Dua hari Gallen melupakan dunia psikometri. Dari pagi hingga sore, dia fokus bekerja di bengkel. Malam hari, ia bergelut dengan kumpulan data yang diterimanya dari Kenzie.Pagi ini, Gallen merasa badannya lebih segar dan penuh semangat. Tak henti-henti bibirnya mengukir senyum selama mematut diri di depan cermin.Tubuh kekarnya terbalut kemeja lusuh berwarna beige, dipadu dengan celana berwarna mocca. Terlihat sangat sederhana, tetapi tak membuat aura maskulin dan ketampanannya menjadi berkurang.Sosok Gallen justru terlihat sangat tenang dan berwibawa dalam penampilan bercorak hangat dan lembut itu.Saat dia memberikan sentuhan terakhir pada rambut, ponselnya memanggil lantang.Gallen menjangkau gawai di atas nakas. "Ada apa?" cerocosnya, begitu menyadari bahwa itu adalah panggilan dari Kenzie."Hanya ingin memastikan bahwa kau tidak kesiangan di hari pertamamu masuk kerja," sahut Kenzie dari seberang telepon, disertai kekehan pelan."Aku sangat menantikan
Read more