All Chapters of Pendekar Kujang Emas: Chapter 391 - Chapter 400

651 Chapters

391. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

“Aku tidak menduga jika Sekar Sari berada di tempat ini. Pantas saja saat aku, raka dan Danuseka menggempur persembunyian Ganawirya, aku sama sekali tidak melihat keberadaannya di sana,” gumam Wira dengan tatapan yang tidak beralih dari gadis berselendang merah, “apa yang sedang dia lakukan bersamaan para tabib di tempat ini? Bukankah seharusnya dia bersama Ganawirya dan murid padepokan?”Para tabib dalam barisan segera mengikuti pergerakan beberapa pendekar yang akan membawa mereka ke tempat peristirahatan. Wira nyatanya tidak menyadari hal itu hingga mendapat teguran dari salah satu pendekar.“Apa yang masih kau lakukan di sini?” tanya pendekar itu.Wira mengamati keadan sekitar yang sudah lengang dari para tabibi. “Maafkan aku.”Wira dengan langkah tergesa-gesa segera menyusul para tabib. Tatapannya masih mengamati kepergian Sekar Sari hingga akhirnya rombongan tabib wanita itu menghilang ketika berbelok ke sebuah arah.Wira berdecak, mau tak mau mengikuti rombongan ke suatu tempat
Read more

392. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

“Ada beberapa orang yang dicurigai sebagai penyusup,” ujar Galisaka, “para pendekar yang berjaga sudah ditugaskan mengawasi mereka dengan ketat. Kemungkinan besar jika penyusup itu akan melakukan kegaduhan saat para tabib dan pendekar sedang beristirahat. Jika dia akan menggunakan racun kalong setan, kita akan segera bertindak dengan bantuan bambu ajaib.”“Aku harus kembali memuji gadis tabib itu untuk pekerjaannya membuat bambu ajaib itu,” ujar Kolot Raga.Wirayuda menatap bambu kuning di tangannya. “Dua siluman itu masih berada cukup jauh dari kita, tapi kita harus tetap waspada. Kemungkinan serangan dari pihak lain masih cukup besarm terutama para anggota Cakar Setan.”Wirayuda mendongak ke atas, menyipit saat melihat keberadaan kubah pelindung yang menaungi tempat ini. “Ada sesuatu yang masih kurang dengan kubah pelindung yang terpasang.”“Apa kau meragukan kemampuan kami, Wirayuda?” tanya Ekawira dengan tatapan sinis.“Kita harus menambahkan penawar racun kalong setan agar membua
Read more

393. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

“Nilasari!” Wintara dengan cepat mendorong Nilasari ke belakang di saat dua rantai putih itu melesat untuk menangkap keduanya.Wintara memanggil tombak hitamnya dengan segera, menepis serangan dua rantai dengan gerakan cepat bersamaan dengan tubuh yang bergerak ke belakang.“Kakang,” ujar Nilasari ketika Wintara berhenti di dekatnya, “dia … benar-benar Tarusbawa, Kakang. Aku bisa merasakan hawa keberadaannya.”“Kau benar, Nilasari.” Wintara mengepalkan tangan erat-erat, memutar tombaknya beberapa kali di mana satu tangannya memegang kendi berisi racun kalong setan. Tarusbawa mengentak tubuh kuat-kuat, melesat cepat ke arah Wintara dan Nilasari dengan dua rantai putih yang kembali menyerang kedua siluman itu. Terjadi kejar-mengejar dan tumbukan serangan untuk sementara waktu. Dari kejauhan, mereka seperti tiga bayangan hitam yang bergerak sangat cepat di dahan-dahan pohon.Wintara dan Nilasari mundur sejauh beberapa tombak di saat menghindar dan menepis seragan dua rantai putih denga
Read more

394. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Wintara dan Nilasari kembali melayangkan sisik-sisik mereka yang kemudian berubah menjadi pasukan siluman ular. Siluman-siluman itu dengan cepat menaiki rantai dan menyerang Tarusbawa dengan tombak dan susuk mereka.“Kakang, tolong aku,” ujar Nilasari dengan mata yang mulai menangis, “aku tidak ingin kembali disegel ke dalam lubang itu lagi untuk kedua kalinya. Selamatkan aku, Kakang.”“Tenanglah, Nilasari.” Wintara memutar ekornya hingga menciptakan angin kencang yang langsung berembus ke arah Tarusbawa. Beberapa pasukan silumannya terjatuh ke pepohonan. Tak lama setelahnya, ia kembali melayangkan serangan tombak dari mulutnya. Akan tetapi, tombak perak Tarusbawa kembali berhasil menghadang serangannya.“Terkutuk!” geram Wintara, “meski kami sudah bertambah kuat berkali-kali lebih kuat, tapi sepertinya kami masih berada di bawahmu, Tarusbawa! Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti yang pernah aku lakukan lima puluh tahun lalu!”“Kakang,” rengek Nilasari seraya terus me
Read more

395. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

“Apa yang sebenarnya terjadi?” Bangasera terseret harimau putih hingga beberapa tombak jauhnya. Ia segera mengawasi keadaan sekeliling, mencari siapa pelaku yang dengan kurangajarnya mengganggunya di saat akan berhadapan dengan Tarusbawa.Bangasera segera berubah menjadi ular siluman, lantas melilit tubuh harimau putih dengan saat kuat di saat hariman itu terus menggigit tubuhnya. Secara tiba-tiba, ia mengingat siapa pemilik jurus. “Limbur Kancana. Aku tahu ini semua perbuatanmu.”Bangasera mengerahkan kekuatannya untuk melilit harimau putih lebih erat. Mulutnya terbuka sangat lebar dan secara tiba-tiba mengeluarkan panah hitam yang melesat ke tubuh harimau putih itu. “Kucing kecil ini tidak akan bisa—”Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Bangasera tiba-tiba mendapat tendangan telak di kepala. Tubuhnya terseret ke belakang bersamaan dengan harimau putih yang mendadak menghilang. Ketika kakinya mendarat di dahan pohon dan bersiap untuk memberikan balasan, tiba-tiba saja sebuah kub
Read more

396. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Wintara dan Nilasari melompat mundur di saat rantai Tarusbawa terus mengarah pada mereka. Tombak dan susuk mereka keduanya terus-menerus menepis serangan. Pasukan siluman ular mereka beberapa kali dikerahkan, tetapi selalu dapat dengan mudah dihancurkan. Tarusbawa mengentak kedua tangan ke bawah untuk sesaat, kemudian melesat maju dengan sangat cepat dengan menggunakan jurus kaki petir. Dalam waktu singkat, ia sudah berada di dekat Wintara dan Nilasari. Wintara dan Nilasari terhenyak saat menyadarinya. Saat akan mengubah wujud menjadi siluman, sebuah pukulan di dada berhasil membuat mereka terpental ke belakang. Kedua rantai Tarusbawa bersiap melilit mereka, tetapi rantai itu mendadak putus ketika terkena panah hitam yang dilancarkan Bangasera. Wintara dan Nilasari kembali melompat mundur beberapa tombak ke belakang, menghindar dengan gerakan yang hampir sama ketika rantai putih kembali mengincar mereka. Di saat yang sama, Tarusbawa bergerak dengan sangat cepat mengelilingi keduanya
Read more

397. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Tarusbawa dan Limbur Kancana segera menjauh beberapa tombak ke belakang, bersembunyi di balik pohon. Tarusbawa membisikkan sesuatu pada Limbur Kancana dan setelahnya kembali muncul di atas puncak pohon.“Tindakan kalian yang menjauh aku anggap sebagai pembenaran atas ucapanku barusan.” Bangasera menyeringai tajam. “Malam ini adalah malam terakhir kalian melihat dunia. Bersiaplah merasakan sakitnya nyawa berpisah dari badan.”Bangasera, Wintara dan Nilasari melompat ke belakang beberapa tombak, menatap Tasrubawa dan Limbur Kancana yang tengah bersiaga.Bangasera meraih sesuatu dari mulut ular di tongkatnya, lantas melemparkan dua batu mustika pada Wintara dan Nilasari. “Ambillah dua mustika itu. Aku sengaja membawanya dari alam siluman di lapisan paling bawah.”“Mustika ini,” ujar Wintara dengan tatapan terkejut.“Mustika itu adalah mustika yang dapat meningkatkan kekuatan siluman berkali-kali lipat. Dengan kekuatan kalian yang sudah ditingkatkan dengan racun kalong setan dan mustika i
Read more

398. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Wintara dan Nilasari tertawa menggelegar ketika mendapati Tarusbawa tergolek tak berdaya dengan tombak dan susuk yang tertancap di tubuhnya. Kedua siluman ular itu dengan sengaja memperdalam tusukan hingga darah memancur deras dari luka Tarusbawa. Akan tetapi, kesenangan mereka terhenti ketika rantai putih menyerang dari samping.Tarusbawa mengeluarkan tombak dan susuk seraya merenggangkan jarak dengan Wintara dan Nilasari. Ia terbatuk hingga beberapa kali oleng dan nyaris terjatuh.Wintara dan Nilasari mundur sejauh satu tombak, lantas kembali melesat ke depan dengan tombak dan susuk yang bergerak lebih dahulu. Akan tetapi, Tarusbawa berhasil menepisnya dengan rantai putih.Tarusbawa segera duduk bersila dengan tangan menyatu di depan dada dan mata terpejam. Dua rantainya mengelilinginya hingga tercipta sebuah kubah pelindung. Beberapa kali ia terbatuk hingga mengeluarkan darah di saat memulihkan diri.“Aku tidak akan membiarkanmu hidup lebih lama lagi, Tarusbawa.” Wintara kembali me
Read more

399. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Wintara dan Nilasari mengentak tubuh bersamaan hingga menimbulkan lubang besar ketika melesat ke depan. Batu besar yang mengincar keduanya hancur sebelum berhasil menyentuh mereka. Keduanya bergerak sangat cepat hingga sulit diikuti oleh mata telanjang. Angin yang tercipta karena gerakan mereka membuat pepohonan terbelah menjadi dua bagian.Dalam waktu singkat, Wintara dan Nilasari sudah berada di depan Tarusbawa, bahkan sebelum kedua rantainya bergerak.Tarusbawa terhenyak ketika melihat keberadaan Wintara dan Nilasari yang tiba-tiba. Sebelum berhasil merenggangkan jarak dan menyerang, dua pukulan kuat sudah lebih dahulu mendarat di dadanya, disusul dengan tusukan tombak dan susuk.Tarusbawa terpental ke belakang hingga menerobos pepohonan. Darah seketika menyembur dari mulut dan dadanya. Sesaat sebelum mendarat di dahan pohon, tiba-tiba saja tubuhnya tertarik ke depan dengan cepat.Wintara dan Nilasari menarik rantai putih Tarusbawa dengan kekuatan penu
Read more

400. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

Bangasera, Wintara dan Nilasari segera menghimpun kekuatan, lantas melayangkan serangan jarak jauh dalam waktu bersamaan. Serangan mereka menyatu membentuk serangan seekor ular besar yang seketika melahap harimau putih Limbur Kancana.Limbur Kancana segera melompat ke atas untuk menghindari serangan tersebut. Ia berhasil menghindar, tetapi nahasnya terkena dorongan serangan hingga tubuhnya terpelanting beberapa tombak ke belakang. Serangan yang dilancarkan Bangasera, Wintara dan Nilasari mendarat di tanah dan seketika menimbulkan ledakan dahsyat yang membuat tanah berlubang dan pepohonan bertumbangan ke sekeliling.Limbur Kancana melompat ke puncak pohon, bersiap untuk memberikan serangan balasan. Akan tetapi, baru saja menghimpun kekuatan, Bangasera, Wintara dan Nilasari sudah menglilinginya dengan tatapan tajam dna tangan yang sudah siap melancarkan serangan.Limbur Kancana melompat tinggi ke udara, menepis satu per satu serangan yang berdatangan. Bangasera, Wintara dan Nilasari kem
Read more
PREV
1
...
3839404142
...
66
DMCA.com Protection Status