Home / Urban / Lelaki yang Terbuang / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Lelaki yang Terbuang: Chapter 51 - Chapter 60

448 Chapters

Bab 51

“Apa kau tidak sayang meninggalkan kehidupan mewahmu?” Gallen memasang wajah prihatin. “Masa masih muda sudah mau mati.” “Kau!” Elyas menggeram marah mendengar ledekan Gallen. “Sudahlah, Bro! Percuma bicara dengan orang yang tidak berpendidikan. Hajar aja!” Salah satu rekan Elyas ikut memanas-manasi dari atas motornya. Sesekali ia memutar gas dengan kuat. Menciptakan raung yang memekakkan telinga. Benar kata pepatah lama. Temanmu adalah cerminan dirimu, maka berhati-hatilah dalam memilih teman. “Enyahlah sebelum kesabaranku habis!” Elyas mengusir Gallen dengan nada ketus. Gallen tetap tenang. Ia hanya tersenyum tipis. “Tak perlu mengusirku!” Bersamaan dengan itu, sebuah mobil berwarna silver berhenti di bibir jalan. Della pamit pada Falisha. “Itu kakakku. Daah, Faly. Sampai ketemu besok!” “Daah. Hati-hati!” Gallen menyalakan mesin. Kini saatnya mereka juga pulang. Della telah dijemput. Tidak ada
Read more

Bab 52

Elyas bertepuk tangan. Memberikan apresiasi sindiran terhadap keberanian Gallen menerima tantangan darinya."Bagus! Bersiaplah untuk menangis darah!""Jangan terlalu yakin!""Wah, kau masih berani sesumbar! Motor bututmu itu tidak akan bisa mengalahkan kecepatan mogeku.""Betul!" timpal rekan-rekan Elyas, lalu kompak menertawakan Gallen."Bagaimana kalau aku menang?" tanya Gallen, tak gentar dengan cemoohan Elyas dan komplotannya."Aku akan membiarkan kalian pergi.""Tidak sepadan!""Lalu apa maumu?"Iris mata Gallen berkilat terang selama sepersekian detik, tetapi Elyas tidak menyadari hal itu."Mauku?" Gallen melirik sekilas pada Falisha dan menyentuh lembut lututnya. "Kalau aku menang, aku mau kau tidak akan pernah muncul lagi di hadapan Falisha.""Apa?! Kau sengaja menjauhkan aku darinya?"Gallen mengedikkan bahu dan berkata acuh tak acuh, "Terserah apa pendapatmu! Kau boleh melupakan taruhan ini kalau tidak mau."Elyas mengeritkan gigi
Read more

Bab 53

Garis start dan keramaian telah jauh tertinggal. Elyas menyeringai melirik kaca spion. Gallen tak terlihat. Ia yakin kemenangan sudah di tangan. Mana mungkin motor bebek butut milik Gallen bisa mengalahkan kecepatan mogenya? Begitu yang terlintas dalam pikiran Elyas.Menyadari Elyas tak lagi terlihat, Gallen tersenyum tipis. Saatnya beraksi. Gallen menarik gas. Melaju di luar trek dengan kecepatan tinggi.Melintasi tikungan, Gallen beralih ke sisi dalam trek tanpa menarik habis rem belakang untuk mengurangi kecepatan.Tindakan seperti itu hanya akan menyebabkan beban mesin berlebih saat keluar dari tikungan. Selain itu juga mengakibatkan besutan akan terlambat melaju. Gallen tidak mau ambil risiko.Motor bebek miliknya memang butut, tetapi Gallen telah memodifikasi mesin dan beberapa bagian penting. Bahkan, mesin 1000 cc yang Gallen pakai dipesan khusus saat ia masih bekerja sebagai agen rahasia.Saat itu Gallen hanya berpikir untuk membaw
Read more

Bab 54

Tubuh Ghifari panas dingin. Telapak tangannya basah. Sudah hampir satu jam dia duduk berhadapan dengan polisi yang tadi siang datang ke rumahnya.Selama itu pula Ghifari senantiasa melangitkan doa agar malam ini Gallen tidak pulang.Entah apa yang dilakukan anak lelakinya itu di luar sana hingga polisi menyambangi kediaman mereka untuk mencarinya.Tidak! Gallen tidak boleh tertangkap. Dia tulang punggung keluarga. Harapan masa depan keluarga mereka.Sialnya, semesta sedang tak berpihak kepadanya. Jantung Ghifari berdebar-debar ketika mendengar suara pintu diketuk beserta salam. Itu Gallen!Bertolak belakang dengan kegundahan Ghifari, Harris tersenyum semringah. Tak sia-sia dia mendekap sabar untuk menunggu Gallen. Akhirnya sebentar lagi dia akan bertemu dengannya.Seumpama hujan turun setelah sekian lama kemarau panjang, hati Harris girang bukan kepalang. Jiwanya menari riang.Namun, dia berjuang untuk mengendalikan diri.Ghifari mengode Gallen d
Read more

Bab 55

Pagi hari, Gallen merasakan tubuhnya pegal-pegal dan letih, meskipun sudah mandi. Itu karena dia gelisah sepanjang malam dan tidak dapat tidur dengan nyenyak.Otaknya terus memikirkan permintaan Harris. Dasar polisi aneh! Baru kenal, tapi sudah berani mengajukan permintaan yang begitu berat untuk dipenuhi.Bukannya tidak mau, tapi Gallen sudah berencana untuk menjalani hidup sebagai rakyat biasa demi menyelesaikan misi balas dendam."Kau bisa saja mengelabui orang lain, tapi aku tidak. Aku dapat mengenali kemampuanmu. Jadi, kuharap kau mau membantuku."Gallen masih bungkam.Harris terus merayu. "Tentu kepolisian akan membayar jasamu dengan sepadan.""Saya minta maaf, Pak. Ini bukan masalah uang, tapi—""Kepolisian akan menjamin keselamatan keluargamu," potong Harris.Ia pikir Gallen menolak tawarannya lantaran takut keselamatan keluarganya terancam.Gallen menggeleng."Aku pulang dulu. Kuberi kau waktu untuk berpikir hingga besok."Ha
Read more

Bab 56

Willy menyambut hangat kedatangan Gallen. Senyuman lebar merekah di bibirnya. "Saya akan mengantar Anda ke ruangan."Perasaan Gallen cukup puas melihat kondisi ruangan perusahaan barunya. Bersih dan terkesan modern dengan sedikit sentuhan bernuansa Eropa pada interiornya.Tidak lama setelah Gallen tiba ruangannya, terdengar suara ketukan pintu, lalu seseorang masuk. Gadis bertubuh langsing dengan setelan berwarna putih gading.Willy segera memperkenalkan Gallen. "Ini Tuan Gallen Kyler, pewaris Tuan Besar Dirga. Dialah pemilik perusahaan ini yang sebenarnya.""Senang bertemu langsung dengan Anda, Tuan Kyler!"Gadis itu membungkuk hormat. Suaranya yang lembut, tetapi tegas, terdengar merdu di telinga Gallen. Sesaat ia seakan terhipnotis. Lalu, mengangguk ringan.Hatinya bertanya-tanya apa posisi gadis itu di perusahaannya. Apa dia sekretaris pribadi yang disiapkan Willy untuknya?"Tuan Kyler, ini Nona Hanum Bramantyo."Kembali Gallen mengangguk pelan.Me
Read more

Bab 57

"Jangan harap kau bisa melarikan diri!""Kau akan menyesali keputusanmu menangkapku.""Omong kosong!"Petugas keamanan itu memperkuat cengkeramannya pada baju Gallen.Sebenarnya sangat mudah bagi Gallen untuk membebaskan diri, tetapi dia tidak ingin menarik perhatian para karyawan."Jalan!" Lelaki itu mendorong Gallen."Sebaiknya kau segera melepaskan aku!""Diamlah! Kepala keamanan yang akan menentukan nasibmu!"Tiba di ruang keamanan, lelaki itu melepaskan cengkeramannya dari baju Gallen sambil mendorongnya dengan tenaga penuh.Gallen jatuh tersungkur dan nyaris mencium lantai."Dia penyusup. Aku melihatnya keluar diam-diam dari ruangan presdir," lapornya pada sang komandan, Romli."Benarkah?"Romli mengernyit. Tidak sembarang orang boleh menginjakkan kaki di ruangan presdir. Bagaimana bisa seorang gembel masuk ke sana?Romli mengitari Gallen. Memperhatikan penampilannya sambil memukul-mukul telapak tangannya dengan pentungan yang terbuat
Read more

Bab 58

"Biarkan aku pergi! Kalian telah menyita waktuku.""Dalam mimpimu! Sekali kau menginjakkan kaki di ruangan ini, jangan harap kau keluar sebelum mendapatkan hukumanmu!"Rahang Romli makin mengeras. Semakin dekat jaraknya dengan Gallen, bertambah tajam sorot matanya."Lebih baik kau berkata jujur! Jika tidak, kupastikan kau akan membusuk di penjara!""Sudah kubilang, aku ke sini untuk bertemu dengan seseorang.""Berhenti membohongiku! Kau pikir aku buta?!" Darah Romli mendidih hingga ke ubun-ubun. "Ini bukan penampungan barang bekas. D & Co adalah perusahaan berskala internasional. Siapa karyawan bodoh yang bersedia membuat janji temu denganmu di sini?""Siapa? Ayo beritahu aku!" Suara Romli makin menggelegar.Tanpa sadar Gallen tersenyum tipis mendengar kalimat terakhir Romli.Lelaki itu sepertinya lupa kalau dia hanya seorang kepala keamanan. Lagaknya sudah seperti petinggi perusahaan saja."Apa pentingnya aku memberitahumu?""Heh, Bocah!
Read more

Bab 59

"Kenapa harus aku? Bukankah kau yang meragukan penjelasanku? Buktikan saja sendiri!""Alah! Bilang saja kau mengelak," ledek Romli, "Kau sedang berusaha mengatur siasat agar bisa melarikan diri. Iya, kan?"Romli menekan pentungan ke pinggang Gallen lebis keras. "Ayo ngaku!"Sekali lagi terpaksa Gallen mengalah. Ia merogoh kantong dan mengeluarkan ponsel."Bagaimana kalau aku berhasil mendatangkan Nona Hanum ke sini?"Romli nyaris menyemburkan ludah lantaran kaget mendengar pertanyaan Gallen."Tidak mungkin!""Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selama Allah berkehendak. Tugas manusia hanya berusaha.""Aku tidak butuh ceramah darimu! Berhentilah berbicara omong kosong! Buktikan saja!"Gallen mencari nama Hanum di daftar kontak. Namun, sebelum dia menemukannya, sebuah nama terpampang di layar, disertai bunyi dering."Wow! Kau bahkan juga berpura-pura menyimpan nomor ponsel Tuan Willy Johans!" pekik Romli, tak sengaja mengintip layar ponsel Galle
Read more

Bab 60

"Perusahaan ini akan menderita banyak kerugian di masa depan jika karyawan di lini depan memiliki sikap seperti mereka."Nada bicara Gallen terdengar santai dan tanpa tekanan. Namun, bagi Hanum dan Willy, setiap kata yang meluncur dari bibir Gallen terasa menusuk tajam pada titik sakit mereka, bagai potongan besi runcing dengan suhu tinggi menancap di kulit."Hal seperti ini tidak akan terjadi lagi, Tuan. Percayalah!"Willy melirik Romli dan Juki dengan sudut mata laksana tatapan elang, membuat sekujur tubuh mereka merinding."K–kami janji akan memperbaiki diri, Tuan!"Romli dan Juki memburu Gallen dengan cara berjalan di atas kedua lutut.Setelah Gallen tak lagi terlihat, Willy memperingatkan Romli dan Juki."Sekali lagi kalian melakukan kesalahan, kalian dipecat!"Sebagai hukuman, Hanum menurunkan jabatan Romli dan Juki.Romli dicopot dari posisinya sebagai kepala keamanan menjadi anggota. Sementara Juki dialihtugaskan sebagai office boy.
Read more
PREV
1
...
45678
...
45
DMCA.com Protection Status