Rohim segera meluncur keluar dari kolong mobil. Berlari dan tegak mematung di tepi jalan hingga sosok Gallen benar-benar menghilang di kejauhan."Kang Deden merasa aneh nggak sih, Kang? Nggak biasanya bos bengong begitu.""Namanya juga hidup, Him. Ada pasang surutnya. Kadang senang, kadang sedih. Mungkin bos lagi ada masalah," komentar Deden, "biarkan sajalah! Kalau kita memang berhak untuk mengetahuinya, pasti nanti bos bakal cerita.""Ya kalau cerita. Kalau nggak?""Itu artinya bukan urusan kita. Begitu saja kok repot!" Deden menyudahi aktivitas mendandani motor di hadapannya, kemudian beralih ke motor di sebelahnya."Bikin penasaran, Kang!""Nah, ini ... yang begini bikin hidup nggak tenang. Kenapa harus pusing memikirkan hidup orang lain? Ada untungnya? Enggak, kan?""Yaelah, Kang ... namanya juga peduli.""Itu bukan peduli, Him, tapi kepo!""Lah apa bedanya?"Deden menjeda kegiatannya. "Umurmu berapa, Him?"Dengan polosnya Rohim menghitung j
Read more