Home / CEO / Gadis Perawan Untuk CEO / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Gadis Perawan Untuk CEO: Chapter 151 - Chapter 160

246 Chapters

Bab 150

Mencoba Negosiasi SengitJam menunjukkan pukul lima pagi, Reynold sudah bersiap, ada tempat yang harus dia kunjungi."Kau akan pergi ke mana Rey sepagi ini?" Tanya Devanka yang baru bangun dari tidurnya."Aku akan ke kantor polisi, kau tunggu saja di sini," ucap Reynold."Kau naik apa ke sana Rey? jauh sekali," ucap Devanka khawatir. Mendengar hal itu Reynold memegang pundak Devanka, lalu mengelus rambutnya lembut."Aku terbiasa olah raga, lari lima kilometer bukan masalah besar," ucap Reynold yakin."Bagaimana kakimu?" tanya Reynold."Sudah membaik, istri pak Memet membuatkanku ramuan yang cukup bagus untuk penyembuhan luka," ucap Devanka seraya menunjukkan luka kakinya. "Aku pergi dulu, kau tidak perlu khawatir, kita akan pulang," ucap Reynold yakin.Reynold sudah berada di luar rumah pak Memet, masih gelap, dingin, nyala lampu hanya beberapa menghiasi rumah yang jaraknya cukup jauh, lampu kuning, seperti kunang kunang.Reynold mulai berlari, tanpa alas kaki, menuju ke arah kantor
Read more

Bab 151

Pengalaman Baru"Bagaimana Rey?" tanya Devanka ketika melihat suaminya sampai di rumah pak Memet. Dari wajahnya menyiratkan sebuah kekecewaan dan Devanka bisa membaca itu."Tidak apa apa, kau sudah berusaha keras," ucap Devanka."Ya, aku memang tidak berhasil dengan polisi korup itu, tapi aku mendapatkan uang ini," ucap Reynold seraya menyerahkan uang sebesar lima puluh ribu rupiah."Kau dapat dari mana uang itu?" tanya Devanka."Kau sudah tahu kan, aku ahli dalam hal apapun," ucap Reynold seraya tersenyum. "Rey, bagaimana jika uang ini kita berikan kepada istri pak Memet, kita sudah menumpang hidup dengan mereka, dengan gratis," ucap Devanka memberikan pendapat dan sekaligus permintaan."Kau tidak apa apa? kita bisa menyimpan uang itu, setelah terkumpul jumlah yang sesuai, aku akan segera menghubungi paman Pete, dia akan segera menolong kita," ucap Reynold."Rey, kita bisa dapatkan uang ini lagi, pak Memet hanya buruh serabutan, tidak memiliki penghasilan tetap, mereka harus menghid
Read more

Bab 152

Deep TalkReynold dan Devanka terlihat sedang mencuci piring bekas makan pagi mereka. Mereka berdua, sambil bercanda mecipratkan air dan empat piring serasa mencuci puluhan piring. "Maaf ya Rey, kau hanya sarapan nasi dan sayur kacang, tidak ada lauk, karna istri pak Memet memasukkan tepung ke dalam adonan telur gulung," ucap Devanka dengan wajah menyesal."Tidak masalah, itu sudah cukup enak untukku, aku tidak sarapan banyak," ucap Reynold."Aku tahu kenapa kau sangat menyukai croissant buatan ayah, karna itu menggunakan tepung tanpa gluten," ucap Devanka."Ya, aku memang memiliki masalah dengan pencernaan, tapi aku bersyukur memiliki istri yang mengerti itu," ucap Reynold.Devanka tiba tiba diam, dia mencoba mendengarkan suara brisik yang bersumber dari halaman depan."Rey, kau dengar itu?" tanya Devanka memastikan."Ya, sepertinya ada banyak orang di depan," ucap Reynold mengkonfirmasi."Iya, ayo kita ke depan, mungkin pak Memet dan istrinya sedang terlibat dalam masalah," ucap De
Read more

Bab 153

Rencana Monalisa"Ada apa Melodi?" tanya sekretaris Pete pada asisten pribadinya itu ketika sudah masuk ke dalam ruang kerjanya."Sekretaris Pete, ada nona Monalisa ingin bertemu," ucap Melodi."Dengan siapa dia datang?" tanya sekretaris Pete."Sepertinya sendirian tuan," ucap Melodi."Suruh dia masuk dan kau juga tetap di sini," ucap sekretaris Pete."Baik tuan," ucap Melodi, lalu dia terlihat berjalan ke arah pintu."Selamat pagi sekretaris Pete," ucap Monalisa ketika memasuki ruangan sekretaris Pete. Terlihat anggun dengan mantel bulu panjang selutut, atau lebih tepatnya untuk menutupi kehamilannya, supaya tidak terlihat jelas, walaupun sebenarnya semua orang di kantor sudah tahu mengenai rumor yang beredar."Selamat pagi nona Monalisa, bukankah kita sudah memiliki jadwal bertemu, minggu depan?" ucap sekretaris Pete."Situasinya berubah sekretaris Pete, saya harus segera mengambil langkah," ucap Monalisa seraya melirik ke arah Melodi, seolah keberatan dengan keberadaan Melodi di ru
Read more

Bab 154

Kenarsisan BertoDevanka sibuk, membantu bu Ida, hari ini adalah kesempatan emas mereka, tinggal dua ratus ribu lagi, bu Ida akan bisa membeli kartu telephone yang bisa mereka gunakan untuk melakukan panggilan ke Jakarta.Devanka dengan semangat, berharap hari ini adalah hari keberuntungan mereka. "Suamimu sedang mengumpulkan pisang dari kebun belakang, dia sangat rajin sekali, dia juga bisa membuat harga jual lebih tinggi," ucap bu Ida pada Devanka."Ya, dia CEO muda yang berpenghasilan milyaran, otaknyapun terisi dengan bagus, dia paket lengkap, ibu tidak akan mampu membayarnya setelah tahu dia yang sebenarnya," ucap Devanka dalam hati. "Ya, dia memang sangat rajin," ucap Devanka seraya tersenyum. "Bu I-da... bu Ida, bu Ida," ucap seseorang yang memanggil nama bu ida dengan nada nyanyian."Dia lagi," ucap Bu Ida malas, lalu dia menuju ke arah depan untuk menemui seseorang yang sepertinya sudah cukup dikenalnya itu."Berto, Berto, Berto, untuk apa kau datang, aku sudah tidak memil
Read more

Bab 155

Devanka Dalam BahayaDevanka mulai sadar, tubuhnya terikat di sebuah kursi dengan tangan di belakang. Matanya di tutup kain dan di dalam mulutnya terdapat kain yang membuatnya kesulitan bicara bahkan bernafas. "Di mana aku," ucap Devanka dalam hati."Rey, tolong Rey, selamatkan aku," ucap Devanka di dalam hati, terdengar pilu dan dipenuhi ketakutan. Dia mulai menyadari tengah berada di situasi yang sulit, mungkin diculik, disekap atau yang lebih mengerikan lagi adalah hendak dilenyapkan.Devanka mendengar suara, lalu berusaha mencari arah suara itu, dia ingin sekali meneriaki sumber suara itu, namun mulutnya tersumpal. Devanka mulai menangis ketakutan, sungguh hatinya ciut, pikirannya tidak lagi tenang. Ada beberapa orang yang terdengar tertawa, melihat air mata Devanka yang mengalir begitu deras dan memilukan."Dia menangis.""Dia pasti ketakutan.""Itu pantas dia dapatkan, sebentar lagi dia akan mendapatkan yang lebih kejam dari ini." Itulah yang beberapa orang ucapkan, kata kata
Read more

Bab 156

Penyekapan Devanka Siang hari di sebuah kedai kopi, dekat perusahaan Hamzah Grup. Melodi bertemu dengan wartaman Muh, mereka terlihat sangat serius. "Ada apa Melodi, apa kau sudah setuju untuk memberiku informasi?" tanya wartawan Muh yang sudah duduk tepat di hadapan Melodi. "Aku berada di pihak mereka, tidak mungkin aku berhianat," ucap Melodi. "Lalu untuk apa kau minta aku datang, harusnya kau setuju untuk berbagi keuntungan denganku," ucap wartawan Muh. "Anak yang dikandung wanita itu bukan anak tuan muda Reynold," ucap Melodi yakin. "Kau yakin?" tanya wartawan Muh. "Wanita itu hanya menginginkan harta, jika benar anak yang dikandungnya adalah anak tuan muda Reynold dia akan berjuang untuk menemukan ayah dari anak itu, bukan sibuk mencari cara supaya hidupnya selamat," ucap Melodi. "Cukup logis, berarti anak itu adalah anak dari pria yang bernama Mike," tebal wartawan Muh. "Tidak juga, aku yakin wanita itu menyembunyikan sesuatu, itulah kenapa aku ingin bertemu denganmu," u
Read more

Bab 157

PertolonganDi dalam gudang besar itu.Devanka terus menangis, namun tidak bisa berbuat apa apa, hingga akhirnya Berto meminta anak buahnya untuk berhenti memukuli Reynold dan membawanya masuk ke dalam gudang. "Rey, apa yang mereka lakukan kepadamu," bisik Devanka ketika melihat Reynold di seret masuk ke dalam gedung.Sekujur tubuhnya penuh luka dan beberapa titik mengeluarkan darah, sungguh itu adalah pemandangan paling menyakitkan bagi Devanka. "Dev," bisik Reynold setelah melihat istrinya."Berto! kenapa kau sekejam itu, kelewatan. Apa yang kami perbuat terhadapmu, tidak ada, semua masalah karna dirimu sendiri," ucap Devanka."Kau tidak sadar juga, hal ini terjadi karna dirimu. Aku jatuh cinta kepadamu dan kau hanya perlu menerima, meninggalkannya dan semua selesei," ucap Berto."Itu tidak akan terjadi, tidak akan pernah," ucap Devanka yakin."Baiklah, bagaimana jika aku melenyapkannya?" ucap Berto."Kau tak akan bernyali," ucap Devanka."Kau menantangku?" tanya Berto."Tidak, ak
Read more

Bab 158

Tidak akan melepaskanmuDi dalam Helikopter, Reynold mendekap erat Devanka, seolah tidak ingin melepaskannya sedetikpun. Kondisi Devanka yang belum sadar sangat membuat Reynold khawatir, dia tidak ingin kehilangan Devanka, bahkan membayangkannyapun dia tidak sanggup. Devanka segera mendapat pertolongan, di rumah sakit Jakarta, pusat pengobatan terbaik di kota ini. Dengan sabar Reynold yang sudah membersihkan diri dan berganti pakaian menunggu Devanka di depan kaca besar yang menghubungkan antara dirinya dan Devanka. Reynold sudah tampil seperti semula, dengan pakaian mahal miliknya, wajah bersinar dan rambut rapi meski belum mendapatkan sentuhan gunting selama hampir tiga pekan.Dengan sabar Reynold menunggu Devanka sadar, berharap tidak akan melewatkan waktu sedetikpun, karna dia yakin dialah yang akan Devanka cari setelah sadar."Rey, istirahatlah, kau juga butuh istirahat," ucap kakek Hamzah yang setia menemani Reynold di rumah sakit."Sebaiknya tuan muda istirahat," ucap sekreta
Read more

Bab 159

Genggaman HatiDi sebuah ruangan kecil, sedikit gelap, dua polisi korup dari kota Jekarta itu di introgasi oleh kepala kepolian pusat kota Jekarta."Tentu tidak menyenangkan kita berada di sini sekarang," ucap kepala kepolisian."Di dunia ini ada dua tipe orang, yang pertama memiliki kekuasaan, yang kedua memiliki segalanya, kebetulan dia adalah tipe yang kedua dan bisa menggerakkan yang pertama," ucap kepala kepolisian."Seharusnya kalian bisa lebih baik!" lanjut kepala kepolisian seraya berteriak. Itu membuat dua polisi korup kaget dan sedikit mengguratkan perasaan takut yang tergambar jelas di wajahnya."Kalian tahu, inspektur Yusuf mendapatkan penghargaanya lagi hari ini, karna berhasil menemukan konglomerat itu. Apa yang kalian dapat? kalian justru mendapatkan hal seperti ini. Jika kalian bisa lebih baik, sayapun akan mendapatkan kebaikan itu. Kalian sungguh tidak beruntung dan juga mengecewakanku," ucap kepala kepolisian."Ka-kami tidak tahu jika dia dari keluarga kaya," ucap sa
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
25
DMCA.com Protection Status