Di sisi arena latih bagian utara, prajurit Candikapura yang menolong Arya tengah terpaku. Ia menatap prajurit-prajurit Astagina latih tanding menggunakan pedang. Banyak perbedaan yang ia rasakan mulai dari gerakan dasar sampai lanjutan. Beberapa yang lebih baik coba ia duplikasi. “Mengapa tak kau coba latih tanding dengan prajurit Astagina?” sapa Arya sekaligus membuyarkan lamunan pria itu. “Gusti, Patih!” hormat prajurit itu. “Hamba tak berani, Gusti.” “Oh ya, sejak kemarin kau sudah berada di Astagina dan aku tak tahu siapa namamu,” Arya menjajari tubuh prajurit Candikapura itu yang berdiri tepat di bawah pohon rindang. “Hamba Danapati, Gusti,” jawab pria itu menunduk. Tubuhnya yang lebih tinggi dari Arya mencoba ia rendahkan agar Patih Astagina itu tak mendongak manakala menatapnya. “Namamu tak seperti nama seorang prajurit, Danapati. Apa kau masih keturunan punggawa Candikapura?” tanya Arya yang langsung membuat Danapati terkejut. “Ah, tidak. Itu hanya kebetulan, Gusti. Mungk
Baca selengkapnya