Home / Romansa / Takdir Cinta Sang Anak Koruptor / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Takdir Cinta Sang Anak Koruptor: Chapter 61 - Chapter 70

99 Chapters

bab enampuluh - coba dulu (21+)

⚠️⚠️⚠️Warning⚠️⚠️⚠️ Bab ini mengandung unsur 21+ . . *** . .Winena bukannya tidak peka, tetapi sengaja tidak bertanya tentang apa yang mengganggu Sena yang sejak tiba di kafe hingga kini mereka sudah dalam perjalanan pulang ke kos—mereka tidak jadi menonton di bioskop—tampak terlihat benyak pikiran hingga tak banyak mengajak Winena bicara. Terkaan Winena ada hubungan dengan panggilan telepon tadi pagi yang tampaknya memengaruhi mood Sena seharian ini. Winena juga merasa ada yang aneh pada Sena setelah ia menyebut nama Nindi Fahrani, tetapi Winena tidak menemukan ala kaitannya dengan Sena. "Win, kayaknya kita harus ngobrol, deh," gumam Sena saat mobilnya memasuki gang yang mengarah ke kos Winena. "Apa ini berkaitan dengan mood kamu yang kayaknya lagi nggak bagus hari ini?" Sena meringis. "Begitulah." Winena mengangguk-angguk. "Oke." Mobil berhenti agak maju dari pintu gerbang kos Winena agar tidka menghalalkan jalan. "Aku agak lupa udah pernah kasih tahu kamu soal kerjaa
last updateLast Updated : 2022-12-04
Read more

bab enampuluh satu - tak bisa berhenti (21+)

⚠️⚠️⚠️Warning⚠️⚠️⚠️ Bab ini mengandung unsur 21+ . . *** . . Seringkali hasrat mengalahkan logika. Tubuh yang mendamba pada kepuasan, mencari-cari sumber yang bisa memenuhi kemauannya. Itu yang terjadi ketika Winena sudah menarik Sena dengan tergesa-gesa menuju kamar kosnya yang berada di lantai dua. Mengunci diri mereka di dalam sana untuk mencapai satu tujuan yang mereka idamkan. Kepuasan yang menggelora. Sesuatu yang telah lama tidak Winena dapatkan. Dan sekarang... Winena begitu kehausan. Akan sentuhan dan cumbuan yang bisa membakar setiap sel dalam tubuhnya. "Winena," Sena menahan tangan Winena yang sudah akan meraih wajahnya untuk kembali melabuhkan ciuman. Meski sudah tampak tersiksa dan harus segera melepaskan dahaganya akan Winena, Sena masih berusaha mempertahankan kewarasannya dengan berkata, "Kita harus berhenti sekarang." Hanya kernyitan yang Winena berikan. Kepala hingga ujung kakinya seluruhnya terasa gerah. Winena tidak bisa berpikir. Ia kembali maju, namun s
last updateLast Updated : 2022-12-06
Read more

bab enampuluh dua - jerat masa lalu

Subuh tadi, Sena pamit pulang setelah mengecupi wajah Winena yang masih bergelung di balik selimut. Winena baru beranjak dari tempat tidur setelah Sena benar-benar sudah beranjak pergi. Laki-laki itu sempat-sempatnya mengirimkan pesan suara, hanya beberapa menit setelah meninggalkan kos Winena. "Win, aku suka dekat-dekat kamu. It's true. Kalau bisa, aku maunya sama kamu terus. Pelukan sama kamu di atas kasur seharian. Terdengar menyenangkan sekali, iya kan? Tapi sayang banget aku masih punya tanggungan kerja sebelum ke Jakarta. Jadi, aku terpaksa pulang dulu. Nggak papa, ya? Kalau kangen aku langsung bilang, oke? Nanti sore aku samperin ke kos. Atau kamu mau kita ketemuan aja? Telepon aku kalau kamu udah bangun ya, Sayang." Dengan satu tangan memegangi selimut untuk membungkus tubuh telanjangnya, dan satu tangan lainnya memegang ponsel, Winena menjedotkan kepala ke tembok karena terlalu gemas dengan tingkah Sena. Selain lembut dan begitu pengertian, Sena rupanya juga begitu romant
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

bab enampuluh tiga - situasi tak terduga

Begitu mudah Faris membuat hidup Winena runtuh setelah usaha keras Winena bangun untuk kembali utuh. Tak jadi menaiki motornya sendiri, Winena memesan ojek online yang kemudian mengantarkannya ke kantor dalam keadaan linglung. Winena bersyukur tidak impulsif mengendarai motor di saat akal sehatnya seolah dicerai beraikan oleh panggilan telepon dari Faris. Panggilan telepon dari neraka dunianya. "Mbak Win, peletnya Mas Sena kok cepet banget habisnya?" Asih menodong Winena yang seharian di kantor beberapa kali termenung dalam bisu. Senyum cerah Winena kemarin sudah redup digantikan awan mendung yang seolah memayungi kepalanya sejak menjejakkan kaki di kantor. "Peletnya masih kuat kok, Sih. Di sini nih deg-degan kalau kamu sebut namanya dia," balas Winena dengan canda seraya menunjuk dadanya dan menyunggingkan senyum yang tak bisa sampai ke mata. Asih tertawa. "Kapan aku dikenalkan ke Mas Sena secara resmi nih, Mbak? Sekalian aku mau minta pajak jadian." "Kamu mau makan apa, Sih? A
last updateLast Updated : 2022-12-07
Read more

bab enampuluh empat - kabar

"Jangan ngelamun! Nanti ketempelan, lho, Win."Winena refleks berjengit mundur saat Sena menyentil keningnya. Menghentikan keruwetan pikirannya tentang Nindi Fahrani dan ajakannya untuk bertemu."Sakit, Sena!" pekik Winena seraya mengusap-usap keningnya dan memelototi Sena."Ngelamunin apa, sih?" tanya Sena tanpa rasa bersalah. Namun, tangannya tetap terulur untuk mengelus pelan kening Winena lalu melabuhkan kecupan singkat saat mobilnya terhenti di lampu merah.Nyatanya, sentilan di kening Winena tadi memang tidak terlalu keras. Winena hanya agak terlalu kaget karena lamunannya diinterupsi."Kenapa, Sayang? Kamu mendadak nggak pengen aku pergi, ya?"Winena tahu bahwa Sena mengajaknya bercanda, tetapi saat ini Winena tidak terlalu bisa membalas dengan canda yang sama.Sena mengernyit. "Lho? Beneran ternyata?""Nggak gitu. Ada hal lain yang perlu aku tanyain," ucap Winena ragu. "Tapi... aku bingung harus mulai dari mana.""Kenapa harus bingung?"Winena mendesah. "Karena ini akan menjad
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

bab enampuluh lima - trigger

Ibu tampak kaget saat Sena datang dengan seorang wanita. Namun, saat ini jelas bukan waktu yang tepat untuk membombardir Sena dengan pertanyaan. Meski terlihat sekali rasa penasaran yang tergambar di wajahnya, Ibu tak bertanya apa-apa selain menanyakan nama Winena. Sementara Bapak terlihat lebih menguasai diri dan langsung menyuruh Sena dan Winena duduk. "Gimana ceritanya Mbak Binar bisa dibawa kabur mantan suaminya? Malam-malam lagi kaburnya," tanya Sena tanpa menunggu lagi. Ibu membuang napas keras-keras. Tampak stres dan sedih sekali. "Pakdhe Budhe-mu kecolongan waktu lagi pergi ke hajatan tetangga. Anaknya Binar di rumah yang bilang kalau Binar pamit pergi ke warung sebentar buat beli susu. Tapi sampai Pakdhe Budhe pulang ke rumah jam sembilan malam Binar nggak pulang-pulang. Ditelepon berkali-kali nggak bisa tersambung. Panik langsung mereka. Waktu Pakdhe mencari Binar di sekitar rumah, ada tetangga yang bilang kalau dia melihat Binar dibonceng seorang laki-laki pakai motor. Pa
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

bab enampuluh enam - terpojok

Sore hari sepulang kerja, saat Winena datang ke rumah sakit untuk menjenguk Binar, kondisi Binar sudah mengalami banyak kemajuan. Pagi tadi, Binar sudah sempat sadar. Para dokter langsung mengecek kondisinya dan juga melakukan beberapa tes lanjutan. Dokter memberitahu bahwa respons tubuh Binar cukup bagus, kecuali salah satu kaki yang mengalami cidera sangat parah sehingga terindikasi kelumpuhan sementara. Gegar otak yang dialami Binar juga menyebabkan wanita itu masih kesulitan untuk bicara, tetapi menurut dokter itu hal yang wajar. Malah merupakan keajaiban karena luka-luka berat yang dialami Binar akan bisa sembuh total meski sudah pasti akan memakan waktu yang tidak sebentar. Di rumah sakit, Winena hanya bertemu Ibu dan Budhe. Rupanya, Pakdhe ikut pulang ke Magelang bersama Sena sekaligus menjemput anak Binar yang kemarin dititipkan ke tetangga untuk dibawa ke Yogyakarta. Sementara Bapak sedang pulang ke rumah. Winena bersama Ibu dan Budhe berpindah ke taman rumah saat waktu m
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

bab enampuluh tujuh - jatuh cinta

Pukul setengah sembilan malam, Winena sampai di kos dengan membawa beban pikiran yang membuatnya tertekan. Obrolan bersama Ibu, yang kemudian malah dilanjutkan dengan perdebatan Ibu dan Budhe tentang hubungan Sena dan Winena, menambah satu lagi masalah yang mengganjal pikirannya. Berjejalan dengan masalah Faris yang tiba-tiba datang lagi ke hidupnya dan juga gangguan kecil dari Nindi Fahrani.Pagi tadi, Winena mendapat pesan baru lagi dari Faris. Mantan suaminya itu sekali lagi mendesak Winena agar memberitahukan keberadaannya saat ini. Winena menganggap bahwa kemarin Faris hanya menggertak soal ancaman laki-laki itu yang akan mendatangi Tante Elis jika Winena masih bungkam.Lalu, tentang Nindi. Memang belum ada lagi kabar apa pun sejak Winena mengirimkan balasan akan penolakannya diajak bertemu. Winena sudah memutuskan akan membicarakan masalah itu dengan Sena dan akan melihat tanggapan laki-laki itu dulu.Winena mandi, berganti pakaian, dan mengaplikasikan skin care ke wajah yang se
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

bab enampuluh delapan - lelah jiwa dan raga

Sambungan teleponnya dengan Sena sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Winena telah mengubah posisi yang tadinya duduk menjadi berbaring miring. Masih dengan guling di pelukannya. Pengakuan Sena membuat Winena hampir menangis karena ketakutan akan luapan perasaan yang juga minta diungkapkan. Winena begitu saja sadar kalau dirinya pun mungkin sudah jatuh cinta terlalu dalam kepada Sena. Entah sejak kapan. Namun ada hal lain yang kini membuat Winena tegang. Mereka punya perasaan yang sama. Perasaan mereka untuk satu sama lain tumbuh dengan amat cepat dan berkembang beriringan. Tentu saja itu adalah hal yang baik, jika saja tidak ada ganjalan yang membuat Winena tidak bisa membalas pengakuan Sena tadi. Sampai dua jam kemudian telah berlalu. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu pagi dan Winena masih bertahan pada posisi miring mendekap giling. Ia memikirkan banyaknya topik yang harus ia bahas dengan Sena sebelum laki-laki itu berangkat ke Jakarta. Terutama tentang pembicaraan
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

bab enampuluh sembilan - ditampar kenyataan

Winena baru saja berpisah dari Asih yang sudah naik ojek untuk pulang, sementara Winena akan beranjak ke parkiran saat suara seorang laki-laki memanggil-manggil namanya. Winena yakin sekali jika ia tidak mengenal orang itu, tetapi Winena tetap menghentikan langkah dan membiarkan sosok itu mendekat. "Maaf, Mas. Kayaknya saya nggak kenal—" Laki-laki itu tiba-tiba mengulurkan tangan mengajak bersalaman dan berkata, "Saya Arjune Siahaan. Manajernya Nindi." Winena terperangah selama sepersekian detik. Kemarin-kemarin, Winena belum sempat memikirkan bagaimana cara Nindi mengetahui tentangnya yang tahu-tahu mengirimkan sesuatu kepadanya. Sebenarnya, sedalam apa hubungan Nindi dengan Sena hingga Nindi mau repot-repot sampai sejauh ini? Anjune menurunkan tangan yang teak bersambut setelah beberapa lama dan tetap tidak terlihat canggung sama sekali. "Nindi sudah menunggu di hotel. Saya harap Mbak Winena mau ikut saya untuk bertemu Nindi. Saya janji nggak akan lama." Memang benar, tadi siang
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status