Sarapan bersama dengan Kiran dan juga Arland. Yap, sebuah keluarga impian yang begitu didamba oleh Karel. Meskipun mamanya sudah tiada, padahal berharap bisa makan bareng dengan papanya. Namun itu seolah hanya jadi impian yang entah kapan akan terwujud.Makan bareng mungkin memang pernah terjadi, hanya saja seolah berada di dunia masing-masing. Tak ada efek kekeluargaan, ataupun sikap normal seorang ayah dan anak.“Ingat apa yang Tante bilang, kan, Karel. Nanti pulang sekolah kamu ke sini. Daripada ntar kamu bingung lagi siapa yang bisa bantuin ganti perban, gantiin baju, nyisirin rambut.”Karel tak menjawab ataupun membalas perkataan Kiran, tapi malah mengarahkan pandangannya pada Ziel yang duduk di kursi sampingnya.“Lah, kenapa malah Ziel yang dilirik. Kan Tante yang lagi ngomong,” ujar Kiran pada Karelyn.Ziel menyelesaikan makannya, kemudian meneguk minumannya. Kini fokusnya tertuju pada kedua orang tuanya.“Maaf, Ma, Pa. Bukannya aku nggak setuju jika Karel di sini, tapi bukanka
Read more