Share

188. Peninggalan

Prabu Warasena, Sakuntala dan puluhan orang mantan punggawa Astagina sudah tiba di sebuah penginapan tua tempat para pedagang perak dan tembaga bermalam. Namun seiring dengan kematian Ki Wungkung, tempat ini jadi terbengkalai. Meski jauh lebih baik dari pada bermalam di goa berhari-hari.

Semua orang bebas memilih kamarnya masing-masing. Sedang Prabu Warasena berkujung ke ruang usang milik gurunya, tempat biasa Ki Wungkung bermeditasi. Ia ingin mendapatkan tanda atau pun wangsit bagaimana caranya tetap dapat mengendalikan perdagangan perak dan tembaga meski Candikapura sudah tak ada lagi.

“Hendak kemana kau, Warasena?” tanya Sakuntala yang rupanya mengekori pria itu.

“Kau melupakan sesuatu, Sakuntala!” ujar Prabu Warasena dingin.

“Huh, tanpa istana dan rakyat mana mungkin kau menjadi raja!” omel Sakuntala, namun masih terus mengekori pria berselir sembilan itu.

“Sama sepertimu, bagaimana mungkin orang yang tak memiliki raja mengaku sebagai Senopati?” ledek Prabu Warasena.

“Kau benar,”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status