Home / CEO / Gadis Perawan Untuk CEO / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Gadis Perawan Untuk CEO: Chapter 201 - Chapter 210

246 Chapters

Bab 200

Penghalang BesarMonalisa menyembunyikan dirinya di balik tembok, dia mendengar semua yang dokter sampaikan. Tangannya mengepal denga kuat, rasa kesal benar benar menguasainya."Devanka hamil? aku tidak akan biarkan anak itu lahir. Pewaris Hamzah grup hanya anakku, tidak ada yang lain," ucap Monalisa dalam hati, lalu dia berjalan kembali ke arah kamarnya.Devanka duduk terdiam di depan ruang unit gawat darurat, dia memegang perutnya."Ada benih kecil di dalam perutku, apa yang harus aku lakukan, apa aku harus memberi tahu Reynold, sebentar lagi dia akan melakukan tes DNA, apa aku harus menunda dulu sampai semua masalah ini selesei," ucap Devanka dalam hati."Aku sangat bahagia, akhirnya aku bisa mengandung buah cinta ini," ucap Devanka seraya tersenyum."Tidak, tidak boleh aku tunda, aku harus memberitahu Reynold,dia harus tahu, dia akan menjadi ayah dari anakku," ucap Devanka dalam hati."Reynold, aku hamil, aku mengandung buah cinta kita, kebahagiaan kita,"bisik Devanka dalam hatin
Read more

Bab 201

Penderitaan tak berkesudahanReynold melihat ke arah Devanka, wanita cantik yang dia cintai dengan segenap hatinya. Wanita itu sedang tergeletak tak berdaya, di atas tempat tidur rumah sakit, lemah dan Reynold tidak bisa melakukan apa apa untuk sedikit saja mengurangi penderitaannya.Suster terlihat mendekat ke arah reynold, dia terlihat membawa sesuatu."Tuan muda, ini milik nyonya Devanka," ucap suster itu seraya menyerahkan paperbag warna coklat yang berisi barang barang pribadi istrinya. Reynold melihat isi di dalamnya, ada tas, perhiasan, juga kotak hadiah yang rencannaya akan Devanka berikan pada Reynold. Melihat kotak hadiah itu, Reynold tergerak untuk melihatnya, ada rasa ketertarikan sejak pertama melihat, juga dorongan kuat untuk segera membukanya. Dia mengambil kotak itu dari dalam paperbag, lalu membukanya. Betapa terkejutnya dia setelah melihat apa yang ada di dalamnya, sepasang sepatu bayi, juga foto hasil USG dengan keterangan Nyonya Devanka, 26 tahun G1 P0 A0 Umur Keh
Read more

Bab 202

PenangkapanSekretaris Pete menerima telephone dari seseorang, terlihat begitu serius. Telephone itu adalah dari inspektur Yusuf, sepertinya adalah telephone yang sangat penting."Baik inspektur, saya akan segera memberitahu tuan muda Reynold," ucap sekretaris Pete, lalu dia menutup sambungan telephonenya.Sekretaris Pete mendekat ke arah tuan muda Reynold yang duduk di samping Devanka."Tuan, ada hal yang ingin saya sampaikan," ucap sekretaris Pete."Baik paman, kita bicara di luar," ucap Reynold."Dev, aku keluar dulu," ucap Reynold."Rey, tolong panggilkan ayah," ucap Devanka."Iya, aku akan meminta ayah menemanimu," ucap Reynold.Reynold dan sekretaris Pete terlihat berbincang di luar ruangan."Tuan, tersangka yang menyebabkan Devanka jatuh dari jembatan sudah ditangkap, dia ditangkap di Batam, sekarang berada di kantor polisi pusat," ucap sekretaris Pete."Baguslah paman, aku akan segera menemuinya di sana," ucap Reynold."Tuan, ada satu lagi, tersangka yang melakukan tabrak lari
Read more

Bab 203

Mempersiapkan diriReynold masuk ke dalam unit perawatan Devanka, dia mencoba untuk tersenyum, seolah tidak ada apa apa yang terjadi."Dev, bagaimana, kau sudah membaik?" tanya Reynold."Iya Rey, sudah lebih baik, hanya masih terasa nyeri," ucap Devanka."Maaf kau harus mengalami banyak hal," ucap Reynold."Rey, tidak perlu minta maaf, ini bukan kesalahanmu, yang penting bayi kita baik baik saja, aku sangat bersyukur," ucap Devanka.Reynold mengelus perut Devanka, hatinya bergetar, ini seperti perasaan baru, dia bahkan tidak mengenali perasaan ini. Dulu sewaktu Monalisa hamil dan hingga melahirkan, Reynold tidak merasakan perasaan ini, walaupun dia menerima dan bersyukur untuk datangnya seorang putra.Reynold meneteskan air mata, seorang pria tinggi besar yang gagah berani, menjadi begitu rapuh di depan calon anak yang bahkan belum terbentuk."Rey," ucap Devanka lirih seraya mengelus pundak Reynold."Aku tidak menyangka, rasanya akan seperti ini," ucap Reynold. Devanka tersenyum, dia
Read more

Bab 204

Pengambilan sampelReynold keluar dari ruang laboratorium, dia menurunkan gulungan lengan bajunya."Tuan, apa sakit?" tanya Aldo."Ya, apa kau mau mencobanya?" tanya Reynold."Ti-tidak tuan," ucap Aldo."Aldo, kau di sini saja, tunggu sampai bayi itu diambil sampel darahnya, kau pastikan semua berjalan lancar," ucap Reynold."Baik tuan, saya akan memastikannya," ucap Aldo.Reynold berjalan menuju ke ruang perawatan Devanka."Semuanya sudah beres," ucap Reynold, mendengar itu Devanka tersenyum."Istirahatlah, kau pasti lelah," ucap Devanka."Jangan memikirkanku, pikirkan saja kesehatanmu, kau harus lekas sehat, kita akan pulang," ucap Reynold."Iya, ucap Devanka lirih.Di depan ruang laboratorium, terlihat petugas laboratorium keluar dari ruangan itu."Maaf apa anda akan mengambil sampel nona?" tanya Aldo pada petugas itu."Iya," ucap petugas laboratorium seraya tersenyum."Boleh saya menemani? saya asisten pribadi tuan muda Reynold, saya hanya ingin membantu," ucap Aldo."Baiklah," uc
Read more

Bab 205

Pembacaan HasilReynold membantu Devanka berbaring di kamarnya."Aku merindukan kamar ini," ucap Devanka."Kamar kita adalah ruang paling nyaman di dunia, kau selalu membersihkannya walaupun Nori membersihkannya setiap hari," ucap Reynold."Aku hanya ingin membuatmu nyaman," ucap Devanka.Terdengar suara ketukan pintu, lalu beberapa detik setelahnya Nori masuk dengan membawa secangkir teh jahe."Nyonya, ini ada teh jahe, tidak seenak buatan nyonya tapi saya yakin nyonya menyukainya," ucap Nori."Terimakasih Nori," ucap Devanka."Dev, aku harus ke kantor, kau tidak apa apa aku tinggal," ucap Reynold."Biar saya yang menemani nyonya Devanka tuan, saya akan merawat nyonya Devanka dengan sangat baik, karna nyonya Devanka sedang mengandung bayi kecil yang akan membuat rumah ini ramai," ucap Nori."Baiklah Nori, saya serahkan dia padamu," ucap Reynold, lalu dia meninggalkan kamarnya setelah memberikan kecupan di kening Devanka."Nori, kau sudah bertemu dengan Aldo?" tanya Devanka."Sudah ny
Read more

Bab 206

Hasil di luar dugaanDi kediaman Hamzah, Devanka sudah bersiap, dia akan menghadiri acara pembacaan hasil tes DNA antara suaminya dan juga bayi yang di duga adalah anak biologisnya dari seorang wanita lain. Devanka berusaha meneguhkan hati, dia sudah siap dengan semu resiko yang mungkin akan dia hadapi. Semua situasi yang mungkin mengoyak emosi, dia sudah siap.Kakek Hamzah sudah duduk di ruang tengah, dia terlihat begitu tegang, lalu dia meraih ponselnya."Sekretaris Pete, pastikan banyak dari Hamzah News datang untuk meliput," ucap kakek Hamzah pada sekretaris Pete, lalu dia menutup panggilan telephonenya. "Kakek sudah siap, ayo kita berangkat," ucap Devanka."Baiklah, ayo kita berangkat, apa kau benar benar kuat untuk datang?" tanya kakek Hamzah."Tidak apa apa kakek, Devanka sudah baik," ucap Devanka seraya menggandeng kakek Hamzah.Devanka dan kakek Hamzah berjalan menuju ke arah mobil, mereka akan menuju ke rumah sakit, tempat pembacaan hasil tes DNA di lakukan.Hati Devanka se
Read more

Bab 207

Penyelidikan Devanka part 1Jam menunjukkan pukul sembilan pagi. "Kakek mau pergi golf pagi ini?" tanya Devanka pada kakek Hamzah. Kakek Hamzah sudah terlihat begitu rapi sedangkan setelan olahraganya."Ya, suasana hati kakek sedang bagus, kakek akan golf bersama ayahmu," ucap kakek Hamzah."Ayah?" tanya Devanka."Selamat pagi," teriak kakek Hamzah pada seseorang yang berjalan dari arah gerbang masuk."Ayah," ucap Devanka setelah melihat sosok yang datang."Selamat pagi kakek Hamzah, kita berangkat sekarang?" tanya tuan Lumawi."Ayah kenapa tidak memberi tahu Devanka akan datang kemari?" tanya Devanka."Aku datang untuk kakek Hamzah, bukan untukmu," ucap pak Lumawi seraya mengulaskan senyum."Ayah Devanka merasa dicurangi, Devanka juga tinggal di sini," ucap Devanka merajuk."Apa setelah hamil kau menjadi gampang ngambek seperti itu?" tanya pak Lumawi, mendengar itu kakek Hamzah tertawa."Seperti itulah wanita yang sedang hamil," ucap kakek Hamzah."Dev, ayahmu cukup jago bermain gol
Read more

Bab 208

Pengujian CintaRomani terlihat makan siang dengan Melodi, di kedai seafood dekat kantor pusat Hamzah grup."Melodi, ada yang ingin aku katakan," ucap Romani."Katakan saja, tidak biasanya kau basa basi seperti ini," ucap Melodi."Sebenarnya, gimana ya aku juga bingung harus mulai dari mana," ucap Romani."Mulailah dari aku, Ok," ucap Melodi seraya tersenyum."Aku serius," ucap Romani."Ya, aku juga serius, ada apa?" tanya Melodi."Aku mendapat surat panggilan dari kepolisian," ucap Romani."Apa? apa yang kau lakukan, kau melakukan kejahatan? merampok? mencuri? atau," ucap Melodi gugup beserta kaget."Kau ini, aku sudah memiliki segalanya, tidak mungkin melakukan itu," ucap Romani."Lalu?" tanya Melodi."Ini berhubungan dengan kasus Monalisa," ucap Romani."Apa ada hubungannya denganmu?" tanya Melodi menelisik."Kau tahu hasil tes DNA beberapa hari lalu? iya, itu penyebabnya," ucap Romani seraya menghela nafas panjang."Aku jadi tidak berselera," lanjut Romani seraya meletakkan sendok
Read more

Bab 209

Baby Blues SyndromeMonalisa berteriak pada bayinya yang terus saja menangis. Dia tidak tahu harus berbuat apa, seolah bayi itu sudah menjadi malapetaka baginya. Bayi kecil yang belum memiliki nama itu terus menangis karna kehausan, dia hanya ingin mendapatkan susu yang merupakan makanan utamanya.Monalisa kesal, dia tidak bisa membuat bayinya berhenti menangis, dia tidak tahu apa yang bayinya inginkan. Di atas kepala bayinya dia melihat sebuah bantal, dia mengambil bantal itu, lalu mengangkatnya tinggi tinggi."Mungkin ini akan membuatmu diam," ucap Monalisa.Perawat Susi yang sedang mencuci botol susu, segera berlari dan menahan bantal itu."Nyonya, sadarlah, ini tidak benar," ucap perawat Susi. Melihat perawat Susi, Monalisa melepaskan bantalnya, dia mulai menangis, seperti orang kebingungan. Monalisa menjatuhkan dirinya ke lantai, dia terus saja menangis."Nyonya, nyonya harus menenangkan diri," ucap perawat Susi yang kemudian membantu Monalisa berdiri dan duduk di kursi sofa.Ba
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
25
DMCA.com Protection Status