Beranda / Romansa / Selingkuh Dengan Klienku / BAB 32 – Perasaan Ernest Terhadap Lisa

Share

BAB 32 – Perasaan Ernest Terhadap Lisa

Penulis: Ghostriz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Pagi yang sama di tempat lain, terlihat Rosy dengan apron pink bermotif kelinci dan spatula di tangan kanannya ketika membuka pintu setelah bel apartemennya berdering.

Matanya mengerjap terkejut beberapa kali menatap sosok pria bermata biru itu dengan tak percaya. “Kenapa kau di sini?” tanyanya dengan bingung.

Ernest—pria itu—hanya tersenyum tanpa dosa menatap Rosy. Matanya menelusuri kostum pagi gadis itu dengan ekspresi gelinya, ia tidak menduga akan melihat penampilan lucu gadis itu pagi ini.

“Kau sedang memasak?” tanyanya balik mengabaikan pertanyaan Rosy sebelumnya.

“Ah, iya,” tersadar akan penampilannya, pipi Rosy sedikit bersemu merah lantaran malu kepergok tengah memakai kostum kebanggaannya ketika memasak oleh Ernest.

“Kau belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau di sini?” Tanya Rosy kembali mencoba mengalihkan pembicaraan Ernest. Ia menatap pria itu dengan ekspresi anehnya.

Ernest sedikit mendorong tubuh Rosy agar memberikannya ruang untuk masuk melewati pintu ketika men
Ghostriz

Aku suka banget pasangan ini {} setiap menulis mereka chemistry nya selalu dapat.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 33 – Rosy si Lucu

    Sejujurnya ia tidak ingin melihat wajah Ernest saat ini.Itu benar-benar membuatnya sakit memikirkan Ernest masih memiliki perasaan khusus terhadap Lisa.‘Sial, kenapa aku seperti ini? Bukankah kami sepakat jika ini hanya hubungan saling menguntungkan? Aku tidak boleh menaruh harapan lebih pada pria itu!’ batin Rosy dengan gusar.Ernest hanya diam memperhatikan tingkah Rosy yang sedikit aneh. Ia lalu beranjak bangun menghampiri Rosy dan menaruh gelas kopinya yang sudah kosong ke dalam wastafel tempat Rosy tengah mencuci piring.“Apa kau tidak merindukanku?” bisiknya sembari melingkarkan tangan di pinggang ramping gadis itu dan memeluknya erat dengan menopang dagu di bahunya.Tubuh Rosy menegang karena tidak menduga bahwa Ernest akan memeluknya dari belakang. Ia berusaha menormalkan debaran jantungnya dan ekspresinya yang sedikit kewalahan akan sikap Ernest yang tiba-tiba.“Hm...tidak juga,” jawabnya dengan tenang. “Kenapa? Apa kau merindukanku? Atau merindukan tubuhku?” tanyanya balik

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 34 – Undangan Pesta Keluarga Walkins

    Sore harinya ketika Anna memasuki kantor ia mendapatkan surat dari keluarganya. Itu adalah surat undangan acara ulang tahun kepala keluarga Walkins, yang tak lain adalah ayahnya.Sejujurnya, Anna tidak mengharapkan diundang untuk datang ke acara itu mengingat hubungannya tidak begitu baik dengan Ayah dan juga kedua kakak laki-lakinya. Meskipun ia menjadi putri bungsu di keluarga itu, keluarganya tidak pernah memanjakan ataupun memberikan perhatian yang cukup padanya.Hal ini dikarenakan Ayahnya tidak begitu menyukai anak perempuan. Kedua kakaknya juga membencinya karena ibunya meninggal setelah melahirkannya. Mereka menganggap bahwa kehadiran Anna menjadi penyebab kematian ibu mereka.Tidak ada kenangan baik yang Anna dapatkan jika mengingat keluarganya, karena itulah Anna tidak pernah mulus dalam menjalin hubungan dengan pria. Ia tidak pernah bisa mempercayai para pria sepenuhnya.Anna menghela napas ketika membaca satu kalimat yang ditandai dengan huruf tebal berwarna hitam yang men

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 35 – Orang Ketiga

    Seminggu pun berlalu begitu saja. Anna memandang nanar pada undangan pesta berwarna putih dengan taburan tulisan berwarna emas itu. Ia benar-benar gusar karena tidak menemukan pendamping pestanya. Ia tidak siap untuk menjadi bulan-bulanan keluarga besarnya lagi. Bahkan ia tidak sanggup memikirkan tatapan menghina dari kedua kakak laki-lakinya jika ia datang seorang diri. Acara itu akan berlangsung malam ini di Mansion keluarga Walkins. Tempat Anna tumbuh hingga dewasa dan pada akhirnya keluar setelah menyelesaikan pendidikannya dan membangun perusahaannya sendiri. “Anna?” Suara berat seorang pria membuyarkan lamunan Anna yang tengah duduk seorang diri di sebuah restoran yang ada di tengah kota Boston. Ia sudah duduk di sudut ruangan selama satu jam lebih dan hanya meminum satu gelas wine tanpa menyentuh makanannya. Pemandangan itu tentunya menarik banyak perhatian para pengunjung yang terpesona oleh keindahan wanita itu. Jangan lupakan jika Anna merupakan salah satu wanita tercant

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 36 – Malam Pesta

    Terdapat deretan antrian mobil mahal menuju jalan masuk sebuah mansion besar dan mewah berwarna putih. Beberapa lentera kertas berwarna biru pucat dan panjang menggantung disepanjang jalan, dan saat mobil Audi hitam milik Hendry berjalan masuk ke halaman rumah seluas satu hektar itu, membuat Anna bisa melihat lentera itu ada di mana-mana memberikan kesan meriah. Beberapa patung terlihat menghiasi taman dengan air mancur berdiri di tengahnya. Berbagai kenangan masa kecilnya satu per satu berputar di dalam kepala Anna bagai sebuah film lama. Ia ingat saat usianya lima tahun, bahwa Brendon—kaka pertamanya—pernah membuang boneka kesayangannya ke dalam kolam air mancur itu. Ia begitu kecil untuk dapat menjangkau boneka itu hingga akhirnya tercebur dan menyebabkannya mengalami demam selama beberapa hari. Tak sampai di situ, saat ia berusia tiga belas tahun, Arthur—kakak keduanya—pun pernah menggantung sepatu sekolahnya yang usang di atas pohon apel yang ada di taman buah. Membuat Anna ha

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 37 – Satu-satunya

    Setelah Harold memberikan sambutannya, Anna beranjak bangun dari tempat duduknya dan memberitahu Rosy serta Hendry bahwa ia akan menemui ayahnya. Rosy yang khawatir menawarkan diri untuk menemani gadis itu namun ditolak dengan halus. Anna tidak ingin terlihat lemah di depan sahabat-sahabatnya itu. Dengan menguatkan hati, Anna melangkahkan kakinya mendekati Harold.“Selamat ulang tahun, Ayah.” Anna menghampiri tempat dimana pria paruh baya itu duduk bersama beberapa tetua Walkins. Dengan ragu, Anna mengulurkan tangan untuk memberinya ucapan selamat.Harold hanya memandangi Anna dengan ekspresi dinginnya seperti biasa. Jika ini bukan di tempat ramai, ia tidak akan mau menyambut putrinya itu.“Kau di sini,” katanya datar sembari berdiri dan menyambut Anna memberikan pelukan singkat padanya.Anna yang tidak siap menerima pelukan itu hanya tersentak kaget dan tidak membalasnya. Ia hanya mengangguk pelan dengan tubuh kaku.“Kau ingat apa yang aku katakan padamu terakhir kali?” tatapan Harol

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 38 – Keputusan Terakhir

    Di dalam ruang pesta, Rosy terus-terusan memandangi pintu tempat Anna keluar sebelumnya. Gadis itu masih belum kembali, sementara malam semakin larut dan itu membuat Rosy benar-benar khawatir.“Aku pergi dulu,” ucap Rosy sembari bangkit dari kursinya dan hendak pergi ketika Ernest menahan tangannya.“Kemana?” tanyanya.Rosy menatap Ernest dengan ekspresi terganggu dan menarik tangannya yang ditahan oleh pria itu.“Aku harus mencari Anna. Aku khawatir.”“Dia akan baik-baik saja, duduklah.” Ernest memberikan perintah dengan ekspresi datarnya yang biasa dan kembali menggenggam tangan Rosy membawanya untuk kembali duduk.Ia melihat Marcus sudah mengejar Anna lebih dulu, jadi Ernest rasa itu sudah cukup. Lagipula ia tidak ingin gadisnya kemana-mana dengan pakaian seperti itu. Terlebih setelah melihat bagaimana tubuh mungil itu gemetar ketika melihat Brendon.Anna menatap Ernest sejenak mencoba mencari alasan agar dapat pergi, namun pria itu tetap menatapnya dengan ekspresi tak terbantahka

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 39 – Ketahuan

    Pukul 12 siang adalah waktu di mana Rosy dan Ernest membuat janji untuk makan siang bersama di salah satu restoran. Namun kali ini mereka tidak datang bersama karena gadis itu sedang berada di luar untuk bertemu dengan klien. Jadi, mau tak mau Ernest harus menunggu Rosy datang untuk menemuinya di restoran.Senyum Ernest mengembang ketika ia melihat sosok Rosy turun dari sebuah mobil BMW berwarna hitam, tanpa sadar ia langsung berdiri untuk menyambut gadis itu dengan semangat. Ia sengaja memilih meja yang berada dekat dengan dinding kaca sehingga dapat melihat jalanan kota Boston. Sekaligus untuk mempermudahnya melihat kedatangan Rosy.Namun senyum itu pun luntur ketika melihat sesosok pria lain turun dari pintu yang berlawanan dari mobil yang Rosy tumpangi itu. Kedua alis Ernest seketika saling bertaut dan memperhatikan interaksi Rosy bersama pria asing itu dengan tajam. Giginya mengetat kala melihat Rosy memberikan pelukan singkat pada pria itu.‘Sialan. Haruskah dia memeluk pria it

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 40 – Ketahuan (2)

    Setengah jam sebelumnya, Anna tengah memeriksa beberapa file pekerjaannya ketika pintunya terbuka begitu saja dengan kasar.Anna berdiri dari mejanya menatap ke depan pintu. Awalnya ia hendak memarahi siapapun yang membuka pintunya dengan kurang ajar, namun pikirannya tiba-tiba terasa kosong ketika menemukan sosok Lisa Romanov yang menatapnya dengan marah dan melemparkan beberapa lembar foto tepat di depan wajahnya.“Sudah berapa lama, huh?! Katakan padaku! Sudah berapa lama kau menggoda suamiku?!”Tubuh Anna menegang, rasa dingin menjalari tulang punggungnya, dan wajahnya memucat seputih kertas ketika mendengar semburan kemarahan Lisa di depannya. Matanya tertuju pada lembaran foto-foto yang berserakan di mejanya.Foto itu menunjukkan sosoknya yang tengah berciuman bersama Marcus di taman belakang Mansionnya semalam.Seketika tangannya bergetar, ia benar-benar terguncang akan kedatangan Lisa bersama foto-foto itu.“Nona—Akh!” Anna terdorong ke lantai hingga terjatuh menabrak kursi di

Bab terbaru

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 77 – Rosy dan Morning Sicks-nya

    Anna menatap kondisi temannya itu dengan prihatin. Dalam hati ia bersyukur tidak mengalami morning sicks separah Rosy yang membuatnya mampu tetap bekerja dan melakukan apapun yang membuatnya terhibur. “Apa ini sudah bulan ke tiga?” tanya Anna sembari memijat telapak tangan Rosy. Ia memutuskan untuk duduk di pinggiran sofa dan mengurus Rosy sebelum pergi ke ruangannya. “Ini bulan ke empat. Kata dokter kemungkinan ini akan berlangsung hingga usia kandungannya memasuki bulan ke enam.”Anna meringis, lalu mengambil tisu dan mengelap keringat di wajah Rosy. “Apa kau sudah sarapan?” tanya Anna lagi. “Sudah, tadi pagi Ernest membuatkanku roti panggang dengan selai apel dan juga memotongkan beberapa apel.” Setelah mengatakan itu, Rosy kembali memejamkan matanya karena setiap ia membuka mata, seluruh ruangan terlihat berputar-putar membuatnya merasa semakin pusing.‘Tok tok tok’“Masuk.” Anna menjawab kepada Sunny y

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 76 – Kembali Ke Rutinitas Lama

    Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Satu tahun terlewatkan begitu saja tanpa masalah yang berarti. Hanya saja rencana resepsi pernikahan Marcus dan Anna harus tertunda selama beberapa bulan karena kondisi Anna yang tidak memungkinkan untuk berada di tempat keramaian. Apalagi usia Kennard yang masih begitu kecil dan rentan membuat Anna khawatir bahwa bayi kecil itu akan kelelahan dan rewel selama mereka mengadakan acara resepsi. Jadi, karena itulah acara resepsi ditunda setelah berdiskusi dengan keluarga Marcus.“Kau akan ke kantor?” tanya Marcus ketika melihat istrinya sedang duduk di depan meja rias untuk berdandan dalam balutan baju kerjanya. Anna menatap Marcus melalui cermin di depannya dan mengangguk. “Ya, ada beberapa design baru yang harus kulihat. Apalagi Rosy sedang mengalami morning sicks jadi dia tidak bisa selalu hadir di kantor untuk terus menggantikanku.”“Kau akan membawa Ken, juga?” tanyanya lagi.“Ya, bersama bibi Jessy.”“Baiklah, kalau begitu aku akan menga

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 75 – I’m Sorry

    “Apa menurut Bibi aku harus menikah sendirian tanpa Ayah dan keluargaku?” tanya Anna lirih. Ekspresinya seolah ingin menangis memikirkan nasib dirinya sendiri yang dicampakkan oleh keluarga kandungnya. Jessy memandangi wanita itu dengan ekspresi sedih. Bayangan Anna kecil entah mengapa tiba-tiba terlintas di kepalanya. Sosok gadis kecil yang selalu memangis di malam hari itu kini sudah tumbuh dewasa menjadi seorang istri dan ibu yang baik hati. “Bibi tidak mengatakan bahwa Nyonya harus menikah tanpa keluarga Nyonya, tapi apakah Tuan Besar dan para Tuan Muda pernah menganggap Nyonya sebagai keluarga mereka?” Anna terdiam. Ia ingin membantah bibi Jessy namun ia sadar bahwa apa yang wanita paruh baya itu katakan memang benar. Ayah dan para kakak laki-lakinya tidak pernah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga. Hanya para pelayan dan kepala pelayan yang bekerja di kediaman Mansion Walkins yang menyayanginya.Meskipun Anna dibenci oleh Ayah dan Kakak laki-lakinya, mereka tet

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 74 – Rencana Pernikahan

    "Aku sudah memikirkannya beberapa hari ini,” ujar Marcus tiba-tiba saat ia dan Anna tengah menikmati waktu makan siang bersama. Anna menghentikan gerakannya dan menatap Marcus dengan bingung, “apa itu?” tanyanya penasaran. “Aku ingin mengadakan acara resepsi pernikahan kita di hari ulang tahunmu.” Hening beberapa saat. Anna menatap Marcus terkejut seolah tidak memahami apa yang baru saja ia dengar dari suaminya. Resepsi pernikahan... Itu bukanlah acara biasa yang bisa Anna putuskan begitu saja. Banyak hal yang harus mereka pikirkan dan persiapkan untuk hal itu. Termasuk restu dari ayahnya. Setidaknya, ia butuh pria itu untuk mendampinginya berjalan di altar sebagai seorang ayah. Marcus yang menyadari perubahan di wajah istrinya merasakan ada yang tidak benar. Apa Anna tidak menyukai idenya? Pikirnya dengan kebingungan. “Kau tidak suka?” tanyanya. Wanita itu menatap Marcus sekali lagi lalu tersenyum dan menggeleng pelan, “aku menyukainya. Bukankah mengadakan resepsi pernikahan a

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 73 – Menahan Diri

    Hari semakin gelap ketika mereka mencoba satu per satu wahana yang ada di taman itu. Dari semua wahana, Rosy sengaja menyisakan wahana bianglala untuk mereka naiki paling akhir ketika matahari akan tenggelam. Rosy ingin melihat sunset ketika mereka berada di atas bianglala, dan Ernest dengan sabar menuruti semua keinginan istrinya itu.“Selamat sore, Tuan Mars, Nyonya Mars.” Seorang pria berambut hitam mengenakan jas biru muda sedikit membungkuk menyambut Ernest dan Rosy ketika mereka tiba di depan pintu masuk bianglala.Sebelumnya asisten Ernest memang telah menghubungi manajerial taman hiburan jika Ernest dan Rosy akan datang mengunjungi taman itu untuk berkencan. Dan berkat itulah Ernest dan Rosy dapat menaiki semua wahana dengan nyaman tanpa harus mengantri panjang mengikuti pengunjung lainnya.Rosy yang pertama kalinya mendapatkan perlakuan seistimewa itu merasa takjub akan kuasa suaminya. Menjadi kaya dan berkuasa memang sangat menyenangkan!“Halo, George. Kau menjaga taman ini

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 72 – Boneka Lumba-lumba

    Tidak banyak hal yang berubah dari hubungan Ernest dan Rosy setelah mereka menikah. Yang berubah hanya sikap Ernest yang semakin posesif setiap harinya terhadap Rosy. Meskipun wanita itu tidak membencinya, namun terkadang sikap Ernest yang terlalu berlebihan membuat Rosy merasa lelah.Seperti saat ini, ketika mereka akan pergi kencan di luar, pria itu terus-terusan mengomentari baju yang Rosy kenakan.“Ganti, itu terlalu pendek.”“Terlalu terbuka, kau bisa kena flu.”“Pria mana yang akan kau goda dengan penampilan itu?”Dan banyak lagi komentar yang pria itu lemparkan padanya hingga akhirnya Rosy hanya mengenakan summer long dress lengan panjang dengan belahan dada yang sedikit rendah.“Please, hentikan itu, Ernest. Kau terlalu berlebihan,” keluh Rosy pada suaminya yang memasang ekspresi curiga dengan kedua alis hampir bersatu.“Kenapa? Apa mungkin memang itu tujuanmu? Memakai baju terbuka untuk menggoda pria lain?” tuduh Ernest dengan ekspresi gelap.Rosy memutar bola mata malas dan

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 71 – Bahagiaku Itu Kamu

    Pagi itu Marcus bangun dengan memandangi sosok indah di depannya. Wajah terlelap istrinya yang tenang, hembusan nafas yang lembut, serta bibir pink merona yang terlihat penuh dan menggoda membuat Marcus ingin memakannya. Tangannya terulur merapikan anakan rambut Anna yang menutupi sebagian wajahnya dan menyisipkannya di belakang telinga wanita itu membuat Anna sedikit mengerutkan kening dan semakin merapatkan tubuhnya pada Marcus. Lagi-lagi pria itu menarik senyum lebih lebar merasakan tubuh Anna yang semakin memeluknya. Ia membalas pelukan itu dan memberi kecupan lembut di kening wanita itu. Rasa takut akan kehilangan wanita itu yang menghantuinya beberapa bulan ini kembali mengusik hati Marcus, membuatnya merasa sesak. ‘Apa yang harus kulakukan agar membuatmu tetap aman?’ batinnya dengan tatapan kosong. “Marcus?” suara Anna yang serak membuat Marcus menunduk, sedikit melonggarkan pelukan untuk melihat wajah wanita itu yang mulai membuka matanya setengah sadar. “Apa aku membangu

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 70 – Tidak Ingin Berpisah (21+)

    Anna terbangun ketika igauan Marcus terdengar di sebelahnya. Ia melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul dua pagi, dan ini seperti sebuah rutinitas bahwa Marcus selalu bermimpi buruk dan mengigau di tengah malam.“Marcus! Marcus!” suara Anna terdengar mendesak, menarik Marcus dari kedalaman mimpi buruknya, kedalaman rasa putus asanya. “Aku di sini. Aku di sini,” bisik Anna kembali dengan suara yang lembut. Ia memeluk pria di sebelahnya dan mengusap-usap kepalanya.Marcus bangun dan wanita itu membungkuk mendekat padanya, dia menggenggam bahunya, mengguncangnya, wajahnya menggoreskan kepedihan yang mendalam, mata birunya terbuka lebar dan penuh dengan airmata.“Anna,” suaranya merupakan bisikan yang terengah-engah. Rasa takut menodai mulutnya. “Kau di sini,” katanya dengan suara lega ketika netranya menemukan istrinya berada di sisinya.“Tentu saja aku di sini.” Anna terus memberikan usapan lembut di bahu suaminya itu berusaha meyakinkan Marcus bahwa ia ada di sini bersamanya.“Ak

  • Selingkuh Dengan Klienku   BAB 69 – Penyesuaian

    Selama tiga bulan kemudian, tidak ada kabar apapun mengenai keberadaan Lisa maupun Arthur. Dari yang Marcus ketahui adalah Arthur dipecat dari jabatannya di perusahaan milik keluarga Walkins. Ada kemungkinan Tuan Walkins mengurungnya di rumah agar tidak menyebabkan keributan lain, mengingat Marcus telah memberikan peringatan yang keras.Namun, di sisi lain, Ernest menduga bahwa Arthur mengalami patah kaki dan tangan yang parah akibat siksaan Marcus hingga membuat pria itu lumpuh dan tidak dapat bergerak seperti dulu lagi. Hal ini berdasarkan fakta bahwa terlihat beberapa dokter ternama di kota itu beberapa kali mengunjungi kediaman Walkins.Yang manapun itu, Marcus merasa sedikit lega memikirkan pelaku yang telah mencelakai istri dan anaknya mendapatkan balasan yang setimpal, dan ancaman terhadap anak dan istrinya untuk saat ini akan berkurang.“Apa yang sedang kau pikirkan?” suara Anna di depannya menyadarkan Marcus dari lamunan.Wanita itu telah pulih sepenuhnya. Begitupun dengan pu

DMCA.com Protection Status