Akhirnya Welas sepakat untuk ikut mengantarkan Kama ke bandara. Bagaimanapun tidak sampai hati juga membiarkan Seika sendirian dalam situasi seperti ini. Bukankah seorang sahabat harus selalu ada dalam suka dan terutama duka sahabatnya? "Oke Sei, aku ikut nganterin Kama ke bandara. Aku tunggu di Pingit ya, depan toko mas. Ini aku OTW ke sana, dianterin Sekar naik motor." Serta merta Seika tersirami oleh keharuan. Begitu besar kesetiaan Welas padanya. "Wah, serius Welas? Okelah kalau begitu, sampai ketemu di Pingit, ya? Ini kami juga sudah mulai loading." "Sip, Sei. Aku tunggu, ya? Jangan lupa, di depan toko mas!" Seika mengatakan jangan khawatir, jadi Welas segera mengakhiri voice call-nya. Mendekati Sekar dengan segenap kemampuan membujuk, supaya mau mengantarkan ke tempat yang dia janjikan pada Seika. "Idih Mbak Welas, tadi barusan ngatain aku anak manja. Tukang ngadu. Eh, sekarang minta tolong dianterin. Apa nggak salah, tuh?" Demi suksesnya misi persahabatan, Welas memilih
Baca selengkapnya