Home / CEO / Gadis Perawan Untuk CEO / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Gadis Perawan Untuk CEO: Chapter 171 - Chapter 180

246 Chapters

Bab 170

Terpesona"Rey, temui dia," ucap Devanka ketika mengantar Reynold masuk ke dalam mobil untuk menuju ke kantor. Reynold hanya mengangguk kecil, lalu dia mengecup dahi Devanka.Reynold masuk ke dalam mobil, di dalam mobil dia terlihat menghela nafas panjang. Devanka melambaikan tangan ke arah Reynold, lalu mobil melaju pergi. Tangan Devanka yang menggenggam ponsel dikagetkan oleh pesan yang masuk, berdering dan bergetar."Oh, apa ini," bisik Devanka, lalu dia membaca pesan itu sembari masuk ke dalam rumah.Di kantor, Melodi terlihat sedikit kurang tidur, wajahnya tidak ceria karna sepertinya kelelahan. "Ini," sapa Maria seraya menyodorkan segelas kopi."Terimakasih, aku sangat membutuhkannya," ucap Melodi seraya menerima kopi itu."Macchiato dengan ekstra milk, terimakasih kau mengingat kopi yang aku sukai," ucap Melodi, mendengar hal itu Maria tersenyum."Apa kau menyukaiku? kau benar benar mengingat setiap detail dengan baik," goda Melodi."Kau ini," ucap Maria seraya berdecak."Oh
Read more

Bab 171

Pria tampan dan kaya.Devanka melihat isi pesan yang masuk ke dalam ponselnya."Akhirnya aku mendapatkan ini lagi," gumam Devanka seraya masuk ke dalam rumah. Devanka melangkahkan kaki menuju ke arah dapur, di sana terlihat Nori sedang sibuk membersihkan dapur dan menyiapkan makan siang untuk seluruh penghuni rumah dan juga tuan besar Hamzah yang akan pulang siang ini."Nyonya," sapa Nori ketika melihat Devanka masuk ke dalam dapur."Kau sedang apa Nori?" tanya Devanka yang kemudian duduk di kursi yang ada di dapur."Menyiapkan makan siang nyonya, kata Aldo tuan besar Hamzah siang ini akan pulang," ucap Nori."Kakek pulang siang ini? akhirnya aku tidak akan kesepian lagi," ucap Devanka.Devanka kembali membuka ponselnya dan membaca pesan itu dengan seksama. Undangan Reuni, kira kira itulah yang terbaca di teks pesan paling atas."Nori, bolehkan aku bertanya," ucap Devanka."Tentu saja nyonya, nyonya bisa menanyakan apapun," ucap Nori yang selalu antusias dan penuh semangat."Apa kau p
Read more

Bab 172

Seketika Jatuh CintaMelodi bertemu dengan wartawan Muh di kedai kopi biasanya, dekat kantor tempat Melodi bekerja."Apa yang kau katakan benar? kau mendapatkan buktinya?" tanya wartawan Muh."Ya, aku sudah mengatakan kepadamu, aku akan mendapatkannya lebih dulu," ucap Melodi."Bahkan aku sudah merekamnya di ponselku, tapi kita tidak bisa bersikap gegabah karna ini belum tentu mengingat kita mendapati fakta bahwa wanita itu tidak hanya tidur dengan satu orang, dua orang, bahkan sekarang kita tahu dia tidur dengan tiga orang, mungkin lebih, kita tidak tahu," lanjut Melodi."Ya, sangat mengerikan, terlalu hebat," ucap wartawan Muh."Hebat? apa maksudmu?" tanya Melodi heran."Ya, dia berhasil memikat banyak orang, tidak bisa dipungkiri dia memang cantik," ucap wartawan Muh."Ah kau ini, dia hanya cantik dari luar, kau harus mencari wanita yang cantik luar dalam untuk kau jadikan istri," ucap Melodi."Istri? kenapa membahas istri, kita sedang membicarakan wanita ini," ucap wartawan Muh."
Read more

Bab 173

Menebak RasaMelodi terlihat lesu, wajahnya masam, beberap kali dia menghela nafas panjang. Dia sedang duduk di kursi tunggu ruang foto copy, padahal di dalam ruangan, alat foto copy sedang tidak di gunakan."Melodi," sapa Maria yang melihat ada keanehan pada diri Melodi."Maria," ucap Melodi."Apa ada yang terjadi? kau menunggu siapa?" tanya Maria."Ah, tidak, aku sedang menyiapkan berkas untuk meeting, sudah selsei aku foto copy," ucap Melodi seraya memperlihatkan berkas yang ada di sebelah tempat duduknya."Kau tidak apa apa?" tanya Maria berusaha memastikan."Entahlah Maria, sepertinya aku sudah mulai gila," ucap Melodi."Apa ini ada hubungannya dengan tuan Romani?" tanya Maria menelisik. "Ya, dia membuatku kehilangan arah dan tujuan," ucap Melodi seraya menghela nafas panjang."Apa kau mulai ada rasa padanya?" tebak Maria."Kenapa kau berpikir seperti itu?" tanya Melodi."Hanya menebak, sepertinya aku melihat Melodi yang tidak biasanya," ucap Maria."Kau tahu Maria, baru pertama
Read more

Bab 174

Keberanian"Tuan muda, presdir ingin bertemu dengan tuan muda setelah sampai di rumah," ucap sekretaris Pete memberi informasi kepada Reynold."Apa kakek sudah mengetahuinya?" tanya Reynold."Benar tuan muda, laporannya sudah masuk di kepolisan dan mereka bersiap untuk melakukan pemanggilan," ucap sekretaris Pete."Apa kakek akan memihaknya?" tanya Reynold."Mungkin jika tidak ada hubungannya dengan tuan muda Reynold, presdir akan melakukan apa saja untuk membantu tuan Domani," ucap sekretaris Pete."Ya, mereka bersahabat, kakek mungkin akan membelanya habis habisan," ucap Reynold."Kita lihat saja, setelah melihat masalahnya, apa kakek akan benar benar membelanya," lanjut Reynold.Beberapa menit lalu, terlihat kakek Hamzah menerima telephone dari seseorang yang bekerja di kepolisian, memberitahunya jika tuan Domani akan segera dipanggil karna ada laporan mengenai pelanggaran ketenagakerjaan, yang merupakan kejahatan yang bisa saja menghasilkan hukuman penjara dan denda."Apa Reynold
Read more

Bab 175

Ternyata Cinta"Aku harap kau bisa membantuku, kita sesama perempuan, kau pasti mengerti," ucap Monalisa."Aku hanya ingin bercerita, bukan mengeluhkan kondisiku, aku hanya ingin didengar dan dimengerti," ucap Monalisa, lalu dia menutup sambungan telephone itu. Monalisa menghapus air matanya, air mata yang palsu, lalu dia tersenyum penuh rencana jahat. Di sebrang sana, terlihat wartawan Mimih juga menutup telephonenya."Ada apa?" tanya seorang wartawan pria yang merupakan rekan kerja wartawan Mimih."Nona Monalisa menghubungiku, dia bilang ingin mengungkapkan sesuatu, apa kita akan menerbitkan ceritanya?" tanya wartawan Mimih."Terlalu beresiko, jika ceritanya membuat keluarga Hamzah tersinggung, tamat riwayat kita," ucap wartaman Nadi yang merupakan wartawan senior di tempat wartawan Mimih bekerja."Nona Monalisa menjamin apa yang akan diceritakannya tidak akan merugikan pihak lain dan kita berhak menyuntingnya," ucap wartawan Mimih."Ya, sebenarnya ini kesempatan bagus untuk menaik
Read more

Bab 176

Tidak bisa menolak cintaMelodi turun dari mobil Romani, dengan tubuh yang segar bugar juga wangi. Benar benar rileks, spa de luna benar benar menambahkan energinya menjadi seratus persen."Te-terimakasih," ucap Melodi pada Romani."Kau tidak memintaku mampir, untuk sekedar minum kopi atau segelas air putih?" ucap Romani, lalu dia tersenyum."Oh, hmmm, ini sudah jam sepuluh malam," ucap Melodi."Apa besok kau masuk kerja di hari sabtu?" tanya Romani."Ti-tidak, aku bekerja lima hari kerja," ucap Melodi."Tidak ada masalah kan?" tanya Romani."Ti-tidak, baiklah, kau mau mampir? aku tidak punya apa apa tapi kita bisa pesan makanan lewat aplikasi," ucap Melodi."Baiklah," ucap cepat Romani yang terlihat bergegas turun dari mobil.Melodi dan Romani sudah berada di dalam apartemen."Aku selalu suka dengan tempatmu, tapi tidak begitu hangat karna tidak ada aroma makanan di sini," ucap Romani. "Aku jarang memasak, aku hanya makan sereal setiap pagi," ucap Melodi."Wanita sibuk sepertimu pas
Read more

Bab 177

Menjauhi CintaMelodi terlihat berjalan menuju ke arah kantornya, tangannya sibuk memegang ponsel, begitu juga dengan matanya, tidak berhenti menatap layar ponsel itu."Kau sudah tiba di kantor?" Pesan dari Romani."Aku akan menjemputmu nanti," pesan kedua.Melodi hanya membaca pesan itu, tanpa memberikan respon."Arghh, sepertinya aku sudah hilang akal," ucap Melodi seraya menghela nafas panjang."Melodi, kenapa datang sepagi ini? kau menyeleseikan akhir pekanmu dengan baik?" tanya Maria yang tiba tiba sudah ada di sebelahnya."Maria, aku butuh cafein," ucap Melodi."Baiklah, aku akan membelikanmu kopi, masih ada lima belas menit sebelum semua orang datang," ucap Maria."Kenapa kau selalu sebaik itu," gumam Melodi, mendengar itu Maria hanya tersenyum, lalu dia membelokkan langkah ke arah kedai kopi.Melodi terlihat duduk di bangku panjang yang ada di depan kantornya. Melihat ke arah langit biru yang terlihat cerah, berhias awan putih seperti gulali."Ini," ucap Maria seraya menyodork
Read more

Bab 178

Rasa Simpati"Maafkan aku," ucap Melodi, mendengar itu wartawan Mimih hanya diam, masih ada kekesalan yang memuncak di dalam hatinya, kekesalan dan rasa kehilangan, seolah tidak mampu dia tafsirkan dengan sempurna."Tunggu saja berita yang akan aku rilis, semoga tidak membuatmu semakin tidak menyukaiku," ucap wartawan Mimih, lalu dia bernajak pergi dari tempat duduknya. Baru beberapa langkah, Melodi menarik lengan wartawan Mimih tanpa melihat ke arahnya."Aku tidak melarangmu untuk menulis berita apapun, sebaiknya kau juga melihat dari sisi lain, tidak hanya hatimu sendiri," ucap Melodi, mendengar itu wartawan Mimih segera melepas tangan Melodi dan melangkahkan kaki keluar dari kedai. Melodi beberapa kali menghela nafas panjang, dia tahu wartawan Mimih bukan orang sejahat itu yang akan melakukan segala sesuatu demi sebuah berita viral yang akhirnya menyakiti beberapa pihak yang penting."Aku yakin, kau tidak akan menjatuhkan diri pada hal yang akan membuatmu menyesalinya," gumam Melod
Read more

Bab 179

Mencari asisten pribadiTuan Domani resmi ditangkap, dia meminta orang kepercayaannya untuk menyelidi dalang di balik penangkapannya. Ada sesuatu yang dia rasa janggal, sangat tidak mungkin penduduk Jekarta yang sangat tertinggal berani melakukan gebrakan tanpa adanya dukungan.Hampir semua saluran televisi memberitakan mengenai penangkapan konglomerat Domani. Polisi menyelidiki semua unit usahanya dan menemuka fakta bahwa yang dituduhkan adalah benar. Pekerja di bawah umur, upah yang tidak diberikan sebagaimana mestinya, polisi sudah menemukan bukti.Tuan Domani dibantu beberapa pengacara hebat yang bisa saja membuatnya lepas dari jeratan hukum. Dia menggunakan kekuasaannya, juga kekuatan uangnya."Saya sudah menyelidikinya tuan, seperti yang tuan duga, tuan muda dari grup Hamzah membantu mereka," ucap sekretaris tuan Domani."Ya, aku sudah menduganya, kita jalani saja proses hukum, aku akan memikirkan rencana selanjutnya," ucap tuan Domani.Dia terlihat santai, duduk di ruang intero
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
25
DMCA.com Protection Status