Home / CEO / Gadis Perawan Untuk CEO / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Gadis Perawan Untuk CEO: Chapter 211 - Chapter 220

246 Chapters

Bab 210

Trauma Terpendam Romani mendatangi kantor polisi, dia terlihat masuk ke ruangan khusus untuk penyelidikan. Melodi bersamanya, menunggu di luar ruangan dengan kecemasan yang luar biasa. Melodi terlihat risau, beberapa kali kakinya bergerak gerak, merubah posisi duduk beberapa kali, tidak tenang juga khawatir. Setelah sekitar satu jam, akhirnya Romani keluar dari ruang penyelidikan itu. "Romani," ucap Melodi gugup ketika melihat Romani keluar dari ruangan itu dengan wajah cemas. "Apa ada masalah serius?" tanya Melodi. "Kita keluar sari sini dulu," ucap Romani yang kemudian keluar dari kantor Polisi bersama Melodi. Mereka segera bergegas menuju ke arah mobil dan meninggalkan kantor polisi. Romani dan Melodi terlihat masuk ke dalam sebuah restoran mewah yang memiliki meja pribadi. "Ayo cerita," paksa Melodi setelah mereka masuk ke dalam ruang pribadi. "Aku harus melaksanakan tes DNA, tidak bisa dihindari," ucap Romani. Ini seperti kejadian dua tahu lalu, dadaku sangat sakit sek
Read more

Bab 211

Tidak ada cintaDevanka membantu Monalisa tidur, di tempat tidurnya yang nyaman namun sedikit berantakan."Istirahatlah, aku akan membereskan kamarmu," ucap Devanka."Te-terimakasih," ucap Monalisa."Kau juga harus memberi nama untuk anakmu," ucap Devanka."Kau sudah memikirkan nama yang pas?" lanjut Devanka. "Ya, aku memikirkan nama itu, entahlah aku belum yakin. Aron, bermakna pembawa cahaya," ucap Monalisa."Aron, ya nama yang bagus," ucap Devanka seraya merapikan beberapa baju yang terlihat berantakan di lantai dan tempat tidur."Kita resmikan nama itu, siapa nama belakangnya?" tanya Devanka."Entahlah, nama belakangnya adalah nama ayahnya dan aku bahkan tidak tahu nama ayahnya," ucap Monalisa, mendengar hal itu Devanka menghentikan aktifitas berbenahnya, dia mendekat ke arah Monalisa, duduk di samping tempat tidurnya, mengelusnya lembut, memberinya ketenangan dan ketulusan."Kau pasti bisa melewati ini, kita akan menemukannya," ucap Devanka."Ya, hari ini aku akan bertemu dengan
Read more

Bab 212

Bantuan TerakhirDi ruang kerja Reynold, kantor pusat Hamzah grup."Aldo, apa yang dilakukan Devanka hari ini?" tanya Reynold."Nyonya menemui nona Monalisa tuan, sepertinya ada janji dengan dokter Lina, mereka juga akan bertemu dengan tuan Romani," ucap Aldo."Kenapa kau tidak menemaninya?" tanya Reynold."Saya sudah menawarkan diri untuk menemani nyonya Devanka namun nyonya Devanka menolak karna sudah ada pengawal yang menemaninya," ucap Aldo."Apa dua pengawal itu selalu bersamanya?" tanya Reynold memastikan."Iya tuan, saya sudah berpesan kepada mereka untuk fokus dan tidak lengah sedikitpun," ucap Aldo."Baguslah, Devanka tidak lagi sendiri, dia bersama calon penerusku, pastikan dia baik baik saja," ucap Reynold."Baik tuan, saya akan coba menghubungi pengawal nyonya Devanka," ucap Aldo."Oh iya Aldo, apa kau sudah mendengar tentang tes DNA yang akan dilakukan Romani? bagaimana menurutmu?" tanya Reynold."Iya tuan, sepertinya akan dilaksanakan Lusa, pengacara tuan Romani sudah me
Read more

Bab 213

Kecelakaan KecilReynold menemui Monalisa yang duduk di depan ruang unit gawat darurat."Jangan temui atau meminta Devanka menemuimu, kau hanya membuatnya menderita," ucap Reynold."Menderita? apa kau tidak salah, aku sama menderitanya," ucap Monalisa."Tidak, kau sama sekali tidak tahu apa arti penderitaan karna selama ini kau hanya mementingkan dirimu sendiri, sebaiknya kau berhenti," ucap Reynold."Apa sekarang kau menindasku? menganggapku sebagai orang yang telah menjebakmu? kenapa kau sekejam itu?" ucap Monalisa penuh dengan pertanyaan terkaan."Sebaiknya kau menjauh, jangan temui dia lagi," ucap Reynold, lalu dia pergi tanpa mempedulikan Monalisa yang begitu kesal."Kenapa semua orang tidak bisa memahamiku," gumam Monalisa, lalu dia duduk dan mulai menangis. Monalisa menangis, tangisannya seolah benar benar tulus dari dalam hatinya."Tidak ada yang bisa memahamiku, kecuali Devanka, hanya dia yang begitu peduli padaku," ucap Monalisa. Dia menyadari, dia sendiri, tidak ada siapap
Read more

Bab 214

Menjadi Orang TuaDevanka menelan ludah manakala Reynold mendekatkan wajahnya, semakin lama semakin dekat hingga hidung Reynold menempel dengan hidungnya. Jantungnya berderu cukup kencang, seperti pertama kalinya mereka saling menatap, dalam keintiman, namun sekarang sudah hampir menginjak satu tahun pernikahan, tentu perasaannya akan berbeda. Namun sepertinya semua getaran itu masih sama, Devanka begitu mencintai Reynold."Kau gugup?" tanya Reynold."Ya, tentu, aku tidak pernah bisa menghindarimu jika kau menatapku seperti itu," ucap Devanka."Mulai sekarang dengarkan aku baik baik, jangan menemui wanita itu lagi, dia hanya menciptakan neraka untukmu," ucap Reynold."Rey," bisik Devanka.Reynold menarik tubuhnya, duduk di samping tempat tidur, terlihat menghela nafas panjang, sepertinya pria itu benar benar tidak suka dengan sikap yang diambil istrinya."Izinkan aku menolong Monalisa, kali ini saja. Setelah anak itu tahu siapa ayahnya, aku akan berhenti, hingga saat itu saja," ucap D
Read more

Bab 215

Ada harapan di balik kekhawatiranMalam hari, Romani masuk ke dalam sebuah restoran Jepang, di sana sudah ada seseorang yang menunggunya, di ruangan pribadi, dengan menu istimewa."Rey," sapa Romani ketika masuk ke dalam ruangan pribadi itu."Apa kau sudah lama?" tanya Romani yang kemudian duduk di depan Reynold."Tidak, aku baru saja datang," ucap Reynold.Mereka terlihat duduk menyila, di depan meja dengan kaki pendek, lalu beberapa detik setelahnya beberapa pelayan masuk membawa berbagai menu makanan Jepang. "Aku sudah lama tidak makan makanan ini, dulu Stevani sangat menyukai makanan ini, namun tidak pernah mengajakku makan bersama, sekarang kekasihku sangat suka makan bersamaku tapi dia tidak menyukai makanan ini," ucap Romani."Apa kau bersama seseorang hanya untuk mengajaknya makan?" tanya Reynold."Bukan begitu, pasti menyenangkan jika menyukai makanan yang sama, tapi itu tidak penting," ucap Romani seraya mengambil sashimi dengan sumpit, potongan ikan segar yang terlihat me
Read more

Bab 216

Istirahat adalah pentingDevanka terlihat berdandan rapi, dia akan menemui seseorang sebelum mendatangi acara penting."Apa nyonya akan pergi?" tanya pengawal Nur."Ya, kau mau ikut?" tanya Devanka."Itu sudah menjadi tugas saya nyonya," ucap pengawal Nur."Kau tahu, saya dulu tidak terlalu dekat dengan pengawal yang lama, tapi sekarang saya akan berusaha untuk dekat denganmu," ucap Devanka seraya tersenyum."Dulu pengawal yang lama mengikat rambutnya seperti ekor kuda, seperti ini," ucap Devanka seraya memperagakan bentuk ekor kuda yang menancap di kepala, melengkung panjang hingga ke pinggang."Kau lebih suka rambut pendek? Aku sudah membelikanmu baju baru, jangan khawatir, sesuai dengan gaya berpakaianmu, tapi saya sedikit kurang nyaman dengan warna hitam itu, gantilah," ucap Devanla seraya menunjuk paperbag warna putih yang ada di atas meja yang ada di kamarnya."Untuk saya nyonya?" tanya pengawal Nur memastikan."Ya, bawa ke bawah, saya akan ke bawah lima menit lagi," ucap Devank
Read more

Bab 217

Perbincangan HangatMobil yang membawa Devanka sampai di depan lobby kantor pusat Hamzah grup. Semua orang sudah mengenalinya, ketika pengawal Nur membukakan pintu dan Devanka turun, semua yang melihat tidak luput memberi hormat. Dia adalah istri dari CEO Hamzah Grup, orang yang juga dihormati di kantor itu."Nyo-nyonya, ada perlu apa?" ucap Aldo gugup setelah mendapat telephone dari Maria yang mengabarkan kedatangan Devanka."Tu-tuan muda Reynold sedang ada meeting hingga pukul setengah dua belas, kebetulan meeting diadakan di luar kantor, apa perlu saya hubungi?" tanya Aldo."Tidak, saya datang bukan untuk menemui Reynold, oh iya kenapa kau tidak mengikutinya, menempel seperti permen karet," tanya Devanka."Permen karet? oh itu, tuan muda Reynold pergi dengan sekretaris Pete, saya menyiapkan meeting selanjutnya di sini," ucap Aldo berusaha memberi jawaban yang sekiranya Devanka harapkan."Ini masih jam sepuluh, istirahat siang masih lama," ucapnya ketika melihat jam yang melingkar d
Read more

Bab 218

Pengumuman tes DNA selanjutnyaSeperti babak baru, semua orang bersiap untuk mendengarkan hasil dari tes DNA yang dilakukan antara tuan Romani dan bayi kecil Monalisa. Kemungkinanya sangat besar, menurut penyelidikan, namun hasillah yang akan berbicara.Devanka dan Reynold terlihat hadir, mereka memberi dukungan Romani ataupun juga Monalisa, dua orang itu cukup mereka kenal dengan baik.Monalisa yang duduk di pinggir terlihat lemas, di temani Aldo yang beberapa hari ini menjadi pengurus semua yang dibutuhkan Monalisa. Romani bersama dengan Melodi, saling menguatkan, ini adalah hal penting dalam hubungan mereka. Mungkin akan ada anak yang tiba tiba menjadi anak biologisnya, yang tiba tiba menjadikannya seorang ayah dan akan memanggilnya ayah ketika sudah bicara nanti. Melodi pun berusaha keras menyiapkan diri, atas segala kemungkinan, ini memang berat namun tidak ada yang bisa disalahkan, tidak ada pintu belakang untuk mundur, dia hanya bisa maju dan menghadapi semuanya.Melodi terlih
Read more

Bab 219

Sebuah TraumaDevanka berdiri di depan pintu ruang perawatan Monalisa, dia terlihat menggenggam dagang pintu, namun terdiam, dia menarik nafas panjang, lalu melanjutkan gerakan tangannya. Dia membuka pintu ruang perawatan itu dan masuk ke dalam.Devanka melihat Monalisa menunjukkan wajah dengan ekspresi begitu hancur, bahkan lebih hancur dari pada ekspresi ketika dia mendengar hasil tes DNA Reynold dengan anaknya, hasilnya negatif, dia kecewa, sedih, namun tidak sehancur sekarang."Untuk apa kau datang? kau ingin mentertawakanku?" ucap Monalisa ketika melihat Devanka. Mendengar hal itu Devanla meminta pengawal Nur untuk keluar dan menunggunya di luar. "Kenapa kau masih saja angkuh, apa aku memiliki salah padamu, aku memiliki begitu banyak cinta untukmu, tapi kau sama sekali tidak bisa melihat itu?" ucap Devanka dengan suara yang lembut, namun semua yang dikatakannya benar benar menancap di hati Monalisa."Kau tahu, hidupku sudah hancur, dan mungkin kau begitu senang karna selama ini
Read more
PREV
1
...
202122232425
DMCA.com Protection Status