Home / CEO / Gadis Perawan Untuk CEO / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Gadis Perawan Untuk CEO: Chapter 91 - Chapter 100

246 Chapters

Bab 90

Kedatangan Sekretaris PeteJam menunjukkan pukul 07.00.Sekretaris pete sudah berdiri di depan unit apartemen Monalisa. Hari ini dia akan menemui Monalisa untuk menanyakan sesuatu yang penting, seperti yang Reynold perintahkan.Dengan hati hati sekretaris Pete mengetuk pintu depan unit apartemen Monalisa."Tok, tok, tok," Sekretaris Pete menunggu, ada sedikit rasa tidak enak di dalam hatinya, harus menemui seseorang yang seolah seperti duri di dalam kehidupan Reynold yang sekarang merupakan suami dari keponakannya, namun demi sebagai seorang profesional, dia harus menjalankan semua tugas yang diberikan atasannya. Beberapa menit sekretaris Pete menunggu, belum ada tanda tanda seseorang membuka pintu tersebut. Sekretaris Pete hendak mengetuknya lagi namun tiba tiba terdengar seseorang membuka pintu itu.Ternyata Monalisa sendiri yang membuka pintu itu, dengan masih mengenakan baju tidur tipis yang tembus pandang, berwarna hitam, hanya seperti jaring."Sekretaris Pete, masuklah," ucap
Read more

Bab 91

Jebakan MonalisaReynold melangkahkan kaki ke dalam kantornya, di sana sudah ada beberapa wartawan yang menunggu, untuk sekedar mendapat berita terkini mengenai insiden penusukan. Beberapa orang keamanan sudah siap sedia untuk membantu Reynold masuk ke dalam gedung dengan aman."Selamat pagi tuan muda," sapa sekretaris Pete."Pagi, sudah berapa lama mereka di sana," tanya tuan muda Reynold seraya melirik ke arah beberapa orang wartawan itu."Sejak hari kejadian itu tuan, beberapa ada yang di rumah sakit," ucap sekretaris Pete."Sekretaris Pete, kau sudah menemuinya?" tanya Reynold."Sudah tuan muda," jawab sekretaris Pete."Kita ke ruanganku sekarang," pinta tuan muda Reynold."Baik tuan muda," ucap sekretaris Pete yang mengikuti langkah tuan muda Reynold berjalan ke arah ruang kerjanya."Bagaimana dengan kondisi Devanka tuan muda?" tanya sekretaris Pete. "Sudah membaik, nanti sore dia akan pulang. Oh iya bagaimana jika mulai hari ini aku memanggilmu paman, kau cukup memanggilku Reyn
Read more

Bab 92

Kelicikan Monalisa Reynold terbangun, dia masih merasakan kepalanya begitu berat, cukup lama dia berusaha meraih kesadarannya. Dia mendapati tubuhnya tertutup selimut tebal, dalam kondisi telanjang, tidur di atas tempat tidur yang cukup tidak asing untuknya. Iya, ini adalah apartrmen Monalisa, bukan di rumah bersama istrinya Devanka. Reynold melihat ke arah sebelah kiri, dia melihat Monalisa terlihat masih tidur dengan begitu pulas. "Apa yang kau lakukan Monalisa," ucap Reynold dengan suara lirih karna tubuhnya terasa begitu berat. "Monalisa," ucap Reynold seraya menyentuh wajah Monalisa. "Rey, kau sudah bangun, aku masih sangat ngantuk sekali," ucap Monalisa. "Apa yang telah kau lakukan," ucap Reynold seraya masih tetap memegangi kepalanya. "Apa maksudmu Rey?" tanya Monalisa yang berusaha untuk membuka matanya. "Kenapa aku berada di atas tempat tidur?" tanya Reynold. "Kau Lupa Rey?" Monalisanya melontarkan pertanyaan tanpa lebih dulu menjawab apa yang ditanyakan Reynold. M
Read more

Bab 93

Kemarahan ReynoldMonalisa melangkahkan kaki menuju ke salah satu mall, langkahnya begitu ringan karna rasa bahagia yang dia rasakan. Mall ini adalah mall terbesar di Jakarta, milik Hamzah Group.Monalisa masuk ke dalam mall, memasang kaca mata hitam yang tadinya dia genggam erat. Rambutnya terurai, bergoyang goyang seiring hembusan angin. "Hari ini aku menjadi pengunjung, nanti aku akan menjadi pemilik mall ini," gumam Monalisa seraya tersenyum lebar.Monalisa menuju ke sebuah tempat yang menjual tas tas berharga mahal, tas dengan merk Gucci, kesukaan beberapa orang dari kelas atas, antara hobi dan tuntutan kemewahan. "Selamat datang nona," sapa salah seorang kariawan toko tas mewah itu, penampilannya sungguh rapi dengan setelan warna hitam."Terimakasih," ucap Monalisa."Ada yang bisa kami bantu?" tanya kariawan wanita itu."Saya mencari keluaran terbaru," ucap Monalisa yang sudah duduk di kursi sofa yang disediakan untuk pelanggan VVIP di toko tersebut."Tentu nona, ada produk te
Read more

Bab 94

Penyamaran Nori Terbongkar"Selamat datang Reynold, Devanka, selamat datang pak Lumawi. Bagaimana kabarmu Devanka? maaf kakek tidak menjengukmu di rumah sakit karna kakek tidak enak badan," ucap tuan besar Hamzah."Tidak apa apa kakek, kakek sakit?" tanya Devanka."Hanya tidak enak badan saja, ayo kita masuk," ucap tuan besar Hamzah."Bagaimana dengan lukamu?" tanya tuan besar Hamzah pada Devanka."Sudah membaik kakek, jahitannya sudah kering dan cukup sempurna," ucap Devanka."Ehem," terdengar suara Reynold mendehem karna merasa tidak mendapat perhatian dari kakek kesayangannya."Kakek lupa padaku?" tanya Reynold."Tentu saja tidak, kakek juga sangat merindukanmu Rey. Bagaimana keadaanmu? sekretaris Pete bilang kau sempat over dosis vitamin?" tanya kakek Hamzah."I-iya, tapi tidak apa apa kakek," ucap Reynold sedikit gugup."Apa kau terlalu tegang menyiapkan malam pertamamu sehingga terlalu banyak meminum vitamin," ucap kakek Hamzah yang setelahnya tertawa terbahak bahak."Kakek," uc
Read more

Bab 95

Kamar Pengantin"Istirahatlah Dev, kakek sudah menyiapkan kamar istimewa untuk kalian, semoga kalian bahagia menerimanya, anggap saja sebagai hadiah pernikahan," ucap kakek Hamzah pada Devanka."Te-terimakasih kakek," ucap Devanka seraya menundukkan badan.Devanka dan Reynold melangkahkan kaki menuju ke arah kamar Reynold yang sekarang juga menjadi kamar Devanka. Jantung Devanka berdetak kencang, tidak karuan, ada rasa gugup, bingung dan juga khawatir. "Ini kamarku, sekarang juga menjadi kamarmu," ucap Reynold di depan pintu kamarnya. Reynold membuka pintu kamarnya dan betapa kagetnya dia melihat kamarnya sudah berubah, bukan seperti kamarnya lagi. Nuansa hitam mewah berbaur keemasan sudah tidak ada lagi dan berganti dengan hiasan bunga bunga khas kamar pengantin."Kakek," gumam Reynold sedikit kesal."Kamarmu cantik sekali Rey," ucap Devanka."I-iya, sangat cantik dan ini sepertinya adalah seleramu," ucap Reynold. "Kau bisa mengantinya sesuai seleramu, tidak harus seperti seleraku,
Read more

Bab 96

Rasa Penasaran Pak Lumawi Dan Kejahatan ViraDi dalam mobil, perjalanan menuju kediaman pak Lumawi. Ada perasaan yang mengganjal di hati pak Lumawi, rasanya ada sesuatu yang janggal namun berusaha dia simpan dan dia pahami sebagai sesuatu yang bukan menjadi masalah besar. "Aldo kan namamu?" tanya pak Lumawi di dalam mobil."Iya tuan, nama saya Aldo, panggil saja Aldo," jawab Aldo seraya menyetir mobil."Aldo, kau kenal dengan asisten rumah tangga di rumah keluarga Hamzah yang bernama Nori?" tanya pak Lumawi."I-iya tuan, ada apa?" tanya Aldo penasaran namun dia juga kaget dengan pertanyaan itu."Apa dia sudah lama bekerja di sana?" tanya Pak Lumawi."Su-sudah cukup lama tuan, sekitar lima tahun, mungkin lebih," ucap Aldo. Pak Lumawi hanya diam, seolah dia memikirkan sesuatu. "A-ada apa tuan?" tanya Aldo penasaran."Tidak, tidak ada apa apa," ucap Pak Lumawi."Ma-maaf tuan, apa ini persoalan Nori yang mendatangi rumah tuan?" ucap Aldo. "Kau tahu masalah itu? Sebenarnya saya sudah be
Read more

Bab 97

PenyergapanPolisi mengepung kediaman Vira dan Virapun sudah tahu dirinya akan didatangi oleh pihak kepolisian karna perbuatannya yang sepertinya akan membawanya ke jeruji besi. Dengan santai Vira keluar dari dalam rumahnya, membiarkan polisi memasang borgol di tangannya dan menaikkannya ke mobil polisi. Vira tidak menggunakan jasa pengacara, dia sudah pasrah dengan nasibnya, menerima apapun yang dijatuhkan kepadanya. Dendam dan cinta, sangat tipis sekali batasnya, cinta dan kebencian membuat dia gelap mata dan berniat menghabisi nyawa seseorang.Vira hanya bisa tertunduk lemas, perbuatannya tidak membuahkan hasil apapun, justri dia yang harus menanggung semuanya seorang diri. Dia tidak berhasil menghabisi nyawa Devanka, namun dia tetap harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Vira hanya bisa pasrah."Tersangka sudah di bawa ke kantor inspektur," ucap salah seorang petugas polisi memberi informasi pada inspektur Yusuf."Baik komandan, terimakasih," ucap inspektur Yusuf."Inspektur
Read more

Bab 98

Tidur Satu RanjangJam menunjukkan pukul 22.00.Reynold sampai di rumah, masuk ke dalam kamarnya. Badannya benar benar lelah, matanya begitu digelayuti rasa kantuk. Reynold menghidupkan lampu kamarnya dan seketika berteriak."Siapa kau!" teriak Reynold. Mendengar hal itu Devanka yang sudah terlelap dalam tidur berusaha membuka mata dan samar samar mendapati seseorang masuk ke dalam kamarnya."Aaaaa," teriak Devanka kaget. Beberapa detik mereka berada pada fase diam, bingung, seolah lupa ingatan."Reynold," ucap Devanka."Devanka," ucap Reynold.Mereka saling menyebut nama secara bersamaan.Devanka dan Reynold sama sama menghela nafas panjang dan mereka baru saja menyeleseikan bagian cerita konyol."Kenapa bisa bisanya aku kaget seperti itu melihat Devanka, konyol," gumam Reynold dalam hati."Itu kan Reynold kenapa aku harus teriak," ucap Devanka dalam hati."Tu tuan, ada apa? saya mendengar ada teriakan yang bersumber dari kamar tidur tuan muda," ucap bik Inah gugup."Ti-tidak bik, i-
Read more

Bab 99

Menjelang Malam Pertama Sang PerawanDevanka masuk ke dalam kamarnya, dia melihat ke arah cermin, mengamati dirinya mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Devanka menanggalkan bajunya satu persatu, membalut tubuhnya dengan handuk, lalu meraih sekotak body scrub beraroma Lavender yang ada di atas meja.Devanka mulai melaburi tubuhnya dengan body scrub, setiap jengkal tanpa ada yang terlewat. Setelah itu dia mulai mengoleskan cream perawatan rambut ke rambutnya yang indah, aromanya begitu wangi menggoda, wangi minyak kelapa yang khas dipadukan dengan aroma coklat yang manis.Devanka sepertinya benar benar ingin memberikan yang terbalik. Dia melihat luka tusuk yang ada di pundaknya, sudah mengering namun ketika ditekan masih terasa sakit. Devanka tidak mengerti mengapa ada orang sejahat dan setega itu, rela mengorbankan nyawa orang lain demi dendam pribadi, untung saja Devanka tidak mengalami hal buruk, bisa selamat dari peristiwa mengerikan itu.Devanka membiarkan setiap bahan yang
Read more
PREV
1
...
89101112
...
25
DMCA.com Protection Status