Home / Romansa / (Not) His Sugar Baby / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of (Not) His Sugar Baby: Chapter 201 - Chapter 210

318 Chapters

Mulai Bercerita

“Jika kau tidak menyentuh wanita lain, dari awal kau bisa berkata jujur. Ceritakan padaku apa yang akan kau lakukan atau ke mana kau akan pergi. Tapi kau menyembunyikan semuanya. Kau menyembunyikan semua hal. Apa yang bisa aku percaya dari seseorang seperti ini? Kau dan sikap tertutupmu dua kenyataan yang tak bisa aku kalahkan. Aku lelah, Theo. Lebih baik kita pisah. Aku akan minta bantuan Lion sebagai pengacaraku untuk mengurus surat cerai.”Rose menghentikan kalimat panjangnya dengan tarikan napas panjang. Ditatap lama kerongkongkan Theo yang tampak naik turun. Sepertinya pria itu sedang mempersiapkan diri untuk mengatakan sesuatu. Tubuh Theo perlahan mundur. Hal demikian tak luput dari perhatian Rose, bahkan sampai Theo duduk di pinggir ranjang dan membelakanginya.“Rencanaku, yang aku simpan selama ini bisa bocor di tangan seorang mafia. Itu ketika aku menyimpannya sendiri. Sekarang bisa kau jelaskan padaku, apa akan ada kemungkinan rencanaku tidak bocor saat aku memberitahumu ata
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more

Fakta Lainnya

“Aku tidak mengerti apa maksudmu di sini. Kau bisa jelaskan padaku langsung. Tidak usah bertele – tele.”Theo menyeka lembar demi lembar laporan dari Travis tanpa minat. Sejak Rose menyerahkan surat gugatan cerai padanya, tak ada yang menarik perhatian Theo. Hampir setengah hari dia mendekam di ruang kerja, tidak melakukan apa pun, hanya bersandar di sofa panjang ... memejamkan mata dengan kepala mendongak di sandarannya sebelum Travis datang membawa sesuatu yang tak coba dicerna baik.“Surat itu terkait kondisi Nona Rose, Tuan. Anda akan senang mendengarnya.”“Aku bilang tidak usah bertele – tele.” Netra abu Theo kembali memejam tak acuh. Kini meletakkan kedua kaki di atas meja kaca dan jemari yang saling bertaut di permukaan perut berotot.“Maaf mengenai hal ini, Tuan. Setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, kami menemukan kesalahan, bahwa ternyata Nona Rose bisa mengandung.” Travis tahu betul bahwa Theo mungkin tak akan mengampuninya. Tiga kali memberikan informasi berbeda, seak
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

Kolam

Di atas rooftop seharusnya Rose menikmati ketenangan seorang diri. Mengenyahkan pikiran buruk akan beberapa hal yang bersarang di benak jauh – jauh. Sikap Theo sedikit menghindarinya sejak mereka masing – masing bubar dari ruang berlatih, yang juga merupakan alasan mengapa Rose lebih memilih untuk melewati waktu yang tersisa di tempatnya berpijak.Rose mendongak membiarkan sulur – sulur angin menyapa wajah. Bibir wanita itu lengkung menerima sayup – sayup embusan berbisik di telinga. Memang tidak banyak yang Rose lakukan. Masif antara damai yang bertahan membuatnya betah berlama – lama. Tidak ada yang mengganggu ... sampai semburan air memecah bunyi percik mengudara di langit malam. Atensi Rose teralihkan. Dia sedikit beranjak, memperhatikan tubuh sempurna milik seseorang—diyakini suaminya, menyatu bersama benda cair. Dugaan Rose benar. Samar – samar mendapati Theo setengah mengapung dari sudut ke sudut lainnya dan terus dilakukan secara berulang. Ntah apa yang Theo pikirkan saat mem
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

Serba Salah

Tatapan Rose kosong ke depan. Rasanya pernah meminta Theo untuk tidak mengonsumsi obat tidur. Tetapi yang Rose temukan justru botol berisi kapsul – kapsul tersebut di laci nakas.Rose berasumsi apa yang dilihat sebelumnya dan yang saat ini tersaji merupakan dua hal saling bersinggungan. Dia tidak berpikir keputusannya akan memengaruhi pikiran Theo. Harus Rose ingat, dia sedang mengeringkan rambut pria yang sedang tertidur menggunakan handuk kecil di tangan. Usapan pelan berlangsung tanpa niatan membangunkan Theo—posisi suaminya masih di tempat yang sama. Rose memaksakan diri fokus, menatap wajah terlelap nan damai itu. Senyumnya tipis nyaris tak tampak lengkung bibir. Ntah pilihan seperti apa yang harus Rose ambil. Bertahan atau cerai, keduanya bagian yang tidak bisa Rose pikirkan secara matang. Mungkin Rose bisa memberi Theo kesempatan, setidaknya pria itu dapat berlatih menjadi pribadi terbuka. Tidak usah bermuluk – muluk, cukup di hadapan Rose. Sisanya dia tak akan maksa dan itu a
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

Rayes

Jantung Rose bertalu seiring derap pelan yang dituntut mengikuti langkah terburu suaminya. Bahu lebar itu tenggelam di antara dinding membentang separuh diameter ruangan. Rose sadar area taman belakang menjadi fokus utama Theo. Tidak tahu mengapa tetap memaksakan diri menyusuri jejak kepergian yang semakin jauh.Rasanya semua masih dalam kendali Rose saat menyembunyikan diri di pembatas pintu. Hal demikian dilakukan secara spontan ketika tubuh di hamparan yang sebagiannya hijau itu terhenti. Theo sesaat memandang ke belakang, yang Rose pikir suaminya menaruh rasa curiga. Sekarang Rose mengerti jangkauan pikirannya hanya dibuat penasaran. Dia tak butuh apa pun, selain mengetahui titik tujuan Theo melabuhkan pilihan.Di bagian ujung. Pada area terpojok dan tersembunyi. Rose menyaksikan secara langsung seperti bukan Theo yang bersimpuh. Suaminya tak pernah seringkih yang saat ini tersorot jelas. Bahu yang paling kokoh ... bagaimana mungkin merosot kehilangan arah, pun tampak diam menahan
last updateLast Updated : 2022-12-13
Read more

Terungkap

Wajah Rose berpaling menepis sentuhan yang berakhir beku di udara. Seharusnya dia memberi Theo satu kesempatan untuk memperbaiki kesalahpahaman antara mereka. Tapi kenyataan baru yang dia temukan di taman belakang membuat Rose mantap memilih keputusan di hari itu. Sampai kapan pun Rose yakin tidak akan bisa mengubah Theo dalam bentuk yang dia inginkan. Theo tetaplah Theo, tidak akan pernah seperti Sean.Rose menarik napas dalam. “Surat cerai itu, tolong segera ditandatangani,” ucap Rose, tidak peduli bagaimana wajah Theo akhirnya menggelap. Dia hanya ingin terbebas. Sunguh tidak mau berikutnya rahasia lain justru terbuka saat dia memilih bertahan. “Aku tidak bisa menunggu lebih lama, Theo. Cepat bumbukan tanda tanganmu,” lanjutnya diikuti tarikan selimut tebal yang menutup separuh tubuh.“Kenapa, Rose ... kenapa hanya cerai, cerai, dan cerai yang ada di isi kepalamu?”Saat Theo menjulang di samping ranjang, Rose tahu itu bukan sesuatu yang baik. Nada bicara suaminya pun turut berubah.
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

Could You?

“No!”Otot kaki Rose terasa melemah. Beberapa kali dia bergerak mundur. Apa saja ... Rose ingin sesuatu bisa membantunya berpijak di atas dua kenyataan yang menyentil secara bersamaan. Rose tahu Sean hanya bagian dari masa lalu, tetapi mau sejauh mana Rose menepis. Kenyataannya dia tidak bisa berhenti peduli. Diam tak memikirkan apa pun bukan reaksi dari tubuh Rose. Dia mencoba memahami, walau sampai kapan pun tak akan pernah mengerti. Semua yang saling terhubung akan selalu menjadi rumit tak terpecahkan.“Kau sangat lancang masuk ke ruanganku tanpa izin.”Napas Rose tercekat akan suara menyentak. Suaminya marah, tapi keseimbangan Rose berada di ujung jurang. Nyaris tak bisa berdiri tegap, justru satu sentuhan Theo membantunya menjadi kokoh. “Sean terluka,” gumam Rose, tak peduli nada mendesis yang menggaung sebelumnya. Dia tahu hanya Theo yang bisa diharapkan untuk menarik Sean keluar dari mara bahaya. Begitu pula hanya pria itu yang tahu di mana Sean berada.“Selamatkan Sean, The
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

Badai Perasaan

“Yes, I could ... jika memang alasan seperti itu yang kau mau.”Rose ingin mengatakan hal demikian. Tapi satu – satunya tindakan yang dapat dia diambil hanya memberi Theo lumatan dalam sebagai pengganti kata, yang tak mampu dibahasakan. Sampai Theo pergi pun, hanya sentuhan bibir menjadi isyarat dan terbakar kebisuan. Rose tidak mungkin mengutarakan semua yang dirasa, khususnya dia masih tenggelam bersama dilema besar. Napas Rose berembus, kemudian memasang alat pendengar di kupingnya. Kembali duduk di atas ranjang adalah tujuan utama Rose. Dua layar monitor berada dalam pantauan. Satu mengindikasi keberadaan beberapa penjaga di masing – masing ruang yang terekam—sedang berlalu lalang, di antara mereka tak pernah lepas dari senjata api. Sementara monitor kedua dengan tampilan hitamnya, yang berarti Theo sedang melakukan perjalanan menuju gudang usang. Rose harus bersabar terhadap lensa kamera yang belum terbuka untuknya.[Test. Rose, do you hear me?]Rose terkesiap. Pertanyaan Theo s
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

Tusukan

“Tolong bertahan, Tuan.”Lion berkali – kali memalingkan wajah di tengah gempuran fokus menyetir, atau sekadar menatap dari sepion mobil demi memastikan kesadaran Theo masih mampu diraih sang empu. Wajah Theo pucat, terkadang tenggorokannya bergerak naik turun, maupun bibir yang lebih sering terkatup lalu terbuka tanpa suara.Sekilas ... yang tidak melihat secara detail akan mengira pria itu baik – baik saja. Kenyataannya jauh berbeda. Ntah berapa banyak luka yang Theo alami, semua tertutup nyaris sempurna oleh kain hitam membalut di tubuh—bagian bawah koyak penuh lubang. Adapula titik membasah, dan yang mengeras setelah bercak darah mengering.“Bertahan, Tuan ....”Nada bicara Lion untuk pertama kalinya tak sanggup pria itu kondisikan. Respons Theo terlalu sedikit, hampir tidak ada pergerakan apa pun. Memaksa Lion untuk menghentikan mobil dan berpaling secara utuh ke belakang.“Tuan?” Kulit tangan Theo dingin. Mata yang memejam semakin menambah kekalutan di benak Lion. Denyut nadi t
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

Rh-null

Rose terus bergumam kecil, sesekali mengusap wajah tidak tenang. Langkah kaki Rose bolak - balik berpindah sejajar garis lurus. Berharap Travis segera kembali dari urusannya.“Sudah, Nona.”Kebetulan pria itu muncul begitu Rose memperhatikan daun pintu.“Darah siapa yang kau pegang, Travis?” Kernyitan di dahi Rose saling bertaut. Dua kantong darah membuatnya merasa aneh. Untuk apa Travis menyetok cairan kental merah di dalam mansion.“Punya Tuan T. Kemarin baru saya ambil.” Travis fokus memasang selang yang tersambung antara jarum menusuk di pembuluh darah Sean dan ujung kantong yang tujuan isinya menjadi tanda tanya besar di kepala Rose.“Kenapa kau menyimpan darah Theo?” Rose berpikir ini waktu yang tepat mencari tahu. Travis mungkin bisa menjawab beberapa hal terlewat.“Karena memang harus saya lakukan, Nona.” Singkat senyum Travis tersemat di bibir. “Rh-null. Jenis golongan yang tuan miliki. Sangat langka, dan oleh karena itu tuan tidak boleh kehilangan banyak darah.” “Kami meman
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status