Beranda / CEO / Gadis Perawan Untuk CEO / Bab 181 - Bab 190

Semua Bab Gadis Perawan Untuk CEO: Bab 181 - Bab 190

246 Bab

Bab 180

Asisten BaruDi kantor Hamzah grup, Reynold terlihat duduk di ruangannya, dengan memeriksa beberapa berkas, namun pikirannya tidak bisa fokus karna ada hal yang mengusik. Ulang tahun Devanka, harus berjalan sesuai rencananya. "Tok, tok, tok," terdengar suara pintu di ketuk."Masuk," ucap Reynold, beberapa detik setelahnya muncul sekretaris Pete dengan membawa beberapa berkas."Paman," ucap Reynold lirih, lalu sekretaris Pete memberi hormat."Ini berkas beberapa orang yang melamar untuk menjadi asisten pribadi tuan muda, juga ada beberapa orang yang saya rekomendasikan," ucap seretaris Pete."Aku harus memeriksanya, apa paman sudah menyesuaikan kebutuhanku?" tanya Reynold."Iya tuan, semuanya lulusan terbaik, memiliki kinerja yang bagus dan saya harap mereka adalah orang orang yang setia, karna kesetiaan hanya bisa diuji dengan waktu," ucap sekretaris Pete."Sebenarnya aku tidak ingin mencari asisten pribadi, namun melihat paman mengerjakan semuanya, aku tidak ingin terlalu membebani,
Baca selengkapnya

Bab 181

Berita itu akan rilisAldo terlihat keluar dari rumahnya, bersama dengan Nori."Seringlah datang, ibu akan memasakkan makanan kesukanmu," ucap ibu Aldo yang mengantar Aldo dan Nori pulang."Baik ibu, terimakasih," ucap Nori seraya memberi hormat.Nori dan Aldo berjalan menuju ke arah mobil, beberapa kali Nori terlihat melambaikan tangan ke arah ibu Aldo sebelum masuk ke dalam mobil.Nori dan Aldo terlihat melambaikan tangan, begitu juga ibu Aldo. Mobil melaju, mobil mewah Reynold yang bisa Aldo gunakan sesekali untuk urusan pribadinya dan sepertinya setelah menjadi asisten pribadi Reynold dia akan mendapat mobil pribadi. "Terimakasih," ucap Aldo pada Nori ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil."Untuk apa?" tanya Nori."Terimakasih sudah menerima orang tuaku dengan baik dan memperlakukan mereka dengan baik. Ibu terlihat sangat bahagia menerima kado darimu, kau membelikannya tas yang ingin dia miliki, kau membelikan vitamin untuk ayah juga beberapa buku bagus untuk adik adikku, teri
Baca selengkapnya

Bab 182

Ikatan Persahabatan"Sudah mulai," ucap wartawan Mimih seraya memperlihatkan layar komputernya yang menampilkan proses upload berita yang berjalan baru 5%."Aku akan menunjukkan berapa dia tidak ada artinya," gumam Mimih dalamhati:"Mimih, sepertinya aku harus mengatakan ini, aku sudah berjanji pada Melodi untuk tidak mengatakannya kepadamu, tapi sepertinya aku akan melanggar janji itu," ucap wartawan Muh serius."Tidak ada yang perlu dikatakan, akupun sedang tidak ingin mendengar apapun, sebaiknya kau simpan saja sendiri," ucap wartawan Mimih."Kau akan menyesal jika tidak mendengarnya, aku hanya butuh waktumu lima menit sebelum kau menyesal seumur hidup," ucap wartawan Muh meminta wartawan Mimih untuk mendengarkan ucapannya."Sebaiknya kau keluar," pinta wartawan Mimih. Wartawan Muh terlihat mendekatkan wajahnya kearah wartawan Mimih, berusaha tenang."Siang itu aku mendengar dua orang senior sedang berunding mengenai nasib kalian berdua, mereka akan memecat salah satunya dan membi
Baca selengkapnya

Bab 183

Cinta tetaplah cintaMelodi membuka pintu apartemennya, menekan kode pin, lalu masuk dengan perasaan lega karna bisa sampai di rumah dengan selamat, ingin segera merebahkan tubuh, lelah begitu menggelayuti tubuhnya, penat juga mengantuk.Melodi melempar tibuhnya ke atas kursi sofa. "Sudah malam, harusnya tadi mampir membeli ayam atau soup daging, hufh, lapar sekali," gumamnya yang merasakan lapar namun tubuhnya sudah terlanjur lelah untuk beranjak ke dapur, sekedar membuat makanan ringan untuk mengganjal perut."Bisa tidak manusia tidak perlu makan, aku ingin tidur juga, tapi perut dan otakku tidak sejalan, arghh," ucapnya yang kemudian dia menghentak hentakkan kaki. Tiba tiba suara bel berbunyi."Siapa yang malam malam begini berkunjung, aku sedang tidak ingin menerima tamu, aku hanya ingin tidur," ucap Melodi menggerutu.Dia tidak beranjak, kemalasan sudah menggerogotinya hingga dalam, namun suara bel pintu tidak berhenti menggema.Dengan terpaksa, Melodi menuju ke arah pintu, memb
Baca selengkapnya

Bab 184

Keputusan MendesakReynold terlihat mengendarai mobil, raut wajahnya menggambarkan amarah. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, seolah tidak mempedulikan apapun yang akan terjadi. Satu tempat yang ingin sekali dia datangi, apartemen Monalisa. Sejak berita itu dirilis, dia ingin segera menemui wanita itu, entah memarahinya, atau memakinya atau bahkan berbicara, entahlah, Reynold sedang dikuasai amarah. Tidak ada yang tahu mengenai kepergiannya, dia ingin bertemu dengan Monalisa sendiri, tanpa pihak ketiga. Sekretaris Pete dan Aldo terlihat kebingungan mencari keberadaan tuan muda mereka."Apa jangan jangan tuan muda pergi ke sana?" ucap Aldo pada sekretaris Pete."Iya, kita harus ke sana," ucap sekretaris Pete dan mereka berdua bergegas menuju ke apartemen Monalisa, tempat yang mereka tebak sebagai tujuan perjalanan Reynold.Aldo dan sekretaris Pete segera melaju dengan mobil, menuju ke tempat itu."Aku merasa gagal di hari pertama kerja paman," ucap Aldo."Kakek Hamzah berpesan, aku
Baca selengkapnya

Bab 185

Beratnya RinduPeminat berita online berspekulasi mengenai milyarder yang telah menelantarkan seorang wanita, wanita yang sedang mengandung darah dagingnya. Tidak sedikit yang menebak jika itu adalah Reynold, pewaris Hamzah grup.Beberapa Netizen bahkan memaksanya secara terang terangan untuk melakukan tes DNA, menikahi wanita itu lalu mempublikasikannya supaya semuanya nampak adil. Beberapa yang lain memandang dari sudut pandang Devanka, wanita bersahaja yang terluka akibat suami juga wanita lain."Paman, beritanya sudah menyebar dengan begitu cepatnya," ucap Aldo kepada sekretaris Pete."Ya, aku tahu itu," ucap sekretaris Pete."Apa yang harus kita lakukan?" tanya Aldo."Tuan besar Hamzah sudah memiliki rencanan, sebaiknya kita mengikutinya," ucap sekretaris Pete."Aku harap bisa meredam berita miring yang beredar," ucap Aldo."Kau tidak boleh terpengaruh dengan berita itu, fokus saja dengan pekerjaanmu," ucap sekretaris Pete."Baik paman, aku hanya khawatir, tidak ingin tuan muda R
Baca selengkapnya

Bab 186

KejutanDi depan unit apartemen Melodi, berdiri seseorang dengan memakai kostum doraemon, tangannya memegang buket bunga mawar merah. Beberapa saat orang tersebut hanya berdiri, lalu memberanikan diri untuk menekan bel masuk.Di dalam unit apartemen, Melodi terlihat sibuk menyiapkan mie goreng instan yang biasa dia makan sebulan sekali, demi menjaga pola makan dan menekan berat badan, namun dia begitu menyukai mie goreng instan."Ah siapa itu, mengganggu sekali," gumam Melodi setelah mendengar bunyi bel pintu. Dengan malas Melodi bergegas menuju ke arah pintu dan membukanya.Betapa kagetnya dia setelah mendapati sosok doraemon berdiri di depan pintu masuk unit apartemennya."Si-siapa?" tanya Melodi yang seolah seketika lupa dengan mie goreng instannya. Manusia dengan kostum doraemon itu menyodorkan buket bunga."Wah, kau tahu aku sangat menyukai bunga mawar, mawar merah," gumam Melodi.Tiba tiba doraemon itu membunyikan pemutar alat musik yang dibawanya, melantunkan lagu doraemon, tid
Baca selengkapnya

Bab 187

Pemberhentian Terakhir KonglomeratMelodi bangun dari tidurnya, berjalan ke luar kamar, dia berusaha mencari keberadaan Romani, namun sepertinya dia sudah pergi. melodi melihat ada selembar kertas memo berwarna kuning di atas menja makan, bertuliskan, "makanlah sebelum pergi, izinkan aku tidur di ranajngmu lain kali."Begitulah yang tertulis di kertas itu. Melodi tersenyum, lalu membuka tudung saji berwarna abu abu, dia melihat ada nasi, telur gulung dan soup warna warni."Kau menyiapkan semua ini untukku?" gumam Melodi, lalu dia memikirkan hal yang terjadi semalam. Dia meminta Romani tidur di kursi sofa ruang tengah, dan Romani menyetujuinnya meskipun itu begitu berat. Melodi memberikan selimut dan bantal, Romani tidak bisa menolak, jika berat dia bisa pulang, tidur di tempat tidurnya sendiri yang nyaman.Di kantor, Melodi bergegas menemui Maria, sepertinya sudah tidak sabar menceritakan sesuatu yang baginya sangat penting."Ada apa?" tanya Maria yang melihat Melodi berlari ke arah
Baca selengkapnya

Bab 188

Semua Orang Sepadan"Ini tempat yang selalu ingin aku kunjungi, tapi tidak pernah terjadi karna aku tidak memiliki pasangan," ucap Romani pada Melodi setelah mereka sampai di sebuah restoran yang biasa digunakan untuk berkencan. Serba putih dan penuh dengan bunga bunga hidup."Tempat ini cantik, bukankah kau pernah memiliki istri?" ucap Melodi."Ya, dia terlalu sibuk dengan dunianya sendiri sehingga tidak ada ruang untuk sebuah kebersamaan, sebaiknya kita tidak membahas apa yang menjadi masa laluku, akupun tidak akan menanyakan mengenai masa lalumu," ucap Romani. "Ba-baiklah," ucap Melodi."Melodi, sebaiknya aku mengatakan ini, supaya semuanya jelas, maukah kau berkencan denganku sebagai pasangan?" ucap Romani."Pa-pasangan?" tanya Melodi gugup."Ya, pasangan, jadilah kekasihku," ucap Romani."Ta-tapi," ucap Melodi terhenti."Jika suatu saat kita akan menikah, aku tidak keberatan kau mengambil seorang anak untuk kita besarkan, aku tahu kondisiku mungkin menjadi sesuatu yang berat un
Baca selengkapnya

Bab 189

Menyembuhkan TraumaDevanka dan Nori keluar dari Mall, tangan mereka menenteng berbagai brand ternama."Terimakasih nyonya, semua orang di rumah mendapat bagian, biar saya yang bawa ke mobil," ucap Nori seraya meraih kantong paper bag yang di bawa Devanka."Baiklah, lekas kembali, kita makan dulu," ucap Devanka. "Minta dua pengawal itu membantumu," pinta Devanka."Baik nyonya," ucap Nori yang kemudian dia memberi isyarat kepada kedua pengawal untuk membantunya. Devanka berdiir di depan Lobby, seorang diri, dia terlihat melihat ke arah sekeliling, melihat beberapa orang yang berlalu lalang, dengan senyum dan tawanya. Menyenangkan akhirnya bisa melihat keramaian kota yang begitu menentramkan. Keramaian kota, penuh dengan warna warni manusia, pemandangan yang tidak dia dapatkan di Jekarta, tempat tenang nan teduh dengan pesonanya sendiri.Tiba tiba Devanka dikagetkan oleh sesuatu yang tidak diduganya, dia berteriak kecil sewaktu seorang pria melemparkan cup plastik berisi minuman cokla
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
25
DMCA.com Protection Status