Semua Bab Selingkuh Dengan Klienku: Bab 31 - Bab 40

78 Bab

BAB 31 – Pertimbangan Kembali

Selesai mandi, Anna memakai kaos putih jumbo dan celana hotpants berwarna abu-abu ketika keluar dari kamar mandi dan mencari keberadaan Marcus di kamarnya. Ia menemukan pria tampan itu tengah berbaring dengan mata terpejam di kasur. Perlahan ia mendekati Marcus dan duduk di pinggir kasur untuk memperhatikan wajah kekasihnya itu. “Apa kau tidur?” tanyanya pelan sembari mengulurkan tangan memberikan elusan lembut di pipi pria itu. Dahi Marcus mengernyit ketika merasakan tangan dingin Anna menyentuh pipinya. Matanya terbuka perlahan menatap gadis itu dan memegang tangannya. Terkejut akan mata Marcus yang tiba-tiba terbuka, Anna refleks hendak menarik tangannya, namun tidak jadi begitu melihat tatapan lembut pria itu. “Kau tidak tidur?” tanyanya terkejut. “Hmm..aku baru mencoba untuk tidur,” jawab Marcus sembari menarik tangan Anna dan mengecupinya dengan lembut. “Kemarilah, temani aku berbaring,” pintanya dengan nada lembut. “Tapi aku tidak mengantuk,” balas Anna namun berbanding
Baca selengkapnya

BAB 32 – Perasaan Ernest Terhadap Lisa

Pagi yang sama di tempat lain, terlihat Rosy dengan apron pink bermotif kelinci dan spatula di tangan kanannya ketika membuka pintu setelah bel apartemennya berdering. Matanya mengerjap terkejut beberapa kali menatap sosok pria bermata biru itu dengan tak percaya. “Kenapa kau di sini?” tanyanya dengan bingung. Ernest—pria itu—hanya tersenyum tanpa dosa menatap Rosy. Matanya menelusuri kostum pagi gadis itu dengan ekspresi gelinya, ia tidak menduga akan melihat penampilan lucu gadis itu pagi ini. “Kau sedang memasak?” tanyanya balik mengabaikan pertanyaan Rosy sebelumnya. “Ah, iya,” tersadar akan penampilannya, pipi Rosy sedikit bersemu merah lantaran malu kepergok tengah memakai kostum kebanggaannya ketika memasak oleh Ernest. “Kau belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau di sini?” Tanya Rosy kembali mencoba mengalihkan pembicaraan Ernest. Ia menatap pria itu dengan ekspresi anehnya. Ernest sedikit mendorong tubuh Rosy agar memberikannya ruang untuk masuk melewati pintu ketika men
Baca selengkapnya

BAB 33 – Rosy si Lucu

Sejujurnya ia tidak ingin melihat wajah Ernest saat ini.Itu benar-benar membuatnya sakit memikirkan Ernest masih memiliki perasaan khusus terhadap Lisa.‘Sial, kenapa aku seperti ini? Bukankah kami sepakat jika ini hanya hubungan saling menguntungkan? Aku tidak boleh menaruh harapan lebih pada pria itu!’ batin Rosy dengan gusar.Ernest hanya diam memperhatikan tingkah Rosy yang sedikit aneh. Ia lalu beranjak bangun menghampiri Rosy dan menaruh gelas kopinya yang sudah kosong ke dalam wastafel tempat Rosy tengah mencuci piring.“Apa kau tidak merindukanku?” bisiknya sembari melingkarkan tangan di pinggang ramping gadis itu dan memeluknya erat dengan menopang dagu di bahunya.Tubuh Rosy menegang karena tidak menduga bahwa Ernest akan memeluknya dari belakang. Ia berusaha menormalkan debaran jantungnya dan ekspresinya yang sedikit kewalahan akan sikap Ernest yang tiba-tiba.“Hm...tidak juga,” jawabnya dengan tenang. “Kenapa? Apa kau merindukanku? Atau merindukan tubuhku?” tanyanya balik
Baca selengkapnya

BAB 34 – Undangan Pesta Keluarga Walkins

Sore harinya ketika Anna memasuki kantor ia mendapatkan surat dari keluarganya. Itu adalah surat undangan acara ulang tahun kepala keluarga Walkins, yang tak lain adalah ayahnya.Sejujurnya, Anna tidak mengharapkan diundang untuk datang ke acara itu mengingat hubungannya tidak begitu baik dengan Ayah dan juga kedua kakak laki-lakinya. Meskipun ia menjadi putri bungsu di keluarga itu, keluarganya tidak pernah memanjakan ataupun memberikan perhatian yang cukup padanya.Hal ini dikarenakan Ayahnya tidak begitu menyukai anak perempuan. Kedua kakaknya juga membencinya karena ibunya meninggal setelah melahirkannya. Mereka menganggap bahwa kehadiran Anna menjadi penyebab kematian ibu mereka.Tidak ada kenangan baik yang Anna dapatkan jika mengingat keluarganya, karena itulah Anna tidak pernah mulus dalam menjalin hubungan dengan pria. Ia tidak pernah bisa mempercayai para pria sepenuhnya.Anna menghela napas ketika membaca satu kalimat yang ditandai dengan huruf tebal berwarna hitam yang men
Baca selengkapnya

BAB 35 – Orang Ketiga

Seminggu pun berlalu begitu saja. Anna memandang nanar pada undangan pesta berwarna putih dengan taburan tulisan berwarna emas itu. Ia benar-benar gusar karena tidak menemukan pendamping pestanya. Ia tidak siap untuk menjadi bulan-bulanan keluarga besarnya lagi. Bahkan ia tidak sanggup memikirkan tatapan menghina dari kedua kakak laki-lakinya jika ia datang seorang diri. Acara itu akan berlangsung malam ini di Mansion keluarga Walkins. Tempat Anna tumbuh hingga dewasa dan pada akhirnya keluar setelah menyelesaikan pendidikannya dan membangun perusahaannya sendiri. “Anna?” Suara berat seorang pria membuyarkan lamunan Anna yang tengah duduk seorang diri di sebuah restoran yang ada di tengah kota Boston. Ia sudah duduk di sudut ruangan selama satu jam lebih dan hanya meminum satu gelas wine tanpa menyentuh makanannya. Pemandangan itu tentunya menarik banyak perhatian para pengunjung yang terpesona oleh keindahan wanita itu. Jangan lupakan jika Anna merupakan salah satu wanita tercant
Baca selengkapnya

BAB 36 – Malam Pesta

Terdapat deretan antrian mobil mahal menuju jalan masuk sebuah mansion besar dan mewah berwarna putih. Beberapa lentera kertas berwarna biru pucat dan panjang menggantung disepanjang jalan, dan saat mobil Audi hitam milik Hendry berjalan masuk ke halaman rumah seluas satu hektar itu, membuat Anna bisa melihat lentera itu ada di mana-mana memberikan kesan meriah. Beberapa patung terlihat menghiasi taman dengan air mancur berdiri di tengahnya. Berbagai kenangan masa kecilnya satu per satu berputar di dalam kepala Anna bagai sebuah film lama. Ia ingat saat usianya lima tahun, bahwa Brendon—kaka pertamanya—pernah membuang boneka kesayangannya ke dalam kolam air mancur itu. Ia begitu kecil untuk dapat menjangkau boneka itu hingga akhirnya tercebur dan menyebabkannya mengalami demam selama beberapa hari. Tak sampai di situ, saat ia berusia tiga belas tahun, Arthur—kakak keduanya—pun pernah menggantung sepatu sekolahnya yang usang di atas pohon apel yang ada di taman buah. Membuat Anna ha
Baca selengkapnya

BAB 37 – Satu-satunya

Setelah Harold memberikan sambutannya, Anna beranjak bangun dari tempat duduknya dan memberitahu Rosy serta Hendry bahwa ia akan menemui ayahnya. Rosy yang khawatir menawarkan diri untuk menemani gadis itu namun ditolak dengan halus. Anna tidak ingin terlihat lemah di depan sahabat-sahabatnya itu. Dengan menguatkan hati, Anna melangkahkan kakinya mendekati Harold.“Selamat ulang tahun, Ayah.” Anna menghampiri tempat dimana pria paruh baya itu duduk bersama beberapa tetua Walkins. Dengan ragu, Anna mengulurkan tangan untuk memberinya ucapan selamat.Harold hanya memandangi Anna dengan ekspresi dinginnya seperti biasa. Jika ini bukan di tempat ramai, ia tidak akan mau menyambut putrinya itu.“Kau di sini,” katanya datar sembari berdiri dan menyambut Anna memberikan pelukan singkat padanya.Anna yang tidak siap menerima pelukan itu hanya tersentak kaget dan tidak membalasnya. Ia hanya mengangguk pelan dengan tubuh kaku.“Kau ingat apa yang aku katakan padamu terakhir kali?” tatapan Harol
Baca selengkapnya

BAB 38 – Keputusan Terakhir

Di dalam ruang pesta, Rosy terus-terusan memandangi pintu tempat Anna keluar sebelumnya. Gadis itu masih belum kembali, sementara malam semakin larut dan itu membuat Rosy benar-benar khawatir.“Aku pergi dulu,” ucap Rosy sembari bangkit dari kursinya dan hendak pergi ketika Ernest menahan tangannya.“Kemana?” tanyanya.Rosy menatap Ernest dengan ekspresi terganggu dan menarik tangannya yang ditahan oleh pria itu.“Aku harus mencari Anna. Aku khawatir.”“Dia akan baik-baik saja, duduklah.” Ernest memberikan perintah dengan ekspresi datarnya yang biasa dan kembali menggenggam tangan Rosy membawanya untuk kembali duduk.Ia melihat Marcus sudah mengejar Anna lebih dulu, jadi Ernest rasa itu sudah cukup. Lagipula ia tidak ingin gadisnya kemana-mana dengan pakaian seperti itu. Terlebih setelah melihat bagaimana tubuh mungil itu gemetar ketika melihat Brendon.Anna menatap Ernest sejenak mencoba mencari alasan agar dapat pergi, namun pria itu tetap menatapnya dengan ekspresi tak terbantahka
Baca selengkapnya

BAB 39 – Ketahuan

Pukul 12 siang adalah waktu di mana Rosy dan Ernest membuat janji untuk makan siang bersama di salah satu restoran. Namun kali ini mereka tidak datang bersama karena gadis itu sedang berada di luar untuk bertemu dengan klien. Jadi, mau tak mau Ernest harus menunggu Rosy datang untuk menemuinya di restoran.Senyum Ernest mengembang ketika ia melihat sosok Rosy turun dari sebuah mobil BMW berwarna hitam, tanpa sadar ia langsung berdiri untuk menyambut gadis itu dengan semangat. Ia sengaja memilih meja yang berada dekat dengan dinding kaca sehingga dapat melihat jalanan kota Boston. Sekaligus untuk mempermudahnya melihat kedatangan Rosy.Namun senyum itu pun luntur ketika melihat sesosok pria lain turun dari pintu yang berlawanan dari mobil yang Rosy tumpangi itu. Kedua alis Ernest seketika saling bertaut dan memperhatikan interaksi Rosy bersama pria asing itu dengan tajam. Giginya mengetat kala melihat Rosy memberikan pelukan singkat pada pria itu.‘Sialan. Haruskah dia memeluk pria it
Baca selengkapnya

BAB 40 – Ketahuan (2)

Setengah jam sebelumnya, Anna tengah memeriksa beberapa file pekerjaannya ketika pintunya terbuka begitu saja dengan kasar.Anna berdiri dari mejanya menatap ke depan pintu. Awalnya ia hendak memarahi siapapun yang membuka pintunya dengan kurang ajar, namun pikirannya tiba-tiba terasa kosong ketika menemukan sosok Lisa Romanov yang menatapnya dengan marah dan melemparkan beberapa lembar foto tepat di depan wajahnya.“Sudah berapa lama, huh?! Katakan padaku! Sudah berapa lama kau menggoda suamiku?!”Tubuh Anna menegang, rasa dingin menjalari tulang punggungnya, dan wajahnya memucat seputih kertas ketika mendengar semburan kemarahan Lisa di depannya. Matanya tertuju pada lembaran foto-foto yang berserakan di mejanya.Foto itu menunjukkan sosoknya yang tengah berciuman bersama Marcus di taman belakang Mansionnya semalam.Seketika tangannya bergetar, ia benar-benar terguncang akan kedatangan Lisa bersama foto-foto itu.“Nona—Akh!” Anna terdorong ke lantai hingga terjatuh menabrak kursi di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status