Beranda / CEO / Gadis Perawan Untuk CEO / Bab 231 - Bab 240

Semua Bab Gadis Perawan Untuk CEO: Bab 231 - Bab 240

246 Bab

Bab 230

Lintasan IngatanNori masuk ke dalam rumah, langkahnya ringan, wajahnya penuh senyum seperti bunga taman yang mekar sempurna."Ada apa Nori? sepertinya kau bahagia sekali," tanya bibi Inah."Bibik," ucap Nori seraya merentangkan tangannya, berlari kecil menuju ke arah bik Inah, lalu mendaratkan pelukan."Aldo melamarku bik, dan kita akan segera menikah," ucap Nori."Wah, kau serius? ini kabar yang sangat membahagiakan," ucap bibik Inah yang kemudian menarik tubuh Nori dari tubuhnya, menatapnya dengan pandangan yang juga berbinar."Bibik ikut senang, akhirnya kau berhasil di titik ini," ucap bibi Inah."Semua ini juga tidak akan terjadi tanpa campur tangan nyonya Devanka, dia menyiapkan semunya dengan luar biasa," ucap Nori."Iya, aku sudah tahu, yang penting semuanya bahagia," ucap bibi Inah."Kenapa bibik tidak memberitahuku?" tanya Nori."Tidak lagi istimewa jika aku memberitahumu," ucap bibi Inah."Iya bik, terimakasih, sudah seperti orang tua bagiku. Oh iya Aron sudah tidur?" tany
Baca selengkapnya

Bab 231

Ikatan BaruMonalisa berhasil membawa Aron, dia terlihat menggendong Aron dan segera keluar dari kediaman keluarga Hamzah. Dari jendela kamar, Reynold melihat ke arah pintu gerbang, dia melihat Monalisa berjalan dengan membawa anaknya dalam dekapan. Di depan rumah Devanka dan kakek Hamzah hanya bisa pasrah melihat Aron dibawa oleh ibunya."Itu sudah menjadi keinginannya, tidak apa apa," ucap kakek Hamzah."Iya kek, Devanka hanya tidak ingin terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Aron masih kecil, dia tidak tahu apa apa, dia hanya bayi kecil yang manis," ucap Devanka."Sebentar lagi Kaupun akan memilikinya, kau bisa lebih memperhatikannya," ucap kakek Hamzah. "Iya kek," ucap Devanka.Devanka membuka pintu kamarnya, dia melihat Reynold berdiri di depan jendela kaca, melihat ke arah bawah dan Devanka tahu siapa yang baru saja dia perhatikan."Kau pasti mengkhawatirkan Aron," ucap Devanka. Mendengar itu, Reynold menoleh, lalu dia beranjak dari posisinya berdiri, menuju ke arah kursi dan
Baca selengkapnya

Bwb 232

KenyataanHari minggu ini sepertinya akan menjadi hari minggu yng sibuk. Jaksa Putri terlihat sudah sampai di parkiran lapas, tetap dengan motor besarnya. Dia melihat ada beberapa mobil mencurigakan yang ada di sebrang jalan, dia mengamati mobil itu, juga orang yang samar samar terlihat berada di dalamnya, lalu dia bersiap untuk masuk ke dalam lapas."Oh jaksa Putri, apa hari ini ada jadwal kunjungan? untuk introgasi atau apa?" tanya petugas lapas."Ya, seperti itu, saya coba memulainya, tolong berikan waktu untuk kunjungan ini," ucap jaksa Putri."Baiklah, siapa yang akan kau temui?" tanya petugas lapas."Domani," ucap jaksa Putri singkat. Mendengar nama itu, petugas lapas seperti sedikit kaget, namun respon itu berusaha disembunyikannya."Apa saya bisa menemuinya?" tanya jaksa Putri."Bi-bisa, tentu saja bisa, tunggulah di ruang introgasi, saya akan membawanya ke sana," ucap petugas lapas.Jaksa Putri terlihat berjalan menuju ke arah ruang introgasi, dia terlihat menaruh kecurigaan,
Baca selengkapnya

Bab 233

Mencari KebenaranDevanka masuk ke dalam kamar hotel, kamar hotel yang begitu mewah, kelas atas dengan interior yang menawan. Matanya terpesona, namun tiba tiba dia terdiam, pikirannya teringat pada Aron, bayi kecil yang begitu dia rindukan."Aron, sedang apa kau sekarang, apa ibumu mengurusmu dengan baik? aku sangat khawatir," gumam Devanka, lalu dia duduk di atas tempat tidur mewah berukuran besar. "Baru beberapa hari mengurusmu saja hati ini sudah jatuh cinta, seperti anak pertamaku, kau akan memiliki adik," gumamnya lagi seraya memegang perutnya."Apa Monalisa mengurus Aron dengan baik? dia masih belum bisa menjadi ibu yang baik, dia masih memiliki trauma yang harus segera disembuhkan, ditambah lagi masalah ini, sangat menguras emosinya," ucap Devanka pada dirinya sendiri."Aron tidak bersalah, dia tidak mewarisi sedikitpun kesalahan orang tuanya, dia harus hidup dengan baik," ucapnya. Devanka terlihat menghela nafas panjang, dia harus berusaha menepis bayangan Aron yang terus s
Baca selengkapnya

Bab 234

Rencana PembunuhanHari berikutnya, jam menunjukkan pukul tuju pagi. Monalisa terlihat tidur dengan Aron, dia mengabaikan Aron yg terus saja menangis."Berisik sekali kau ini," teriak Monalisa seraya menutup telinganya.Aron terus saja menangis, sejadi jadinya, entah lapar, popoknya penuh atau ketidak nyamanan lainnya."Apa kau tidak bisa diam, kau harus diam, aku harus tidur," teriaknya, lalu dia kembali menutup wajahnya dengan bantal. Suara tangisan Aron semakin menjadi, semakin lama semakin terdengar pilu. Mau tidak mau Monalisa harus bangun, dia bangkit dari tempat tidurnya, lalu melihat ke arah Aron yang masih menangis namun tidak lagi mengeluarkan air mata."Aron," ucap Monalisa yang khawatir karna melihat Aron menangis namun tubuhnya sepertinya lemas."Ada apa denganmu," ucap Monalisa gugup. Tangisan Aron semakin lama semakin lirih, lalu dia tidak lagi menangis, matanya terpejam, tidak lagi bersuara, namun itu membuat Monalisa gugup."Aron, Aron," ucapnya gugup seraya mengangk
Baca selengkapnya

Bab 235

Kekurangan MakanDevanka dan Reynold berjalan cepat masuk ke dalam rumah sakit, mereka mencari keberadaan Aron yang sedang di tangani di ruang unit gawat darurat.Di luar ruang unit gawat darurat terlihat Monalisa dengan ekspresi khawatir, berjalan mondar mandir dengan tangan yang terus diremas. Dia panik, kusut, dalam balutan baju tidur, bahkan belum sempat mencuci wajahnya."Monalisa," sapa Devanka yang sudah berada di depan ruang unit gawat darurat."Dev, bagaimana ini," ucap Monalisa seraya meremas kedua telapak tangan Devanka."Apa yang terjadi?" tanya Devanka menelisik."Aku tidak tahu, Aron hanya terus saja menangis, lalu berhenti menangis, tidak merespon saat aku panggil, aku tidak tahu," ucap Monalisa gugup."Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Devanka."Entahlah, dokter masih memeriksa keadaanya," ucap Monalisa sangat gugup.Devanka terlihat begitu khawatir, dia tidak sabar menunggu dokter keluar dari ruang unit gawat darurat. Wajahnya menunjukkan ekspresi kekhawatiran, be
Baca selengkapnya

Bab 236

KesederhanaanDevanka menyandarkan kepala ke bahu Reynold, mereka duduk di kursi tunggu. Aron belum di pindahkan ke ruang perawatan karna harus di observasi selama dua puluh empat jam."Apa aku ambilkan kamar VVIP supaya kau bisa tidur dengan nyaman?" tanya Reynold."Tidak Rey, ini rumah sakit, aku orang yang sehat. Aku tidak perlu tidur di ruang perawatan orang sakit," gumam Devanka lirih dengan kepala yang masih menyandar pundak suaminya.Reynold melirik jam tangan yang melingkar di tangannya, jam menunjukkan pukul 23.30, sebentar lagi adalah hari yang penting namun harus terlewati dengan biasa saja."Dev, aku keluar sebentar," ucap Reynold, mendengar hal itu, Devanka menarik kepalanya."Iya, pergilah, jangan khawatirkan aku," ucap Devanka."Aku hanya membeli kopi, tidak akan lama," ucap Reynold."Iya," ucap Devanka yang terdengar lelah dan mengantuk, lalu dia menyandarkan kepalanya di tembok, dia mencoba kembali memejamkan mata.Tepat jam 00.00 Reynold duduk di sebelah Devanka deng
Baca selengkapnya

Bab 237

Kasih Tulus Devanka pada AronDevanka dengan telaten mengurus Aron, terlihat seperti tidak merasa lelah sedikitpun. Monalisa melihat ketulusan itu, rasa kasih dan sayang itu, apa mungkin dia selama ini sangat keterlaluan pada Devanka, seperti duri di dalam daging, seperti bayangan buruk, seperti musuh dalam selimut, hatinya tidak benar benar tulus. Dia ingat ketika Miki atau lebih dikenal dengan Mike membuatnya jatuh dari tebing, walaupun bukan dia secara langsung, namun orang suruhan itu berhasil membuat Devanka dan Reynold melewati hari hari sulit di kota kecil.Devanka berusaha membuat Aron tersenyum, dengan senyumnya, ekspresi lucu wajahnya, nada suara lucunya, terlihat seperti seorang ibu yang sedang bermain dengan anaknya. Monalisa masih menatapnya dengan segala pandangan rasa, dia mulai merasa Devanka lebih pantas menjadi ibu Aron daripada dirinya."Ada apa?" tanya Devanka yang ternyata mengamati Monalisa sedari tadi."Ti-tidak, Aron beruntung memilikimu," ucap Monalisa."Apa
Baca selengkapnya

Bab 238

Tragedi Pesta LampionDevaka terlihat begitu cantik, dengan gaun berwarna putih, transparan di bagian lengan dan punggung. Perutnya yang sudah terlihat lebih menonjol membuat penampilannya semakin menawan, ibu hamil yang mempesona. Kehamilannya memasuki usia tiga bulan, kehamilan yang sehat dan di dambakan hampir semua orang, karna Devanka sama sekali tidak merasa repot, mual muntah berlebihan, sakit di sana sini, dia tidak merasakan itu semua, perasaannya hanya sangat bahagia, menerima kehamilannya dengan perasaan luar biasa."Kau cantik," ucap Reynold."Terimakasih, apa tidak terlihat gendut? sepertinya berat badanku naik," ucap Devanka."Tidak dan tidak menjadi masalah, kau harus banyak makan, supaya kehamilanmu sehat," ucap Reynold yang terlihat memeluk Devanka dari belakang, tepat di depan cermin besar yang ada di kamarnya. "Semoga kau tidak melihat wanita lain setelah melihatku bertambah berat badan," ucap Devanka seraya tersenyum."Tidak mungkin, aku hanya jatuh cinta padamu,"
Baca selengkapnya

Bab 239

Sebuah KehilanganReynold dan Devanka masuk ke dalam rumah sakit. Mereka terlihat gugup, mencari keberadaan Monalisa juga Aron."Nur, hubungi Aldo dan sekretaris Pete, minta mereka menghubungi inspektur Yusuf untuk mengurus masalah ini," pinta Reynold pada pengawal Nur."Baik tuan," ucap pengawal Nur yang kemudian segera menjalankan perintah tuan mudanya itu.Beberapa saat kemudian, Aldo dan sekretaris Pete sudah ada di gurun hijau, bersama dengan inspektur Yusuf dan tim investigasi. "Ini semua rekaman kamera pengawas yang ada di tempat ini, mereka benar benar sudah merencanakannya," ucap inspektur Yusuf yang terlihat mengecek hasil tangkapan kamera pengawas yang dia kumpulkan."Mereka mensabotase kamera pengawas, semuanya," ucap inspektur Yusuf. Mendengar hal itu, Sekretaris Pete terlihat berpikir."Bagaimana dengan kamera dashboard? mobil antik tuan besar Hamzah di pajang di gedung ini, berhadapan langsung dengan lapangan golf. Mobil itu dilengkapi kamera dashboard yang selalu meny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
202122232425
DMCA.com Protection Status