Share

Bab 37

Kepura-puraan ini membuatku tak berdaya, aku tidak bisa santai atau mainan hp. Aku hanya duduk di tepi ranjang, mengayunkan kakiku pelan sambil melihat televisi.

"Membosankan." gumamku, ingin rebahan tapi pria empat puluhan tahun ini pasti akan melihatku sebagai guling yang empuk dan hangat untuk dipeluk.

Tapi beruntunglah aku membawa laptop, aku membukanya, diam-diam memfoto pak Ardi dengan webcam berkali-kali.

Mataku beralih kepada pak Ardi. 

Wajahnya serius, keningnya berkerut. Aku berani memfotonya karena sejak tadi masuk ke kamar ia langsung berkutat dengan pekerjaannya. 

"Kenapa?" tanyaku heran, ia tampak kesulitan dengan pekerjaannya.

"Oh, Anna! Kemarilah, duduk dipangkuan lagi." pintanya penuh harap. Bibirnya berkerut.

Aku menggeleng, ku tepuk-tepuk ranjang. Sekali tebak saja, aku tahu dia mau grepe-grepe. "Lebih empuk disini, daripada disitu, hangat tapi menyebalkan!"

"Sebentar saja!" Pak Ardi memohon. Aku teta

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Dwi Ani
waspada Anna
goodnovel comment avatar
Herlina Maharani
serem2 ngeri... berat Anna.. bkln g bs lepas
goodnovel comment avatar
Nia Kurniawati
pak Ardi serem juga ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status