin anak itu ada di sekolah ini. keluarkan dia dengan cepat. Aku tidak ingin anak nakal itu berada di sekolah yang sama
Baca selengkapnya

Ibu Jessica

Aria mengalihkan pandangannya pada Delin.Anak itu melihat ke samping, tidak mau menatap Aria.“Delin, jelaskan pada Ibu, apa kamu yang memukul Jessica?”Delin tidak mau menjawab.Aria berjongkok dan meraih lengannya.“Delin ....”Delin tiba-tiba meringis dan ingin menarik tangannya dari genggaman Aria.Mata Aria menyipit. Dia dengan cepat menggulung lengan kemeja sekolah Delin.Hatinya tercubit melihat memar ungu gelap memenuhi tangan putih Delin. Ini tidak terlihat seperti anak-anak yang mencubitnya, melainkan orang dewasa.“Delin, siapa yang melakukan ini padamu?”“Mengapa kamu pakai tanya segala?! Jelas dong anakmu memukul anakku!” Ibu Jessica berseru kesal karena diabaikan.“Lihat bagaimana dia memukul anakku! Aku ingin anak itu minta maaf dan dikeluarkan di sekolah. Jika tidak, aku akan menuntut kalian karena tindak kekerasan! Suamiku bekerja pemilik firma hukum. Aku akan memastikan kalian menderita konsekuensi melukai anakku!”“Ibu Jessica, tolong tenang. Kita bisa selesaikan i
Baca selengkapnya

Memberi Pelajaran

Jessica tiba-tiba berhenti menangis dan ketakutan. Tapi tidak berani maju untuk membela ibunya.“Apa yang kamu lakukan?!” Ibu Jessica agak ketakutan melihat tindakan tiba-tiba Aria.Dia mencoba melepaskan cengkeraman Aria dengan marah, namun Aria semakin mengencangkan cengkeramnya di kerah baju Ibu Jessica hingga membuatnya merasa tercekik.Aria terlatih bela diri beberapa tahun yang lalu hingga tenaganya lebih baik dari kebanyakan wanita biasa.Ibu Jessica hanya seorang ibu rumah tangga yang dimanjakan tidak bisa melawan tenaga Aria.“Apa kamu gila? Lepaskan aku! Apa kamu mau membunuhku!” serunya terbata-bata dan panik meminta bantuan wali kelas.“Ibu guru, mengapa kamu diam saja! Jauhkan wanita gila ini dariku!”“No-nona Garrett, kita bisa membicarakan ini baik-baik. Tidak perlu pakai kekerasan ....” guru terbata-bata dan mencoba memisahkan mereka.“Diam!” desis Aria menatapnya tajam sebelum mengalihkan pandangannya pada Ibu Jessica.“Aku mengenal anakku dengan baik. Delin bukan ana
Baca selengkapnya

Harimau Betina.

“Memberimu pelajaran.” Setelah mengatakan itu dia mendorong Ibu Jessica dengan cepat dan ke sebuah ruangan terbuka di belakangnya.“Kyaaa!” Ibu Jessica berteriak ketika tubuhnya di dorong tiba-tiba dan jatuh ke lantai yang basah. “Nona Garrett!” Wali kelas berlari hendak menghentikan Aria masuk ke bilik kamar mandi.Namun Aria sudah menutup pintu dengan cepat dan mengunci pintu dari dalam.Tiba-tiba terdengar jeritan dari Ibu Jessica, suara pukulan, makian dan cipratan air yang sangat bising.Jessica menangis mendengar teriakan ibunya.Bibi pengasuh dengan cepat menutupi telinga Delin dan menutupi pandangannya.“Bibi lepaskan. Apa yang dilakukan Ibu?” Delin menggerutu sambil menatap Bibi pengasuh dengan tatapan penasaran.“Tidak apa-apa. Ibu sedang bermain air dengan Ibu Jessica.” Bibi berbohong menenangkan Delin.Terdengar rentetan teriakan lain bercampur tangisan histeris menyebar ke seluruh ruang guru.Wali guru mencoba membuka pintu, tapi tetap saja dia tidak bisa membuka pintu k
Baca selengkapnya

Keluhan Delin

Aria berjalan melewati wali kelas dan menghampiri Delin yang tengah di peluk Bibi pengasuh.Delin berkedip menatap ibunya sebelum menundukkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata.Aria menghela napas dan berkata lembut.“Bibi tolong pergi ke apotek untuk membeli salep.”Bibi pengasuh mengangguk dan meninggalkan ruang guru untuk membeli salep sesuai dengan permintaan Aria.Aria mengalihkan pandangannya pada wali kelas yang tengah membantu Ibu Jessica berdiri di kamar mandi.“Guru, aku minta cuti untuk membawa Delin dan Dixon pulang. Apa Anda keberatan?” Dia menatap datar wali kelas dan Ibu Jessica yang masih terisak. Dia memelototi Aria dengan marah dan sedikit rasa takut di matanya.Aria mengabaikannya.“O-oh oke! Ya silakan.” Wali kelas terbata-bata menyetujui permintaannya.Aria berbalik menatap putrinya dan mengulurkan tangannya pada Delin.“Ayo pergi.”Delin membuang muka dan keluar tanpa menggandeng tangan Aria.Dia keluar lebih dulu dengan ekspresi cemberut.Aria menghela n
Baca selengkapnya

Seth Marah

“Ibu ... Delin ingin bertemu dengan Papa,” bisiknya dengan suara parau.“Delin tidak mau jadi anak haram. Delin mau Ibu dan Papa tinggal bersama, huhuhu ....”Aria memejamkan matanya memeluk tubuh putrinya erat tidak bisa menjawab permintaannya.Dia mencium rambut Delin dengan penuh rasa sakit dan perasaan bersalah.Maafkan Ibu, Nak. Maafkan keegoisan Ibu.“Siapa yang mengatakan Delin anak haram.”Seth entah sejak kapan mendengar percakapan mereka dan muncul di belakang Aria bersama Dixon.Aria melepaskan pelukannya dari tubuh Delin dan berbalik menghadap Seth. Dixon di sebelahnya menggenggam erat tangan Seth. Wajahnya tak kalah dingin dengan sang paman.Delin menghapus air matanya dan mengeluh pada pamannya.“Jessica! Delin benci dia. Dia menghina Delin anak haram dan anak buangan!” serunya mengadu dengan penuh emosi dan pandangan sedih matanya.Seth mengerutkan keningnya menatap Aria.Aria menggelengkan kepalanya tidak berdaya.Seth melepaskan genggaman tangannya dari Dixon dan mera
Baca selengkapnya

Kedatangan Dario

Seth dan Dixon langsung menatapnya terkejut.Delin berhenti menangis dan mendongak menatap ibunya dengan matanya yang basah dan memerah.“Benarkah? Ibu tidak berbohong, kan?”Aria tersenyum enggan dan mengulurkan tangannya pada Delin.“Tentu buat apa ibu bohong sama Delin. Ayo berdiri dan berhenti menangis,” ujarnya enggan tapi di permukaan dia tersenyum membujuk pada Delin.Wajah Delin bersinar. Dia dengan cepat meraih tangan ibunya dan berdiri.“Kapan Delin akan bertemu dengan Papa?” Dia menatap Aria dengan penuh harap.Aria menghindari tatapan putrinya dan membungkuk untuk membersihkan debu di rok Delin.“Ibu akan berbicara dengan papamu dan mengatur jadwal. Papa adalah orang yang sibuk. Kita tidak boleh mengganggunya di waktu kerja,” kata Aria.“Ibu sudah berjanji! Ibu tidak boleh bohong!” Delin melompat-lompat sambil meraih tangan Aria gembira.Aria tersenyum paksa dan mengalihkan pandangannya dari wajah gembira putrinya.“Ayo pulang. Dixon apa kamu akan ikut ibu pulang atau teta
Baca selengkapnya

Ayah Putri

“Nona Aria, apa kabar?” Dia menyapa Aria dengan sopan.“Haris apa yang kamu lakukan di sini?” desis Aria mengerutkan keningnya kemudian mengintip ke sisi penumpang dan melihat sosok pria lain keluar.“Papa!” seru Delin berbinar melepaskan tangannya dari genggam Aria dan berlari menuju Dario.Dario tersenyum tipis dan merentangkan tangannya sambil membungkuk untuk menyambut Delin dalam pelukannya.Delin melompat ke pelukannya dan memeluk lehernya erat.“Papa! Delin kangen!”“Papa juga kangen Delin ....” Dario berdiri tegak dengan Delin di pelukannya dan mengacak-acak poni rambut gadis kecilnya dengan penuh sayang.Dixon di sisi lain mengerutkan keningnya dengan ekspresi dingin. Genggam tangannya di tangan Aria mengencang menatap pria yang sangat mirip dengannya.“Apa Papa ke sini untuk menjemput Delin?” tanya gadis kecil itu antusias.Dario tersenyum kecil dan mengangguk.“Keren, akhirnya Delin punya Papa bisa menjemput Delin. Teman-teman Delin tidak akan mengejek Delin tidak punya Pap
Baca selengkapnya

Merayu Putri

“Delin, ibu hanya mengizinkan kamu bertemu Papa, bukan pulang bersama kita,” kata Aria mencoba tersenyum namun diam-diam menatap Dario tajam seolah mengisyaratkannya untuk menolak permintaan Delin.Dario berpura-pura tidak melihat.“Kalau begitu Delin akan pulang bersama Papa.”“Delin ....” Aria terlihat tidak senang.“Ibu sudah berjanji!” Delin mulai terlihat merajuk.“Benar, kami tidak bertemu selama beberapa hari. Hari ini aku ingin menghabiskan waktu bersama anak-anak, apa kamu keberatan?” kata Dario tersenyum miring menatap Aria.Aria menggertakkan giginya menatap Dario kesal. Dia tidak tenang meninggalkan putrinya bersama Dario.Delin menatapnya memohon dan penuh harap membuatnya tidak bisa menolak.Dario tersenyum kemenangan melihat Aria tidak bisa menolak lalu mengalihkan pandangannya pada putranya.“Dixon apa kamu ingin ikut bersama Papa?” Dia menatap putranya dengan penuh harap.Dixon menatapnya dengan ekspresi jijik.“Tidak mau! Aku lebih baik bersama Ibu,” ketusnya menolak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
67
DMCA.com Protection Status