Rencana PembunuhanHari berikutnya, jam menunjukkan pukul tuju pagi. Monalisa terlihat tidur dengan Aron, dia mengabaikan Aron yg terus saja menangis."Berisik sekali kau ini," teriak Monalisa seraya menutup telinganya.Aron terus saja menangis, sejadi jadinya, entah lapar, popoknya penuh atau ketidak nyamanan lainnya."Apa kau tidak bisa diam, kau harus diam, aku harus tidur," teriaknya, lalu dia kembali menutup wajahnya dengan bantal. Suara tangisan Aron semakin menjadi, semakin lama semakin terdengar pilu. Mau tidak mau Monalisa harus bangun, dia bangkit dari tempat tidurnya, lalu melihat ke arah Aron yang masih menangis namun tidak lagi mengeluarkan air mata."Aron," ucap Monalisa yang khawatir karna melihat Aron menangis namun tubuhnya sepertinya lemas."Ada apa denganmu," ucap Monalisa gugup. Tangisan Aron semakin lama semakin lirih, lalu dia tidak lagi menangis, matanya terpejam, tidak lagi bersuara, namun itu membuat Monalisa gugup."Aron, Aron," ucapnya gugup seraya mengangk
Baca selengkapnya