Share

Bab 56

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Willy menyambut hangat kedatangan Gallen. Senyuman lebar merekah di bibirnya. "Saya akan mengantar Anda ke ruangan."

Perasaan Gallen cukup puas melihat kondisi ruangan perusahaan barunya. Bersih dan terkesan modern dengan sedikit sentuhan bernuansa Eropa pada interiornya.

Tidak lama setelah Gallen tiba ruangannya, terdengar suara ketukan pintu, lalu seseorang masuk. Gadis bertubuh langsing dengan setelan berwarna putih gading.

Willy segera memperkenalkan Gallen. "Ini Tuan Gallen Kyler, pewaris Tuan Besar Dirga. Dialah pemilik perusahaan ini yang sebenarnya."

"Senang bertemu langsung dengan Anda, Tuan Kyler!"

Gadis itu membungkuk hormat. Suaranya yang lembut, tetapi tegas, terdengar merdu di telinga Gallen. Sesaat ia seakan terhipnotis. Lalu, mengangguk ringan.

Hatinya bertanya-tanya apa posisi gadis itu di perusahaannya. Apa dia sekretaris pribadi yang disiapkan Willy untuknya?

"Tuan Kyler, ini Nona Hanum Bramantyo."

Kembali Gallen mengangguk pelan.

Me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 57

    "Jangan harap kau bisa melarikan diri!""Kau akan menyesali keputusanmu menangkapku.""Omong kosong!"Petugas keamanan itu memperkuat cengkeramannya pada baju Gallen.Sebenarnya sangat mudah bagi Gallen untuk membebaskan diri, tetapi dia tidak ingin menarik perhatian para karyawan."Jalan!" Lelaki itu mendorong Gallen."Sebaiknya kau segera melepaskan aku!""Diamlah! Kepala keamanan yang akan menentukan nasibmu!"Tiba di ruang keamanan, lelaki itu melepaskan cengkeramannya dari baju Gallen sambil mendorongnya dengan tenaga penuh.Gallen jatuh tersungkur dan nyaris mencium lantai."Dia penyusup. Aku melihatnya keluar diam-diam dari ruangan presdir," lapornya pada sang komandan, Romli."Benarkah?"Romli mengernyit. Tidak sembarang orang boleh menginjakkan kaki di ruangan presdir. Bagaimana bisa seorang gembel masuk ke sana?Romli mengitari Gallen. Memperhatikan penampilannya sambil memukul-mukul telapak tangannya dengan pentungan yang terbuat

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 58

    "Biarkan aku pergi! Kalian telah menyita waktuku.""Dalam mimpimu! Sekali kau menginjakkan kaki di ruangan ini, jangan harap kau keluar sebelum mendapatkan hukumanmu!"Rahang Romli makin mengeras. Semakin dekat jaraknya dengan Gallen, bertambah tajam sorot matanya."Lebih baik kau berkata jujur! Jika tidak, kupastikan kau akan membusuk di penjara!""Sudah kubilang, aku ke sini untuk bertemu dengan seseorang.""Berhenti membohongiku! Kau pikir aku buta?!" Darah Romli mendidih hingga ke ubun-ubun. "Ini bukan penampungan barang bekas. D & Co adalah perusahaan berskala internasional. Siapa karyawan bodoh yang bersedia membuat janji temu denganmu di sini?""Siapa? Ayo beritahu aku!" Suara Romli makin menggelegar.Tanpa sadar Gallen tersenyum tipis mendengar kalimat terakhir Romli.Lelaki itu sepertinya lupa kalau dia hanya seorang kepala keamanan. Lagaknya sudah seperti petinggi perusahaan saja."Apa pentingnya aku memberitahumu?""Heh, Bocah!

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 59

    "Kenapa harus aku? Bukankah kau yang meragukan penjelasanku? Buktikan saja sendiri!""Alah! Bilang saja kau mengelak," ledek Romli, "Kau sedang berusaha mengatur siasat agar bisa melarikan diri. Iya, kan?"Romli menekan pentungan ke pinggang Gallen lebis keras. "Ayo ngaku!"Sekali lagi terpaksa Gallen mengalah. Ia merogoh kantong dan mengeluarkan ponsel."Bagaimana kalau aku berhasil mendatangkan Nona Hanum ke sini?"Romli nyaris menyemburkan ludah lantaran kaget mendengar pertanyaan Gallen."Tidak mungkin!""Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selama Allah berkehendak. Tugas manusia hanya berusaha.""Aku tidak butuh ceramah darimu! Berhentilah berbicara omong kosong! Buktikan saja!"Gallen mencari nama Hanum di daftar kontak. Namun, sebelum dia menemukannya, sebuah nama terpampang di layar, disertai bunyi dering."Wow! Kau bahkan juga berpura-pura menyimpan nomor ponsel Tuan Willy Johans!" pekik Romli, tak sengaja mengintip layar ponsel Galle

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 60

    "Perusahaan ini akan menderita banyak kerugian di masa depan jika karyawan di lini depan memiliki sikap seperti mereka."Nada bicara Gallen terdengar santai dan tanpa tekanan. Namun, bagi Hanum dan Willy, setiap kata yang meluncur dari bibir Gallen terasa menusuk tajam pada titik sakit mereka, bagai potongan besi runcing dengan suhu tinggi menancap di kulit."Hal seperti ini tidak akan terjadi lagi, Tuan. Percayalah!"Willy melirik Romli dan Juki dengan sudut mata laksana tatapan elang, membuat sekujur tubuh mereka merinding."K–kami janji akan memperbaiki diri, Tuan!"Romli dan Juki memburu Gallen dengan cara berjalan di atas kedua lutut.Setelah Gallen tak lagi terlihat, Willy memperingatkan Romli dan Juki."Sekali lagi kalian melakukan kesalahan, kalian dipecat!"Sebagai hukuman, Hanum menurunkan jabatan Romli dan Juki.Romli dicopot dari posisinya sebagai kepala keamanan menjadi anggota. Sementara Juki dialihtugaskan sebagai office boy.

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 61

    Gallen mengecek tangannya, seperti orang bodoh. Bersih. Dia pun memamerkannya pada si gadis SPG."Tanganku bersih, Nona. Jadi, tidak akan mengotori motor ini.""Tetap nggak boleh! Keringatmu pasti akan meninggalkan jejak!"Gallen menahan napas untuk sesaat. Sebagai seseorang yang terbiasa bergelut dengan kendaraan, ia ingin merasakan kemulusan motor itu melalui sentuhan."Ini dua puluh lima juta. Kamu mau bayar cash atau kredit?"Gadis itu enggan berlama-lama melayani Gallen. Wajahnya tidak ramah sama sekali saat menyebutkan harga."Aku belum mengeceknya."Gadis itu melotot. "Semua motor di sini baru dengan kualitas yang terjamin bagus. Kalau kamu tidak punya uang, pergi sana! Cari saja motor bekas!"Pelanggan lain masuk. Gadis itu segera menyongsongnya sebelum didahului oleh rekannya. Dia meninggalkan Gallen begitu saja.Gallen bengong, memperhatikan pengunjung yang baru tiba—seorang lelaki paruh baya dengan setelan kantor yang terlihat rapi dan gagah

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 62

    Gallen berbalik. Guntur menyusulnya.Gallen mengerutkan alis. Samar-samar ia merasa pernah melihat lelaki itu sebelumnya, tetapi entah di mana."Saya Guntur. Ayahnya Ara." Guntur memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan.Rasa penyesalan telah mematri kuat wajah Gallen dalam ingatannya.Sering kali ia mengutuk diri karena telah menyakiti Gallen, padahal lelaki itu adalah penyelamat putri semata wayangnya.Sebulan lebih ia mengerahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Gallen, tetapi tak pernah berhasil.Sekarang Tuhan memberinya kesempatan tak terduga. Ia tak akan menyia-nyiakannya."Saya minta maaf karena telah salah paham pada Anda. Saya benar-benar menyesal. Tolong ... maafkan saya!"Gallen tercengang. Guntur berlutut tanpa memedulikan keramaian pengunjung di show room itu.Gallen melihat sekeliling. Semua orang menatap adegan mereka dengan kening berkerut. Tiba-tiba perasaan canggung membuat Gallen gugup. Ia tidak suka menjadi pusat p

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 63

    Gendhis bersiap pergi dengan perasaan nelangsa. Langit masih ingin menguji kesabarannya."Sebentar, Nona!" Guntur memanggil Gendhis."Ya, Pak. Apa yang dapat saya lakukan untuk Anda?"Meskipun hatinya masih diselimuti perasaan kecewa, Gendhis tetap bersikap profesional dan menampakkan senyuman ramah dan tulus."Tolong urus proses jual beli motor ini secepatnya!"Gendhis ternganga. Tak percaya dengan pendengarannya. Sedetik kemudian ia tersadar dan buru-buru menyahut, "Baik, Pak! Boleh saya minta foto kopi KTP Bapak?""Tapi, Pak, saya yang melayani Anda!" protes Inez."Maaf, Nona! Nona Gendhis yang melayani anak muda ini dari awal." Guntur menepuk pundak Gallen.Gallen cepat tanggap. Ia membuka dompet, kemudian menyerahkan foto kopi KTP Falisha kepada Gendhis."Maafkan kealfaan saya. Saya bahkan belum tahu nama Anda," aku Guntur, sedikit salah tingkah. "Ara bersikeras merahasiakannya dari saya.""Gallen, Pak. Saya yang seharusnya minta maaf."Seba

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 64

    "Gallen berengseeek!" Laura memaki jengkel.Berulang kali ia berteriak menyerukan nama Gallen, tetapi lelaki itu tak mendengar."Ia pasti sengaja menghindariku," gerutunya, menoleh ke arah show room dari mana Gallen keluar. Tergesa-gesa ia melangkah ke sana."Selamat siang, Nona!" sapa Inez dengan nada lesu.Penyesalannya pada Gallen masih menyisakan bekas, tetapi ia tetap memaksakan bibirnya mengukir senyum."Nona mau model apa? Atau mau lihat-lihat dulu?""Oh, tidak. Aku cuma mau nanya."Muka Inez berubah masam mendengar jawaban Laura."Kami jualan motor, Nona, bukan biro informasi!"Laura mengerti. Ia membuka dompet, lalu menyelipkan beberapa helai lembaran merah ke tangan Inez.Inez mengamati sekeliling. Semua orang di show room itu terlihat sibuk dan tidak ada yang memperhatikan mereka.Cepat-cepat Inez menyimpan lembaran uang itu ke dalam saku."Apa yang dapat saya bantu, Nona?" Senyum Inez berubah ramah."Kamu tahu lela

Bab terbaru

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 448

    "Nyonya Bellona Hopkins?!" seru Gallen, kaget. "Tidak. Anda datang pada waktu yang tepat. Mari bergabung bersama keluargaku!""Iya, Nyonya. Ayo duduk sini!" Kimi menjemput Bellona."Terima kasih!" Bellona merasa terharu dengan sambutan Gallen dan keluarganya. "Sebenarnya, aku ke sini ingin minta maaf pada Gallen atas namaku dan juga Atha. Aku terlalu serakah dan mementingkan anakku.""Seorang ibu selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Itu bisa dimaklumi, Nyonya," sahut Gallen. "Kami juga minta maaf karena telah melaporkan Anda dengan beberapa tindak kejahatan yang tidak Anda lakukan."Wajah Gallen kecut, merasa bersalah."Itu bukan kesalahanmu sepenuhnya. Wanita berhati iblis itu yang sangat pandai menipu orang." Muka Bellona menggelap. "Kalau aku tahu Bibi Rose menggunakan wajahku untuk berbuat jahat, aku pasti telah lebih dulu menyeretnya ke penjara. Dia benar-benar licik!""Dia pasti mempelajari keterampilan make-up saat berada di Korea Selatan," timpal Kimi."Betul. Itu ar

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 447

    Gallen melangkah gontai memasuki rumah. Ia melewati Grizelle yang duduk santai di ruang tengah begitu saja.Namun, ketika sudut matanya menangkap bayang Grizelle saat hendak menaiki tangga, ia berbalik.Tanpa malu-malu ia merebahkan diri dan meletakkan kepala di pangkuan Grizelle yang duduk berjuntai di atas sofa.Grizelle mengelus rambut Gallen yang jatuh ke kening."Kamu dari mana saja? Aku sangat khawatir. Teleponmu tidak aktif."Gallen merogoh saku, mengeluarkan ponsel. "Ck! Baterainya habis.""Sini! Kubantu mengisikan dayanya.""Nanti saja! Aku masih mau seperti ini." Gallen menaruh ponsel di atas meja, lalu melingkarkan lengan pada pinggang Grizelle.Saat hatinya sedang galau dan pikiran kacau, berbaring di pangkuan Grizelle bikin nyaman.Wangi vanila berpadu dengan aroma alami tubuh Grizelle menghadirkan perasaan tenang di hati Gallen.Setelah cukup lama menikmati kehangatan pangkuan Grizelle, Gallen bangkit. Mengecup kening Grizelle."Terima kasih. Bersamamu, aku selalu merasa

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 446

    "Kenapa? Kaget? Hahaha ...."Wanita itu tak peduli dengan keberadaan polisi dan tangannya yang terbogol. Ia tertawa, seperti telah kehilangan kewarasannya.Gallen bukan hanya kaget, tapi syok. Tak menyangka orang yang selama ini dikenalnya begitu baik dan berada di pihaknya, ternyata merupakan dalang dari segala kemalangan yang menimpa keluarganya."Bibi Rose, katakan bahwa ini tidak benar!""Hahaha ... sayangnya, inilah kenyataannya."Gallen menggeleng-geleng. Masih sulit memercayai kebenaran yang terpampang di depan mata."Kenapa, Bi? Bukankah nenekku selalu memperlakukan Bibi dengan baik?"Gallen masih ingat, walaupun samar, neneknya tidak pernah memperlakukan Bibi Rose dengan kasar.Rianna bahkan memercayai Bibi Rose menjadi pelayan pribadinya. Neneknya bahkan tak pernah perhitungan dalam membelikan pakaian dan memenuhi kebutuhan Bibi Rose.Tapi lihat balasan yang diberikan wanita itu! Hanya pengkhianatan terhadap keluarganya."Baik? Cih! Nenekmu bahkan lebih licik dari seekor rub

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 445

    "Bro, target memasuki perangkap. Kau ingin melihat langsung?""Aku sudah berada di lokasi. Di mana kau?"Gallen berdiri di belakang sebuah tiang besar, mengawasi seorang wanita yang baru saja turun dari mobil.Wanita itu memakai setelan tunik dan celana panjang yang terlihat modis. Sehelai masker dan kacamata hitam berbingkai lebar menutupi wajahnya yang lonjong.Sebuah topi bulat dengan hiasan sekuntum bunga teratai mekar meneduhi wajahnya yang tersembunyi dari terik matahari."Arah jam sembilan."Gallen mengerling ke titik yang disebutkan. Tampak bayangan Regan duduk di belakang roda kemudi, berlagak sedang membersihkan dashboard. Namun, matanya sering kali mengerling ke pintu gerbang."Aku pada titik jam satu."Pandangan keduanya segera bertemu begitu Gallen menutup panggilan telepon.Regan tersenyum seraya mengangguk ringan.Wanita itu telah memasuki lobi hotel. Regan mengikuti dari belakang layaknya juga seorang pengunjung.Gallen berjalan memutar. Memasuki hotel lewat pintu khusu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 444

    "Laura, memaafkan dan kembali bersama adalah dua hal yang berbeda! Jangan mengharapkan lebih dari apa yang dapat kuberikan dan pantas untuk kau dapatkan!"Binar di mata Laura sirna seketika. Tatapannya luruh ke tanah."Tapi aku masih sangat mencintaimu, Gallen! Tak bisakah kamu menceraikan istrimu dan kembali padaku?""Laura, rumah tangga bukan hanya tentang rasa cinta, tapi tentang komitmen dan saling percaya."Cinta adalah ungkapan rasa hati. Dan asal kau tahu, hati itu sangat rapuh. Mudah sekali terbolak-balik, seperti musim yang terus berganti."Sementara komitmen adalah keteguhan hati dalam memegang janji suci. Tak peduli sekuat apa semesta mengguncangnya, ia tak akan berubah. Tetap setia melewati berbagai cobaan dan rintangan."Namun, sekali komitmen itu hancur, maka yang tersisa hanyalah serpihan tak berwujud, dan tak akan pernah bisa kembali utuh seperti semula."Kau bukan hanya telah menghancurkan komitmen cintamu denganku, Laura, tapi juga telah membuangnya. Apa lagi yang bi

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 443

    Hening!Orang itu tak menyahuti perkataan Gallen. Ia sama sekali tak membantah tuduhan Gallen."Siapa kau?"Gallen menekan beberapa titik di punggung orang itu dengan gerakan cepat. Mengunci tubuhnya agar tak bisa melarikan diri."Kamu apakan badanku, hah?! Lepaskan aku!"Gallen terkesiap. Ternyata sosok yang bersembunyi di balik coat panjang dengan kepala tertutup hoodie lebar itu adalah seorang perempuan."Kau tidak akan ke mana-mana sebelum aku mendapatkan apa yang kuinginkan darimu," bisik Gallen, dengan nada penuh penekanan.Beberapa pasang mata, dari orang-orang yang melintas hendak keluar masuk Rumah Sakit, mengerling curiga pada Gallen.Gallen pindah ke hadapan wanita itu. Tegak dengan sebelah tangan bersembunyi dalam saku celana.Posisi mereka seperti dua orang kenalan yang saling bercengkerama.Keinginan wanita itu untuk kabur dari Gallen melebihi kuatnya terjangan ombak yang mengempas batu karang. Sayang, sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan."Tolong, lepaskan aku! Aku janj

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 442

    "Ada apa ini? Kenapa semua terlihat canggung?" tanya Grizelle, merasa tak enak hati karena masuk tanpa mengetuk pintu."Ah, itu hanya perasaanmu saja!"Gallen menyongsong Grizelle, mengambil alih tas berukuran kecil, yang berisi pakaian Kimi."Instingku tak pernah salah," bisik Grizelle. "Aura ruangan ini agak aneh."Gallen tersenyum simpul. Ia akui Grizelle memiliki kepekaan yang luar biasa. Pantas saja ia tak pernah gagal dalam menyelidiki kasus kliennya."God! Ayah juga di sini?" seru Grizelle, bergegas menyalami Grath. "Huh! Sekarang aku tahu kenapa ruangan ini terasa aneh. Ternyata Adam dan Hawa bertemu kembali setelah terlempar dari surga ke belahan dunia yang berbeda.""Greeze, apa yang kamu katakan?" Pipi Kimi merona merah.Perumpamaan yang disematkan Grizelle pada dirinya dan Grath menurutnya terlalu berlebihan."Wah, Ayah juga sudah sembuh? Luar biasa! Memang ya ... lelaki akan melupakan segala rasa sakit dan kesedihannya begitu melihat senyum menawan sang istri," imbuh Griz

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 441

    "Penjahat seperti David Kyler tidak akan mampu menyentuhku, Bu. Ibu tidak perlu mencemaskan aku. Pikirkan saja kesehatan Ibu! Ibu harus segera sembuh.""Kamu juga tidak perlu mengkhawatirkan aku secara berlebihan."Gallen meraih jemari Kimi. "Bu, aku takut. Jika terjadi sesuatu yang buruk pada Ibu, aku akan merasa bersalah seumur hidup. Aku akan dihantui perasaan menyesal.""Gallen, tidak ada yang perlu disesali dari sebuah takdir. Cepat atau lambat, kita semua akan meninggalkan dunia ini.""Aku tahu, Bu. Tapi aku akan menyesal karena aku belum sempat mempertemukan Ibu dengan ayah.""Kamu tidak perlu melakukan itu, Gallen." Kimi melengos. Matanya terasa panas."Kenapa? Apa Ibu tak lagi mencintai ayah?""Bukan. Bukan karena itu. Seumur hidupku, aku hanya mencintai satu orang pria. Dan Pria itu adalah ayahmu."Aku tidak pernah mencintai lelaki lain, dan tidak akan pernah bisa.""Tapi, kenapa Ibu tidak mau bertemu dengan ayah? Selama ini ayah juga menderita, Bu."Kimi berusaha untuk dudu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 440

    Bugh!Tendangan Gallen melempar David hingga menghantam dinding dan menyebabkan dinding itu jebol."Bawa dia!" titah Gallen pada dua orang anak buah Kenzie yang menonton aksinya."S–siap, Komandan!"Mereka gugup melihat kehebatan Gallen. Tak terbayang jika mereka yang berada di posisi David. Mengerikan.Cepat-cepat mereka mengangkat sosok David yang tergeletak di tanah.Suara dering ponsel memecah kesunyian di kamar isolasi Grath.Thomas meninggalkan komputer yang memuat laporan perkembangan kesehatan Grath. Berjalan sedikit menjauh setelah membaca nama Gallen pada layar monitor."Firasatku tidak enak menerima panggilan telepon darimu pagi-pagi begini," ujar Thomas dengan suara lirih."Apa istriku bersama Kakek? Aku tidak bisa menghubunginya.""Tidak. Ada apa?""Kek, kalau Grizelle datang menemui Kakek, tolong minta dia untuk ke rumah ibuku, mengambil baju. Ibuku dirawat di Rumah Sakit.""Ibumu dirawat?! Apa yang terjadi? Apa dia baik-baik saja?""Ceritanya panjang, Kek. Aku masih ada

DMCA.com Protection Status