Home / CEO / Gadis Perawan Untuk CEO / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Gadis Perawan Untuk CEO: Chapter 101 - Chapter 110

246 Chapters

Bab 100

Malam Pertama Sang Perawan Jam menunjukkan pukul 20.00, setelah acara makan malam dan berbincang, akhirnya mereka berada pada waktu pribadinya, beristirahat, masuk ke dalam kamar pribadinya. Tapi ini bukanlah istirahat dalam arti yang sebenarnya, karna mereka masuk ke dalam kamar yang sama dalam waktu yang sama. Reynold terlihat mengunci pintu kamarnya dan menghidupkan lampu tidur yang sedikit remang remang. Devanka terlihat duduk di atas tempat tidur, dan disebelahnya ada Reynold yang menggenggam tangannya. Mereka saling berpandangan dan tersenyum. Deru jantung mulai menjadi parade musik, tidak dapat dengan mudah dikendalikan. "A-aku akan mandi dulu sebelum tidur," ucap Reynold. "I-iya, aku juga, setelah kau mandi," ucap Devanka gugup. "Kau juga ingin mandi?" tanya Reynold. "I-iya, tadi aku memasak daging, mungkin ada aroma tidak enak tertinggal," ucap Devanka. Mendengar hal itu, Reynold terlihat menarik tangan Devanka, menggandengnya melangkahkan kaki ke arah kamar madi. J
Read more

Bab 101

Setelah Malam PertamaReynold membuka mata, melihat di sebelahnya sudah tidak ada orang. Reynold melirik ke arah jam meja, menunjukkan pukul 06.10. Reynold tersenyum, terus tersenyum membayangkan cerita tadi malam mengenai kenaikan tingkat dari hubungannya. Tiba tiba Devanka masuk ke dalam kamar, melihat Reynold dalam posisi duduk di atas tempat tidur dan tersenyum."Kau sudah bangun Rey," ucap Devanka. Mendengar itu Reynold segera menyembunyikan senyumnya, tidak ingin terlihat konyol karna terus saja tersenyum seolah telah mendapatkan sesuatu yang begitu luar biasa."De-Devanka," ucap Reynold gugup."Segera mandi, kakek menunggumu untuk sarapan," ucap Devanka."Iya, sebentar lagi aku menyusul, kalian sarapan saja dulu," ucap Reynold yang segera berdiri dan melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi. Devanka masih berdiri di dekat pintu, melihat Reynold masuk ke dalam kamar mandi, tanpa menggunakan pakaian sedikitpun."Masih berdiri di sana, kau mau ikut?" ucap Reynold seraya melihat ke
Read more

Bab 102

Jangan Memandang Remeh Orang Lain"Sudah bisa berangkat nyonya?" tanya Aldo."Iya Aldo, ayo kita pergi," ucap Devanka. Mobil melaju, siap menerobos padatnya kota Jakarta, menuju ke mall terbesar di kota ini, terbesar dan terlengkap, milik keluarga Hamzah, keluarganya."Aldo, Nori, nanti kalian ikut turun dan menemani aku belanja ya," ucap Devanka."Siap nyonya, saya dengan siap sedia akan menemani nyonya ke manapun nyonya pergi," ucap Nori."Nyonya tenang saja, Nori cukup berpengalaman untuk urusan belanja, nyonya bisa mengandalkannya," ucap Aldo."Dia bertugas bagian belanja bulanan, dia cukup memahami nyonya," lanjut Aldo."Wah bagus sekali, dulu aku juga pernah bekerja di supermarket di mall Hamzah, hanya sebentar," ucap Devanka."Benarkah nyonya, saya setiap bulan mengunjungi supermarket di Mall Hamzah," ucap Nori."Iya nyonya, selesei belanja Nori akan berkeiling mall, tapi dia memakai baju dinas jadi tidak ada yang mempersilahkan dia masuk," ucap Aldo seraya tertawa."Iya Aldo k
Read more

Bab 103

Kecantikan AlamiDevanka, Nori dan Aldo sampai di depan gerbang rumah, gerbang besi tinggi dan megah itu. Kedua satpam membukakan pintu gerbang untuk mereka, mobil melaju masuk. Nori segera turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Devanka. "Terimakasih Nori, tolong kau bagikan yang tadi kita beli untuk semua orang, bingkisan untuk kakek biar aku yang bawa," ucap Devanka."Baik nyonya," ucap Nori. Aldo turun dari mobil dan membawakan barang belanjaan Devanka yang begitu banyaknya, sangat banyak sekali dan jika di total mungkin ada beberapa milyar yang dihabiskan dalam sekali waktu. Nori terlihat membawa beberapa kantong plastik yang berisi makanan."Hei kalian, sini," panggil Nori pada kedua satpam. Mereka berdua buru buru mendekat dan Nori memberikan satu kantong yang berisi kotak makanan kepada mereka."Terimakasih nyonya Devanka," ucap kedua satpam."Sama sama, semoga kalian suka ya," ucap Devanka, lalu dia masuk ke dalam rumah dengan membawa bingkisan untuk kakek Hamzah.
Read more

Bab 104

Ciuman BergairahDevanka tampil begitu cantik, berjalan dengan anggun di sisi Reynold, memasuki gedung hotel yang menjadi tempat pertemuan penting. Pertemuan untuk para pengusaha muda, semua berkumpul, pengusaha sukses dibawah usia tiga puluh lima tahun.Reynold terlihat melonggarkan sikunya, memberi ruang untuk Devanka menyelipkan tagannya. Isyarat itu diterima oleh Devanka dan Devankapun menyelipkan tangannya di antara siku dan pinggang Reynold, menggenggam tangan Reynold begitu erat, begitupun Reynold, terlihat menjaga Devanka dalam setiap langkah.Banyak orang berkumpul di sana, para pengusaha sukses, beserta pasangannya masing masing. Reynold terlihat berbincang dengan beberapa orang, beberapa kali mengenalkan Devanka sebagai istrinya. Mereka terlihat bahagia, menebarkan senyum merekah disepanjang perjumpaan dengan orang di sekitar."Oh jadi itu istri Reynold Hamzah dari Hamzah grup," ucap salah seorang wanita kepada wanita lain seraya memandang sinis ke arah Devanka yang berdiri
Read more

Bab 105

Kenyataan pahit yang manisMonalisa masuk ke dalam apartemennya, melempar kantong plastik yang baru saja didapatnya dari apotik. Dia terlihat duduk di kursi, menengadahkan kepalanya lalu mengerang kesal."Aku harap apa yang aku perkirakan tidak pernah terjadi," gumam Monalisa. Dia terlihat beranjak dari posisi duduknya, berdiri meraih kantong plastik yang dilemparnya ke atas tempat tidur. Sejenak Monalisa memandang ke arah kantong plastik itu."Apa aku berani?" Gumam Monalisa. Dia terlihat menarik nafas panjang sebelum memilih untuk melangkahkan kaki ke arah kamar mandi. Di depan pintu kamar mandi dia sempat berdiri sejenak, menarik nafas panjang untuk kesekian kalinya, lalu masuk ke dalam kamar mandi.Monalisa mengeluarkan pregnancy test atau alat tes kehamilan dari dalam kantong plastik putih itu. Dengan hati hati mulai menggunakannya, memberikan sedikit air urin atau air kencing ke bagian cekung yang ada di alat tes kehamilan itu. Dia meletakkan alat itu di atas tempat mencuci tang
Read more

Bab 106

Keputusan MonalisaMonalisa melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung kantor Reynold. Dengan yakin dan senyum kemenangan yang siap menjadi pengiring. Langkahnya ringan, begitu tenang dan penuh keyakinan tinggi, sepertinya akan ada prahara yang terjadi."Maria, saya ingin bertemu Reynold," ucap Monalisa pada Maria, resepsionis yang kadang juga merangkap menjadi asisten kepercayaan Reynold. "No-nona Monalisa," ucap Maria gugup. "Saya konfirmasikan dulu kepada sekretaris Pete," ucap Maria."Kenapa harus konfirmasi, saya langsung saja masuk," ucap Monalisa yang terlihat bersiap untuk melangkahkan kaki menuju ke ruangan Reynold."Maaf nona, tidak bisa seperti itu, saya harus menanyakan dulu apakah tuan muda berkenan untuk menemui nona," ucap Melodi asisten sekretaris Pete yang tiba tiba menghadang Monalisa."Nona Melodi, nona Monalisa memaksa masuk tanpa harus konfirmasi lebih dulu," ucap Maria. Mendengar itu Melodi memberi isyarat akan mengambil alih menangani Monalisa yang mereka tahu me
Read more

Bab 107

Kebingungan ReynoldReynold keluar dari ruangannya, dengan wajah sedikit masam, seperti ada hal besar yang sedang mengganggu fikirannya."Tuan muda, ada masalah apa? sepertinya ada hal yang begitu mengganggu fikiran tuan muda," tanya sekretaris Pete."Ti-tidak paman, aku hanya sedikit lelah," ucap Reynold yang masih menyembunyikan mengenai kehamilan Monalisa. Reynold tahu, sekretaris Pete adalah paman Devanka, dia tidak bisa seenaknya menceritakan hal itu, begitu sensitif, walaupun dia tahu, sekretaris Pete selalu memiliki ide ide cemerlang dalam menyeleseikan setiap masalahnya."Aku tidak bisa cerita dengan paman Pete, dia paman Devanka, apa yang harus aku lakukan," gumam Reynold dalam hati."Paman, apa paman akan langsung pulang? tanya Reynold yang sepertinya hanya berbasa basi."Iya tuan muda, saya akan langsung pulang," jawab sekretaris Pete."Ya sudah paman, aku juga akan langsung pulang," ucap Reynold yang mulai terlihat berjalan menuju ke arah mobilnya.Di depan lobby sudah ada
Read more

Bab 108

Keberanian ReynoldPagi hari di kediaman keluarga Hamzah.Reynold sudah berada di dalam mobil, melambaikan tangan ke arah Devanka. Mobil melaju dengan mulusnya, bersiap mengarungi jalanan ibu kota, ke kantor megah yang berada di pusat kota."Tuan, bagaimana, apakah tuan muda sudah memberitahu nyonya?" tanya Aldo."Aku tidak memiliki keberanian Aldo," ucap Reynold."Sebaiknya tuan muda segera menyampaikannya sebelum nyonya mengetahuinya dari orang lain," ucap Aldo."Ya, yang kau katakan itu memang benar, aku akan mencari waktu yang tepat," ucap Reynold."Aku memutuskan untuk memberitahu paman Pete," lanjut Reynold."Saya rasa paman Pete orang yang bijaksana dan memiliki pemikiran terbuka tuan," ucap Aldo. "Iya, aku rasa begitu, sebelum memberi tahu Devanka aku akan meminta pertimbangan paman Pete," ucap Reynold. ****Di kantor Reynold, tepat di ruangannya. Reynold menatap layar laptop namun fikirannya tidak berada di sana. "Tuan muda," sapa sekretaris Pete."Tuan," ucap sekretaris
Read more

Bab 109

Tangis DevankaJam menunjukkan pukul 15.00, tidak biasanya Reynold pulang lebih awal. Reynold masuk ke dalam kamarnya dan mendapati Devanka sedang duduk di atas tempat tidurnya seraya melihat hasil foto foto pernikahan mereka."Rey?" ucap Devanka ketika melihat Reynold masuk ke dalam kamar."Kau sudah pulang? Kau rindu padaku ya," ucap Devanka seraya tersenyum."I-iya, ucap Reynold gugup. Reynold terlihat berjalan menuju ke arah Devanka, duduk di sampingnya, tanpa aba aba memeluk Devanka dengan erat, begitu erat, hingga Devanka menyadari ada hal yang sepertinya tidak biasa."Ada apa Rey?" tanya Devanka mulai khawatir. Reynold masih belum mengatakan apapun, dia memeluk Devanka dengan begitu erat. Devanka berusaha memberikan pelukan penerimaan, penenangan dan berusaha membuat Reynold nyaman."Ada masalah?" tanya Devanka lirih. Reynold terlihat melepas pelukan itu, lalu menatap tajam ke arah Devanka, tepat di matanya."Dev, ada hal penting yang ingin aku sampaikan," ucap Reynold terdeng
Read more
PREV
1
...
910111213
...
25
DMCA.com Protection Status