Alisku terangkat sinis dan tidak berkata-kata, sementara pak Ardi bersedekap, menatapku dengan pandangan aneh penuh tanda tanya."Apa kamu ingin menghukumku, Anna?" Mataku menyipit. "Untuk apa?" tanyaku ketus, "lagian aku harus menghukum orang kaya dengan cara apa? Yang ada aku rugi sendiri!" Aku mengakhiri ucapanku dengan dengusan pendek.Tawa samar terdengar dari mulut pengawal ini yang memakai kupluk untuk menyembunyikan kepalanya yang plontos. "Kamu pintar, Anna! Aku setuju dengan pilihanmu. Sip, sip." Ia mengacungkan kedua jempolnya yang sebesar jempol kakiku."Aku gak butuh dukunganmu, botak!" tukasku sambil menopang dagu, "lama banget, ya! Terlalu banyak ngegas jadi cepet laper." Aku menghela napas, tidak tahu apa yang harus aku lakukan disini, sementara aku sedang berpura-pura tidak punya ponsel lagi."Itu karena kamu pesannya banyak, Anna! Coba kalau hanya air putih, belum lima menit pun sudah tersaji disini." Pak Ardi merapikan anak
Last Updated : 2022-02-06 Read more