Semua Bab Selingkuh Dengan Klienku: Bab 21 - Bab 30

78 Bab

BAB 21 - Rindu

Seminggu berlalu tanpa kabar yang berarti dari Marcus. Pria itu benar-benar menjaga kata-katanya untuk tidak mengganggu Anna lagi di perdebatan terakhir mereka. Memang inilah yang terbaik, tapi entah mengapa hal ini justru mengganggu pikiran gadis itu dan membuatnya tidak bisa tenang dalam melakukan pekerjaannya. Tak jarang ada rasa rindu yang menggelitik hatinya terhadap pria itu. Namun, Anna harus sadar dan mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak menjadi wanita yang rendah. Benar, harga dirinya tidak mengizinkannya.Pagi itu Anna tiba di kantornya dengan wajah pucat dan lingkaran hitam di mata. Mengalami insomnia selama beberapa hari membuatnya menghabiskan waktu dengan bekerja terlalu keras hingga tubuh gadis itu mencapai batasnya. Rosy yang juga baru tiba di kantor refleks menahan tubuh Anna yang sedikit terhuyung ketika hendak memasuki lift. “Kau baik-baik saja? Astaga! Badanmu panas sekali, Anna!” Anna sedikit menyipitkan matanya yang terlihat tidak fokus menatap Rosy di seb
Baca selengkapnya

BAB 22 — Penerimaan

Anna menangis meluapkan seluruh emosinya yang tertahan selama ini seolah hanya dengan menangislah ia dapat menunjukkan perasaannya terhadap Marcus. Di lain sisi, Marcus dengan tenang memeluk gadis itu dalam diam dan memberikan tepukan lembut di punggungnya. Ia yakin Anna tidak membutuhkan kata-kata apapun saat ini selain pelukan lembutnya. Meskipun terkadang pikiran telur orak arik yang ia buat terbengkalai setengah matang di atas kompor membuat pikiran Marcus terganggu, tapi ia menahannya demi memberikan kenyamanan terhadap Anna. “Kau sudah lebih tenang?” tanyanya setelah merasakan Anna melepas pelukannya dengan tubuh yang tidak lagi bergetar karena menangis. Marcus mengambil tisu di atas meja dan mengelap sisa air mata Anna dengan lembut. Ia tertegun sejenak memperhatikan hidung, mata, dan bibir gadis itu yang memerah sehabis menangis. Tapi rona pucat dan lelah tidak mampu tertutupi oleh kecantikannya. “Rosy memberitahuku semuanya, kau benar-benar sudah mengabaikan kesehatanmu
Baca selengkapnya

BAB 23 – Menginap (21+)

“Jadi, sekarang kamu milikku, benar?” Marcus menatap Anna dengan intens, kedua lengannya melingkari pinggan gadis itu dengan erat seolah takut gadis itu akan menghilang dari dekapannya. Anna terdiam menatap pria itu, ia menjawab dengan nada takut dan ragu, “...ya, tapi, bagaimana jika calon istrimu nanti mengetahuinya?” jawabnya sembari meremas lengan Marcus. “Dia tidak akan tahu selama kita tetap diam dan menyembunyikannya,” jawab Marcus dengan tatapan melembut ia lalu melanjutkan, “...lagipula, kami jarang bersama. Dia akan tetap sibuk dengan pekerjaannya meskipun kami menikah nanti.” Marcus menundukkan kepalanya dan menghirup aroma tubuh wanita di dekapannya dengan intens. Ia sangat menyukai aroma feromon yang dimiliki oleh Anna, ini benar-benar memabukkan dan menggoda. Bibirnya sesekali memberikan kecupan ringan di leher dan bahu terbuka gadis itu. Anna yang menerima sentuhan demi sentuhan menggoda itu seketika merasakan merinding di sekujur tubuhnya, hasratnya terhadap pria it
Baca selengkapnya

BAB 24 – Ketahuan (21+)

“Kenapa tidak beli baju baru saja? Bukankah itu lebih praktis?” Ernest kembali menggerutu ketika ia sedang di dalam lift menuju lantai apartemen Rosy yang kebetulan tinggal bersama Anna. Malam ini adalah jadwal tidur bersama mereka, dan Rosy menolak untuk langsung pergi ke hotel dengan alasan ingin mengambil baju ganti dahulu di apartemennya. Meskipun alasan sebenarnya gadis itu adalah karena ia khawatir pada sahabatnya Anna dan ingin memeriksa keadaannya dahulu. Tidak mungkin ia bisa pergi bersenang-senang sementara temannya sedang sakit, bukan? Yah, meskipun sebenarnya keadaan Anna tidak seburuk yang Rosy bayangkan. ”Berhenti mengeluh atau kita batalkan agenda malam ini,” jawab Rosy dengan tegas. Ia sedikit jengkel mendengar rengekan Ernest di sepanjang perjalanan tadi yang seperti anak kecil. Entah mengapa pria di sampingnya ini semakin hari semakin menunjukkan sikap kekanakannya. Dan itu benar-benar cukup membuat Rosy terkejut akan perubahan drastis dari Ernest terhadapnya. M
Baca selengkapnya

BAB 25 – Pagi Yang Panas (21+)

Masih pukul enam pagi ketika ponsel Ernest di atas nakas berdering menampilkan nama ‘Lisa’ sebagai pemanggilnya. Dengan setengah mengantuk, Ernest mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang enghubunginya terlebih dahulu. “Halo?” tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur. “Ernest? Kenapa kau tidak pulang? Aku sudah menunggu di apartemenmu sejak pagi!” Suara cempreng Lisa yang sedikit keras membuat Ernest menjauhkan ponselnya dan mengerutkan kening memeriksa nama di layar ponselnya. Dengan jengkel Ernest menjawab, “Kenapa kau begitu heboh? Aku sedang ada pemotretan di luar kota saat ini,” jawabnya berbohong. Tatapan Ernest beralih pada sosok gadis cantik yang masih terlelap di sebelahnya saat ini. Sudut bibirnya seketika terangkat karena senang, perlahan ia mengulurkan tangan merapikan anakan rambut gadis itu yang menutupi wajahnya dengan lembut. “Apa? Pemotretan? Kenapa kau tidak memberitahuku dulu semalam?! Sial, menyebalkan sekali! Aku bahkan sudah berbohong pada Marcu
Baca selengkapnya

BAB 26 – Cemburu

Sebulan sudah Marcus dan Anna menjalani hubungan terlarang tanpa diketahui oleh Lisa. Lisa yang selalu sibuk dengan karirnya semakin jarang menemui Marcus jika bukan di saat-saat tertentu, seperti pertemuan keluarga dan pembicaraan mengenai pernikahan mereka. Berkat hal itu, Marcus semakin memiliki banyak waktu untuk bersama Anna.Siang itu, sehari menjelang pernikahannya dengan Lisa, Marcus mengunjungi hotel Star Wash untuk bertemu dengan Anna sekaligus memeriksa persiapan dekorasi pernikahannya.Ia sengaja datang sendiri tanpa mengajak Lisa karena menduga gadis itu tetap akan menolaknya seperti biasa. Tentu saja hal ini sangat disyukuri oleh Marcus karena waktu berdua dengan Anna akan semakin bertambah, dan dia sangat menantikannya.‘Aku harap dia belum makan siang,’ batin Marcus ketika turun dari mobil. Ia sedikit merapikan baju dan rambutnya sebelum melangkah memasuki gedung hotel untuk menemui Anna yang sedang bekerja bersama para pegawainya di Sky Hall lantai paling atas yang ad
Baca selengkapnya

BAB 27 – Pernikahan

Saling mencintai belum tentu dapat saling memiliki. Menyedihkan dan tragis, namun terkadang ada beberapa hal yang membuat cinta itu hanya dapat dirasakan dan disimpan tanpa harus dimiliki. Hal inilah yang dirasakan oleh Anna. Duduk di antara para tamu undangan menyaksikan pria yang dicintai menikah dan dimiliki oleh wanita lain secara sah. Hatinya begitu perih, matanya berulang kali terasa memanas hendak menangis menumpahkan perasaan yang harus ia pendam. Tapi dia bisa menahannya. Benar, ia menjadi wanita paling kuat di antara semua wanita yang hadir pada hari itu. Pandangannya tak pernah lepas dari sosok Marcus yang berdiri dan bersanding dengan Lisa. Senyum bahagia pengantin wanita itu juga tak luput dari pandangannya. Dan semua pengunjung berbahagia bersama mereka, semua, kecuali dirinya dan juga orang- orang yang mengetahui lukanya. Rosy terus memperhatikan Anna, ia merasa begitu prihatin pada sahabatnya itu. Meskipun Anna belum memberitahunya mengenai hubungan gadis itu denga
Baca selengkapnya

BAB 28 – Rahasia Lisa

“Jadi, bagaimana jika kau dahulu yang bercerita?” Ujar Rosy pada Anna setelah mereka memesan minuman di salah satu Bar yang ada di kota itu. Anna menggeleng lalu berkata, “Tidak, kau saja yang mulai duluan. Kau akan mengomeliku nantinya jika aku yang berbicara lebih dulu.” Rosy mengerutkan keningnya menatap Anna dengan ekspresi aneh sekaligus curiga, namun pada akhirnya ia hanya menghela nafas dan mengalah. “Kuharap kau tidak akan menyembunyikan apapun dariku nantinya,” balas Rosy lalu melanjutkan, “Pria itu..., Ernest Mars adalah seorang potografer terkenal. Aku yakin kau sudah mengetahuinya, dia adalah salah satu client kita. Dan...yeah, kami sudah tidur bersama akhir-akhir ini. Itu adalah seks terhebat yang pernah kurasakan.” Terdiam. Anna benar-benar kehilangan kata-kata mendengar penjelasan Rosy. Mata gadis itu terlihat berbinar dan senang ketika menceritakan sosok Ernest padanya. “Itu cukup mengejutkan kau mau tidur dengannya mengingat kau cukup pemilih dalam hal teman tidur
Baca selengkapnya

BAB 29 – Berbeda Dari Yang Diharapkan

“Ada apa denganmu? Bukankah kau setuju untuk lebih banyak meluangkan waktu untukku setelah kita menikah?” Marcus menatap Lisa yang terlihat tengah bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat dengan ekspresi marah.Istrinya itu langsung bersiap-siap begitu mereka tiba di rumah sepulang dari bulan madu selama seminggu di Hawaii. Ia tidak dapat memahami bagaimana perubahan drastis pada istrinya itu bisa terjadi dan apa penyebabnya. Tidak dapat Marcus pungkiri bahwa ia benar-benar merindukan sosok Lisa kekasihnya yang lembut dan perhatian seperti di masa lalu.“Maafkan aku Marcus, tetapi pekerjaan ini benar-benar penting untukku. Kau tahu bukan jika film ini akan ditayangkan sebagai film layar lebar, dan jadwal syuting kami juga sangat padat. Aku tidak bisa menundanya lebih lama lagi.”Marcus kehilangan kata-katanya. Ia hanya dapat duduk terdiam di pinggir kasur menatap punggung Lisa yang tengah berpakaian dan berdandan untuk pergi.Hatinya terasa begitu hampa saat ini, dan sosok Anna yang p
Baca selengkapnya

BAB 30 – Pertemuan Kembali

Anna melepas tangan Marcus dari pipinya dan mengulurkan tangan mengusap pipi pria itu.“Apa kau sudah sarapan?” tanyanya dengan penuh perhatian.“Belum, apa kau sudah sarapan?”“Aku baru akan membuatnya, tunggulah sebentar,” jawab Anna sembari mengikat rambutnya dengan asal dan beranjak kembali ke dapur sementara Marcus mengikutinya lalu duduk di bangku dekat meja bar.“Sepertinya, ini pertama kalinya ada wanita yang memasak untukku selain ibu dan juga pengasuhku,” ujar Marcus dengan jujur sembari memperhatikan Anna dengan intens.Anna melanjutkan kegiatan sebelumnya memilih bahan-bahan makanan lalu mencuci beberapa sayuran dan ikan salmon sembari merespon ucapan Marcus.“Kenapa begitu? Apa istrimu tidak pernah memasak untukmu?” tanyanya penasaran.Tangannya dengan ahli memotongi sayuran dan membuat saus untuk saladnya. Sementara ia mulai memanggang dua potong ikan salmon yang sudah dilumuri olive oil, garam, dan merica di atas teflon yang sudah dipanasi.“Lisa benci memasak. Katanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status