Pukul sembilan pagi, Winena sudah bersiap-siap untuk berangkat ke rumah orang tua Sena. Tadinya, Winena berniat untuk memesan taksi karena ia terlalu gugup untuk menaiki motornya sendiri. Tetapi saat Winena keluar dari kamar kosnya, Sena tahu-tahu sudah berada di sana. Bersandar di tembok, menunggu Winena bersiap-siap. Laki-laki itu menyunggingkan senyum meneduhkan yang membuat Winena sedikit lebih rileks. "Aku kan udah bilang kalau aku mau naik taksi aja," protes Winena seraya menggenggam tangan Sena dan keduanya menuruni tangga bersama-sama. "Bapak yang minta aku jemput kamu. Aku juga lebih lega kalau jemput kamu langsung daripada nungguin di rumah," balas Sena yang langsung didorong menjauh saat laki-laki itu akan mencium pipi Winena. "Jangan cium-cium, ah." "Kenapa, sih? Aku kan kangen, Sayang." "Nggak usah banyak alasan, deh. Kamu emang cuma pengen cium-cium aja kan? Lagian kemarin udah puas kangen-kangenannya," cibir Winena. Kemarin sore, Sena benar-benar langsung datang
Terakhir Diperbarui : 2023-01-08 Baca selengkapnya