Semua Bab Takdir Cinta Sang Anak Koruptor: Bab 81 - Bab 90

99 Bab

bab delapanpuluh - mau sampai kapan?

Rasa malu Winena seperti bertahan di wajah, bahkan setelah lebih dari setengah hari ia melakukan sesuatu hal yang gila untuk Sena. Yang bahkan tidak pernah Winena lakukan dengan Faris saat mereka masih menikah dulu. "Kamu nggak berniat pulang ke rumah buat ganti baju?" usir Winena yang diam-diam memperhatikan gerak-gerik Sena yang sedang sibuk mengeringkan tubuh bagian atas dengan handuk. Laki-laki itu baru selesai mandi setelah nyaris enam jam tidur nyenyak di kamar Winena. Dengkurannya keras sekali, menunjukkan dengan jelas bahwa selama beberapa hari terakhir laki-laki itu kurang tidur. "Aku memang nggak berniat pulang ke rumah. Malam ini aku langsung balik ke Jakarta." "Gila kamu?" Sena mendengkus. Ia menengok ke arah Winena dengan pelototan kesal. "Gila gara-gara kamu, Win. Aku nggak tenang ngebiarin kamu marah terus sama aku." "Tapi kan kamu bisa tinggal telepon aku." Setelah menggantung handuk di balik pintu kamar mandi, Sena menghampiri Winena yang duduk di ujung tempat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-26
Baca selengkapnya

bab delapanpuluh satu - cinta

Dulu, Winena cukup yakin dirinya bukan orang yang plin-plan. Tetapi semenjak bersama Sena, Winena menyadari bahwa beberapa kali ia impulsif melakukan sesuatu yang kemudian disesalinya. Seperti saat ia meminta putus kepada Sena, lalu dengan mudah diluluhkan oleh laki-laki itu, yang memiliki kesabaran luas sehingga tidak dengan mudah terpantik emosi saat berusaha meyakinkan Winena yang saat itu begitu tidak percaya diri untuk bisa tetap terus bersamanya. Kemudian saat kedua kalinya Winena meminta hal yang sama, sekali lagi, Winena dengan mudah kembali berubah pikiran. Siapa lagi jika bukan karena Sena? "Kamu yakin nggak mau nginep semalam aja di sini?" tanya Winena yang ke sekian kalinya. "Nginep di kos kamu?" Winena mengangguk yakin. "Tapi kamu lagi datang bulan. Kan nggak bisa diapa-apain, Win. Rugi dong!" Winena memukul lengan Sena dengan gemas. "Berisik, ah!" "Kamu nggak bisa diapa-apain, malah aku yang kamu apa-apain," goda Sena lagi. Dan Winena pun kembali memukul lengan Se
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-27
Baca selengkapnya

bab delapanpuluh dua - siap dan yakin?

Sena benar-benar tidak menyinggung sama sekali tentang Tante Elis ataupun tentang Ibu setiap kali menelepon Winena, seperti permintaan wanita itu di saat mereka bertemu terakhir kali. Meski masih ada sedikit rasa kecewa, Winena pun sudah kembali mengabari Tante Elis tentang keadaannya. Tidak setiap hari. Juga tidak terlalu mendetail seperti sebelum-sebelumnya. Tidak ada pula video call saat Om Tirta ingin bicara atau sekadar memastikan bisa melihat wajah Winena. Tetapi untuk keadaan yang sekarang, itu semua sudah lebih dari cukup. Tante Elis mungkin juga sempat merasa kehilangan Winena, karena balasan-balasan pesannya tidak menunjukkan tanda-tanda kemarahan seperti sebelum Winena pergi meninggalkan rumah tanpa pamit untuk kembali ke Yogyakarta minggu lalu. Tante Elis sepertinya juga paham kalau untuk sekarang mereka memang perlu menjaga jarak jika tak ingin hubungan mereka semakin renggang. Sebab, jika terus dipaksakan untuk mengerti perasaan satu sama lain, yang Winena takutkan ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-29
Baca selengkapnya

bab delapanpuluh tiga - ditakdirkan bersama?

Setelah akad nikah sahabatnya, Sena masih sempat mengajak mengobrol dengan Reiga tentang pekerjaan. Obrolan mereka yang serius dan sesekali ada ketegangan di antara mereka itu membuat orang-orang di sekitar mereka menyingkir satu per satu. Sementara itu, Winena pun memilih untuk mengobrol dengan istri Reiga yang bernama Kala sambil menyantap hidangan yang disajikan. Sama seperti Reiga, keluarga dan istrinya juga sangat ramah. Winena jadi tidak merasa terasing di tengah orang-orang yang baru dikenalnya."Aku udah kenal Sena cukup lama. Sekitar lima atau enam tahunan gitu dan dia sama sekali belum berubah. Masih sama seperti yang aku kenal pertama kali. Baik, ramah, walaupun sering juga bertingkah konyol," cerita Kala yang sejak tadi menodong Winena tentang awal mula Winena kenal dengan Sena.Winena tersenyum sembari melirik Sena yang saat ini tengah serius menekuri bendel kertas yang Winena yakini adalah berkas perkara kasus yang sedang ditanganinya bersama Reiga. Winena geleng-geleng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-01
Baca selengkapnya

bab delapanpuluh empat - telepon dari ibu

Lagi-lagi, agenda Winena yang ingin membayar 'utang' dengan berenang bersama Sena harus gagal sebelum terlaksana karena ada telepon dari Ibu yang meminta Sena agar cepat-cepat pulang ke Yogyakarta. Hari masih begitu pagi saat telepon itu datang. Sena dan Winena bahkan masih bergelung di bawah selimut. "Ibu, jelasin pelan-pelan ada apa? Kalau Ibu panik, aku juga jadi nggak bisa tenang nyetir dari sini nanti," kata Sena setelah sejak tadi mendengar suara Ibu yang terdengar gusar. "Kamu pokoknya langsung pulang sekarang. Ibu nggak bisa jelasin di telepon. Ini penting sekali." Sesuatu telah terjadi dan Ibu tidak mau langsung mengatakannya di telepon. "Soal apa, Bu? Mbak Binar? Semalam aku video call sebentar, Mbak Binar kelihatan baik-baik saja kok." "Bukan. Binar baik-baik saja, kata dokternya malah sudah boleh pulang dalam dua atau tiga hari ke depan." Ibu menghela napas. "Pokoknya kamu pulang saja dulu." Sena dan Winena bertatapan. "Sena, pulang ya," pinta Ibu. Memutus pandangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-04
Baca selengkapnya

bab delapanpuluh lima - sudahi saja

Saat Ibu marah-marah di telepon tadi, Sena sudah menduga kalau memang ada sesuatu tentang Winena yang Ibu ketahui karena Ibu benar-benar bersikukuh tidak ingin Sena membawa pulang Winena. Ibu juga terdengar marah sekali. Jadi, Sena mengetahui begitu saja bahwa apa yang akan dibicarakan Ibu adalah perihal yang sangat serius.Sena hanya tidak menyangka kalau ada seseorang yang sengaja mengirimkan sebuah paket ke rumah yang ditujukan langsung kepada Ibu. Sena tidak bisa memikirkan nama lain selain Nindi. Hanya wanita itu yang mengonfrontasi dirinya sejak mengetahui hubungannya dengan Winena."Ibu dapat foto-foto itu dari mana?" tanya Sena sembari menahan amarahnya kepada Nindi.Sena sebisa mungkin menahan diri dengan keras untuk tidak merobek-robek tumpukan foto pernikahan Winena dengan Faris yang langsung disodorkan Ibu ke muka laki-laki itu begitu tiba di rumah beberapa menit yang lalu. Sena bahkan belum sempat duduk."Apa itu penting sekarang, Sena?" Ibu menggeram marah.Kepala Sena p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-05
Baca selengkapnya

bab delapanpuluh enam - tak goyah

Bahkan meski sudah bertahun-tahun terlewati, tidak ada satu orang pun yang bisa benar-benar membuang masa lalu mereka. Sekeras apa pun mencoba. Seperti Winena yang sudah sengaja menjauh dan melarikan diri, bayang-bayang itu tetap terus mengikuti. Winena mau tidak mau harus menerima kenyataan dan berusaha menjalani hidup dengan apa adanya. Dan Winena pun kini harus meyakinkan Ibu agar wanita itu mau menerima Winena beserta masa lalunya. Seperti yang Sena janjikan, Sena menceritakan apa yang terjadi di rumah. Sena tidak menjelaskan secara detail tentang apa yang dikatakan Ibu, tetapi Winena mengerti apa yang diinginkan Ibu. Ibu yang tidak bisa menerima Winena karena telah mengetahui status Winena yang pernah menikah. Winena dipaksa untuk berhenti sebelum sempat benar-benar berjuang. Tetapi, cerita Sena tidak berhenti hanya sampai di sana. Setelah banyak perdebatan, Ibu bisa sedikit luluh dan mengizinkan Winena untuk datang ke rumah. Setelahnya, semua keputusan ada di tangan Ibu. Kala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-06
Baca selengkapnya

bab delapanpuluh tujuh - langkah yang sama

Setelah kembali ke Jakarta, terhitung sudah satu bulan berlalu, pekerjaan Sena ternyata tidak bisa ditinggalkan barang sebentar saja, terlebih setelah ditemukannya lebih banyak bukti pada kasus korupsi yang sedang ditanganinya. Sena sibuk sekali hingga untuk bertukar pesan dengan Winena saja hanya sempat saat sudah mau tidur dan saat bangun tidur saja. Di waktu malam siang, Sena juga lebih sering tetao bekerja. Sena pun tak punya waktu untuk melakukan video call sehingga Winena hanya puas mendengarkan suara Sena lewat voice note dan menahan rindu yang semakin menguat.Karena kesibukan Sena yang entah kapan akan berakhir, Winena berniat untuk datang ke rumah orang tua Sena sendirian. Winena tidak bisa lebih lama lagi menunggu untuk segera menemui Ibu dan menjelaskan segalanya. Namun, Sena tidak mengizinkan. Sena tidak ingin Winena sendirian saat harus menghadapi Ibu."Semoga minggu depan aku bisa pulang ya, Sayang," ucap Sena melalui sambungan telepon.Tadi pagi, Winena sengaja mengiri
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-07
Baca selengkapnya

bab delapanpuluh delapan - war zone

Pukul sembilan pagi, Winena sudah bersiap-siap untuk berangkat ke rumah orang tua Sena. Tadinya, Winena berniat untuk memesan taksi karena ia terlalu gugup untuk menaiki motornya sendiri. Tetapi saat Winena keluar dari kamar kosnya, Sena tahu-tahu sudah berada di sana. Bersandar di tembok, menunggu Winena bersiap-siap. Laki-laki itu menyunggingkan senyum meneduhkan yang membuat Winena sedikit lebih rileks. "Aku kan udah bilang kalau aku mau naik taksi aja," protes Winena seraya menggenggam tangan Sena dan keduanya menuruni tangga bersama-sama. "Bapak yang minta aku jemput kamu. Aku juga lebih lega kalau jemput kamu langsung daripada nungguin di rumah," balas Sena yang langsung didorong menjauh saat laki-laki itu akan mencium pipi Winena. "Jangan cium-cium, ah." "Kenapa, sih? Aku kan kangen, Sayang." "Nggak usah banyak alasan, deh. Kamu emang cuma pengen cium-cium aja kan? Lagian kemarin udah puas kangen-kangenannya," cibir Winena. Kemarin sore, Sena benar-benar langsung datang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-08
Baca selengkapnya

bab delapanpuluh sembilan - takdir yang berseberangan

Ibu tidak punya alasan lagi untuk menghakimi Winena tentang statusnya yang pernah menikah itu, karena ada kenyataan lain yang lebih besar—takdir rumit yang mengikat Sena dan Winena—yang telah menamparnya dengan keras dan telak."Ini terlalu sulit untuk kalian berdua," kata Ibu dengan suara begitu sedih, setelah cukup lama larut dalam tangis. "Kenapa kalian mau-maunya merepotkan diri dalam hubungan yang hanya akan mendatangkan banyak sakit?""Kami akan baik-baik saja, Bu," ucap Sena percaya diri. "Selain cinta milik kami berdua, doa dan restu dari Bapak dan Ibu-lah yang akan menjadi bekal kami dalam membina hubungan ke depannya. Tanpa bekal itu, kami juga nggak akan bisa ke mana-mana.""Apa nggak bisa kalau kalian berteman saja?" pinta Ibu."Ibu—""Nak Winena," Ibu memotong ucapan Sena dan menatap Winena. "Ibu sangat bersimpati dengan apa yang sudah menimpa keluargamu. Kalau Ibu yang ada di posisimu, pasti Ibu nggak akan sanggup bertahan. Kamu kuat. Kamu hebat. Tapi, Nak, masa lalu kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status