Sial, tatapan dingin Gallen memaksa Kenzie untuk kembali mengunci mulut. Merepotkan sekali! Kalau saja Gallen tidak keukeh untuk menyembunyikan identitasnya, hal memalukan seperti ini tidak perlu terjadi.“Aku ke sini hanya untuk memenuhi undangan, bukan mengemis,” kata Gallen, tetap memasang wajah datar.“Terus saja membual!”“Hanya orang bodoh yang akan percaya pada kata-katamu.”Kedua pengawal itu tergelak serentak. Dianggapnya kejujuran Gallen tak lebih dari sebuah lelucon anak kecil yang sedang terhanyut dalam imajinasi konyol.Puas tertawa, salah satu dari mereka menepuk keras pundak Gallen, lalu berkata dengan air muka berubah serius, “Dengar, Bung! Kau boleh saja punya mimpi dan ingin merasakan cita rasa masakan mewah, tapi … tidak di sini tempatnya.”Pengawal itu memutar kepala dan mendaratkan pandangan pada papan nama ruangan yang ia jaga. Dia menyeringai sinis saat tatapannya
Read more