Home / Romansa / Duda Ganteng Meresahkan (Dugem) / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Duda Ganteng Meresahkan (Dugem): Chapter 41 - Chapter 50

98 Chapters

41. Kucing-Kucingan

Setelahnya, Alex dan Dini melanjutkan hubungan mereka secara sembunyi-sembunyi. Dosen tampan itu juga harus ekstra sabar dan hati-hati saat berhadapan dengan Dini."Pokoknya mulai sekarang kita buat kesepakatan!" tegas Alex ketika mereka berdua tengah berada di dalam ruang kerja sang dosen.Dini menatap wajah Alex terus menerus. "Kesepakatan apa, Pak?" tanyanya dengan wajah tersenyum."Meski kita berpacaran, tapi kita tidak boleh terlalu mencolok. Dan kamu juga jangan seenaknya sendiri, Din! Ingat, jika sampai ketahuan sebelum kamu lulus, kita berdua bisa berada dalam masalah serius," jelas sang dosen."Iya, Pak. Saya tahu. Lagian saya kan juga selalu sembunyi-sembunyi," jawab Dini apa adanya."Iya, sih. Tapi bisa nggak mulai sekarang kamu jangan sering-sering ke ruanganku? Hal ini bisa memancing rasa curiga," ujar Alex memperingatkan.Dini mengernyitkan dahinya. "Kok gitu? Terus kalau saya kangen gimana? Di rumah kan nggak bisa sering main
Read more

42. Restu Ibu

Hari itu Dini sudah mulai memasuki semester selanjutnya. Gadis itu pun sekarang tengah menikmati masa liburan. Tentu saja dia sudah membuat rencana untuk menghabiskan waktu bersama sang pria idaman. Namun, hingga siang hari Alex tak menampakkan batang hidungnya.'Pak Alex ke mana, ya? Apa masih ada kerjaan di kampus?' tanya gadis itu dalam hati.Kedua matanya meneliti rumah sang tetangga. Hingga seorang anak kecil berjalan keluar lewat pintu samping."Mami!" seru Xena sembari berjalan mendekati Dini yang tengah duduk di ruang tengah sembari mengawasi rumah sebelah."Ada apa, Xen?" tanya Dini sembari beranjak dari duduknya.Xena pun memasuki rumah Dini. "Mami. Papi sakit," ucapnya.Kedua alis Dini terangkat. "Apa? Papi sakit?" ulangnya.Xena mengangguk. "Iya, Mami. Sekalang lagi tiduran di kamal," jawab gadis kecil itu."Ya udah. Kalau gitu Mami ke sana. Bentar, ya. Mami kunci pintu dulu. Soalnya Ibu sama Bapaknya Mami lagi kelu
Read more

43. Ketahuan

Alex makan dengan perlahan. Dini pun dengan telaten menyuapi sang pacar yang sedang sakit. Sesekali gadis itu terkekeh karena bibir Alex yang sedikit belepotan akibat ulahnya."Kamu sengaja, ya?" sungut Alex ketika sudah selesai dan menghabiskan buburnya."Hehe. Nggak kok, Mas. Tapi yang penting buburnya habis, kan?" Gadis itu bertanya balik sembari memperlihatkan mangkok yang tadinya terisi sebagian, sudah kosong.Kemudian Dini meletakkan mangkok tersebut ke atas meja di samping ranjang. Dia pun bergantian meraih obat yang telah disiapkan dan menyerahkannya pada sang dosen."Ini obatnya diminum, Mas," ujarnya seraya menyodorkan tiga butir obat.Alex menerimanya. Pria itu lalu meraih gelas berisi air putih yang juga disodorkan padanya. Tanpa kata pria itu menelan tiga obat sekaligus dengan bantuan air putih."Makasih," ujarnya saat menyerahkan gelas tersebut."Iya, Mas."Alex kembali membetulkan posisi duduknya yang sedikit mul
Read more

44. Aku Bisa Jelasin, Bu

Saat itu juga Dini melepaskan pelukannya dan duduk dengan tegap. Gadis itu menatap tak percaya dengan kemunculan sang ibu yang tidak dia sadari."I-Ibu ...." cicitnya dengan wajah yang mulai pucat.Alex pun tak kalah terkejutnya dengan sang pacar. Pria itu menatap dalam diam wanita paruh baya yang merupakan tetangganya."A-aku bisa jelasin, Bu," imbuh gadis itu kemudian.Pria yang masih berbaring di atas kasurnya mulai merasakan sakit kepala. Dia juga ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."Apa maksudnya? Kenapa tadi kalian pelukan seperti itu?" desak Minarti pada putrinya.Dini pun beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati sang ibu. Gadis itu meraih kedua lengan Minarti. Sedangkan sang ibu masih saja memberikan tatapan penuh curiga pada pria yang tampak tak berdaya."Bu ... Aku bisa jelasin. Aku sama Mas Alex ....""Mas?" tanya sang ibu yang kini beralih menatap Dini dengan tatapan tajam."Ma-maksudku Pak Al
Read more

45. Panggilan dari Jendela

Budi mendekati putri semata wayangnya. Pria itu pun duduk di samping Dini dan menatap wajah putrinya itu."Din. Alex itu duda beranak satu. Bahkan usianya jauh di atasmu," ucap Budi dengan lembut.Dini balas menatap wajah sang ayah. "Memangnya kenapa, Pak? Perbedaan usia itu bukan masalah karena kami memang saling mencintai.""Tapi tetap saja, Ibu nggak merestui hubungan kalian," ucap Minarti.Dini beralih menatap sang ibu. "Kenapa gitu, Bu? Dini nggak cinta sama Ridho. Mas Alex juga bukan orang jahat, kok," balasnya membela sang kekasih."Iya. Alex memang bukan orang jahat, tapi dia duda beranak satu," tegas Minarti."Bu. Apa salahnya, sih? Dini sama Xena juga sudah akrab.""Kamu dibilangin juga. Pokoknya Ibu nggak merestui kalian. Apa lagi kamu masih terlalu muda buat Alex. Dan apa kamu nggak curiga? Bisa saja kan Alex menerimamu karena dia hanya ingin kamu merawat Xena? Bukan benar-benar dia mencintai kamu," ucap Minarti mencoba me
Read more

46. Kesungguhan Alex

"Mau bicara apa, ya?" tanya sang pemilik rumah. Nining menoleh ke arah putranya."Tentang hubungan saya dan putri Ibu," jawab pria itu.Minarti memberikan tatapan tajam padanya. Tak seperti dirinya yang selalu ramah dan murah senyum. Kedua alisnya pun saling bertautan. Kini Minarti melirik ke samping kiri kanan, melihat keadaan rumahnya."Silakan masuk," tawarnya kemudian.Nining dan Alex segera berjalan memasuki rumah Dini. Mereka pun kini duduk di ruang tamu. Minarti dengan sengaja tak memanggil putri dan suaminya untuk bertemu mereka."Maaf mengganggu waktu istirahat Bu Narti," ujar Alex mecoba memulai pembicaraan yang serius."Ya. Katakan apa yang hendak Nak Alex sampaikan," balas Minarti dengan sinisnya. Sungguh sikap wanita itu benar-benar berubah setelah memergoki putrinya yang tengah bermanja-manja dengan sang tetangga."Maaf sebelumnya. Kedatangan kami ke sini, pertama-tama kami ingin silaturahmi. Lalu yang selanjutnya ... sa
Read more

47. Dini Harus Kecewa

"Jadi kamu lebih mendengarkan dia dari pada Ibu?" tanya Minarti sembari memberikan tatapan tajam pada putrinya.Gadis itu tersentak. Mengapa sang ibu tak mau merestui hubungan mereka dengan alasan usia?"Tapi, Bu ...." cicit sang anak."Tidak ada tapi-tapian. Apa kamu mau jadi anak durhaka?" tanya wanita itu lagi. Dini menggeleng lemah.Budi menatap wajah kesal istrinya yang sudah lama tak ia saksikan. Pria itu pun menghela napas dan mengalihkan pandangannya pada kedua tamu mereka."Nak Alex, Bu Nining. Jawaban kami sudah jelas. Jadi mohon pengertiannya. Dan silakan pulang," ucapnya mencoba halus.Alex membulatkan kedua matanya. Dia kini tengah diusir oleh sang tetangga sebelah rumahnya."Tapi, Pak Budi ... Saya benar-benar serius dengan putri Bapak. Dan saya juga akan membahagiakannya," tuturnya dengan tekad yang bulat."Tapi aku tidak merestui hubungan kalian. Lebih baik Nak Alex mencari pendamping yang seumuran. Jangan gangg
Read more

48. Gairah

"Sedang apa kamu di sini?" tanya pria itu pada sosok gadis cantik yang tadi sempat dia temui.Dini langsung melompat masuk melalui jendela dan berhambur memeluk Alex. Karena belum siap, Alex dan Dini pun terjatuh. Beruntung Alex masih sempat menaha tubuhnya agar tidak benar-benar jatuh ke lantai."Dini ... Gimana kamu bisa ke sini?" tanya pria itu. Alex mencoba melepaskan diri dari pelukan Dini. Namun, gadis itu malah semakin mengeratkan pelukannya dan tak menjawab pertanyaan yang ia berikan.Kini posisi mereka berdua saling berpelukan sembari berbaring di atas ranjang. Dini memeluk tubuh kekasihnya yang kekar dengan rasa sedikit kasar pada tubuhnya. Begini lah tubuh kekar yang dulu membuatnya penasaran."Din ... Lepasin," pinta Alex dengan suara lembut. Dia tak mau membangunkan putrinya yang sudah tidur."Nggak mau ...." balas Dini semakin mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang berotot itu."Tapi Din ...."
Read more

49. Hampir Khilaf

Dini menerima pakaiannya kembali. Gadis itu pun menutupi tubuhnya sendiri dengan memeluk pakaiannya. Rasa sayang yang diberikan oleh Alex sudah cukup menyadarkan dirinya. Pria itu benar-benar menghargai dirinya sebagai seorang perempuan.Alex kembali menoleh menatap Dini yang duduk di atas ranjangnya. Pria itu kemudian berlutut di samping tempat tidur dengan menghadap ke arah Dini. Wajahnya mendongak dengan tatapan lembut. Salah satu tangannya pun menggenggam lutut Dini."Dengar, Dini. Aku menyayangi dan mencintaimu meski perbedaan usia kita cukup jauh. Dan aku akan menikahimu secara baik-baik. Bukan dengan cara seperti ini. Sekarang kamu pulang, ya?" bujuk pria itu dengan suara lembut.Dini menarik napas untuk menarik ingusnya kembali. Gadis itu pun menghapus air mata yang sempat terjatuh. Tatapan sayu penuh harap dia berikan pada pria tampan yang berlutut di depannya dengan bertelanjang dada. Jantung gadis itu berdegup kencang karena menyadari betapa seksinya
Read more

50. Meminta Saran dari Sinta

Setelah beberapa hari kemudian, Alex dan Dini kembali sembunyi-sembunyi dalam menjalani hubungan mereka. Beruntung saja kedua orang tua Dini tak tahu jika mereka berdua adalah dosen pembimbing dan mahasiswa saat di kampus. Di kantor sang dosen, Alex pun menegaskan pada Dini untuk menjaga perilakunya."Kamu paham, kan?" tanya pria itu."Iya, Mas. Aku paham.""Bagus. Kalau begitu keluarlah! Aku nggak mau kita kembali dicurigai oleh orang kampus," tegasnya."Baik, Mas. Maksudku, Pak Alex," balas Dini sembari tersenyum. Gadis itu lega karena pacarnya tak jadi memutuskan hubungan mereka.Dini segera keluar dari ruangan sang dosen. Saat itu juga dia berpapasan dengan seorang dosen lainnya yang merupakan dosen wanita."Eh, Miss Vera," ucapnya sedikit terkejut."Dini. Sudah selesai?" tanya Vera pada salah satu mahasiswinya.Wanita yang dikenal sebagai dosen ramah dan perhatian itu pun tersenyum saat bertanya padanya. Dini diam-diam juga mengagumi sosok cantik
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status