Di tempatnya berdiri, tak terlalu jauh dari bangku Seika, Welas menahan napas. Hampir saja terpekik, menyadari siapa yang bersama sahabat dekatnya tadi. Antara takjub, bingung dan tak percaya dia menyebut nama milik teman sekelas mereka waktu SMA dulu. "Jendra … Kok, bisa ada di sini? Bukannya dia di Bali, ya?" "Wow, dunia memang penuh misteri, ya?" bisik kagum Welas pada diri sendiri. "Penuh dengan teka-teka. Emh … Wah, bakalan ada cinta lama bersemi kembali, nih? Jendra kan cinta berat sama Seika? Ups! Mikir apa sih, aku? Mana mungkin bersemi kalau nggak dapat media tanam yang tepat dan subur?" Secepat mungkin Welas mengatur diri, jangan sampai menumbuhkan kecurigaan dalam diri Seika. Bagaimanapun dia tahu, cinta Seika hanya untuk Kama. Ya, walaupun berarti pedih di hatinya tetapi jelas itu bukan kesalahan Seika. Bukan pula kesalahan Kama. Begitulah adanya alur kehidupan yang harus dijalaninya. Rasa cinta memang tak bisa dipaksakan, bukan? "Yang paling penting kan, sekarang sudah
Read more