Beranda / CEO / Gadis Perawan Untuk CEO / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab Gadis Perawan Untuk CEO: Bab 121 - Bab 130

246 Bab

Bab 120

Butterfly Night Bar Orang suruhan 1 : Tomi Orang suruhan 2 : John "Tomi, kau sudah bersiap, jangan sampai gagal," ucap John dari ponselnya pada seseorang bernama Tomi. John terlihat sibuk mengamati layar laptopnya, memperlihatkan video langsung tangkapan kamera dari seseorang yang tengah berjalan memasuki sebuah bar. Jam menunjukkan pukul 22.00, kondisi bar cukup ramai, Tomi sudah mempersiapkan semua strategi, dia akan menemui seseorang bernama Miki atau alias Mike, dia memiliki dua nama itu. "Semua aman, aku akan mendapatkan semuanya," ucap Tomi pada Jhon sebelum dia menutup panggilan telephonenya. "Hai Tomi, lama kau tidak datang, bagaimana kabarmu," ucap seseorang setelah melihat Tomi masuk ke dalam bar. "Hai, iya, aku sibuk dengan pekerjaanku," ucap Tomi. "Kau tau di mana aku bisa menemui Mike, atau Miki, entahlah aku hanya mengetahui nama itu," lanjut Tomi. "Oh iya Mike, kau pasti menyukai minuman buatannya," ucap pria itu, yang merupakan teman lama Tomi. "Ya, benar s
Baca selengkapnya

Bab 121

Langkah Cepat Monalisa Pagi hari yang cerah. Monalisa duduk di tempat tidur kamarnya, dengan memakai baju tidur tipis dan cukup terbuka. Dia terlihat mengelus perutnya, menyadari adanya sosok calon seorang manusia kecil yang akan terlahir ke dunia, dia akan menjadi seorang ibu, dia akan memiliki seorang buah hati, itu membuatnya bahagia namun juga sedih. "Aku tidak akan membiarkanmu lahir tanpa ayah, atau bahkan memiliki ayah yang buruk, kau akan memiliki ayah terbaik," ucap Monalisa pada anak yang ada di kandungannya. Dia menarik pikiran ke waktu yang lalu, dimana dia mendapati ayahnya sering memukuli ibunya tanpa sebab yang jelas, sering membentak ibunya untuk hal hal sederhana yang tidak harus dibesarkan, namun ibunya dengan setia tetap mencintai dan menjalankan semua kewajibannya. Betapa sang ibu sangat mencintai ayahnya, bahkan tidak ingin sang suami mendapat hukuman yang setimpal mana kala telah melukai putrinya begitu dalam. Tiba tiba air mata Monalisa meleleh, hatinya beg
Baca selengkapnya

Bab 122

Genggaman Tangan MonalisaDokter terlihat keluar dari ruang Unit Gawat Darurat. Menghampiri Reynold dan juga Aldo yang diamggap sebagai keluarga pasien karna merekalah yang mengantar Monalisa."Tuan Reynold," ucap dokter wanita yang baru saja keluar dari ruang UGD."I-iya dok, bagaimana dengan kondisinya?" ucap Reynold seraya mendekat ke arah sang dokter."Tuan, mungkin kita bisa bicara sebentar di kantor saya," ucap dokter."Apa sangat penting dok?" tanya Reynold."Ini mengenai pasien tuan," ucap dokter itu."Baiklah dok," ucap Reynold seraya mengikuti langkah dokter yang masih terlihat muda itu, menuju ke ruangan yang merupakan ruang prakteknya."Silahkan duduk tuan," ucap dokter."Baik dok, terimakasih," ucap Reynold yang terlihat bersiap untuk duduk. "Tuan, saya ingin menyampaikan kondisi nona Monalisa, ini mengenai kehamilannya," ucap dokter terdengar mulai membuka pembicaraan."Ada apa dok?" tanya Reynold mulai penasaran."Kehamilan nona Monalisa masih sangat muda, kondisi kese
Baca selengkapnya

Bab 123

Ambisi Monalisa Melodi membawa empat kantong belanjaan yang tadi diminta oleh sekretaris Pete, dibantu oleh supir kantor, pak Narto. Dengan hati hati dia meletakkan dua kantong besar belanjaannya di depan pintu apartemen, seperti perintah sekretaris Pete. "Terimakasih pak Narto, pak Narto bisa kembali ke mobil dan menunggu saya turun," pinta Melodi. "Tidak perlu saya bantu membawa masuk semua belanjanya nona?" tanya pak Narto. "Ah tidak usah pak, nanti saya bisa sendiri," ucap Melodi. "Baiklah nona, saya turun dulu, kalau ada apa apa nona bisa hubungi saya," ucap pak Narto. Melodi terlihat menghela nafas panjang, dan bersiap untuk mengetuk pintu apartemen. Dia sudah mengetahui jika pemilik apartemen itu adalah Monalisa, yang dulu sangat sering sekali mengunjungi tuan muda Reynold di kantor dan bermesraan, bahkan pernah beberapa kali tertangkap mata olehnya. "Aku harus menemui wanita itu," bisik Melodi, lalu dia mengetuk pintu itu sebanyak tiga kali. "Tok, tok, tok," Beberapa
Baca selengkapnya

Bab 124

Kemunculan MonalisaMonalisa berdiri di depan gerbang rumah besar yang sudah tidak asing lagi, iya, rumah keluarga Hamzah. Dia tidak sendiri, dia bersama dua koper besar dan empat kantong besar belanjaan, diantar taxi online, tepat di depan pintu gerbang, tanpa janji bertemu dengan siapapun, hanya bermodal keberanian."Nona, ada apa datang ke mari?" tanya salah satu satpam."Tolong buka gerbangnya," pinta Monalisa."Maaf nona, saya tidak bisa membuka gerbang untuk sembarang orang, maafkan saya," ucap satpam itu."Sembarang orang kau bilang? cepat buka, cepat," ucap Monalisa dengan intonasi yang tegas. "Maaf nona," ucap satpam yang tidak bergeming sedikitpun.Monalisa terlihat menghela nafas panjang."Baiklah, beritahu Devanka aku ada di sini,"pinta Monalisa."Nyo-nyonya muda Devanka?" tanya satpam memastikan."Iya, nyonya mudamu yang sebentar lagi tidak menjadi nyonya mudamu," ucap lirih Monalisa dengan wajah kesal."Apa nona bilang?" tanya satpam."Tidak apa apa, cepat beritahu Dev
Baca selengkapnya

Bab 125

Gejolak Hati ReynoldPerdebatan Emosi dan kegelisahan DevankaSekretaris Pete terlihat duduk di hadapan Reynold yang masih begitu sibuk dengan pekerjaannya. "Iya paman ada apa? ada hal yang harus aku kerjakan?" tanya Reynold tanpa melihat ke arah sekretaris Pete karna dia begitu sibuk dengan pekerjaannya."Tu-tuan muda, ada hal penting yang harus saya sampaikan," ucap sekretaris Pete dengan begitu serius."Ada apa paman?" tanya Reynold yang masih belum menghentikan tangannya membuka buka lembar file dan sesekali membacanya."Tu-tuan muda, Monalisa mendatangi kediaman keluarga Hamzah," ucap sekretaris Pete."Apa?" ucap Reynold terkaget, seketika dia menghentikan kesibukan tangannya. "Paman tau dari mana?" tanya Reynold."Tadi Devanka menghubungi saya, Devanka tidak ingin membuat tuan muda khawatir sehingga meminta saya untuk menyampaikannya pada tuan muda," penjelasan sekretaris Pete."Paman, apa yang diinginkan wanita itu, aku harus bagaimana paman? bagaimna dengan kakek?" ucap Reyn
Baca selengkapnya

Bab 126

Bab 127Sesak di Dada DevankaNori terlihat memberikan secangkir susu kehamilan hangat untuk Monalisa dan juga segelas air hangat."Ini nona," ucap Nori seraya meletakkannya di atas meja dekat tempat tidur Monalisa."Te-terimakasih Nori, bisakah kau bantu aku duduk," ucap Monalisa."Baiklah nona," ucap Nori yang kemudian dengan sigap membantu Monalisa duduk."Tolong bantu aku minum," ucap Monalisa lagi, kemudian Nori mengambil segelas susu hangat dan membantu Monalisa minum. Ketika minum, Monalisa terlihat batuk, sedikit tersedak."Nori, biar aku saja," ucap Reynold yang sedari tadi berdiri bersama Devanka di dekat pintu kamar.Melihat respon itu, Monalisa tersenyum, namun menyembunyikan senyum itu.Reynold berjalan mendekat ke arah Monalisa, meraih gelas yang di bawa Nori, lalu membantunya minum. Monalisa tidak lantas membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja, Monalisa memegang tangan Reynold yang mengarahkan gelas ke mulutnya. Monalisa melempar sedikit senyum, berusaha menampilk
Baca selengkapnya

Bab 127

Pagi Hari di Kediaman Keluarga HamzahTerlihat Reynold dan Devanka saling melempar tawa kecil ketika mereka melewati sesi makan pagi. Mereka mengobrol ringan, membicarakan hal yang mungkin sebenarnya kurang penting namun mampu memberikan kesan luar biasa."Nori tolong ambilkan air putih hangat untuk Reynold," pinta Devanka."Baik nyonya," ucap Nori.Tawa kecil yang sedari tadi menjadi atmosfer positif mendadak hilang. Monalisa tiba tiba muncul di meja makan dan duduk tepat di hadapan Reynold."Selamat pagi semua," sapa Monalisa."Untuk apa kau kemari, lebih baik kau kembali ke kamar," ucap Reynold yang terdengar cukup keras. Devanka menyentuh paha Reynold, berusaha menenangkannya, memberikan penguatan untuk tetap membuatnya nyaman. "Rey, aku ingin makan pagi bersamamu," ucap Monalisa dengan suara sedikit manja."Nori akan membawakan makananmu," ucap Reynold. Nori terlihat meletakkan satu gelas air hangat di meja Reynold."Nori, siapkan sarapan untuk Monalisa, buatkan sarapan segat,
Baca selengkapnya

Bab 128

Sikap Tegas Kakek HamzahJam menunjukkan pukul sebelas siang, diluar rumah sudah terlihat kakek Hamzah turun dari mobil. Dengan kemeja putihnya, tongkat andalannya dan juga segala penampilannya yang selalu terlihat berwibawa."Selamat datang tuan besar," sapa Nori."Bagaimana keadaan rumah ini? baik baik saja bukan selama aku tidak di rumah." tanya tuan besar Hamzah."Tu-tuan, sebenarnya, sebenarnya," ucap Nori terhenti."Selamat siang kakek," ucap Devanka yang tiba tiba muncul dari dalam rumah."Hai Dev, kakek sangat merindukan masakanmu, padahal hanya sehari kakek pergi," ucap kakek Hamzah. "Kakek," ucap Devanka seraya tersipu malu."Selamat siang kakek Hamzah," ucap Monalisa yang tiba tiba muncul dan kemunculannya membuat kakek Hamzah kaget."Kenapa kau ada di sini?" tanya kakek Hamzah dengan tatapan mata tajam."Ka-kakek, Reynold belum memberitahu kakek ya, sekarang Monalisa tinggal di sini kakek, Monalisa dan calon cucu kakek," ucap Monalisa seraya memamerkan senyum menawannya.
Baca selengkapnya

Bab 129

Sentuhan itu tak lagi samaSeperti sebuah sambaran petir yang begitu kencang menerjang pohon tua di pinggir jalan, membuatnya ambruk seketika. Apa yang didengar Devanka sungguh adalah sesuatu yang cukup menyesakkan dada. Devanka mengikuti langkah Reynold, masuk ke dalam rumah, dengan perasaan yang mulai kacau, setiap langkah semakin kacau, namun tidak ada pilihan lain kecuali menyembunyikannya dalam dalam."Kakek, kenapa kakek mengusir Monalisa?" tanya Reynold pada kakeknya yang duduk di ruang tengah. Dengan suara lembut dan pelan. "Hei Rey, kau sudah pulang," ucap kakek Hamzah."Iya kakek," ucap singkat Reynold."Kakek, kenapa kek?" tanya Reynold seraya duduk di sebelah kakeknya."Rey, kata siapa kakek mengusir Monalisa, kakek hanya memberikan saran terbaik untuknya. Kakek tidak ingin dia mendapatkan masalah baru, sehingga mempengaruhi kehamilannya. Kakek tidak ingin timbul masalah baru. Jika dia tetap tinggal di sini, banyak orang yang akan menganggapnya sebagai wanita yang tidak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
25
DMCA.com Protection Status