Beranda / Romansa / (Not) His Sugar Baby / Bab 181 - Bab 190

Semua Bab (Not) His Sugar Baby: Bab 181 - Bab 190

318 Bab

Tak Terduga

Senjata api sudah berada dalam genggaman Rose. Berlari pergi dari posisi sebelumnya merupakan kegiatan yang tak pernah henti sejak dia memutuskan untuk meninggalkan Theo di sana. Jarak Rose semakin jauh dari sudut pohon yang menjulang tinggi. Langkahnya terus terbawa melewati beberapa jalur bercabang. Sangat berharap Theo masih terlelap hingga tidak memiliki kesempatan mencium jejak kepergiannya.Sedikit peluang ... Rose tersenyum menyadari posisinya telah dekat dari wilayah perbatasan lalu lalang kendaraan. Terus mengais kaki sebelum pukulan kuat dan kasar di punggung leher menghentikan kemampuan Rose berpindah tempat. Rasa sakit seketika menyeluruh nyaris membekukan Rose. Dia memaksakan diri berbalik, menemukan segerombolan pria asing telah berdiri angkuh ... beriak senyum kejam dan sisi misterius mendalam.“Mau ke mana lagi, cantik?”Pandangan Rose tidak fokus. Ingin menghindar tetapi pukulan yang diterima, luar biasa keras membuatnya tak mampu melakukan apa pun. Ketegangan Rose pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-15
Baca selengkapnya

Tindakan Keji

“Katakan pada rekanmu untuk hentikan peretasan titik koordinat di hutan itu, Travis. Tuan T masih hidup!”Lion bicara dengan nada semangat. Tatapannya tersorot penuh pada rentetan pesan kalimat dari Verasco. Dia sudah memastikan hal itu secara berulang, semakin yakin ketika Verasco sepenuhnya mengembalikan pasukan Anthony yang terbagi untuk berjaga di dua tempat.“Sedang menipuku apa bagaimana?” tanya Travis. Tak pernah melepas fokus di depan layar monitor yang digerakkan oleh seorang pria, tidak lain merupakan kenalannya.Bertepatan dengan kegiatan tersebut. Mereka kehilangan arah, di mana seharusnya titik koordinat itu masih menyala.“Pak tua itu sudah menutup akses apa pun ke sana. Ntah kelompoknya, ataupun kita sama – sama tidak bisa melacak apa pun. Dia sendiri yang akan mendatangi tuan setelah memerintahkan Elijah untuk memimpin pencarian.” Kalau saja Verasco ada di hadapannya. Lion tidak mungkin seberani itu memberi julukan yang akan merenggut nyawa. Tapi dia tidak pernah salah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-16
Baca selengkapnya

Autumn

Tubuh tak bernyawa Graham dilempar jatuh tergeletak. Hancur lebur perasaan Theo menemukan jaringan menyerupai gumpalan darah, berwarna merah tua dan mengkilat di bawah kaki Rose, yang ikut terbawa keluar saat dia menarik lepas lengan Graham. Bentuk jaringan itu seperti hati dan terdapat kantong dengan embrio di dalamnya berukuran serupa kacang. Theo memperhatikan lebih lamat dan mendetail ... sangat terpukul melihat bagian mata, lengan, hingga kaki sudah terbentuk.Hati seorang ayah mana yang tidak runtuh. Dia baru saja kehilangan anak. Manusia semacam apa yang tega melakukan hal itu pada janin tidak bersalah? Benar pernyataan yang terucap sebelumnya. Puncak dari penyesalan Theo ... dia merasa salah telah membawa Rose terlibat dalam pertemuan yang menghancurkan kehidupan mereka. Tidak ada lagi makhluk kecil di rahim Rose. Harapan mereka pupus, terenggut oleh keegoisan satu orang. Tujuh bulan seharusnya Theo dan Rose masih harus menunggu, tapi kenyataan justru mengatakan kebalikannya. M
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-17
Baca selengkapnya

Terburuknya

Tertatih langkah Theo memasuki mansion besar. Hampir semua orang menunduk hormat tak diacuhkan. Termasuk Lion terdiam mendapati sesuatu tak beres. Dia tidak berani mendekati Theo lebih jauh, meskipun rasa ingin melampiaskan kekacauan di hati beberapa hari terakhir sudah tak terbendung. Lion tidak tahu kejadian seperti apa yang menyentak Theo hingga raga itu terlihat nyaris tak bernyawa. Bahkan Lion tidak menemukan di mana pun Rose berada. Dia akan menghubungi Travis untuk memastikan. “Tolong ambilkan aku cangkul.”Keputusan Lion mengulik ponsel urung. Dia membidik lamat – lamat langkah terhenti Theo. Kemudian bergegas pergi ke gudang dekat dapur tanpa menyela.“Ini, Tuan.” Lion menyerahkan pacul dengan berbagai pertanyaan berkecamuk di kepala. Seluruh permukaan lengan Theo dipenuhi darah yang telah mengering. Lion tak dapat mendefinisikan bagaimana bentuk wajah itu. Tampilan Theo sangat mengerikan.“Apa yang akan Anda lakukan dengan cangkul, Tuan?” tanyanya, cukup penasaran terhadap
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-18
Baca selengkapnya

Pupus

“Kau boleh pergi, Travis. Aku yang akan menjaga Rose di sini.” Sejak mendengar pernyataan Travis. Theo hanya menunduk, tidak menaruh niat pada apa pun sekadar mendongak, bahkan menatap Rose pun enggan dilakukan usai mengambil posisi duduk di samping blankar.Tubuh Theo bersandar. Sesekali memainkan gelang pemberian Beatrace. Dia tidak sepenuhnya menatap, tapi jemari itu masih menyentuh rajutan tali di tengah hati yang dipaksa menjadi kacau. Susunan kata ‘Daddy’ di sana adalah hal paling menyakitkan, saat Theo sendiri sudah tidak memiliki kesempatan untuk itu—sedikit pun. Theo mengembuskan napas kasar. Tahu betul Travis masih berdiri kaku tidak jauh dari posisinya. Bayangan kaki pria itu utuh membias di bawah sinar lampu ruang rawat VIP.“Aku memintamu pergi.”“Tidak. Kecuali Anda diperiksa lebih dulu,” bantah Travis. Semakin mengetatkan lipatan lengan di depan dada.“Aku sedang tidak ingin berdebat.”“Itu karena Anda tidak punya tenaga untuk melakukannya.”Travis mengubah gestur tubu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-21
Baca selengkapnya

Yang Terjadi

“Sial!”Tubuh Verasco terdorong bersama revolver yang jatuh terlempar ke bawah. Timah panas, yang seharusnya melubangi isi kepala Rose meleset jauh. Verasco berpaling, menyentak keberadaan seseorang di sampingnya. Theo dengan perban di kepala baru saja menggagalkan rencana yang dia buat.Verasco tidak punya waktu mempertahankan kemarahan memuncak. Dia merangkak cepat meraih revolver sekadar mengulangi perbuatan kejinya. ‘Yang terbaring, yang harus mati’. Sampai satu detik berlalu, dia masih mematenkan kalimat demikian. Tidak ada ampun baginya. Rose merupakan sasaran paling empuk. Sasaran paling bisa memuaskan hasrat dan segala yang terpedam.“Jangan coba – coba kau lakukan ini padanya.” Theo menggeram tajam. Mencegat tindakan Verasco seperti yang dia lakukan pertama kali setelah masuk ke ruang rawat Rose.Beberapa saat sebelum jarum suntik Travis tenggelam di tubuhnya. Theo secara naluri menyerang Travis dengan sebelah tangan yang terbebas. Merenggut benda kecil dan runcing tersebut,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

Pulang

“Lepas! Aku bisa jalan sendiri.”Verasco mengibas kedua tangan dan merapikan lipatan – lipatan kain kusut yang terbalut di tubuhnya. Theo selalu menentang Verasco, alasan paling tepat mengapa dia tak mau menganggap keberadaan Theo, apalagi sampai memanggil nama pria itu secara sadar. Jauh lebih baik Verasco menyamakan Theo seperti Zever, hingga di hari dia dan Zever bisa kembali bertemu.Verasco berpaling. Masam wajahnya meninggalkan perkarangan rumah sakit. Dia masuk ke dalam mobil dengan pikiran berapi – api. Gagal rencana yang dibuat ... dia tak akan menyerah semudah itu. Jika terburu – buru merupakan keputusan yang membuatnya tidak berhasil. Verasco akan mendetailkan setiap langkah – langkah yang akan dia ambil. Tidak saat ini.“Saya mendapat kabar bahwa Elijah beserta bawahannya sudah siuman, Tuan.”Sebuah informasi mengalihkan perhatian Verasco. Tentu saja dia memiliki masalah lain. Alat yang ditemukan Selena di kerah pakaiannya waktu itu memiliki hubungan erat dengan beberapa ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

Trixia

“Lipstik yang kau berikan terlalu merah, Beatrace!” protes Travis tak suka. Beberapa kali menyeka bibir di depan cermin kecil hanya untuk menghilangkan jejak warna yang bersemayam di sana.“Tuan bilang kau harus cantik.”Suara Lion menyahut lantang. Dia bersandar di dinding pintu, puas terhadap penampilan Travis yang disulap persis seorang suster cantik.“Diam saja kau. Tidak usah banyak bicara!” Travis menarik lepas sebelah heels, berniat untuk melempar benda tersebut. Alih – alih hal itu terjadi, Beatrace mengambil andil sebagai penegah.“Tuan sudah menunggumu, pergilah.”“Nah, kau dengar itu, Trixia? Tidak usah marah – marah, cepat ketuk pintu dan masuk ke dalam.”“Aku bukan Trixia!” Travis mengembalikan cermin kecil Beatrace. Memalingkan wajah sinis, lalu mendorong kusen pintu kamar utama dari mansion besar itu.Agak tersentak Travis menyorot di mana posisi Theo. Langkahnya pelan kesusahan menggunakan heels dan seragam yang menjuntai separuh paha. Travis merapikan penampilan sesaa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-24
Baca selengkapnya

Anatomi Manusia

Sama – sama diam. Sama – sama bersandar di kepala ranjang. Keduanya tidak saling bicara. Tidak ada yang memulai. Tidak ada yang ingin mengusaikan keheningan. Theo sibuk bersama laptop maupun ponsel. Sementara Rose diam menunggu kabar dari Aiden. Dari sore hingga menjelang tengah malam, pria itu belum juga menghubunginya.Rose mendesah. Sesekali melirik monitor yang menyala di hadapan Theo. Tampilan web menunjukkan gambar anatomi tubuh manusia—wanita dan rentetan kalimat panjang bergulir bersama kursor yang terus berpindah. Ntah apa tujuan Theo mempelajari hal itu. Rose tak berusaha menanyakan secara langsung, atau mungkin sudah tak berniat tahu apa pun terhadap sesuatu yang Theo lakukan dan sembunyikan. Sudah jelas ... hubungan mereka memang tidak sehat. Hanya akan menjadi racun, yang membunuh secara perlahan.Wajah Rose berpaling di mana ponselnya terletak. Berharap agar setidaknya Aiden mengirim pesan dan memberi kabar. Tapi layar benda pipih itu gelap. Beda halnya kepunyaan Theo b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-25
Baca selengkapnya

Seharusnya Begitu

“Itu Om T, Mommy.”Berdua duduk di sofa ruang tamu. Oracle bergegas cepat merangkak di atas pangkuan Rose, dan mendekap wanita itu erat. Wajahnya disembunyikan dalam – dalam ... lambat laun mengencangkan lingkar lengan di tubuh ramping Rose, demi menghindari derap Theo yang semakin tak terelak.“Apa Om T sudah dekat?”Rose diam tak menjawab. Theo sudah menjulang tinggi, tanpa peringatan sedikit membungkuk—menepis jarak mereka bertiga. Dia sibuk mencari wajah terbenam Oracle hingga tidak menyadari Rose sedang menelusuri memar samar – samar yang tersemat di tulang pipi dan sudut matanya.“Kenapa menghindari Om T, huh?” Pertanyaan Theo membuat Oracle terkesiap. Rengkuhannya terlepas begitu Theo menarik kedua lengan Oracle dan memindahkan bocah itu duduk tepat di samping Rose. “Mommy Rose sedang sakit. Tidak boleh memangku Oracle seperti tadi.”Oracle tidak membantah. Theo memang tegas tidak dengan nada marah, tapi Rose menganggap Theo berlebihan. Sampai detik ini, sedikit – sedikit Rose
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
32
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status