"Aku suka mengecupi seluruh tubuhmu dan kita memiliki waktu sepanjang malam. Malam ini aku akan membuat tubuhmu mengingat sentuhanku sayang!" suara Adrian yang sedang berbisik parau di puncak payudaranya membuat Sarah mengigit bibirnya pelan.Meski sudah berasa seperti berabad lamanya mereka tidak bercinta, Adrian masih ingat cita rasa puting Sarah di dalam mulutnya. Jantungnya berdetak keras saat Adrian mengulum benjolan keras itu dengan mulutnya dan menjilati dengan lidahnya. Atau di sela-sela giginya saat ia menggigit pelan puting keras itu. Adrian masih mengingat dengan jelas semua itu tapi mungkin tidak bagi Sarah. Ini adalah pengalaman pertamanya pikir Adrian. Ia akan memberikan godaan seksual terhebat untuk Sarah sehingga ia akan mendesah dan mengerang keras di bawah tubuhnya.Jemari, lidah dan mulut Adrian bergantian untuk menyiksa Sarah dengan kenikmatan yang membuatnya mendesah senang. Rasa malu-malu yang tadi sempat menyergapi benak Sarah ketika ia bercumbu dengan Adrian s
Pagi hari Sarah terbangun dengan perasaan yang luar biasa, ia bergelung ke sisi kiri dan ternyata Adrian tidak ada di situ. Sisi tempat tidurnya terasa dingin, berarti ia sudah pergi sejak tadi saat Sarah masih berada di dalam mimpinya. Sarah melihat sebuah kertas di nakas sisi tempat Adrian tidur dan mengambilnya. Ia membaca catatan pendek namun ditulis penuh rasa cinta."Maaf aku tidak membangunkanmu, tapi kamu tampak seperti bidadari saat sedang tidur dan aku tidak ingin membangunkanmu. Aku harus ke kantor dan kembali nanti sore. Tadi malam sangat luar biasa, aku mencintaimu!"Sarah melipat kertas itu dan memejamkan matanya. Sentuhan dan ciuman Adrian masih terasa di bibirnya, lehernya dan juga puncak dadanya. Luapan panas saat bibir Adrian menyentuh kulitnya, menggodanya dan bahkan ketika kejantanannya menghujam Sarah. Membelahnya hingga Sarah seperti menjadi terbelah dua. Jantungnya berdebar keras, ia ingat mereka tiga kali bercinta dua kali di larut malam dan satu kali saat din
Sudah hampir lima belas menit Antonio berjalan mondar mandir di ruangan tengahnya dengan dikelilingi banyak anggotanya. Antonio sesekali mengumpati Adrian sambil berpikir keras. Bernard yang sejak tadi memperhatikan sikap bosnya yang sedang senewen memperhatikan dengan siaga. Ia tahu ia tidak boleh salah bersikap dan berkata-kata karena bos Mafia itu akan menjadi sangat sensitif akan apa yang dikatakan orang lain jika ia sedang senewen seperti ini."Sialan!!! Sialan!!! Dasar sialan... brani-beraninya pria sialan itu mendatangi tempatku. Apa kalian semua sudah tidak becus! Mengapa kalian tidak bisa menerka rencananya. Cari tahu apa rencana yang mereka ingin lakukan untuk menghentikan kita!" Bentak Antonio pada Bernard yang berdiri di depannya. "Tenang saja Tuan menurut saya itu hanya gertakan pria itu saja agar Tuan gentar. Kita sudah menguasai hampir separuh saham perusahaannya. Hanya masalah waktu semua perusahaan dan asetnya akan berada di tangan kita."Plak! suara tamparan menggem
Selepas semua anak buahnya ia minta untuk keluar dari ruangan Antonio menelepon Sarah. Terdengar suara senang Sarah dari seberang sana. Rupanya Sarah menyangka suami brengseknya lah yang meneleponnya namun ternyata ia salah. Dan ketika ia menyadari Antonio yang meneleponnya tentu saja suara Sarah terdengar sangat panik dan ia langsung mematikannya. Antonio tentu merasa tersinggung, kalau Sarah menutup teleponnya sehingga ia memilih untuk mengirimkan pesan pada wanita pujaannya itu."Aku sangat tersinggung sayang kamu menutup teleponku. Apa begitu cepat kamu berpindah suami dan hati. Seingatku kamu pun merasakan kepuasan saat kita bersenang-senang. Bukankah begitu sayang. Dan oh jangan coba-coba mengadu pada pria sialan itu kalau aku menghubungimu kalau kamu tidak mau melihat suami tercintamu menjadi bangkai. Dan jangan pernah tidak mengangkat teleponku! jika kamu mengabaikannya aku akan langsung membunuh suamimu! Turuti semua perintahku jika kamu ingin pria itu tetap hidup. I will alw
"Sudah beres semuanya Pak! Kasino dan klub terbesar Antonio akan segera ditutup pak. Laporan dari pihak kita tentang bisnis ilegal terbesarnya dan dukungan yang kita janjikan kepada gubernur di kampanye mendatang membuat pejabat itu mengerahkan sekua aparat untuk melakukan penutupan bisnis ilegal itu dan menjadikan Antonio tersangka kasus ini.""Bagus, tapi pastikan semua stasiun televisi, media online dan para buzzer melakukan tugasnya dengan baik. Agar pejabat itu tidak berkhianat pada Antonio atau takut akan ancaman Antonio kita harus membuat kasus ini menjadi viral secepat mungkin. Agar pejabat atau oknum korup tidak bisa ditekan atau diancam oleh Antonio baik dengan uang maupun kekerasan." Adrian memandang ke luar gedung-gedung tinggi dari balik jendela ruangannya. "Tenang saja pak, kami sudah pastikan Antonio akan terpojok sehingga ia tidak bisa membebaskan dirinya kali ini." Henri kembali meyakinkan atasannya yang sedang merasa gundah itu."Baik setelah ini Henri aku yakin, di
Adrian tahu bahwa ada sesuatu yang salah ketika teleponnya berdering. Polisi mengabarinya kalau rumahnya telah dibobol dan telah terjadi baku tembak antara pengawalnya dan para penjahat. Jantung Adrian langsung berdetak kencang, ia tahu itu adalah perbuatan Antonio dan Sarah dalam keadaan bahaya. "Istri saya, istri saya apakah ia baik-baik saja?" Adrian bertanya pada inspektur polisi yang meneleponnya untuk memberikan kabar."Sayangnya istri anda tidak bisa kami temukan di mana pun pak Adrian. Tapi kami sedang mencari jejaknya sekarang dan...." belum sempat inspektur polisi menyelesaikan kata-katanya, Adrian sudah menutup panggilan itu dan segera melesat mengambil jasnya."Hendri kumpulkan anak buahmu sebanyak-banyaknya. Rumah diserang dan Sarah menghilang. Ini pasti perbuatan mafia itu.""Baik pak..." sambil menelepon semua anak buahnya yang tersisa, Henri dan satu pengawalnya ikut berlari ke dalam mobil Adrian.Mobil Adrian melesat begitu cepat membelah jalanan. Mobil itu bahkan me
Mobil Adrian menerobos ganas masuk ke dalam properti Antonio. Ia menekan gasnya lebih cepat dari pada ia menarik nafasnya. Menggila. Ya Adrian menggila karena khawatir keselamatan istrinya. Ia tidak lagi berpikir apa yang akan menantinya di dalam sana. Ia tidak lagi ingin berpikir, ia hanya ingin segera membuat kesempatan agar Henri bisa menyelamatkan Sarah. Ia sudah membuat Henri berjanji agar menyelamatkan Sarah bagaimana pun cara dan resikonya. Ia tahu Antonio begitu sinting hingga bisa melakukan semua cara untuk memiliki Sarah dan Adrian takut jika Sarah menolak maka pria sinting itu akan mencelakainya. Darah mengalir deras di pembuluh darahnya, jantungnya berdebar keras dan tangan di kemudinya basah oleh keringat ketika ia kembali menekan pedal gas dengan tekanan penuh. Adrian tidak melihat siapapun di tanah Antonio dan ia yakin Henri dan anak buahnya sudah bergerak mencari jalan masuk yang aman untuk memback-up kegilaan Adrian untuk menerobos masuk. Bukan sekali dua kali Henri
Anak buah Henri sudah berada di depan pintu pondok ketika bunyi tembakan dari pistol Bernard meletus. Dengan sigap kedua anak buah Henri bersembunyi dan meletuskan amunisi balasan. Saat Bernard dan anak buah Henri terlibat baku tembak, Henri mengirim lagi satu anak buahnya untuk berlari menuju batu besar. Ia berencana mengepung Bernard di batu besar."Sial Bernard bisa terpojok kalau terus begini!" seru Antonio kesal melihat baku tembak di bawah bukit. "Kalian berdua! Cepat turun lindungi Bernard." ucap Antonio sambil memaki."Lalu siapa yang akan melindungimu bos!" tanya si anak buah banyak mulut."Saya bukan anak balita yang harus dijaga! Cepat bantu Bernard amankan wanita itu tetap di pondok! Antonio melihat kedua anak buahnya turun dengan lincah membantu Bernard.Henri melihat dua mafia turun untuk membantu Bernard, ia segera meletuskan pistolnya dan mengenai dada satu anak buah Antonio."Sial!" ucap Antonio melihat anak buahnya rubuh, ia lalu memutar untuk turun ke area baku temb
Leo meraup tubuh Becca dan membawanya ke kamar mandi. Menurunkannya di bawah shower. Leo menyalakan air di shower itu dengan kecepatan yang pelan. Membuat air menimpa tubuh mereka yang panas."Akuilah Becca kamu masih mencintaiku, kalau tidak bagaimana kamu bisa mengerang begitu keras saat ku setubuhi tadi!""Tidak, aku tidak mencintaimu! Aku membencimu!"Melihat pemandangan tubuh Becca yang basah dan molek dan penolakannya yang munafik membuat hasrat Leo meledak.Dengan bernafsunya, Leo melumat bibir wanita itu, Becca menggigit bibir Leo sehingga pria itu menghukumnya dengan menarik putingnya keras dan saat Becca mengaduh, lidahnya membelit dengan bergairah memberikan kenikmatan luar biasa bagi mereka berdua.Leo mendesak kasar tubuh Becca hingga menempel ke tembok marmer dingin tempat mandi shower itu. Sehingga kedua bokong Becca menempel, menekan marmer yang terasa dingin di kulitnya itu."Aku akan membuktikan kalau kamu masih mencintaiku Becca! Aku akan m
Becca sangat cantik sekali, Leo mengakui itu. Ia seorang laki-laki normal. Apalagi ketika ia melihat puncak payudara Becca yang lebih menonjol dari yang diingat Leo. Mungkin karena ia menyusui putranya sehingga kedua putingnya terlihat lebih menggairahkan.Apalagi bagian intim Becca yang sangat dirindukan Leo untuk dimasukinya, membuat Leo meneguk ludahnya berkali-kali.Kejantanan Leo berdenyut-denyut. Miliknya telah menegang maksimal ketika membayangkan membenamkan dirinya jauh-jauh ke dalam tubuh Becca.Leo meruntuki dirinya sendiri karena merasa terangsang hanya karena melihat tubuh Becca yang telanjang."Please Leo...." desah Becca memohon, entah apa yang ia minta.Erangan pelan keluar dari mulut Becca ketika Leo melumat bibirnya. Lidahnya sangat menuntut Becca untuk membalas ciumannya. Mereka berciuman dengan tergesa membuat nafas Becca tersengal-sengal."I want you to ride me !" Leo mengangkat Rebecca ke atas pangkuannya.
Leo memecah jalanan Ibukota yang ramai dengan mobil sport nya. Informasi terbaru tentang Rebecca membuat ia melupakan sejenak gairahnya yang membludak. Ini teramat penting sehingga Leo menambah kecepatan mobilnya seperti pembalap yang sedang mengikuti lomba."Lacak di mana Rebecca sekarang berada dan tahan sampai saya datang!" Leo memberi perintah melalui pengeras suara teleponnya di mobil oada orang kepercayaannya.Konsentrasinya kembali terpusat pada jalanan di depannya. Ia tidak sabar untuk menemui wanita itu. Hanya dalam lima belas menit ia telah sampai di parkir VIP tempat Rebecca telah ditahan oleh orang kepercayaannya.Leo turun dari mobil dan menghampiri Rebecca yang tampak ketakutan dihadang orang tidak dikenal. Ternyata ia dipancing oleh orang kepercayaan Leo dengan iming-iming informasi terbaru tentang kedua orangtuanya yang masih ia cari sampai sekarang. Ia ditahan di sebuah mobil di parkiran VIP ini sambil menunggu Leo datang menjemputnya."Ikut aku!" Leo menarik tangan
Leo menemani Abigail berbelanja hampir ke seluruh store di mall itu. Mulai berbelanja tas, sepatu, pakaian dan juga aksesoris branded.Selama berbelanja, tubuh Leo bebas untuk digelayuti Abigail untuk bersandar, dipeluk dan digandeng."Okey sekarang barang-barang ini akan diantar langsung ke Penthouse mu Abigail! Karena sudah waktunya makan malam maka sebaiknya kita pergi ke sebuah restoran." usul Leo langsung ditanggapi Abigail dengan anggukan dan gandengan tangannya. Mengajak Leo ke sebuah restoran favorit gadis itu tidak jauh dari sana."Aku akan memanggil driver, jadi kita bisa membuka sebotol Champagne!" Leo memanggil pelayan dan segera menyuruhnya membawa dua gelas dan sebotol Champagne untuk mereka berdua.Abigail menyesap Champagne-nya, lalu Leo mengajaknya bertoast dan meminum Champagne itu sampai habis.Ketika ia lihat Abigail tampak sedikit mabuk, Leo mulai mengajukan pertanyaannya."Abi, apa benar Allen sudah menikah sekarang?" tanya Leo serius pada gadis yang mulai tersen
Selama lima tahun pria itu terus bersembunyi. Ia tidak bisa mempercayai siapapun sekarang. Tidak seperti lima tahun lalu saat ia mempercayai semua orang kepercayaannya dan juga asistennya yang tidak akan pernah mengkhianatinya. Tapi ternyata ia salah. Sampai ia mengetahui kebenarannya dari asisten yang telah menjadi orang terpercayanya sejak dulu.Kalau ia telah menikahkan putrinya pada orang yang hendak membalas dendam pada keluarganya. Pria itu marah dan menyesal setengah mati ketika putri tersayangnya sudah berada di negara belahan dunia yang lain.Pria itu pun sedang membangun kembali perusahaannya. Ia bekerja dengan diam-diam dengan menggunakan identitas lain dibantu oleh orang kepercayaannya.Di dunia bisnis ia dikenal sebagai pebisnis handal. Dalam jangka satu tahun satu perusahaannya berkembang menjadi 10 lalu dua tahun kemudian menjadi 50 perusahaan dan di tahun ke lima ini perusahaannya sudah bisa disejajarkan dengan perusahaan lamanya yang sudah diambil alih menantunya."Ap
"Rebecca, berhenti kamu! Berhenti!" suara Leo terdengar keras memerintah.Tubuh Rebecca gemetar seketika, ia harus memikirkan jalan keluar untuknya secepatnya. Ia tidak ingin bertatapan dengan Leo sekarang ini."Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan!" bisik Rebecca berdoa dalam hatinya sementara ia mendengar langkah Leo terus mendekat di belakangnya.Saat ia mengira Leo sudah ada di belakangnya, Rebecca pun berbalik. Ia memasang wajah dingin dan acuh pada Leo di depannya."Oh Tuhan ini benar kamu Rebecca!" suara Leo begitu bergetar seperti seseorang yang sedang menemukan harta karun terbesarnya.Rebecca diam, memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Leo selanjutnya."Kemana saja kamu selama ini! Aku terus mencarimu tanpa henti!" Leo maju satu langkah namun secara refleks Rebecca pun mundur satu langkah. Menjauhi mantan suaminya itu."Maaf tapi aku harus pergi sekarang!" Rebecca menghindari tatapan Leo dan bermaksud seger
Matheo merogoh saku celananya, ia melihat kartu nama yang sempat diberikan Leo padanya."Apa aku boleh meneleponmu di nomer ini?" tanya Matheo pada Leo saat ia memberikan kartu namanya itu di lobi."Of course, kalau aku senggang tentu aku akan mengangkat telepon kamu. Kalau aku sibuk nanti aku akan menelepon kamu balik."Biasanya dia akan merasa terganggu dengan adanya anak-anak yang berisik tapi dia tidak merasa seperti itu pada Matheo."Baiklah kalau begitu aku akan meneleponmu jika kau tidak keberatan dengan itu!" Matheo mengulurkan tangannya mengajak Leo krmbali berjabat tangan menyetujui idenya.Leo tertawa sambil menyambut uluran tangan bocah itu. Entah mengapa dalam hatinya ia merasa sangat senang menghabiskan waktu bersama Matheo.Matheo memandang kembali kartu nama itu dan menaruh kontaknya di ponselnya. Ia lalu memandang Rebecca dengan lembut."Aku akan senang sekali kalau mom bisa berpacaran dengan pria baik i
"Tuan anda sangat tampan, apa anda sudah memiliki kekasih?" Matheo memperhatikan kenalan barunya itu, pria yang sangat tinggi dan tampan. tubuhnya bagus dan kokoh. Belum lagi pria itu sangat baik dan ramah terhadapnya.Leo tertawa anak kecil itu menanyakan apa ia memiliki kekasih, untuk apa ia perlu bertanya padanya."Kenapa? Apa ada seseorang yang ingin kau kenalkan padaku nak?" tanya Leo sambil tersenyum tipis."Tentu ada jika anda berminat berkenalan." jawab Matheo dengan cepat.Matheo memperhatikan jas yang dipakai pria itu dan jam tangannya terlihat sangat mahal dan pas di badan pria itu. Menyebabkan penampilan pria itu sangat sempurna dan tampak mahal.Leo tertawa, ia lalu mengelus rambut anak laki-laki itu."Itu bisa kamu lakukan nanti, mengenalkanku dengan wanita cantik dan baik tapi sekarang lebih baik kita mencari ibumu dulu. Mungkin sekarang dia sudah sangat khawatir kepadamu."Matheo mengangguk lalu berjalan bersama Leo, mencari ibunya di sekitar lobi. Namun ia tidak nelih
"Apakah itu tuan Leonardo Davis?" seorang wanita bergaun hitam berbelahan dada terbuka menatap penuh minat ke arah Leo yang sedang melintas di depannya."Ya betul itu tuan Leo, semakin tampan dan gagah saja setiap harinya. Tapi lihat siapa itu yang berada di sisinya? Pasti nona Abigail Burke!" wanita muda lainnya yang duduk bersama wanita bergaun hitam ikut memandang dan menimpali kata-katanya."Betul itu Abigail, gadis yang selalu berlagak seperti istri tuan Leo. Betapa menyebalkan! Lihat betapa mesranya dia menggandeng tangan tuan Leo. Aku benci tingkahnya yang seperti memiliki tuan Leo sepenuhnya padahal dia bukan siapa-siapa tuan Leo!" wanita ketiga yang duduk bersama itu menatap penuh iri ke arah Abigail.Pembicaraan ketiga wanita di restoran yang didatangi Leo dan Abigail terdengar samar di telinga Abigail dan membuat gadis itu semakin mengencangkan rangkulannya di lengan Leo."Dasar wanita-wanita yang iri! Lihat aku Abigail, satu-satunya wa