Home / Urban / Jerat Cinta Pembunuh Adikku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Jerat Cinta Pembunuh Adikku: Chapter 21 - Chapter 30

64 Chapters

Chap 21 - Dia, Xavier

“Tunggu!” seru seorang wanita yang seperti terlambat absen disusul dengan seorang pria yang berada di belakangnya dan berjalan dengan sangat santai. “Se-selamat pagi, Pak,” sapa Rachel yang sangat kaku karena ia bertemu dengan atasannya. Ia menggerakan siku-nya ke arah Avery agar Avery sadar dan menyapa bos-nya itu.“Selamat pagi, Pak!” sapa Avery salah tingkah saat tatapannya saling beradu dengan Xavier.. “Ehm … Pagi,” sapa Xavier sedikit berdehem. Ia melirik ke arah Avery yang seakan terlihat menunduk malu dan tidak mau memandangnya sama sekali. Ting!Lift berbunyi dan menandakan bahwa lantai yang dituju Avery dan Rachel sudah sampai.“Permisi, Pak,” pamit Rachel kepada Xavier sementara Avery tidak mau melihat wajah Xavier sama sekali, bahkan berpamitanpun enggan. Avery mengalami kesulitan untuk menutupi perasaannya yang sangat kesal terhadap seorang Xavier.“Belle … apakah kamu akan bekerja denganku disini? Apakah kamu tidak akan pergi ke Jerman la
Read more

Chap 22 - Apa Kamu Puas Memandangiku?

“Belle, apakah kamu tahu siapa yang berada di lift bersama kita tadi?” tanya Rachel kesal. Ia melihat tidak ada rasa hormat sama sekali yang ditunjukkan Avery kepada bosnya.“Aku tidak tahu,” jawab Avery santai sambil menggelengkan kepalanya.“Itu adalah CEO kita. Bos besar kita. Kamu wajib untuk sangat menghormatinya!” ucap Rachel seakan memberi perintah kepada Avery. Rachel adalah salah satu fans dari Xavier yang sangat tampan dan statusnya masih lajang. Bahkan hampir semua wanita lajang di kantor Vladimir Corp sangat mengidolakan Xavier.“Baiklah. Aku akan mengingatnya,” ucap Avery santai. Ia sendiri tidak peduli apa kedudukan Xavier di perusahaan ini.“Sekarang kamu masuk ke dalam, semua kandidat akan mengikuti tes masuk terlebih dahulu,” ujar Rachel merasa sedikit tidak senang karena pria yang ia sukai tidak dianggap oleh Avery.“Hei, tunggu!” seru Karina kepada Rachel dan Avery yang hendak memasuki ruang tes.“Ada apa, Mbak?” tanya Rachel sopan. Ia sangat men
Read more

Chap 23 - Kamu Jadi Sekertarisku

“Aku bertanya padamu, apakah kamu sudah puas memandangi ruanganku atau kamu sedang sedang memandangi diriku?” goda Xavier lagi sambil menatap Avery. “Ah … aku sedang melihat-lihat ruangan kerjamu. Hmm … Ruanganmu cukup sederhana untuk seorang CEO sekaligus pemilik perusahaan ini,” ejek Avery.“Haha … aku suka dengan pendapatmu. Aku memang lebih suka desain sederhana dan tidak rumit. Hmm … bukankah kamu seorang seniman?” sindir Xavier.“Tentu,” jawab Avery penuh percaya diri.“Mengapa seorang seniman melamar pekerjaan menjadi sekretaris?” goda Xavier lagi sambil menatap tajam Avery.“Seorang seniman juga membutuhkan uang dan pekerjaan tetap, dan perusahaanmu menawarkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan fantastis,” balas Avery santai.“Ah … baiklah. Silahkan duduk!” Xavier mempersilahkan Avery untuk duduk di sofa di depan meja kerjanya. Ia pun segera bangkit dari tempat duduknya menyusul Avery untuk berjalan menuju ke sofa yang berada di hadapan Avery.“Jadi
Read more

Chap 24 - Apa Kamu Punya Kekasih?

“Apakah kamu sudah memiliki kekasih sehingga tidak mau mengenalku lebih jauh dan menghindari diriku? ” tanya Xavier penasaran. “Aku tidak memiliki kekasih dan aku tidak tertarik memilikinya,” tegas Avery.“Kenapa? Apa kamu penyuka sejenis?” lanjut Xavier bertanya.“Maaf, bapak sudah memasuki ranah pribadi saya. Sebaiknya kita tetap bersikap profesional di dalam pekerjaan. Apabila bapak tidak tertarik untuk bekerja sama dengan saya secara profesional, maka saya undur diri terlebih dahulu.” Avery hendak berpamitan dengan Xavier karena ia mulai jengah dengan semua pertanyaan yang diajukan oleh pria yang ada di hadapannya ini. Jika ia tidak diterima sebagai sekertaris Xavier, ia akan mencari cara lain untuk menghancurkan Xavier. “Tunggu! Apakah aku mengatakan bahwa aku tidak menerimamu bekerja sama denganku?” tanya Xavier heran. Ia sangat bingung dengan wanita yang ada di hadapannya saat ini. Wanita ini berbeda 180 derajat dengan wanita yang berbicara dengannya di pesa
Read more

Chap 25 - Selamat Menikmati Kekalahanmu yang Pertama

Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan bagi Avery karena banyak yang harus ia pelajari dengan cepat di perusahaan Vladimir Corp. Karina acuh tak acuh terhadapnya sehingga ia mempelajari semua berkas proyek dan pekerjaan yang harus Xavier lakukan dengan cara otodidak. Beruntunglah Avery memiliki otak yang sangat cemerlang sehingga ia tidak terlalu banyak membutuhkan waktu untuk mempelajari apa saja tugas sebagai seorang sekretaris Xavier.“Belle, aku pulang dulu. Kamu rapikan semua berkas yang ada di meja ini. Jangan sampai ada tercecer!” ujar Karina memberikan perintah.“Iya, Mbak,” sahut Avery santai. Ia memang sengaja berlama-lama dengan berkas yang dimiliki Xavier untuk mempelajarinya lebih lanjut, mencari celah dimana ia bisa menghancurkan semua proyek yang dimiliki oleh Xavier saat ini. Karina berlalu dari hadapan Avery karena sudah tepat pukul lima sore, waktunya untuk pulang kerja. Ia tanpa basa-basi pergi dari hadapan Avery yang masih sibuk mengatur berkas yang
Read more

Chap 26 - Wanita Aneh

“Apakah kamu akan lembur saat hari pertama kerja?” “Kenapa tidak?” ucap Avery santai. “Loyalitas-mu sungguh hebat. Aku acungi jempol untuk kerja kerasmu.” Xavier mengacungi jempol di hadapan Avery sementara Avery tidak terlihat mempedulikannya.“ … ” Avery masih sibuk dengan dirinya sendiri. Merapikan semua yang ada di mejanya. Tadinya ia berniat mempelajari lebih lama berkas Sentosa Oil, tapi karena Xavier mengganggunya terus sehingga ia tidak mempelajarinya dengan baik, jadi lebih baik ia pulang saja agar bisa mempelajarinya lebih santai di apartemen.“Hei, aku sedang berbicara denganmu,” protes Xavier. Ia merasa sangat tidak dihargai oleh Avery.“Apa yang bapak perlukan saat ini? Ada yang saya bisa bantu?” tanya Avery memaksakan senyuman yang tidak tulus di wajahnya.“Bagaimana jika kita makan malam bersama?” ajak Xavier lembut kepada Avery.“Maaf, saya tidak tertarik,” tolak Avery ketus.“Kenapa?” “Saya rasa kita harus membedakan antara pekerjaa
Read more

Chap 27 - In Your Dreams!

Ting!Bunyi lift di lantai tujuan Avery sudah berbunyi. Pintu lift terbuka dan Avery bergegas keluar dari lift. “Tunggu!” Xavier menarik tangan Avery tanpa aba-aba. Bugh!Avery yang tidak siap dengan tarikan tangan Xavier tertarik ke arah dada Xavier dan mereka masuk lagi ke dalam lift. Kedua mata mereka saling bertatapan selama beberapa detik dan Avery yang baru menyadarkan diri bahwa ia sedang berpelukan dengan Xavier di dalam lift mencoba melawan untuk melepaskan diri dari Xavier tapi Xavier terus mendekapnya tanpa mau melepaskan Avery. Xavier malah lebih sengaja mendekap Avery lebih erat seakan tidak mau melepas Avery.“Boleh tolong lepaskan saya, Pak!” ucap Avery ketus sambil memandang tajam mata Xavier.“Tentu, tapi ada syaratnya,” goda Xavier.“Apa?”“Makan malam denganku!” goda Xavier sambil membisikkan permintaannya di telinga Avery.“In your dreams!” Avery kesal dan teramat kesal dengan kelakuan Xavier. Ia menginjak kaki Xavier dan langsung men
Read more

Chap 28 - Aku Akan Tegar, Rosa

Avery marah-marah di mobil. Ia sudah tidak tahu harus melampiaskan kekesalannya kepada siapa selain Aldi, orang yang paling dekat dengannya saat ini. Ia sendiri tidak memiliki teman di Jakarta, jadi mau tidak mau, orang yang menjadi tempatnya mencurahkan hati hanyalah Aldi. “Hais … betapa sialnya aku bertemu pria itu lagi.” Avery merutuki dirinya sendiri.“Apakah sebaiknya anda keluar dari kantor itu? Kita cari cara lain untuk membalasnya.” Aldi sangat geram karena majikannya menjadi korban pelecehan Xavier. Ia tidak mau Avery menjadi korban berikutnya dari Xavier setelah Rosalind.“Tidak. Aku harus menggunakan sifat genit Xavier untuk menjebaknya dan membuatnya bertekuk lutut kepadaku. Aku akan menjadikannya sebagai budakku dan akan kuhancurkan hati dan perusahaannya sekaligus,” tegas Avery penuh emosi. “Apakah hal itu tidak akan membuat anda terluka nantinya?” tanya Aldi penasaran. Ia tidak mau Avery terluka akibat Xavier terlebih lagi jika sudah bermain dengan h
Read more

Chap 29 - Tidak Ada yang Tahu Hati Manusia

“Tuan, apakah anda ingin makan malam di rumah?” tanya kepala pelayan kepada Xavier yang baru saja masuk ke dalam mansionnya.“Tidak. Aku ingin pergi terlebih dahulu bertemu dengan Jo,” balas Xavier kepada kepala pelayan yang baru saja membukakan pintu untuknya. Xavier memang sudah berjanji untuk bertemu dengan Jo, sepupunya yang bernama lengkap Jonathan Vladimir, si pembuat masalah tapi Xavier sangat menyayanginya seperti adik kandungnya sendiri. “Baiklah, Tuan.” Kepala pelayan itu segera undur diri dari hadapan Xavier.Xavier segera masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri. Ia sendiri juga membutuhkan hiburan karena pekerjaannya sangat menyita semua pikirannya. Setelah selesai merapikan diri, Xavier langsung keluar dari mansionnya. Verdi, supir Xavier selalu menemaninya ke semua tempat yang dikunjungi oleh Xavier. Ia menjadi orang kepercayaan Xavier untuk selalu menjaganya, terlebih jika Xavier sedang mabuk. Xavier tidak mau ia membuat kesalahan terutama membuat hami
Read more

Chap 30 - Jonathan Vladimir

Verdi sudah menyetir dan sampai ke club X, tempat Jonathan berada. Ia sendiri sudah terbiasa dengan tuannya yang selalu pulang mabuk atau dijebak oleh para wanita rekan bisnisnya dengan diberikan obat perangsang. Sehingga bukan hal aneh jika Verdi selalu menjaga Xavier dimanapun ia berada. Setidaknya ia mencegah hal fatal terjadi kepada tuannya. “Kita sudah sampai, Tuan,” ujar Verdi memberitahu tuannya yang masih dalam keadaan melamun memikirkan wanita yang ia sukai.“Kamu harus menyusulku! Aku tidak mau bermasalah dengan Jonathan lagi. Ia selalu memberikan obat ke minumanku. Kamu tahu itu, bukan?” ucap Xavier mencoba memperingatkan Verdi agar tidak terlalu lama memarkir kendaraannya.“Tentu, Tuan. Saya akan menyusul anda.”Xavier turun dari mobil dan masuk ke dalam club X. Ia segera mencari tempat VIP untuk bertemu dengan sepupunya yang nakal itu.Setelah masuk ke dalam kamar VIP, Xavier melihat Jo sudah mabuk berat. Ia bahkan mengusir semua wanita yang ada di d
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status