Pagi hari Sarah terbangun dengan perasaan yang luar biasa, ia bergelung ke sisi kiri dan ternyata Adrian tidak ada di situ. Sisi tempat tidurnya terasa dingin, berarti ia sudah pergi sejak tadi saat Sarah masih berada di dalam mimpinya. Sarah melihat sebuah kertas di nakas sisi tempat Adrian tidur dan mengambilnya. Ia membaca catatan pendek namun ditulis penuh rasa cinta."Maaf aku tidak membangunkanmu, tapi kamu tampak seperti bidadari saat sedang tidur dan aku tidak ingin membangunkanmu. Aku harus ke kantor dan kembali nanti sore. Tadi malam sangat luar biasa, aku mencintaimu!"Sarah melipat kertas itu dan memejamkan matanya. Sentuhan dan ciuman Adrian masih terasa di bibirnya, lehernya dan juga puncak dadanya. Luapan panas saat bibir Adrian menyentuh kulitnya, menggodanya dan bahkan ketika kejantanannya menghujam Sarah. Membelahnya hingga Sarah seperti menjadi terbelah dua. Jantungnya berdebar keras, ia ingat mereka tiga kali bercinta dua kali di larut malam dan satu kali saat din
Read more